SIAPA SUYADI SAN?
Oleh :Siamir Marulafau
Inilah salah satu buku bertajuk "DRAMA : Konsep Teori Dan Kajian" ditulis oleh Suyadi San. Buku ini sangat memberikan pencerahan yang sangat baik bagi para siswa atau mahasiswa/i di kampus karena mudah dimengerti yang menyangkut masalah Teori dan Kajian.
Selain itu juga Penulisnya adalah Bpk Suyadi San, yang telah berpengalaman alam dunia tulis menulis buku dan artikel serta puisi,Tak heran lagi jika Beliau ini sangat aktif menulis dan membaca puisi sampai ke Bachok,Kelantan Malaysia.
Jika anda ingin tahu siapa Bpk Suyadi San?Anda boleh datang ke Balai Bahasa Sumut dan Beliau bekerja sebagai staf di sana. Dia sangat aktif membina GENERASI dalam bidang Sastra.Sebagai seorang Penyair dan Penulis, saya sangat kagum melihat keaktifan Beliau membina generasi serta menulis beberapa buku yang bermanfaat bagi pemirsah di tanah air. Sebagai buktinya, saya telah membaca bukunya bertajuk "DRAMA : Konsep Teori Dan Kajian",,,membentangkan cakrawa yang amat luas bagi generasi yang tertarik dalam bidang drama.Bukunya sangat bagus dibaca karena pemirsah dapat mengetahui apa itu Drama , konsep dan beserta teori dan Kajiannya. Saya sebagai Penulis sangat merasa bangga karena ada salah seorang pakar Dramawan di Sumut yag handal dan jika ditelusuri dan dilihat kompetensi Beliau sudah mencapai target Prof dan melebihi S3 meskipun Beliau masih S2,,,,dan banyak kita lihat yang meraih gelar S3 , dan mereka masih belum menciptakan karya tulis seperti buku yang disebut di atas, dan tak perlu disebut nama mereka satu per satu karena akan takut masuk angin,,,,hehehe.
Siapa sebenarnya Bpk Suyadi San? Dia adalah sohib saya dan sejak mulai kenal dengan Beliau , saya sudah wanti-wanti dan curiga,,,, dan termasuk Siamir Marulafau, dan Bpk Shafwan Hadi Umry, juga telah banyak menulis buku- buku Sastra, dan sebagai buktinya buku-buku sastra ketiga Sastrawan Sumut ini telah lolos kurasi pada acra MUNSI, 2017 di Ancol,Jakarta, dan yang paling top lagi adalah Bpk. Damiri Mahmud yang menulis buku karya sastra juga termasuk Pemenang pada HPI Jakarta pada akhir bulan Desember yang lalu.,dan banyak lagi sastrawan sumut yang handal seperti Bpk Porman Wilson Manalu, Bpk Hmyunus Tampubolon, Zulkarnaen Siregar, Sartika Sari, dll yang tak disebut namanya.
Merujuk pada keaktifan Bpk Suyadi San sebagai Dosen di Fakultas Ilmu Pendidikan UMSU, Beliau juga sebagai sosok yang handal dalam penulisan buku Jurnalistik,,,,(baca red), dan keaktifannya ini dapat dijadikan sebagai contoh dan tauladan bagi GENERASI penerus supaya pakar-pakar penulis di Sumut jangan sampai punah.
Wassalam,
dtt
Siamir Marulafau
UCAPAN TERIMA KASIH
Oleh : Siamir Marulafau,dosen Fib USU
E-mail : siamirmarulafau7@gmail.com
Di celah-celalah acara khitaman putra Bpk.Dr. Suhaimi,SH ,M.Hum ini, Penyair Dalam Lingkaran Cinta mendapat pemberian buku antologi Cerpen bertajuk " PELUKAN TERAKHIR " Tsi Taura Dkk : Antologi Cerita Pendek Covid-19 Pilihan Kosambi.
Sebagai salah seorang anggota grup KOSAMBI, sangat tertegun dan merasa bahagia walaupun tak ada karya cerpen saya dalam antologi ini tetapi setelah saya lihat dan membaca dengan cermat maka saya katakan bahwa semua cerpen dkk adalah bagus-bagus tak lari dari tema yang ditentukan. Apalagi pada halaman 7 terlihat ulasan tentang maksud dan tujuan penulisan cerpen yang dibentangkan oleh pakar dari Balai Bahasa Sumatra Utara, Bpk. Suyadi San (Sastrawan) adalah sangat memuaskan hati pembaca.Mengapa dan ada apa dengan cerpen itu? Ulasan tersebut sangat tepat dalam berbagai pembicaraan terutama masalah tema , dan teori-teori yang dipaparkan.,dan segala aspek yang mendukung penulisan cerpen oleh 23 orang cerpenis.
Meskipun demikian, saya sebagai pembaca juga turut memberikan hal yang menggembirakan terutama dalam tema dan sistem penulisan bahwa tema sangat tepat dan penulisan serta penggunaan bahasa tidak menyimpang dari apa yang diharapkan. Walaupun ditulis dengan tema yang sama tapi judul berbeda-beda. Tapi entah mengapa mata saya melirik pada satu topik cerpen bertajuk" PELUKAN TERAKHIR" Oleh Tsi Taura. Rasanya hati saya terpesona. Mengapa Topik ini sangat menggugah hati saya karena penulis cerpen menceritakan kehidupan seorang tokoh bernama Fatimah, yang menjadi salah seorang korban covid-19. Tapi walaupun demikian nasib seseorang akan berubah dan untung Janda itu diselamatkan oleh seorang tokoh bernama Ivo walaupun akhirnya Ivo juga dipanggil oleh Maha Pencipta.Waduh sedihnya dan membuat hati pembaca merasa IBA. Dari sistem penulisan, Penulis cerpen sangat pandai memainkan dan menggunakan kata-kata dengan menggunakan MAJAS. Jadi, cerpen terasa indah dibaca. Saya sebagai pembaca merasa heran sekali dengan kemampuan penulis cerpen ini.Mengapa dan ada apa? Karena latar belakang pendidikannya bukan dari sarjana sastra. Kok, seorang Advokat Jaksa bisa menulis karya sastra malahan lebih paten dari sarjana sastra. Maaf iya bukan saya puji dan jangan naik kuping Adikku, DR. Suhaimi, SH,M. Hum. Apa yang yang saya tulis ini adalah benar dan bukan mengada-ada. Jelas, terbukti. Coba kita bayangkan dan pikirkan banyak sarjana sastra baik dari bahasa Indonesia maupun dari jurusan sastra , bahasa Inggris tak bisa menulis karya sastra (Sebahagian dari mereka itu, dan tak banyak yang bisa ), betul apa tidak?
Merujuk pada topik cerpen yang ditulis di atas, topiknya sangat menarik dan saya juga menulis antologi kumpulan cerpen tentang covid-19 bertajuk " CIUMAN TERAKHIR". Waduh, dengan ulasan dan tajuk yang berbeda. Dengan penuh kerendahan hati membaca karya Bapak Dr Suhaimi di atas, saya sebagai pembaca dan penulis esei singkat ini memohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan karena saya bukan malaikat dan masih HIJAU dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Associate Prof. Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
Nip. 19580517 1985031003
BERBAGI KARYA
Oleh :Siamir Marulafau
Di celah-celah peresmian acara Khitaman salah seorang putra Bapak Dr.T. Suhaimi, SH; M.Hum /Tsi Taura, Penyair Dalam Lingkaran Cinta (Siamir Marulafau), dosen Fib USU, ini membagi sebuah antologi puisi bertajuk "TRI LOGI MERAH" karya Ibu Ni Putu Putri Suastini, seorang penyair dan sastrawan terkenal dari Provinsi Bali. Antologi puisi ini sangat bermanfaat dan memberi nilai kehidupan berazaskan keberanian dalam menelusuri kehidupan yang didasari pada alam semesta. Pembaca buku antologi puisi ini juga merasa karya Ibu Gubernur Bali ini sangat memberikan dampak positif kepada pemirsa di tanah air. Untuk ini, pembaca (Siamir Marulafau) merasa tidak salah langkah jika buku antologi ini berbagi pendapat dalam membaca dan membahas karya penyair kita ini yang telah banyak menulis , membaca puisi dan bergelimang dalam teater sebagai AKTRIS, pelaku pentas dalam pementasan drama. Hal ini sangat membuat hati pembaca tertegun.
Penerima buku ini tentu saja tak akan menolak pembagian ini karena Bapak Dr. T.Suhaimi, SH, M. Hum ini sangat dikenal sebagai penggemar seni dan penyair, serta Sastrawan Sumatra Utara, Nasional yang telah banyak menulis puisi, cerpen dan menerbitkan banyak buku antologi puisi dan cerpen. Beliau juga penggemar teater. walaupun Bpk ini adalah sebagai Jaksa di Jakarta tapi ternyata sangat berpotensial dalam penulisan karya sastra. Bpk Suhaimi seorang Pengawas KOSAMBI, yang mengawasi sebuah grup dalam penulisan karya sastra, puisi dan naskah teater, yang diketuai oleh Bpk.Drs. Suyadi San, M.Hum ( Penyair dan Sastrawan Nasional). Sebagai bukti ,kita dapat menyaksikan berbagai pertunjukkan teater yang pelaku dan aktornya adalah Agus Susilo , Bpk Idrus Pasaribu dirumah Bpk Suhaimi sendiri, yaitu : Jln. Palembang Nomor 16, Kota Binjai, Sumatra Utara, Indonesia.
Demikianlah ulasan yang dapat dibentangkan dalam upaya menambah wawasan dan cakrawala penulisan karya sastra dalam dunia penciptaan karya sastra di tanah air. Jika ada kesalahan dalam penyampaian, mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Associate Prof.Drs. Siamir Marulafau,M.Hum
Nip. 19580517 1985031003
MEMBACA "JAWABAN KEPADA TUHAN" Karya Faridah Jaafar
Oleh : Siamir Marulafau
"Jawaban Kepada Tuhan" adalah sebuah buku Antologi puisi yang merupakan kumpulan puisi yang terdiri dari 159 halaman ditulis oleh Faridah Jaafar, seorang pensarah di Fakultas Sosial Politik Kajian jarak jauh Universiti Sains Malaysia(USM) Penang. Dalam Antologi ini kelihatan banyak puisi yang ditulis dengan tajuk bervariasi dan bernadakan tentang kehidupan penulis dengan sang suami yang sangat dicintai.
Membaca beberapa puisi yang ditulis oleh sang penyair kelihatannya sangat menarik karena penyair menulis puisinya dengan penuh metaforik yang indah dan menyentuh hati. Maka dalam waktu yang sempit ini,Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca juga sangat terharu dan merasa pilu dengan cakapan penyair menceritakan sebuah kisah perjalanan hidup yang pahit dalam menempuh gelombang laut yang amat besar sampai hanyut ke hamparan yang tak terjangkau dengan pandangan mata telanjang tapi namun demikian pembaca sangat berhati-hati mengamati apakah pincalan yang ditempuh dengan jarak jauh sampai ke titik akhir atau tidak,,,,,, dan tentu dalam buku bertajuk " Jawaban kepada Tuhan" akan terjawab,,,,bagaimana seorang wanita tertinggal di atas sebuah perahu dengan tak ada tempat mengadu lagi, dan tentu akan terombang ambing di tengah lautan tanpa ada pulau berbayang di semenanjung pulau kulalui setiap hari,,,,,.
Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca juga turut hanyut dalam gelombang kehancuran karena Sang penyair adalah senapas dengan sang pembaca karena dia kebetulan juga sebagai PENYAIR.
Cetusan dan rintihan yang dialami sang penulis puisi sungguh memprihatinkan karena hampir semua puisi yang ditulis bernapaskan kesedihan akan kehilangan sang suami yang sangat dicintai seperti gelombang laut menerpa tepi pantai akan kembali hanyut di hamparan yang tak akan kembali lagi. Pengalaman pahit ini juga terdampar dalam dunia ditempuh oleh
Penyair Dalam Lingkaran Cinta yang membuat dia menjadi penyair karena sang istri dicintai telah sirna ditelan angin dan tak akan kembali lagi dan sebagai akibat dari kehilangan ini dia dijuluki
Penyair Dalam Lingkaran Cinta karena memulai menulis puisi dan menjadi PENYAIR di berbagai grup di face book dan beberapa media sosial. Dan tak heran lagi jika penulis puisi bertajuk "Jawaban Kepada Tuhan" ini menggambarkan isi hatinya dengan sepenuh hati mengungkapkan betapa sedih dan perih hatinya atas kehilangan sang suami, dan sesungguhnya Jawaban kepada Tuhan itu telah diselimuti dengan kehadiran sebuah Antologi puisi bertajuk "TAQWA Kepada Allah".
Saya sebagai pembaca puisi-puisi yang ditulis dalam Antologi bertajuk "Jawaban Kepada Tuhan " ini juga tersanjung atas tulisan yang sangat baik dalam bentuk literasi yang indah dengan pengungkapan kata-kata yang sesuai serta metaforik yang indah dan bagus dibaca dengan arti bahwa semua diksi yang digunakan sesuai dalam pengungkapan. Jika ditelusuri makna yang tersirat di balik tersurat , nampaknya sangat tepat jika dilihat dari sudut pandang sang penulis atas karya yang ditulis dalam pengungkapan rasa kesedihan karena kehilangan dan hal ini dapat dilihat dalam sebuah sebuah puisi bertajuk "BABAH".
" Aku rindu akan babah yang dulu
babah masa lalu
babah selalu punya waktu
babah sering tersenyum kepadaku
babah sabar meladeniku
babah setiap waktu meladeniku
babah setiap waktu menyantuniku
babah sering berlaku rindu
babah menyatu denganku
babah tidak menghakimi meluluh"(Faridah,2018:103)
Jika dianalisis bait- bait puisi pada bentuk puisi I, di atas kelihatan bahwa sang penulis puisi sangat merindukan sang suami yang telah sirna di dunia fana ini, dan semua larik-larik menggambarkan kerinduan pada masa lalu, dan hal ini telah terpatrik dalam hati penulis puisi yang tak bisa dilupakan seumur hidup.Ternyata pada bentuk puisi ke II, terungkap rasa kesal dan haru dengan penuh kesedihan atas penyakit yang diderita sang suami membuat penulis puisi putus harapan akan cinta dan kasih sang suami yang cintanya semakin memudar karena Suami akan bakal dipanggil oleh Allah SWT, dan di sinilah penulis puisi merasa kehilangan dan mencari cinta BABAH lagi, dan apakah ini mungkin?
Jika dianalisis bait- bait puisi pada bentuk puisi I, di atas kelihatan bahwa sang penulis puisi sangat merindukan sang suami yang telah sirna di dunia fana ini, dan semua larik-larik menggambarkan kerinduan pada masa lalu, dan hal ini telah terpatrik dalam hati penulis puisi yang tak bisa dilupakan seumur hidup.Ternyata pada bentuk puisi ke II, terungkap rasa kesal dan haru dengan penuh kesedihan atas penyakit yang diderita sang suami membuat penulis puisi putus harapan akan cinta dan kasih sang suami yang cintanya semakin memudar karena Suami akan bakal dipanggil oleh Allah SWT, dan di sinilah penulis puisi merasa kehilangan dan mencari cinta BABAH lagi, dan apakah ini mungkin?
Jika di analisis lebih lanjut lagi bahwa pada alinea ke III puisi ini, Penulis puisi diingatkan akan cinta dan kasihnya terbelenggu tapi namun demikian cinta itu tak akan luntur begitu saja dan sebagai buktinya, penulis puisi berhasil merebut kembali cinta dan kasih yang sekian lama terpendam meskipun cinta itu kadang dihiasi dengan amarah tapi itu kan merupakan bunga- bunga rumah tangga dalam bercinta. Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca dan menganalisis serta memahami konteks puisi terditeksi bahwa Penulis puisi bertajuk "JAWABAN KEPADA TUHAN " adalah sebuah untaian Antologi yang sangat bagus dibaca tentang curahan hati yang sangat perih dan pedih akibat KEHILANGAN, hal ini lazim kadang dialami oleh insan di dunia fana ini sebagai COBAAN pada setiap hamban-Nya utuk lebih bersabar dan TAQWA kepada-Nya. Hal ini dapat dilihat pada bait-bait puisi di bawah ini :
"Faridah ada peringatan buatmu
mungkin bukan cinta babah yang berlalu
hanya kau terbelenggu daan keliru
hanya kau berterusan
bermelangkolia tentang cinta dulu
mungkin kau terlalu melulu,,,,,
menarik dan merebut kembali babah
dari pada pelukan sel kanser itu (Faridah,2018:104)
Hal yang serupa juga terdapat pada beberapa topik puisi seperti : "Jubah Cinta" , " Dia Yang Sempurna" ,"Kenyataan", "Pejuang Tabah"," Menyulam Mimpi", dll. Satu hal yang membuat saya kagum dan terinspirasi adalah Penulis yang bukan berasal dari jurusan Sastra tapi berasal dari jurusan Sosial Politik di USM,,,,,,.Kok menulis karya sastra jenis puisi lebih mantap dari orang-orang yang berasal dari jurusan Sastra,,,,,aneh,,,aneh dan sungguh luar biasa.
Saya sebagai pembaca bukan mengkritik tetapi hanya sekedar membaca dan memahami apa makna yang tersirat di balik yang tersurat dari beberapa puisi ditulis dengan tajuk " Jawaban Kepada Tuhan". Dan sungguh ini menjadi suatu kajian yang dapat dikaji dari berbagai unsur teori dalam ilmu Sastra, dan teori yang paling ampuh dalam menempuh makna puisi secara keseluruhan dalam Antologi ini adalah berdasarkan teori Rene Wellek dan Austin Warrent dalam ilmu sastra "The Theory of Lierature" merujuk pada Pendekatan Sosial Philosofis (Social Phylosopical Approach) dengan metoda DESKRIPTIF karena penulis puisi cenderung bercerita dan menggambarkan tentang isi hatinya melalui beberapa puisi yang ditulis dengan tajuk-tajuk yang berbeda.
sm/13/12/2018
TERIMA KASIHKU
diatas artikel ini mengulas dan menghurai apa yang ada di jiwaku.
SEPINTAS ANALISIS TENTANG LUKISAN
Mazlan Noor Along berjudul “Cintailah Bumi”
Oleh : Prof. Siamir Marulafau
Bila kita melihat lukisan Bapak Mazlan Noor Along ini dengan teliti dan cermat atau manatapnya dengan sistem 3 dimensi disertai dengan perasaan yang sangat mendalam, maka bulu kuduk kita akan naik ke langit biru yang tak dapat di capai. Mengapa? Lukisan ini sangat membuat hati kita gementar dan terpesona memandangnya.
Dalam pandangan saya kombinasi dalam mencampur warna lukisan sangat tepat. Dengan pengertian bahwa setiap warna yang terurai dalam setiap blok berwarna melukiskan sesuatu yang bermakna, baik dalam warna daun, seperti hijau, kuning merah, atau kemarah-merahan dan warna biru menggambarkan warna-warna yang ada di bumi. Pelukis tentu saja memiliki inspirasi yang sangat tajam dalam mengekspresikan tema tertentu sesuai dengan apa yang tersirat dalam hati pelukis. Ini bukan hal yang gampang dibuat.
Pelukis memiliki kemampuan ilmu yang sangat peka dan memadai untuk melukis, terutama dalam menentukan MAKNA LUKISAN. Apa tujuan dan manfaat lukisan bagi pemirsa di seluruh penjuru dunia.
Setelah saya melihat dan memandang lukisan dengan sistem 3 dimensi, maka saya mengatakan bahwa pelukis cenderung menggambarkan serta memberi ilustrasi tentang BUMI. Bumi dalam yang diartikan dalam lukisan ini memiliki wajah yang cantik dan kecantikan itu harus dijaga oleh manusia yang punya akal sehat. Ini adalah merupakan salah satu kodrat Allah SWT memberikan keindahan kepada manusia bahwa bumi itu adalah tempat khusus untuk manusia. Dalam hal ini diberikan hak dan wewenang kepada Nabi Adam A.S. sebagai Khalifah untuk menjaga kelestarian alam.
Dalam lukisan ini, pelukis menghimbau pada seluruh insan di bumi supaya menjaga kelestarian laut, tumbuhan, pepohonan dan terutama sekali daratan dan ekosistem bumi supaya jangan runtuh. Jika pepohonan selalu ditebang maka yang akan terjadi adalah BANJIR BANDANG, dan jika laut tidak dijaga maka ikan-ikan akan mati dan yang merugi adalah manusia di bumi.
Merujuk pada lukisan ini, pelukis memberikan pesan bahwa bumi harus dijaga supaya bumi yang dipijak dan dihuni ini, jangan digetarkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat pada kombinasi warna tanah kekuning-kuningan dan terutama isi yang terkandung dalam bumi itu sendiri. Dalam hati pelukis tertanda bahwa semenjak bumi ini diciptakan Allah SWT, telah difikirkan apa sesungguhnya kebutuhan manusia di bumi beserta makhluk
lainnya…khususnya haiwan-haiwan akan membutuhkan daun-daun dan pepohonan untuk diperlukan manusia. Warna hijau mengaju pada lumut dan putih adalah karang dilantai lautan juga tergambar dalam lukisan ini, yang memberikan makna bahwa ikan-ikan di laut membutuhkan lumut berkarang di bawah atau di rimba laut. Maka dengan adanya lukisan yang luar biasa ini , manusia di bumi harus mensyukuri segala nikmat dari Allah SWT., supaya manusia jangan merusak dan selalu menjaga EKSISTENSI BUMI sebagai ciptaan maha hebat oleh Allah SWT.
Demikianlah sepintas apresiasi saya sebagai penglihat dan pembaca dalam diri tentang manifestasi lukisan Mazlan Noor yang sangat mengagumkan dan menawan hati para pemirsa di dunia ini. Tak heran jika Bapak Mazlan Noor Along ini seorang PUJANGGA DAN PELUKIS ternama di Malaysia atas kreatifitasnya dalam bidang seni lukis dan seni puisi. Jika ada kekhilafan dalam penglihatan dan pembahasan lukisan, saya mohon dimaafkan.
"sebuah karya memancar ribuan makna"
Wassalam,
dtt
Associate Prof. Drs Siamir Marulafau, M. Hum
NIP.19580517 1985031003
SEKILAS TINJAUAN PUISI ADRI DARMADJI WOKO BERTAJUK " BERLAYAR TERBANG"
Oleh : Siamir Marulafau
I. PENDAHULUAN DAN ANALISIS
Rasa takjub saya semakin menghilang setelah saya memberanikan diri membuka paket yang dikirim semalam. Rupanya sebuah antologi puisi yang berisikan puisi 184 penyair. Ternyata, setelah saya membaca judul-judul puisi dengan cepat secara keseluruhan, terlintas satu judul puisi yang menarik karya Adri Darmadji Woko dalam sebuah buku antologi puisi bertajuk " RANTAU".
Jika judul puisi ini diamati dengan cermat, akan menggugah hati pembaca. Mengapa tidak? Dari tajuknya saja hati kita sudah melayang. Sungguh judul puisi ini menarik karena penyair menggunakan bahasa metaforik dengan gaya bahasa indah seperti PERSONIFIKASI. Jika kapalnya berlayar terbang,iya jelas kapalnya akan menggunakan sayap. Secara logika, apakah ini mungkin? Inilah gubahan sastra. Di sini penyair bebas menggunakan kata-kata merujuk pada makna sesungguhnya yang ada dalam benak si pengarang. Siapa lagi pengarangnya jika seorang penyair senior berpengalaman, yang disebut-sebut kelahiran Yokyakarta. Alumni Sekolah Tinggi Publistik dan Universitas Jakarta. Pengarang kita ini telah banyak menulis karya-karya sastra dan pantas jika penyair ini termasuk salah seorang dewan kurator di Negeri Poci.
Jika puisi penyair kita ini ditelusuri dan diamati dengan cermat, maka kita sebagai pembaca akan hanyut di hamparan lautan yang luas karena penulis puisi sangat ahli dalam menggunakan kata-kata merujuk pada makna dan tema puisi yang direncanakan. Sebagai bukti bahwa dalam baris-baris puisi di bawah ini akan terdapat metaforik bahasa indah seperti :
"Melaju kapal berlayar
sekoci bergegas lepas
dan waktu yang lekas
Merambat di muka samudra
ketika menyelidik tiada
Di manakah yang dicari
hambar dari pandangan mata
diseru-seru tiada menentu."
Selain penggunaan bahasa metaforik yang indah , makna puisi ini pun tidak akan sulit diketahui khususnya makna yang tersirat di balik tersurat. Penyair pada baris-baris yang terakhir mengungkapkan kepada pembaca bahwa ada " Sebuah cahaya benderang di gelap malam". Dalam ilmu sastra dikatakan bahwa "CAHAYA"itu merupakan simbol kekuatan jika dihubungkan kehidupan manusia. Ironisnya, jika cahaya ini semakin terang dan bebas hambatan maka kehidupan manusia pun semakin terang. Analogi makna puisi jika kita semakin dekat dengan maha PENCIPTA maka semakin terang hidup kita.Kemungkinan inilah kunci pengertian dan inti puisi penyair kita ini yang ditulis bebas dalam bentuk PUISI PROSA LIRIS. Bentuk puisi seperti ini termasuk puisi kontemporer, yaitu penyair bebas menggunakan kata-kata yang sesuai dengan tema dan tidak terikat pada rima ( Ryme).
Yang paling menari dalam puisi ini, yaitu penyair alat yang digunakan untuk mencari sesuatu itu adalah KAPAL dilayarkan sampai terbang shingga sekocinya pun terlepas karena cepat. Kemudian Kapalnya menukik ke lautan dalam. Inilah indikasi yang tepat disajikan pada pembaca bahwa penyair sangat serius mencari sesuatu yang membuat kehidupan terang di dunia ini dengan mengarungi lautan yang luas dan menyelam di dasar laut. Walaupun yang dicari itu semakin samar tapi semakin nampak, dan itu usaha manusia di bumi Tuhan. Dengan catatan bahwa dalam eksistensi kehidupan manusia tidak boleh berpangku lutut. Manusia harus berusaha mencari sesuatu yang ada dan mengadakan yang tidak ada, dan ini namanya melepaskan IKHTIAR. Dalam Al-Qur'an juga Allah (Tuhan) menginginkan manusia supaya manusia dalam perjalanan hidup di dunia harus berbuat dan mencari kehidupan karena perjalanan hidup manusia di dunia ini termasuk "KEHIDUPAN YANG MERANTAU".Tak salah lagi jika penulisan puisi ini menyangkut dan merujuk pada tema yang dirancang sebelumnya. Sebagai buktinya,mari kita lihat baris-baris puisi di bawah ini :
"Menukik ke lautan dalam
di hari-hari lepas
Pelan-pelan menyembul-selam
bayang-bayang di kejauhan
Semakin samar, semakin nampak
seperti ada kabut cahaya
di lautan maha kelam
bayang-bayang dikejauhan
Remuk redam di dasar samudra
Semakin terang bebas halangan
Sebuah cahaya benderang
di gelap malam
Semakin ke dalam, jauh melayang
Berlayar malam
Terbang kelam
Jauh nian !"
II. OPINI KRITIK DALAM SASTRA
Sebagai salah seorang pembaca puisi ini, saya mengatakan bahwa puisi sangat menyentuh hati karena maknanya yang tak simpang siur. Maknanya sangat tepat jika dikaitkan pada tema penulisan antologi sebelumnya. Penyair sangat lihai menggunakan diksi yang tepat walaupun ditulis dalam bahasa yang sederhana.
Jika dilihat dari sudut pandangan kritik sastra, puisi ini tidak menyimpang dari penulisan berdasarkan Struktur dan penyair tidak lupa akan susunan -susunan kalimat karena puisi itu adalah berdasarkan KATA dan disusun dalam kalimat membentuk puisi dengan bahasa puitis. Penyair selalu menggunakan bentuk kalimat INVERSI,yaitu kalimat yang predikat mendahului Subjek (Pokok kalimat). Contoh :
PREDIKAT (VERBA)------ SUBJEK/Pelengkap
Melaju kapal berlayar
Merambat /di muka samudra
Menukik /ke lautan dalam
Puisi ini dapat dianalisis dengan menggunakan teori Semiotika, dan juga teori-teori sastra lainnya yang merujuk pada teks dan konteks puisi. Meskipun demikian pembaca lebih cenderung menggunakan teori Rene Wellek & Austin Warrent dalam pendekatan teks ( Textual Approach) yang mengaju pada makna.
Demikianlah sekilas pembahasan puisi ini dibentangkan dan apabila ada kekhilafan dan kesalahan dalam pembahasan maka penulis mohon dimaafkan karena penulis bukan malaikat dan hanya orang biasa. Makasih.
Wassalam,
dtt
Associate Prof Drs.
Siamir Marulafau ,M.Hum
Nip.19580517 1985031003
SEPENGGAL ULASAN KRITIK SASTRA BERTAJUK " BIARLAH BULAN BERCAHAYA DALAM HIDUPKU" Karya : Siamir Marulafau
,Dosen Fak. Ilmu Budaya(FibUSU) Medan
E-mail:penyairdcm2@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Dalam naskah ini dibentangkan kepada kita bahwa satu karya sastra puisi bertajuk “ Cahaya Bulan” oleh seorang penyair,LK ARA dalam sebuah kumpulan puisinya bertajuk “ UCAPGEMERCIK” menunjukkan penulis puisi ini ialah penyair yang bergerak secara dinamis. Ia sangat berbeda dengan penyair Hamzah Fansuri. Ia juga dapat dibedakan dengan Nuruddin Ar-Raniri yang tak tegas bersikap dalam kemampanan kesufiannya (Naruddin dalam Ucap Gemercik, 2017 : 68)
LK Ara yang lahirdi Takengon ,Aceh 12 November 193.Pernah menjadi redaktur budaya Harian Mimbar Umum (Medan),Pegawai Sekretariat Negara, terakir bekerja di Balai Pustaka hingga pensiun (1963-1985)..
Lk Ara telah menerbitkan sekitar37 karya, baik buku antologi tunggal maupun bersama,dan telah melakukan perjalanan sebanyak 23 perjalanan baik secara nasional maupun internasional,seperti acara festival, seminar, dan pertemuan sastrawan.
Terakhir,ia mendapat penghargaan Hadiah Seni dari Pemda Aceh 92009) dan Pemda Kabupten Tangerang (2013).
Penyair LK ARA nampaknya bukan hanya menulis puisi merujuk pada kesufian saja tetapi juga menulis puisi tentang perihal cinta sesama manusia. Hal ini antara lain dapat ditemukan dalam puisi bertajuk Cahaya Bulan.
Capailah cahaya bulan dan matahari
Bawalah dalam genggaman
Bawa ke kampung halaman
Lalu sebarkan ke seluruh negeri
Itulah pesan ketika dirimu
Dulu akan meninggalkan kampung
Mencariilmu
Pesan yang diucapkan ibu- bapak
serta harapan orang sekampung
Harapan diam-diam dari menunasah tua
Kolam tempat mandi
Dan pancuran tempat berwudu
Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran
Para petani kopi
Dan rumah di tenah persawahan
Terangi juga mereka yang redup
Dan sepi dilembah
Terangi jugamereka yang sayu
Di pucukbukit
Yang selalu disaput kabut
(LK Ara,2016)
II. KRITIK DAN PEMBAHASAN
Analisis dan kritik yang disampaikan pada puisi di atas cenderung menjadi bahan pemikiran kepada pembaca bahwa penulis puisi menggunakan bahasa yang sederhana tetapi di dalam puisi itu mengandung unsur cinta antara sesama manusia bila dibaca dan ditelaah dari keseluruhan kata-kata yang ditulis oleh penyair. Dari sudut penggunaan bahasa, LK Ara sangat cermat dan lihai dalam menggunakan kata-kata seperti pada larik ke 2 Puisi I, dan juga pada puisi ke II larik pertama.
“Bawalah dalam genggaman”(larik 2,Puisi I)
Dalam penggunaan kata –kata di atas ini, kelihatannya sangat tepat jika dilihatdari bait pertama “ Capailah cahaya bulan dan mtahari”, yang mendukung saran dari seorang penyair bahwa yang akan dibawa itu adalah ‘Cahaya bulan ‘ dengan pengertian cahaya itu akan memberikan penerang kepada manusia di bumi untuk bisa menempuh suatu jalan yang dilalui atau dituju. Penggunaan cahaya bulan juga memberikan dampak positif kepada pembaca bahwa cahaya itu sangat lembut ,terang benderang di malam hari yang tak sama dengan sinar matahari.
Jika dipikir secara logika, apakah manusia biasa membawa cahaya kemudian digenggam?Penggunaan kata ini membuat para pembaca berpikir bahwa penulis puisi tak lepas dari penggunaan majas untuk memperindah puisinya. Dalam penulisan puisi memang seharusnya menggunakan majas atau gaya bahasadengan tujuan untuk meperindah puisi yang dapat dibedakan dengan penggunaan bahasa umum. Hal seperti ini juga merujuk pada bahasa puitis. Bila dilihat pada kalimat ‘Capailah cahaya bulan dan matahari’ pada puisi di atas akan timbul pemikiran pada pembaca yaitu : Apakah “Matahari itu bercahaya atau bersinar?” Seharusnya penyair harus membedakan antara cahaya dengan sinar. Seharusnya bait puisi itu ditulis : “Capailah cahaya bulan di malam sunyi” atau “Capailah cahaya bulan di temaram malam”. Meskipun kata cahaya bulan dan sinar matahari memberi penerangan di bumi tetapi kedua kata itu memiliki sifat yang amat berbeda. Cahaya bulan memang menerang dan tak membakar. Sementara sinar matahari menerang dan bisa membakar sesuatu yang ada di bumi.
Seterusnya, jika dilihat dari penggunanaan kata seperti yang tertera dalam larik 2 puisi I, : ‘Bawalah dalam genggaman’. Penyair tidak menggunakan kata seperti jinjinglah, pikullah, gendonglah,dll, tapi penggunaan kata itu sangat tepat dengan pengertian bahwa menggenggam adalah menyimpan dalam hati dan pikiran akan sesuatu yang merujuk pada kekuatan berupa cahaya pada malamhari maupun sinar matahari pada siang hari.
Jika dibahas lebih mendalam ,ternyata penyair mengulanngi pemakaian kata “bawalah cahaya bulan dalam genggaman” ( larik 1 , puisi II). Hal ini menunjukkan bahwa Penyair lebih menekankan penggunaan kata yang sama sebagaimana yang ada pada larik 2 Puisi I. Penggunaan kata-kata seperti ini adalah bersifat “Repetisi”,yaitu mengulangi bahagian yang penting merujuk pada makna.
Dalam puisi di atas,penyair mengingatkan orang-orang berilmu untuk membagi keilmuan yang diperoleh karena ilmu itu adalah merupakan sumber kekuatan dalam diri manusia. Orang yang berilmu itu tidak boleh mementingkan diri sendiri . Penyair senang jika ada regenerasi penerus. Oleh karena itu, siapa pun yang meninggalkan kampung halamannya dan menuntut ilmu di negeri orang, harus menyebarluaskan ilmu itu setelah kembali ke kampung halamannya.
“ Bawa ke kampung halaman
lalu sebarkan ke seluruh negeri
Itulah pesan ketika dirimu
Dulu akan meninggalkan kampung
Mencari ilmu
Pesan yang diucapkan ibu- bapak”
(Lk Ara,2017 : 17)
Jika dipandang dari segi moral filosofis maka penyair sangat peka terhadap kehidupan para ilmuan yang telah berhasil meraih ilmu di negeri orang dengan istilah “MARSIPATURE HUTA NABE”dengan pengertian bahwan seseorang harus kembali ke negeri asalnya untuk membangun negerinya. Hal ini sangat menunjang kepariwisataan dalam sebuah daerah. Sebuah negeri dapat berubah dalambentuk fisik jika ada orang yang pandai dan cerdik serta berilmu.
Tak heran jika penyair lebih mengutamakan pembangunan fisik sesuatu daerah dengan keilmuan diperoleh oleh generasi penerus bangsa. Dengan harapan bahwa generasi penerus yang berilmu jangan melupakan orang tak berdaya ( orang miskin). Makanya penyair cenderung menggunakan simbol cahaya bulan dan sinar matahari yang merupakan lambang orang berilmu yang dapat mencerdaskan orang kampung dan atau orang senegeri ( DR.Mohd. Harun al Rasyid, 2017: 66)
Dalam kritik saya, saya sangat setuju dengan apa yang diungkapkan oleh Harun al Rasyid tentang penerapan keilmuan seseorang untukmembangun negerinya. Jika dipandang dari fungsi pendidikan maka hal seperti inilah yang sangat diharapkan.Hal ini dapat dilihat padalarik-larikpuisi yang dutulis oleh penyair LK ARA.
“Pesan yang diucapkan ibu- bapak
serta harapan orang sekampung
Harapan diam-diam dari menunasah tua
Kolam tempat mandi
Dan pancuran tempat berwudu”
(Lk Ara,2017 : 17)
Selain daripada itu, jika dilihat dari social budaya dan merujuk pada puisi tersebut di atas, “ substansi puisi ini tampak bermuara pada kelaziman orang Gayo yang menginginkan putra daerah yang telah berilmu agar rela mengabdi di kampung halamannya”(Harun alRasyid, 20 17:66). Kritik saya tentang tanggapan Harun al Rasyid ini lazim akan selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat sekarang dalam membangun sesuatu daerah yang bernuansa pada kearifan lokal. Hal ini , saya juga sangat setuju karena inilah yang selalu diharapkanpemerintah kepada sang penyair untuk menyumbangkan pikirannya melalui syair-syair yang dapat memberikan masukan dalam membangun negeri ini.
Selanjutnya, bila dilihat pada batang tubuh puisi ternyata bahwa penyair Lk Ara mengungkapkan sesuatu hal yang sangat misterius berakar dari lubuk hati mendalam .Ia terus mencoba dan memburu cahaya cinta. Cahaya dan sinar yang diungkapkan bukan hanya saja merujuk pada lambang keilmuan tetapi pada cinta antara sesama. Selain itu , “Ia juga seakan-akan melihat dengan mata batinnya, betapa kudusnya cahaya dan sinar cinta itu dari Yang Maha Cinta” (Harun al Rashid,2017:66) Memang pengungkapan seperti ini sangat didukung karena cinta dan kasih antara manusia dengan manusia serta manusia dengan Tuhannya dan sebaliknya menjadi momentum yang sangat penting dalam kehidupan.
“Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran
Para petani kopi
Dan rumah di tenah persawahan
Terangi juga mereka yang redup
Dan sepi dilembah
Terangi jugamereka yang sayu
Di pucuk bukit
Yang selalu disaput kabut”
(LK Ara, 2017)
Dalam kritik ini dapat diungkapkan bahwa sang penyair LK Ara tak membiarkan cahaya dan sinar itu sirna begitu saja. Ia tentu yakin bahwa cinta dalam kalbu manusia hanya segelintir saja jika dibanding dengan Pemilik Cinta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Cinta dan kasih itu tak akan putus dan sukar untuk diputuskan karena manusia itu adalah ciptaan Tuhan. Tuhanlah yang memberikan kekuatan berupa ilmu sebagai cahaya dan sinar untuk dipantulkan kepada yang lainnya.Dengan pengertian bahwa makhluk di bumi terutama manusia harus saling memberi : “Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran// Para petani kopi//”
Sebagai muslim, LK Ara tentu yakin bahwa cinta kepadaTuhan adalah sangat penting karena sesuatu yang diperoleh di bumi-Nya adalah merupakan kekuatan dari Tuhan. Makanya kesemuanya itu disyukuri dan tidak boleh merasa sombong. Apa pun keistimewaan dan kehebatan manusia di bumi adalah belum setimpal dengan apa yang dimiliki oleh Tuhan. Makanya manusia itu harus sadar dengan eksistensinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Tak salah jika penyair LK Ara mengungkapkan hal tentang cahaya dan sinar cinta dalam puisinya : “ Harapan diam-diam dari meunasah tua//Kolam tempat mandi//Dan pancuran tempat berwudu//”. Dalam kebatinan sang penyair, tersirat kecintaan manusia dengan Tuhan dan sebaliknya. Ia mengajak para ilmuan bahwa harus mendekati diri pada Tuhan. Jangan karena seseorang berilmu terus lupa pada Tuhan.
Jika ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan berdasarkan penelitian bahwa banyak para ilmuan di negara Barat yang telah menemukan keajaiban di luar nalar pikiran manusia. Kemudian mereka taubat dan masuk ke ajaran yang benar. Sebagai contoh : Ada seorang pakar ilmuan yang telah melakukan penelitian bahwa kematian Firaun disebabkan ia tenggelam di laut Merah seketika mengejar Nabi Musa a.s.,dan ternyata setelah diteliti dalam jasad Firaun ada garam laut di dalamnya. Maka ilmuan itu sadar bahwa apa yang tertera dalam Al-Qur’an memang benar.
Begitu juga halnya jika ditelaah dan dikritik puisi penyair LK Ara ini. Ternyata ada makna yang terkandung di dalamnya. Makna yang tersirat di balik tersurat ini terpendam dalam benak si penyair tentang cinta antara sesama, cinta kepada ilmu, rasa kebersamaan, cintadankasih Tuhan pada manusia.Kesemuanya ini tercantum pada bait-bait puisi sebagai hasil dan daya imajinasi yang kuat.
Bila ditinjau dari segi tema, puisi ini dapat dikatakan merujuk padakearifan lokal bersangkut paut dengan hubungan manusia (Human Relation) ,yaitu rasa cinta dan kasih antar sesama yang ada kaitannya dengan memupuk rasa cinta dalam hubungan kepariwisataan maupun dalam penerapan ilmu yang diperoleh yang melambangkan cahaya bulan dan sinar matahari. Cahaya bulan dan sinar matahari dalam ilmu sastra adalah merupakan lambang kekuatan. Tidak salah jika penyair LK Ara memilih kata –kata cahaya bulan dan sinarmatahari.
Kritik dan pembahasan saya tentang struktur juga dapat dilihat bahwa puisi LK Ara ini memenuhi penulisan puisi berdasarkan struktur sebagaimana kita lihat dalam sebuah bahasa mengandung unsur struktur,yaitu terdiri dari : Subjek ----- Predikat// Subjek ------- Predikat-----Objeck-----Keterangan//Predikat----Subjek//Keterangan----Predikat. Meskipun demikian rumusannya, penyair LK Ara nampaknya tidak menyimpang dalam penggunaan struktur bahasa Indonesia. Contoh :
Predikat ------------- Subjek
Capailah cahaya bulan dan matahari
Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Mencari ilmu
Terangi juga mereka yang redup
Keterangan ------- Predikat Pelengkap
Dulu akan meninggalkan kampung halaman
Subjek ------------------- Predikat Pelengkap
Pesan yang diucapkan ibu-bapak
Harapan diam-diam dari meunasah tua
Subjek ---------------------- Predikat
Harapan diam-diam dari meunasah tua
Jika kita membahas puisi penyair LK Ara ini dari sudut ilmu dan teori sastra, maka dijumpai bahwapenyair ini termasuk penyair yang bebas dan tak terikat pasa bentuk atau gaya penulisan konvensional dalam penulisan puisi. Ia tidak menggunakan rima ab ab ab ab atau aa aa aa aa ,dst pada akhir setiap baris puisi. Ia lebih menekankan makna yang tersirat di balik yang tersurat. Sebagai bukti bahwa bentuk puisi yang ditulis oleh penyair adalah dalam bentuk puisi bebas atau PUISI MODERN. Hal ini dapat dilihat pada larik-larik setiap akhir baris puisi.
I “Capailah cahaya bulan dan matahari
Bawalah dalam genggaman
Bawa ke kampung halaman
Lalu sebarkan ke seluruh negeri
Itulah pesan ketika dirimu
Dulu akan meninggalkan kampung
Mencari ilmu
Pesan yang diucapkan ibu- bapak
serta harapan orang sekampung
Harapan diam-diam dari meunasah tua
Kolam tempat mandi
Dan pancuran tempat berwudu”
II “Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran
Para petani kopi
Dan rumah di tengah persawahan
Terangi juga mereka yang redup
Dan sepi dilembah
Terangi juga mereka yang sayu
Di pucuk bukit
Yang selalu disaput kabut”
(LK Ara,2017:17)
III.KESIMPULAN
Setelah membaca dan membahas puisi LK Ara bertajuk “ Cahaya Bulan”, dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi ini termasuk puisi yang modern. Dengan pengertian bahwa penyair lebih menekankan makna puisi yang tersirat di balik tersurat merujuk pada kasih dan cinta antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya cinta maka orang yang berilmu dapat menyampaikan keilmuannya pada yang lain tanpa pilih bulu. Penyair juga menggunakan lambang cahaya bulan dan sinar matahari sebagai lambang orang berilmu yang dapat memberipenerangan dalam perjalanan kehidupan manusia.
IV. REFERENCES
Budi Darma. 2019. Pengantar Teori Sastra. Pusat Bahasa Pendidikan
Kementerian dan Kebudayaan(2004).
Mamzn S. Mahayana. 2015. Kitab Kritik Sastra.Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Naruddin.2017. Makna Yang Luput. Tangerang : Mahara Publishing.
L.K. Ara. 2017. Ucap Gemercik Air.Mahara Publishing(Anggota IKAPI).
Kota Tangerang,Banten 15145.
Lily Siti Multatuliana.2020. Santun 79 Mencumbu Kalbu : Antologi Untuk Dk.
Kosa kata kita. Jakarta.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1962. Theory of Literature. A. Harvest Book
Harcourt, Brace & world, Inc.
Teew, A. 1982. Khazanah Sastra Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
Biodata :
SIAMIR MARULAFAU lahir di Nias(Sebuah Kepulauan di Provinsi Suamatera Utara),17 Mei 1958.Menamatkan studi S1 dalam ilmu sastra Inggris USU (UniversitasSumatera Utara) pada tahun 1984, dan diangkat menjadi salah seorang staf pengajar bahasa dan sastra Inggris pada jurusan sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB USU), Medan tahun 1985. Pada tahun 2004, menamatkan studi dalam bidang ilmu linguistik (S2) pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara(USU),Medan. Disamping mengajar di Fakultas Ilmu Budaya( FIB USU) Medan, juga mengajar di beberapa perguruan tinggi seperti Fak.Sastra Universitas Islam Sumatera Utara.
APRESIASI GLIMPSE PADA SALAH SATU PUISI MARIA MIRAGLIA ′′ Kemana Saja Kau Pergi ′′
Oleh: Siamir Marulafau, dosen Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia
Kemana Anda Pergi
Kau telah pergi
Membawa bersamamu
Senyummu, tawamu.
semua kegembiraan dan pemborosan Anda
tapi juga
Kerapuhan dan ketidakpastianmu
kesedihanmu
Dan meninggalkanku di sini
Dengan kesedihanku
Hampir merasakan rasa bersalah
karena tidak bersamamu
Ketika anak-anak
Mereka biasa memberi tahu kita
Mereka yang pergi selamanya
Semua naik ke langit
dan di sana
Aku mencarimu selama ini
Terbang di antara awan
putih seperti bunga teratai
Aku berkeliaran dengan tatapanku
melewati ruang yang tak berujung
selagi air mata hangat
Mengalirkan wajahku
Aku tahu
Itu tidak benar
Apa yang kita katakan sekali
Tetapi dengan kehati-hatian yang tegas
Aku terus mencarimu
sementara marah dan kecewa
Terus tumbuh di dadaku
Kemana kau pergi?
AKU PERKENALAN DAN ULASAN
Itu luar biasa bagi saya ketika saya membuka face book saya di blok Spot penyair OPA. Mataku tampak melihat salah satu puisi berjudul ′′ Where Have You Goe ′′ oleh Maria Miraglia. Saya tahu bahwa dia termasuk salah satu penulis puisi yang brilian dan terhormat di grup OPA. Nowonder, kalau dikatakan betapa indahnya puisi yang ia tulis di sana yang membuat hati dan pikiranku menjadi menarik untuk dibaca. Dengan demikian, saya suka memilih salah satunya untuk dianlyzed berjudul ′′ Where You Gone ".
Puisi ini tampaknya ditulis dalam bentuk narasi dan puisi lirik prosa. Pilihan kata-kata kebanyakan indah menggunakan bahasa kiasan. Pujangga menarasikan sesuatu yang membuatnya merasa sedih karena seseorang, yang telah pergi membawa senyum, tawa,. dan sukacita dan keborosan dan kerapuhan dan kesedihan yang tidak pasti juga. Sang penyair benar-benar bertanya; ′′ Kemana kau pergi?". Ini adalah salah satu hal yang mungkin membuatnya hancur berkeping-keping untuk menerima seseorang yang sangat dia cintai. Dalam prediksi saya terhadap anlysis, mungkin seperti itu untuk menyatakan betapa sedihnya dia ditinggalkan dengan kesedihan dan hampir rasa bersalah. Berarti sementara, dia benar-benar menyatakan bahwa dia tidak lagi bersama seseorang. Mari kita lihat garis-garis puisi berikut ini:
′′ Kau telah pergi
Membawa bersamamu
Senyummu, tawamu.
semua kegembiraan dan pemborosan Anda
tapi juga
Kerapuhan dan ketidakpastianmu
kesedihanmu
Dan meninggalkanku di sini
Dengan kesedihanku
Hampir merasakan rasa bersalah
karena tidak bersamamu ′′
Di barisan puisi berikutnya, dia mengatakan bahwa air matanya benar-benar turun ketika anak-anak biasa mengatakan bahwa mereka yang pergi selamanya tampak naik ke langit. Menurut pendapat saya, penyair telah kehilangan seseorang yang sangat dicintainya dan anak-anak tentu saja bertanya, ke mana ia pergi. Dan itulah takdir yang maha kuasa memberikan cobaan bagi mereka yang percaya akan adanya manusia hidup di dunia bahwa semuanya tidak ada yang abadi. Bahkan, penulis puisi ini juga telah berusaha mencari kekasih yang dicintainya dengan terbang di antara awan berkeliaran dengan tatapannya melewati ruang yang tak berujung, namun ia tidak menemukannya. Dia hanya datang untuk membersihkan air matanya di pipinya. Sungguh indah menggambarkan pengalaman pahit yang dihadapi oleh sang penyair seperti apa yang telah dinyatakan dalam barisan puisi.
′′ Ketika anak-anak
Mereka biasa memberi tahu kita
Mereka yang pergi selamanya
Semua naik ke langit
dan di sana
Aku mencarimu selama ini
Terbang di antara awan
putih seperti bunga teratai
Aku berkeliaran dengan tatapanku
melewati ruang yang tak berujung
selagi air mata hangat
mengalirkan wajahku ′′
Di barisan terakhir puisi oleh penulis, dia kembali bertanya :" Kemana saja kau pergi?" Sepertinya hanya ledakan emosi yang benar-benar diketahui olehnya. Apa yang dikatakan sekali itu tidak benar-benar benar. Tetapi, meskipun seperti itu dengan tegas kebodohan, dia menggunakan untuk tetap mencari seseorang meskipun dia dalam kemarahan dan kekecewaan datang dan tumbuh dalam dada. Di garis terakhir puisi ini, bisa dikatakan bahwa dia benar-benar bersemangat untuk menunggu kedatangan seseorang tetapi keberadaan seseorang masih menghilang. Mari kita lihat garis-garis berikut sebagai bukti.
′′ Aku tahu ′′
Itu tidak benar
Apa yang kita katakan sekali
Tetapi dengan kehati-hatian yang tegas
Aku terus mencarimu
sementara marah dan kecewa
Terus tumbuh di dadaku
Kemana saja kau pergi?"
Aku akan melakukannya. OPINI KRITIK PADA PUISI: ′′ Kemana Kamu Pergi ′′
Dilihat dari kritik literatur, puisi ini ditulis dalam bentuk Puisi Prosa Lirik. Padahal sang penyair menarasikan kisah sedih yang dialami dalam kehidupan melalui garis-garis puisi. Puisi ini dibangun dengan bahasa puitis bahwa puisi itu tampak hidup dan indah karena pilihan kata-kata dengan tepat.
Pujangga tidak hanya mengungkapkan teknik witing puisi tetapi juga makna dari sebuah puisi bahwa puisi yang dituliskan penuh makna. Hal ini menguraikan sesuatu yang membuat para pembaca merasa sedih seperti apa yang dirasakan sang penyair. Karena merindukan seseorang yang benar-benar dicintai sangat menyedihkan dan membuat air mata menetes.
Tampaknya puisi ini ditulis menggunakan tokoh-tokoh pidato seperti ′′ Hiperbola ". Kalimat-kalimat indah yang menunjukkan hiperbola adalah:
Ketika anak-anak
Mereka biasa memberi tahu kita
Mereka yang pergi selamanya
Semua naik ke langit
Terbang di antara awan
putih seperti bunga teratai
Aku berkeliaran dengan tatapanku
melewati ruang yang tak berujung
selagi air mata hangat
Mengalirkan wajahku
Aku terus mencarimu
sementara marah dan kecewa
Terus tumbuh di dadaku
Puisi ini juga ditulis secara struktural yang ditemukan dalam beberapa baris bahwa penyair tidak melanggar aturan penulisan dalam bentuk Struktur terkait dengan ′′ SENTENCE POLA STRUKTUR ′′ oleh Robert Khorn. Sebagai bukti, kita melihat berikut ini:
SUBJECT ------------ VERB / PREDIKAT (Pelengkap)
Aku tahu
Aku berkeliaran dengan tatapanku
Aku terus mencari
GERUND SEBAGAI SUBJEK ----------------- VERB / PREDIKAT
Terbang di antara awan putih seperti bunga teratai
Menurut pendapat saya, teknik menulis puisi ini sangat bagus jika dilihat dari kritik literatur sejak penyair bijak menggunakan diksi yang baik dan mengatur kalimat dalam bentuk puisi. Puisi ini juga dapat dianalisis menggunakan ′′ Teori Sastra ′′ oleh Rene Wellek dan Austin Warrent. Tetapi, bagaimana pun ini tergantung pada researher teori atau pendekatan literatur yang cocok digunakan untuk diterapkan dalam konteks penelitian. Tidak heran untuk mengatakan, siapa dia sebagai penyair yang cemerlang dan terhormat jika kita telusuri kembali untuk melihat dan membaca karirnya sebagai penyair. Mari kita lihat biografinya berikut:
MARIA MIRAGLIA: Pendidikan, penyair, penerjemah, aktivis perdamaian, Maria A. Miraglia lahir dan tinggal di Italia. Untuk waktu yang lama, anggota aktif Amnesty International, dia sendiri pendiri dan ketua Yayasan Dunia untuk Perdamaian. Anggota Ican, Observatorium Internasional untuk Informasi dan HAM. Anggota pendiri dan direktur literatur asosiasi budaya Italia P. Neruda, anggota kehormatan Bangsa Unidas de las Letras, anggota penasihat dewan redaksi Galaktika Poetike Autunis, anggota dewan redaksi Ourpoetry Archive, anggota dewan penasihat editorial Sahitya Anand. Presidente de la organisasi Mundial de los Trovatores, Italia dan Wakil Presiden - Koordinasi, di organisasi global hak anak, Gerakan Dunia United untuk Anak (UWMC). Dia berkolaborasi untuk puisi dengan sejumlah koran dan majalah nasional dan internasional. Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing dan dikumpulkan dalam antologi-antologi tanpa nomor di seluruh dunia. Dr Maria Miraglia sering menjadi tamu sambutan acara internasional untuk puisi. Kecantikan dan profunditas merupakan karakteristik terpenting dari karya Maria Miraglia dan meskipun unsur-unsur ini ditemukan dalam beberapa karya luar biasa oleh penulis modern, mencampurkannya bersama-sama tampaknya merupakan tantangan bagi banyak orang, di mana Maria berada.
Hanya itu yang bisa saya katakan tentang puisi Maria Miraglia ′′ Kemana Kamu Pergi ". Jika ada kesalahan yang ditulis, saya perlu meminta maaf atas kritik literatur saya karena saya masih hijau dalam literatur.
Salam hormat,
Ddt
Associate Prof Siamir Marulafau,Drs,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
SEPENGGAL APRESIASI PUISI NASHUHA JAMIDIN Bertajuk “BUMI NUSANTARAKU TERANCAM”
Oleh : Siamir marulafau, dosen FIB USU, Medan-Indonesia
E-mail : siamirmarulafau7@gmail.com
Nashuha Jamidin •
BUMI NUSANTARA KU TERANCAM
Setelah ratusan tahun kau dijajah dijarah
Hasil keperihan kepedihan air mata darah dan keringat
Setelah bernafas merdeka beberapa dekad
Tangan-tangan peribumi kini mula lupa diri berkhianat
Lupa kepada pesan dan amanat leluhur dan rakyat
Gila harta pangkat tidak sedar diri terjerat kuasa asing keparat
Menyambung misi visi Penjajah laknat
Bumi Nusantaraku malang sungguh nasibmu
Di tangan pemimpin culas khianat anak bangsamu
Cinta dunia takut mati menjadi pegangan dan pemicu
Sanggup menggadai apa saja milik bangsa dan watanmu
Tak sedar bala bencana besar sedang menunggu
Mulut Harimau dan Naga tak beriman menganga bernafsu
Pejuang pemikir bangsa dipinggir dinista dipenjara/dipidana
Si Tolol dungu bobrok moral disanjung dipuja bagaikan Dewa
Pejuang dilabel terorist di tuduh gila kuasa difitnah hasil rekayasa
Sanggup bergayut di dahan rapuh bergantung kepada V.Corona
Persetan logik persetan Agama asal dapat pertahan kuasa
Ooh! Kasihan bumi Nusantara!
Khazanah bumimu diintip di incer semaunya
Hasil tenaga dari bumimu juga sudah digadai semuanya
Lingkaran api, gunung berapi, haba elektrisiti di bawah bumi
Bangsa asing bakal miliki dan kuasai
Apa lagi yang bakal tinggal buat anak cucu generasi nanti??
Barangkali inilah penyebab ramai sahabatku terbeliak mata ketika mati
Nashuha Jamidin Al Pontiani
Bertam Putera
Seberang Perai
2 Disember 2020
I.PENDAHULUAN DAN KAJIAN
Jika kita membaca puisi pujangga dan penyair Malaysia in, kita seakan-akan kita merasa sedih dengan keadaan dan kondisi bumi Nusantara penyair dengan ulasan yang sangat menyayat hati. Dr Nashuha Jamidin ini adalah seorang pakar keilmuan dalam penulisan puisi. Bukan hanya saja keahlian di bidang penulisan puisi tetapi penyair kita ini sangat ahli dalam penciptaan lagu puisi yang dinyanyikan dengan irama Melayu. Saya sebagai salah seorang penyair/sastrawan dari negara Indonesia sangat merasa terharu dan kagum melihat dan menyaksikan sosok PUJANGGA negara Malaysia ini.
Jika ditelusuri secara cermat maka kita tak salah lagi mendeteksi bahwa Dr Nashuha Jamiddin sangatlah aktif dan peran aktif dalam menulis puisi serta menyanyikan puisi itu dengan menggunakan alat musik berupa Keyboard atau alat musik yang tepat dengan irama lagu puisi yang dibawakan dalam setiap acara dalam festival NUMERA. Ini bukan puijian tapi sesungguhnya benar , dan sebagai buktinya : Para pembaca biografinya, dan orang yang berhadir dalam pertunjukan di Numera,memang BENAR.
Secara kebetulan,saya membuka Face book saya dan mengklik “NUMERA”,terlihatlah syair bertajuk “ BUMI NUSANTARA-KU TERANCAM”.Waduh, membaca topik puisi ini membuat perasaan saya hancur lebur. Mengapa? Jika memang hal ini terjadi,saya tak bisa lagi berkunjung di Malaysia, dan tak bisa jumpa dengan teman-teman dan beberpa Sastrawan Negara Malaysia.Mudah-mudahan hal ini tak akan terjadi. Inilah yang membuat saya tertarikmembahas dan mengkaji sertamenganalisis secara mendalam puisi SAHABAT ini,apakah benar tulisan ini atau tidak?
Pada baris-baris puisi ini,tergambar kepada kita bahwa ada sesuatu yang mengganjal perasaan penyair dengan menceritakan kepada pembaca yaitu setelah ratusan tahun umat di buminya dijajah dan dijarah dengan merasa pedih dan menyakitkan dan kemudian bebas daribelenggu penjajahan , oraang yang menjadi pribumi di negaranya ini lupa diri sepertinya “KACANG LUPA PADA KULITNYA” ,lupa pada pesan leluhurnya dan apalagi pada rakyatnya. Mereka nampaknya bukan megurusi rakyat dan banyak rakyat menderita dan sengsara karena mereka tergiur dan gila harta dan tak sadar diri bahwa mereka terjerat dalam KEKUASAAN. Sepertinya pola pikir mereka sama dengan kaum penjajah sebelumnya. Dengan pengertia, LEPAS MULUT HARIMAU MASUK KE MULUT BUAYA. Waduh hal inilah yang membuat saya sebagai pembaca dan Kritikus terduduk memikirkan hal yang menimpa Sahabat saya, Penyair (Nashuha Jamidin). Cetusan dan ilustrasi dalam benak pengarang tercatat dalam setiap baris-baris puisi di bawah ini :
“Setelah ratusan tahun kau dijajah dijarah
Hasil keperihan kepedihan air mata darah dan keringat
Setelah bernafas merdeka beberapa dekad
Tangan-tangan peribumi kini mula lupa diri berkhianat
Lupa kepada pesan dan amanat leluhur dan rakyat
Gila harta pangkat tidak sedar diri terjerat kuasa asing keparat
Menyambung misi visi Penjajah laknat”
Nampaknya,luapan emosi ini terekam dalam setiap baris puisi,yang mana pujangga ini
menyatakan bahwa bumi Nusantara-nya sungguh malang. Dia berucap kepada para pemimpin bahwa mereka berkhianat terhadap anak bangsa mereka sendiri karena cinta terhadap dunia dan takut mati. Maslah seperti ini banyak dijumpai dalam kehidupan yang serba modern ini. Banyak insan di dunia ini sekarang yang tak takut pada Tuhan dan hanya mencintai dunia semata. Dengan ilustrasi yang memilukan,penyair merasakan bahwa mereka yang berkuasa menghalalkan cara dari segala cara dengan dalih menggadaikan harta dan milik negara atau bangsa dan mereka tak sadar bahwa harta itu siapa punya. Masya Allah,,,,,,. Dalam pengamatan penyair,mereka kelihatannya bagaikan harimau yang kelaparan dan Naga tak punya perasaan dan iman.Mereka sangat berambisi dan bernafsu untuk memiliki yang bukan hak mereka. Nampaknya Pejuang bangsa dan Para pemikir dalam negeri dipinggirkan atau ditendang serta dipenjarakan supaya mereka jangan terganggu. Dalam pengakuannya sebagai penyair tercatat bahwa mereka ini adalah orang yang tak memiliki MORAL. Sementara dalam kehidupan ini,moralitulah yang paling penting dibina dan diperjuangkan dan bukan karena jabatan, pangkat dan gelar untuk selalu dihormati, bukan, bukan. Tepi setelah wabah Virus Korona melanda negeri, mereka kelihatannya tidak percaya akan adanya Eksistensi Tuhan bahwa V. Corona itu adalah sesuatu zat yang didatangkan Tuhan sebagai peringatan pada manusia di bumi. Apa yang tersirat dalam benak si penyair dapat dilihat pada baris- baris puisinya yang indah ini :
“Bumi Nusantaraku malang sungguh nasibmu
Di tangan pemimpin culas khianat anak bangsamu
Cinta dunia takut mati menjadi pegangan dan pemicu
Sanggup menggadai apa saja milik bangsa dan watanmu
Tak sedar bala bencana besar sedang menunggu
Mulut Harimau dan Naga tak beriman menganga bernafsu
Pejuang pemikir bangsa dipinggir dinista dipenjara/dipidana
Si Tolol dungu bobrok moral disanjung dipuja bagaikan Dewa
Pejuang dilabel terorist di tuduh gila kuasa difitnah hasil rekayasa
Sanggup bergayut di dahan rapuh bergantung kepada V.Corona
Persetan logik persetan Agama asal dapat pertahan kuasa”
Pada baris- baris puisi selanjutnya, penyair merasa iba dan sedih melihat negerinya tercinta dengan terus terang mengatakan bahwa dia merasa kasihan pada BUMI NUSANTARANYA. Karena dalam pikiran dan prasangka seorang pengarang memiliki perasaan sangat peka bisa saja mepredeksi dengan jelas hasil bumi dan tenaga manusia di negeri itu sudah digadaikan. Dalam azas kepenyairan tercatat bahwa hal ini merupakan lingkaran api dan tak ubanya seperti lahar gunung berapi meleleh dan bisa memusnahkan bumi. demikian? Ini salah satu pertanyaan besar dalam hati pengarang yang tak kunjung padam. Pengarang kita ini tidak suka jika BUMI NUSANTARANYA DIKUASAI OLEH PIHAK ASING. Jika dikuasai oleh mereka, bagaimana nasib anak , cucu serta cicit mereka di kemudian hari, tentu akan hancur. Sebagai bukti apa yang tersirat dalam hati pengarang, marilah kita menyimak dan melihat baris-baris puisi di bawah ini :
“Ooh! Kasihan bumi Nusantara!
Khazanah bumimu diintip di incer semaunya
Hasil tenaga dari bumimu juga sudah digadai semuanya
Lingkaran api, gunung berapi, haba elektrisiti di bawah bumi
Bangsa asing bakal miliki dan kuasai
Apa lagi yang bakal tinggal buat anak cucu generasi nanti??
Barangkali inilah penyebab ramai sahabatku terbeliak mata ketika mati”
II. KRITIK OPINI DALAM SASTRA
Dalam kajian dan analisis puisi Dr Nashuha Jamidin ini, puisi ini berbentuk puisi prosa liris yang bersifat narasi, yaitu menceritakan pada pembaca apa yang ada dalam hati sanubari-nya. Kajian ini bisa digolongkan sebagai kajian dalam bidang “SEMANTIK”,yang berkisar pada makna. Makna puisi tidak mengambang dan tepat sesuai dengan pemakaian kata-kata dan pemilihan DIKSI. Pengarang sangat cermat dalam menggunakan bahasa walaupun bahasa puisi sederhana tapi memiliki arti yang padat dan mengarah pada bentuk “ALEGORI”, yaitu suatu sindiran yang tajam dengan emosi yang meluap-luap. Karena emosi yang terpendam beberapa tahun dialami dan dirasakan setelah negeri merdeka.
Dari sudut pandangan kritik sastra,puisi di atas ini tak ada yang salah. Penulisan puisi ini dapat dikatakan bahwa puisi terstruktur dan bentuk puisi sangat tepat. Pemilihan kata tepat dengan MAJAS dan Gaya bahas yang indah dan sederhana. Salah satu kalimat yang indah dan berbentuk “PERSONIFIKASI” adalah :” Tangan-tangan pribumi kini mula lupa diri berkhianat”,dan banyak lagikalimat-kalimat yang dihiasi dengan bahasa yang puitis.Jika dilihat dari sudut STRUKTURAL,ternyata penyair selalu menggunakan bentuk pola kalimat seperti:
SUBJEK -------------------------- VERBA/PREDIKAT
Pejuang pemikir bangsa dipinggir dinista
Mulut harimau dan Naga tak beriman menganga bernafsu
SUBJEK ----------------------- ADJEKTIVA
Bumi Nusantaraku malang sungguh nasibmu
Demikianlah ulasan dan kajian serta sekelumit analisis puisi yang ditulis oleh Nashuha Jamidin, dan apabila ada kekhilafan dan kekurangan ,mohon dimaafkan karena pembaca masih hijau dalam ilmu sastra.
Wassalam,
dtt
Ascc,Prof Drs.Siamir Marulafau,M. Hum
NIP. 19580517 1985031003
SEPENGGAL APRESIASI PUISI
Bambang Widiatmoko
bertajuk"MENUGGU VAN DER PIJL DAN MURDJANI "
Oleh : Siamir Marulafau
, Dosen Fib USU, Medan
E-mail : penyairdcm2@gmail.com
MENUNGGU VAN DER PIJL DAN MURDJANI
Di salah satu sudut museum Lambung Mangkurat
Aku duduk bersama perupa Sulistyono Hilda
Menunggu kedatangan Van der Pijl dan Murdjani
Yang berjanji datang menemani, namun cukup
dengan getaran hati yang memenuhi sanubari kami
Lalu mengalirlah kisah panjang tentang sebermula
Dari Banjarmasin kota seribu sungai yang meluapkan airnya
Tentang tanah berawa-rawa dan genangan air sepanjang musim
Tentang makin padat pemukiman dan ancaman nyamuk malaria
Dan keinginan membangun kota bagi pertumbuhan masa depan
Cikal bakal Banjarbaru ditemukan,bermula dari gunung Apam Tempat peristirahatan buruh-buruh penambang intan Di wilayah sepi ,peintasan jalan Banjarmasin-Martapura Tahun demi tahun pembangunan terus berjalan Akhirnya terwujud Banjarbaru, kota yang menjadi idaman Dengan kerukuan dan etos kerja Gawi Sabarataan
Di ruang-ruang museum Lambung Mangkurat
Telah tercatat sejarah dalam manuskrip dan diorama
Dan dengan sentuhan tangan perupa Sulistyono Hilda
Dia menunjukkan kepadaku , jati diri sebuah kota
Terlihat dari seberapa besar museum menjaga warisannya
I. PENDAHULUAN DAN PEMBAHASAN
Jika kita membaca karya Bambang Widiatmoko ini seolah-olah kita hanyut dalam bingkai sejarah. Mengapa tidak ? Penyair kelahiran Yokyakarta ini memiliki kemampuan menulis puisi dan karya sastra baik puisi maupun karya sastra lainnya. Dan tidak heran lagi jika Ia lolos kurasi pada antologi puisi bertajuk "Banjarbaru Rain'" ,2020. Luar biasa dengan kemampuan sobat saya ini.
Saya sebagai pembaca sangat kagum melihat sepintas tajuk yang menarik perhatian saya dari semua puisi-puisi yang terkurasi dalam buku antologi ini. Dalam pikiran saya, semua puisi-puisi yang ditulis sangat bagus, namanya saja sudah dikurasi sesuai dengan tema yang disarankan sebelumnya oleh panitia. Saya bukan memuji tapi apa yang saya katakan dalam tulisan ini adalah benar.,dan bukan mengada-ada.
Sungguh penyair bercerita dalam puisi berbentuk puisi prosa liris ini membuat pembaca yakin bahwa dalam pengalamannya sebagai penyair ada tersirat makna sejarah yang cukup tajam dimengerti bahwa penyair menyempatkan dirinya duduk dan santai di sudut museum Lambung Mangkurat dengan Sulistyono Hilda. Rupanya bukan hanya saja menunggu kedatangan seseorang yang bernama Van der Pijl dan Murdjani tapi penyair meluangkan waktunya untuk menemani dan bercerita panjang yang tak luput memberikan rangkaian kalimat dalam bentuk majas indah bertipe hiperbola: "Yang berjanji datang menemani, namun cukup//dengan getaran hati yang memenuhi sanubari kami//.
Cerita demi cerita dalam puisi I ini ,penyair memberikan ilustrasi yang sangat jelas pada pembaca bahwa lokasi (setting) pembicaraan adalah di salah satu sudut museum Lambung Mangkurat. Dengan penuh kesabaran penyair merelakan waktunya untuk bertemu dengan seseorang yang dalam pikirannya bisa menggali sebuah cerita tentang KOTA BANJARMASIN. Pikiran penyair mengenai hal yang tersirat dapat dilihat pada puisi I, sbb :
" Di salah satu sudut museum Lambung Mangkurat
Aku duduk bersama perupa Sulistyono Hilda
Menunggu kedatangan Van der Pijl dan Murdjani
Yang berjanji datang menemani, namun cukup
dengan getaran hati yang memenuhi sanubari kami"
Lantas,pada puisi ke II, sang penyair menelusuri kisah panjang yang harus digali dan diketahui bahwa KOTA BANJARMASIN adalah kota seribu sungai yang meluapkan airnya. Cerita ini tidak salah lagi jika diamati bahwa kota ini memang dikelilingi oleh air sungai yang mengalir dengan panorama yang amat indah. Walaupun banyak genangan air dan rawa-rawa di sekitar kota ini dan kemungkinan pada musim panas tidak begitu mengkhawatirkan, Dan hanya pada musim hujan , wilayah ini akan tergenang air dan bisa saja air sungai akan meluap. Dengan adanya syair yang tersirat dan tersurat ini, pembaca akan dapat memastikan bahwa pemerintah setempat akan membangun kota untuk pertumbuhan masa pada masa akan datang. Inilah yang menjadi visi dan misi ke depan. Hal inilah salah satu faktor yang mendorong penyair menulis puisi ini, dan pantas jika puisi ini lolos kurasi dan dewan kurator pun bukan orang sembarang. Dengan pengertian bahwa mereka tidak buta melihat isi kandungan puisi. Sebagaimana yang dijelaskan penyair dalam puisi ini bahwa sasarannya adalah KEINGINAN MEMBANGUN KOTA. Mari kita lihat pada baris-baris puisi ke II ini :
"lalu mengalirlah kisah panjang tentang sebermula
Dari Banjarmasin kota seribu sungai yang meluapkan airnya
Tentang tanah berawa-rawa dan genangan air sepanjang musim
Tentang makin padat pemukiman dan ancaman nyamuk malaria
Dan keinginan membangun kota bagi pertumbuhan masa depan"
Pada puisi ke III, penyair sesungguhnya menjelaskan bahwa di banjarmasin itu ada yag disebut CIKAL yang akhirnya ditemukan bahwa itu adalah Banjarbaru yang asalnya dari gunung APAM.Tempat inilah yang merupakan penggalian sejarah bermula sebagai tempat peristirahatan kaum buruh dalam penambangan intan. Penyair kelihatannya sangat tahu tentang perkembangan sejarah masa lampau tentang wilayah ini. Dia tahu bahwa pelintasan jalan Banjarmasin --Martapura kian dibangun dari tahun ke tahun dan dampaknya pun dapat dilihat sampai sekarang.
Dengan terwujudnya visi dan misi ini, terbentuklah kota BANJARBARU, dan inilah yang menjadi kota kebanggaan bagi penduduk setempat. Penjelasan penyair dalam syairnya dapat dilihat pada baris- baris puisi di bawah ini, sbb :
"Cikal bakal Banjarbaru ditemukan,bermula dari gunung Apam
Tempat peristirahatan buruh-buruh penambang intan
Di wilayah sepi ,peintasan jalan Banjarmasin-Martapura
Tahun demi tahun pembangunan terus berjalan
Akhirnya terwujud Banjarbaru, kota yang menjadi idaman
Dengan kerukuan dan etos kerja Gawi Sabarataan"
Kemudian, pada puisi ke IV, penyair menyatakan bahwa apa yang dia katak sebagai fakta tentang terjadinya serta pertumbuhan kota Banjarmasin telah tercatat dalam sejarah di Lambung Mangkurat. Hal ini dapat diketahui dari seorang perupa yang bernama Sulistyono Hilda sebagai NARRATOR, pencerita tentang kota Banjarmasin. Apa yang diceritakan Hilda adalah semuanya terlihat dalam museum sebagai warisan nenek moyang penduduk kota Banjarmasin. Sebagai bukti, dapat dilihat pada baris-baris puisi di bawah ini :
"Di ruang-ruang museum Lambung Mangkurat
Telah tercatat sejarah dalam manuskrip dan diorama
Dan dengan sentuhan tangan perupa Sulistyono Hilda
Dia menunjukkan kepadaku , jati diri sebuah kota
Terlihat dari seberapa besar museum menjaga warisannya"
II. KRITIK OPINI DALAM ILMU SASTRA
Jika dilihat dari kaca mata ilmu sastra, puisi di atas ini adalah sejenis puisi prosa liris yang berbentuk tulisan bersifat narasi. Hal ini dapat dilihat bahwa penyair sebagai penulis puisi diceritakan oleh seseorang yang bertindak sebagai PENCERITA (Narrator), yang dalam hal ini bertindak sebagai Sulistyono Hilda.
Penyair sangat cermat dalam menggunakan kata-kata (diksi) yang sangat tepat walaupun dengan bahasa puitis yang sederhana,dan mudah dimengerti. Walaupun demikian dalam penulisan puisi modern, penulis puisi lebih menekankan pengertian MAKNA yang mengandung unsur sejarah.
Puisi ditulis bukan dalam bentuk yang konvensional yaitu tidak terikat pada rima (rhyme), yaitu tidak bersajak ab, ab,ab,ab,atau aa , aa, aa, aa. Setiap kalimat ditulis dengan kalimat majemuk yang bertingkat dan lengkap. Hal ini dapat dilihat pada puisi yang pertama(I) :
"Aku duduk bersama perupa Sulistyono Hilda
Menunggu kedatangan Van der Pijl dan Murdjani
Yang berjanjia datang menemani ,namun cukup
dengan getaran hati yang memenuhi sanubari hati kami"
Oleh :Siamir Marulafau
Inilah salah satu buku bertajuk "DRAMA : Konsep Teori Dan Kajian" ditulis oleh Suyadi San. Buku ini sangat memberikan pencerahan yang sangat baik bagi para siswa atau mahasiswa/i di kampus karena mudah dimengerti yang menyangkut masalah Teori dan Kajian.
Selain itu juga Penulisnya adalah Bpk Suyadi San, yang telah berpengalaman alam dunia tulis menulis buku dan artikel serta puisi,Tak heran lagi jika Beliau ini sangat aktif menulis dan membaca puisi sampai ke Bachok,Kelantan Malaysia.
Jika anda ingin tahu siapa Bpk Suyadi San?Anda boleh datang ke Balai Bahasa Sumut dan Beliau bekerja sebagai staf di sana. Dia sangat aktif membina GENERASI dalam bidang Sastra.Sebagai seorang Penyair dan Penulis, saya sangat kagum melihat keaktifan Beliau membina generasi serta menulis beberapa buku yang bermanfaat bagi pemirsah di tanah air. Sebagai buktinya, saya telah membaca bukunya bertajuk "DRAMA : Konsep Teori Dan Kajian",,,membentangkan cakrawa yang amat luas bagi generasi yang tertarik dalam bidang drama.Bukunya sangat bagus dibaca karena pemirsah dapat mengetahui apa itu Drama , konsep dan beserta teori dan Kajiannya. Saya sebagai Penulis sangat merasa bangga karena ada salah seorang pakar Dramawan di Sumut yag handal dan jika ditelusuri dan dilihat kompetensi Beliau sudah mencapai target Prof dan melebihi S3 meskipun Beliau masih S2,,,,dan banyak kita lihat yang meraih gelar S3 , dan mereka masih belum menciptakan karya tulis seperti buku yang disebut di atas, dan tak perlu disebut nama mereka satu per satu karena akan takut masuk angin,,,,hehehe.
Siapa sebenarnya Bpk Suyadi San? Dia adalah sohib saya dan sejak mulai kenal dengan Beliau , saya sudah wanti-wanti dan curiga,,,, dan termasuk Siamir Marulafau, dan Bpk Shafwan Hadi Umry, juga telah banyak menulis buku- buku Sastra, dan sebagai buktinya buku-buku sastra ketiga Sastrawan Sumut ini telah lolos kurasi pada acra MUNSI, 2017 di Ancol,Jakarta, dan yang paling top lagi adalah Bpk. Damiri Mahmud yang menulis buku karya sastra juga termasuk Pemenang pada HPI Jakarta pada akhir bulan Desember yang lalu.,dan banyak lagi sastrawan sumut yang handal seperti Bpk Porman Wilson Manalu, Bpk Hmyunus Tampubolon, Zulkarnaen Siregar, Sartika Sari, dll yang tak disebut namanya.
Merujuk pada keaktifan Bpk Suyadi San sebagai Dosen di Fakultas Ilmu Pendidikan UMSU, Beliau juga sebagai sosok yang handal dalam penulisan buku Jurnalistik,,,,(baca red), dan keaktifannya ini dapat dijadikan sebagai contoh dan tauladan bagi GENERASI penerus supaya pakar-pakar penulis di Sumut jangan sampai punah.
Wassalam,
dtt
Siamir Marulafau
UCAPAN TERIMA KASIH
Oleh : Siamir Marulafau,dosen Fib USU
E-mail : siamirmarulafau7@gmail.com
Di celah-celalah acara khitaman putra Bpk.Dr. Suhaimi,SH ,M.Hum ini, Penyair Dalam Lingkaran Cinta mendapat pemberian buku antologi Cerpen bertajuk " PELUKAN TERAKHIR " Tsi Taura Dkk : Antologi Cerita Pendek Covid-19 Pilihan Kosambi.
Sebagai salah seorang anggota grup KOSAMBI, sangat tertegun dan merasa bahagia walaupun tak ada karya cerpen saya dalam antologi ini tetapi setelah saya lihat dan membaca dengan cermat maka saya katakan bahwa semua cerpen dkk adalah bagus-bagus tak lari dari tema yang ditentukan. Apalagi pada halaman 7 terlihat ulasan tentang maksud dan tujuan penulisan cerpen yang dibentangkan oleh pakar dari Balai Bahasa Sumatra Utara, Bpk. Suyadi San (Sastrawan) adalah sangat memuaskan hati pembaca.Mengapa dan ada apa dengan cerpen itu? Ulasan tersebut sangat tepat dalam berbagai pembicaraan terutama masalah tema , dan teori-teori yang dipaparkan.,dan segala aspek yang mendukung penulisan cerpen oleh 23 orang cerpenis.
Meskipun demikian, saya sebagai pembaca juga turut memberikan hal yang menggembirakan terutama dalam tema dan sistem penulisan bahwa tema sangat tepat dan penulisan serta penggunaan bahasa tidak menyimpang dari apa yang diharapkan. Walaupun ditulis dengan tema yang sama tapi judul berbeda-beda. Tapi entah mengapa mata saya melirik pada satu topik cerpen bertajuk" PELUKAN TERAKHIR" Oleh Tsi Taura. Rasanya hati saya terpesona. Mengapa Topik ini sangat menggugah hati saya karena penulis cerpen menceritakan kehidupan seorang tokoh bernama Fatimah, yang menjadi salah seorang korban covid-19. Tapi walaupun demikian nasib seseorang akan berubah dan untung Janda itu diselamatkan oleh seorang tokoh bernama Ivo walaupun akhirnya Ivo juga dipanggil oleh Maha Pencipta.Waduh sedihnya dan membuat hati pembaca merasa IBA. Dari sistem penulisan, Penulis cerpen sangat pandai memainkan dan menggunakan kata-kata dengan menggunakan MAJAS. Jadi, cerpen terasa indah dibaca. Saya sebagai pembaca merasa heran sekali dengan kemampuan penulis cerpen ini.Mengapa dan ada apa? Karena latar belakang pendidikannya bukan dari sarjana sastra. Kok, seorang Advokat Jaksa bisa menulis karya sastra malahan lebih paten dari sarjana sastra. Maaf iya bukan saya puji dan jangan naik kuping Adikku, DR. Suhaimi, SH,M. Hum. Apa yang yang saya tulis ini adalah benar dan bukan mengada-ada. Jelas, terbukti. Coba kita bayangkan dan pikirkan banyak sarjana sastra baik dari bahasa Indonesia maupun dari jurusan sastra , bahasa Inggris tak bisa menulis karya sastra (Sebahagian dari mereka itu, dan tak banyak yang bisa ), betul apa tidak?
Merujuk pada topik cerpen yang ditulis di atas, topiknya sangat menarik dan saya juga menulis antologi kumpulan cerpen tentang covid-19 bertajuk " CIUMAN TERAKHIR". Waduh, dengan ulasan dan tajuk yang berbeda. Dengan penuh kerendahan hati membaca karya Bapak Dr Suhaimi di atas, saya sebagai pembaca dan penulis esei singkat ini memohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan karena saya bukan malaikat dan masih HIJAU dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Associate Prof. Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
Nip. 19580517 1985031003
BERBAGI KARYA
Oleh :Siamir Marulafau
Di celah-celah peresmian acara Khitaman salah seorang putra Bapak Dr.T. Suhaimi, SH; M.Hum /Tsi Taura, Penyair Dalam Lingkaran Cinta (Siamir Marulafau), dosen Fib USU, ini membagi sebuah antologi puisi bertajuk "TRI LOGI MERAH" karya Ibu Ni Putu Putri Suastini, seorang penyair dan sastrawan terkenal dari Provinsi Bali. Antologi puisi ini sangat bermanfaat dan memberi nilai kehidupan berazaskan keberanian dalam menelusuri kehidupan yang didasari pada alam semesta. Pembaca buku antologi puisi ini juga merasa karya Ibu Gubernur Bali ini sangat memberikan dampak positif kepada pemirsa di tanah air. Untuk ini, pembaca (Siamir Marulafau) merasa tidak salah langkah jika buku antologi ini berbagi pendapat dalam membaca dan membahas karya penyair kita ini yang telah banyak menulis , membaca puisi dan bergelimang dalam teater sebagai AKTRIS, pelaku pentas dalam pementasan drama. Hal ini sangat membuat hati pembaca tertegun.
Penerima buku ini tentu saja tak akan menolak pembagian ini karena Bapak Dr. T.Suhaimi, SH, M. Hum ini sangat dikenal sebagai penggemar seni dan penyair, serta Sastrawan Sumatra Utara, Nasional yang telah banyak menulis puisi, cerpen dan menerbitkan banyak buku antologi puisi dan cerpen. Beliau juga penggemar teater. walaupun Bpk ini adalah sebagai Jaksa di Jakarta tapi ternyata sangat berpotensial dalam penulisan karya sastra. Bpk Suhaimi seorang Pengawas KOSAMBI, yang mengawasi sebuah grup dalam penulisan karya sastra, puisi dan naskah teater, yang diketuai oleh Bpk.Drs. Suyadi San, M.Hum ( Penyair dan Sastrawan Nasional). Sebagai bukti ,kita dapat menyaksikan berbagai pertunjukkan teater yang pelaku dan aktornya adalah Agus Susilo , Bpk Idrus Pasaribu dirumah Bpk Suhaimi sendiri, yaitu : Jln. Palembang Nomor 16, Kota Binjai, Sumatra Utara, Indonesia.
Demikianlah ulasan yang dapat dibentangkan dalam upaya menambah wawasan dan cakrawala penulisan karya sastra dalam dunia penciptaan karya sastra di tanah air. Jika ada kesalahan dalam penyampaian, mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Associate Prof.Drs. Siamir Marulafau,M.Hum
Nip. 19580517 1985031003
MEMBACA "JAWABAN KEPADA TUHAN" Karya Faridah Jaafar
Oleh : Siamir Marulafau
"Jawaban Kepada Tuhan" adalah sebuah buku Antologi puisi yang merupakan kumpulan puisi yang terdiri dari 159 halaman ditulis oleh Faridah Jaafar, seorang pensarah di Fakultas Sosial Politik Kajian jarak jauh Universiti Sains Malaysia(USM) Penang. Dalam Antologi ini kelihatan banyak puisi yang ditulis dengan tajuk bervariasi dan bernadakan tentang kehidupan penulis dengan sang suami yang sangat dicintai.
Membaca beberapa puisi yang ditulis oleh sang penyair kelihatannya sangat menarik karena penyair menulis puisinya dengan penuh metaforik yang indah dan menyentuh hati. Maka dalam waktu yang sempit ini,Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca juga sangat terharu dan merasa pilu dengan cakapan penyair menceritakan sebuah kisah perjalanan hidup yang pahit dalam menempuh gelombang laut yang amat besar sampai hanyut ke hamparan yang tak terjangkau dengan pandangan mata telanjang tapi namun demikian pembaca sangat berhati-hati mengamati apakah pincalan yang ditempuh dengan jarak jauh sampai ke titik akhir atau tidak,,,,,, dan tentu dalam buku bertajuk " Jawaban kepada Tuhan" akan terjawab,,,,bagaimana seorang wanita tertinggal di atas sebuah perahu dengan tak ada tempat mengadu lagi, dan tentu akan terombang ambing di tengah lautan tanpa ada pulau berbayang di semenanjung pulau kulalui setiap hari,,,,,.
Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca juga turut hanyut dalam gelombang kehancuran karena Sang penyair adalah senapas dengan sang pembaca karena dia kebetulan juga sebagai PENYAIR.
Cetusan dan rintihan yang dialami sang penulis puisi sungguh memprihatinkan karena hampir semua puisi yang ditulis bernapaskan kesedihan akan kehilangan sang suami yang sangat dicintai seperti gelombang laut menerpa tepi pantai akan kembali hanyut di hamparan yang tak akan kembali lagi. Pengalaman pahit ini juga terdampar dalam dunia ditempuh oleh
Penyair Dalam Lingkaran Cinta yang membuat dia menjadi penyair karena sang istri dicintai telah sirna ditelan angin dan tak akan kembali lagi dan sebagai akibat dari kehilangan ini dia dijuluki
Penyair Dalam Lingkaran Cinta karena memulai menulis puisi dan menjadi PENYAIR di berbagai grup di face book dan beberapa media sosial. Dan tak heran lagi jika penulis puisi bertajuk "Jawaban Kepada Tuhan" ini menggambarkan isi hatinya dengan sepenuh hati mengungkapkan betapa sedih dan perih hatinya atas kehilangan sang suami, dan sesungguhnya Jawaban kepada Tuhan itu telah diselimuti dengan kehadiran sebuah Antologi puisi bertajuk "TAQWA Kepada Allah".
Saya sebagai pembaca puisi-puisi yang ditulis dalam Antologi bertajuk "Jawaban Kepada Tuhan " ini juga tersanjung atas tulisan yang sangat baik dalam bentuk literasi yang indah dengan pengungkapan kata-kata yang sesuai serta metaforik yang indah dan bagus dibaca dengan arti bahwa semua diksi yang digunakan sesuai dalam pengungkapan. Jika ditelusuri makna yang tersirat di balik tersurat , nampaknya sangat tepat jika dilihat dari sudut pandang sang penulis atas karya yang ditulis dalam pengungkapan rasa kesedihan karena kehilangan dan hal ini dapat dilihat dalam sebuah sebuah puisi bertajuk "BABAH".
" Aku rindu akan babah yang dulu
babah masa lalu
babah selalu punya waktu
babah sering tersenyum kepadaku
babah sabar meladeniku
babah setiap waktu meladeniku
babah setiap waktu menyantuniku
babah sering berlaku rindu
babah menyatu denganku
babah tidak menghakimi meluluh"(Faridah,2018:103)
Jika dianalisis bait- bait puisi pada bentuk puisi I, di atas kelihatan bahwa sang penulis puisi sangat merindukan sang suami yang telah sirna di dunia fana ini, dan semua larik-larik menggambarkan kerinduan pada masa lalu, dan hal ini telah terpatrik dalam hati penulis puisi yang tak bisa dilupakan seumur hidup.Ternyata pada bentuk puisi ke II, terungkap rasa kesal dan haru dengan penuh kesedihan atas penyakit yang diderita sang suami membuat penulis puisi putus harapan akan cinta dan kasih sang suami yang cintanya semakin memudar karena Suami akan bakal dipanggil oleh Allah SWT, dan di sinilah penulis puisi merasa kehilangan dan mencari cinta BABAH lagi, dan apakah ini mungkin?
Jika dianalisis bait- bait puisi pada bentuk puisi I, di atas kelihatan bahwa sang penulis puisi sangat merindukan sang suami yang telah sirna di dunia fana ini, dan semua larik-larik menggambarkan kerinduan pada masa lalu, dan hal ini telah terpatrik dalam hati penulis puisi yang tak bisa dilupakan seumur hidup.Ternyata pada bentuk puisi ke II, terungkap rasa kesal dan haru dengan penuh kesedihan atas penyakit yang diderita sang suami membuat penulis puisi putus harapan akan cinta dan kasih sang suami yang cintanya semakin memudar karena Suami akan bakal dipanggil oleh Allah SWT, dan di sinilah penulis puisi merasa kehilangan dan mencari cinta BABAH lagi, dan apakah ini mungkin?
Jika di analisis lebih lanjut lagi bahwa pada alinea ke III puisi ini, Penulis puisi diingatkan akan cinta dan kasihnya terbelenggu tapi namun demikian cinta itu tak akan luntur begitu saja dan sebagai buktinya, penulis puisi berhasil merebut kembali cinta dan kasih yang sekian lama terpendam meskipun cinta itu kadang dihiasi dengan amarah tapi itu kan merupakan bunga- bunga rumah tangga dalam bercinta. Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca dan menganalisis serta memahami konteks puisi terditeksi bahwa Penulis puisi bertajuk "JAWABAN KEPADA TUHAN " adalah sebuah untaian Antologi yang sangat bagus dibaca tentang curahan hati yang sangat perih dan pedih akibat KEHILANGAN, hal ini lazim kadang dialami oleh insan di dunia fana ini sebagai COBAAN pada setiap hamban-Nya utuk lebih bersabar dan TAQWA kepada-Nya. Hal ini dapat dilihat pada bait-bait puisi di bawah ini :
"Faridah ada peringatan buatmu
mungkin bukan cinta babah yang berlalu
hanya kau terbelenggu daan keliru
hanya kau berterusan
bermelangkolia tentang cinta dulu
mungkin kau terlalu melulu,,,,,
menarik dan merebut kembali babah
dari pada pelukan sel kanser itu (Faridah,2018:104)
Hal yang serupa juga terdapat pada beberapa topik puisi seperti : "Jubah Cinta" , " Dia Yang Sempurna" ,"Kenyataan", "Pejuang Tabah"," Menyulam Mimpi", dll. Satu hal yang membuat saya kagum dan terinspirasi adalah Penulis yang bukan berasal dari jurusan Sastra tapi berasal dari jurusan Sosial Politik di USM,,,,,,.Kok menulis karya sastra jenis puisi lebih mantap dari orang-orang yang berasal dari jurusan Sastra,,,,,aneh,,,aneh dan sungguh luar biasa.
Saya sebagai pembaca bukan mengkritik tetapi hanya sekedar membaca dan memahami apa makna yang tersirat di balik yang tersurat dari beberapa puisi ditulis dengan tajuk " Jawaban Kepada Tuhan". Dan sungguh ini menjadi suatu kajian yang dapat dikaji dari berbagai unsur teori dalam ilmu Sastra, dan teori yang paling ampuh dalam menempuh makna puisi secara keseluruhan dalam Antologi ini adalah berdasarkan teori Rene Wellek dan Austin Warrent dalam ilmu sastra "The Theory of Lierature" merujuk pada Pendekatan Sosial Philosofis (Social Phylosopical Approach) dengan metoda DESKRIPTIF karena penulis puisi cenderung bercerita dan menggambarkan tentang isi hatinya melalui beberapa puisi yang ditulis dengan tajuk-tajuk yang berbeda.
sm/13/12/2018
TERIMA KASIHKU
diatas artikel ini mengulas dan menghurai apa yang ada di jiwaku.
SEPINTAS ANALISIS TENTANG LUKISAN
Mazlan Noor Along berjudul “Cintailah Bumi”
Oleh : Prof. Siamir Marulafau
Bila kita melihat lukisan Bapak Mazlan Noor Along ini dengan teliti dan cermat atau manatapnya dengan sistem 3 dimensi disertai dengan perasaan yang sangat mendalam, maka bulu kuduk kita akan naik ke langit biru yang tak dapat di capai. Mengapa? Lukisan ini sangat membuat hati kita gementar dan terpesona memandangnya.
Dalam pandangan saya kombinasi dalam mencampur warna lukisan sangat tepat. Dengan pengertian bahwa setiap warna yang terurai dalam setiap blok berwarna melukiskan sesuatu yang bermakna, baik dalam warna daun, seperti hijau, kuning merah, atau kemarah-merahan dan warna biru menggambarkan warna-warna yang ada di bumi. Pelukis tentu saja memiliki inspirasi yang sangat tajam dalam mengekspresikan tema tertentu sesuai dengan apa yang tersirat dalam hati pelukis. Ini bukan hal yang gampang dibuat.
Pelukis memiliki kemampuan ilmu yang sangat peka dan memadai untuk melukis, terutama dalam menentukan MAKNA LUKISAN. Apa tujuan dan manfaat lukisan bagi pemirsa di seluruh penjuru dunia.
Setelah saya melihat dan memandang lukisan dengan sistem 3 dimensi, maka saya mengatakan bahwa pelukis cenderung menggambarkan serta memberi ilustrasi tentang BUMI. Bumi dalam yang diartikan dalam lukisan ini memiliki wajah yang cantik dan kecantikan itu harus dijaga oleh manusia yang punya akal sehat. Ini adalah merupakan salah satu kodrat Allah SWT memberikan keindahan kepada manusia bahwa bumi itu adalah tempat khusus untuk manusia. Dalam hal ini diberikan hak dan wewenang kepada Nabi Adam A.S. sebagai Khalifah untuk menjaga kelestarian alam.
Dalam lukisan ini, pelukis menghimbau pada seluruh insan di bumi supaya menjaga kelestarian laut, tumbuhan, pepohonan dan terutama sekali daratan dan ekosistem bumi supaya jangan runtuh. Jika pepohonan selalu ditebang maka yang akan terjadi adalah BANJIR BANDANG, dan jika laut tidak dijaga maka ikan-ikan akan mati dan yang merugi adalah manusia di bumi.
Merujuk pada lukisan ini, pelukis memberikan pesan bahwa bumi harus dijaga supaya bumi yang dipijak dan dihuni ini, jangan digetarkan oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat pada kombinasi warna tanah kekuning-kuningan dan terutama isi yang terkandung dalam bumi itu sendiri. Dalam hati pelukis tertanda bahwa semenjak bumi ini diciptakan Allah SWT, telah difikirkan apa sesungguhnya kebutuhan manusia di bumi beserta makhluk
lainnya…khususnya haiwan-haiwan akan membutuhkan daun-daun dan pepohonan untuk diperlukan manusia. Warna hijau mengaju pada lumut dan putih adalah karang dilantai lautan juga tergambar dalam lukisan ini, yang memberikan makna bahwa ikan-ikan di laut membutuhkan lumut berkarang di bawah atau di rimba laut. Maka dengan adanya lukisan yang luar biasa ini , manusia di bumi harus mensyukuri segala nikmat dari Allah SWT., supaya manusia jangan merusak dan selalu menjaga EKSISTENSI BUMI sebagai ciptaan maha hebat oleh Allah SWT.
Demikianlah sepintas apresiasi saya sebagai penglihat dan pembaca dalam diri tentang manifestasi lukisan Mazlan Noor yang sangat mengagumkan dan menawan hati para pemirsa di dunia ini. Tak heran jika Bapak Mazlan Noor Along ini seorang PUJANGGA DAN PELUKIS ternama di Malaysia atas kreatifitasnya dalam bidang seni lukis dan seni puisi. Jika ada kekhilafan dalam penglihatan dan pembahasan lukisan, saya mohon dimaafkan.
"sebuah karya memancar ribuan makna"
Wassalam,
dtt
Associate Prof. Drs Siamir Marulafau, M. Hum
NIP.19580517 1985031003
SEKILAS TINJAUAN PUISI ADRI DARMADJI WOKO BERTAJUK " BERLAYAR TERBANG"
Oleh : Siamir Marulafau
I. PENDAHULUAN DAN ANALISIS
Rasa takjub saya semakin menghilang setelah saya memberanikan diri membuka paket yang dikirim semalam. Rupanya sebuah antologi puisi yang berisikan puisi 184 penyair. Ternyata, setelah saya membaca judul-judul puisi dengan cepat secara keseluruhan, terlintas satu judul puisi yang menarik karya Adri Darmadji Woko dalam sebuah buku antologi puisi bertajuk " RANTAU".
Jika judul puisi ini diamati dengan cermat, akan menggugah hati pembaca. Mengapa tidak? Dari tajuknya saja hati kita sudah melayang. Sungguh judul puisi ini menarik karena penyair menggunakan bahasa metaforik dengan gaya bahasa indah seperti PERSONIFIKASI. Jika kapalnya berlayar terbang,iya jelas kapalnya akan menggunakan sayap. Secara logika, apakah ini mungkin? Inilah gubahan sastra. Di sini penyair bebas menggunakan kata-kata merujuk pada makna sesungguhnya yang ada dalam benak si pengarang. Siapa lagi pengarangnya jika seorang penyair senior berpengalaman, yang disebut-sebut kelahiran Yokyakarta. Alumni Sekolah Tinggi Publistik dan Universitas Jakarta. Pengarang kita ini telah banyak menulis karya-karya sastra dan pantas jika penyair ini termasuk salah seorang dewan kurator di Negeri Poci.
Jika puisi penyair kita ini ditelusuri dan diamati dengan cermat, maka kita sebagai pembaca akan hanyut di hamparan lautan yang luas karena penulis puisi sangat ahli dalam menggunakan kata-kata merujuk pada makna dan tema puisi yang direncanakan. Sebagai bukti bahwa dalam baris-baris puisi di bawah ini akan terdapat metaforik bahasa indah seperti :
"Melaju kapal berlayar
sekoci bergegas lepas
dan waktu yang lekas
Merambat di muka samudra
ketika menyelidik tiada
Di manakah yang dicari
hambar dari pandangan mata
diseru-seru tiada menentu."
Selain penggunaan bahasa metaforik yang indah , makna puisi ini pun tidak akan sulit diketahui khususnya makna yang tersirat di balik tersurat. Penyair pada baris-baris yang terakhir mengungkapkan kepada pembaca bahwa ada " Sebuah cahaya benderang di gelap malam". Dalam ilmu sastra dikatakan bahwa "CAHAYA"itu merupakan simbol kekuatan jika dihubungkan kehidupan manusia. Ironisnya, jika cahaya ini semakin terang dan bebas hambatan maka kehidupan manusia pun semakin terang. Analogi makna puisi jika kita semakin dekat dengan maha PENCIPTA maka semakin terang hidup kita.Kemungkinan inilah kunci pengertian dan inti puisi penyair kita ini yang ditulis bebas dalam bentuk PUISI PROSA LIRIS. Bentuk puisi seperti ini termasuk puisi kontemporer, yaitu penyair bebas menggunakan kata-kata yang sesuai dengan tema dan tidak terikat pada rima ( Ryme).
Yang paling menari dalam puisi ini, yaitu penyair alat yang digunakan untuk mencari sesuatu itu adalah KAPAL dilayarkan sampai terbang shingga sekocinya pun terlepas karena cepat. Kemudian Kapalnya menukik ke lautan dalam. Inilah indikasi yang tepat disajikan pada pembaca bahwa penyair sangat serius mencari sesuatu yang membuat kehidupan terang di dunia ini dengan mengarungi lautan yang luas dan menyelam di dasar laut. Walaupun yang dicari itu semakin samar tapi semakin nampak, dan itu usaha manusia di bumi Tuhan. Dengan catatan bahwa dalam eksistensi kehidupan manusia tidak boleh berpangku lutut. Manusia harus berusaha mencari sesuatu yang ada dan mengadakan yang tidak ada, dan ini namanya melepaskan IKHTIAR. Dalam Al-Qur'an juga Allah (Tuhan) menginginkan manusia supaya manusia dalam perjalanan hidup di dunia harus berbuat dan mencari kehidupan karena perjalanan hidup manusia di dunia ini termasuk "KEHIDUPAN YANG MERANTAU".Tak salah lagi jika penulisan puisi ini menyangkut dan merujuk pada tema yang dirancang sebelumnya. Sebagai buktinya,mari kita lihat baris-baris puisi di bawah ini :
"Menukik ke lautan dalam
di hari-hari lepas
Pelan-pelan menyembul-selam
bayang-bayang di kejauhan
Semakin samar, semakin nampak
seperti ada kabut cahaya
di lautan maha kelam
bayang-bayang dikejauhan
Remuk redam di dasar samudra
Semakin terang bebas halangan
Sebuah cahaya benderang
di gelap malam
Semakin ke dalam, jauh melayang
Berlayar malam
Terbang kelam
Jauh nian !"
II. OPINI KRITIK DALAM SASTRA
Sebagai salah seorang pembaca puisi ini, saya mengatakan bahwa puisi sangat menyentuh hati karena maknanya yang tak simpang siur. Maknanya sangat tepat jika dikaitkan pada tema penulisan antologi sebelumnya. Penyair sangat lihai menggunakan diksi yang tepat walaupun ditulis dalam bahasa yang sederhana.
Jika dilihat dari sudut pandangan kritik sastra, puisi ini tidak menyimpang dari penulisan berdasarkan Struktur dan penyair tidak lupa akan susunan -susunan kalimat karena puisi itu adalah berdasarkan KATA dan disusun dalam kalimat membentuk puisi dengan bahasa puitis. Penyair selalu menggunakan bentuk kalimat INVERSI,yaitu kalimat yang predikat mendahului Subjek (Pokok kalimat). Contoh :
PREDIKAT (VERBA)------ SUBJEK/Pelengkap
Melaju kapal berlayar
Merambat /di muka samudra
Menukik /ke lautan dalam
Puisi ini dapat dianalisis dengan menggunakan teori Semiotika, dan juga teori-teori sastra lainnya yang merujuk pada teks dan konteks puisi. Meskipun demikian pembaca lebih cenderung menggunakan teori Rene Wellek & Austin Warrent dalam pendekatan teks ( Textual Approach) yang mengaju pada makna.
Demikianlah sekilas pembahasan puisi ini dibentangkan dan apabila ada kekhilafan dan kesalahan dalam pembahasan maka penulis mohon dimaafkan karena penulis bukan malaikat dan hanya orang biasa. Makasih.
Wassalam,
dtt
Associate Prof Drs.
Siamir Marulafau ,M.Hum
Nip.19580517 1985031003
SEPENGGAL ULASAN KRITIK SASTRA BERTAJUK " BIARLAH BULAN BERCAHAYA DALAM HIDUPKU" Karya : Siamir Marulafau
,Dosen Fak. Ilmu Budaya(FibUSU) Medan
E-mail:penyairdcm2@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Dalam naskah ini dibentangkan kepada kita bahwa satu karya sastra puisi bertajuk “ Cahaya Bulan” oleh seorang penyair,LK ARA dalam sebuah kumpulan puisinya bertajuk “ UCAPGEMERCIK” menunjukkan penulis puisi ini ialah penyair yang bergerak secara dinamis. Ia sangat berbeda dengan penyair Hamzah Fansuri. Ia juga dapat dibedakan dengan Nuruddin Ar-Raniri yang tak tegas bersikap dalam kemampanan kesufiannya (Naruddin dalam Ucap Gemercik, 2017 : 68)
LK Ara yang lahirdi Takengon ,Aceh 12 November 193.Pernah menjadi redaktur budaya Harian Mimbar Umum (Medan),Pegawai Sekretariat Negara, terakir bekerja di Balai Pustaka hingga pensiun (1963-1985)..
Lk Ara telah menerbitkan sekitar37 karya, baik buku antologi tunggal maupun bersama,dan telah melakukan perjalanan sebanyak 23 perjalanan baik secara nasional maupun internasional,seperti acara festival, seminar, dan pertemuan sastrawan.
Terakhir,ia mendapat penghargaan Hadiah Seni dari Pemda Aceh 92009) dan Pemda Kabupten Tangerang (2013).
Penyair LK ARA nampaknya bukan hanya menulis puisi merujuk pada kesufian saja tetapi juga menulis puisi tentang perihal cinta sesama manusia. Hal ini antara lain dapat ditemukan dalam puisi bertajuk Cahaya Bulan.
Capailah cahaya bulan dan matahari
Bawalah dalam genggaman
Bawa ke kampung halaman
Lalu sebarkan ke seluruh negeri
Itulah pesan ketika dirimu
Dulu akan meninggalkan kampung
Mencariilmu
Pesan yang diucapkan ibu- bapak
serta harapan orang sekampung
Harapan diam-diam dari menunasah tua
Kolam tempat mandi
Dan pancuran tempat berwudu
Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran
Para petani kopi
Dan rumah di tenah persawahan
Terangi juga mereka yang redup
Dan sepi dilembah
Terangi jugamereka yang sayu
Di pucukbukit
Yang selalu disaput kabut
(LK Ara,2016)
II. KRITIK DAN PEMBAHASAN
Analisis dan kritik yang disampaikan pada puisi di atas cenderung menjadi bahan pemikiran kepada pembaca bahwa penulis puisi menggunakan bahasa yang sederhana tetapi di dalam puisi itu mengandung unsur cinta antara sesama manusia bila dibaca dan ditelaah dari keseluruhan kata-kata yang ditulis oleh penyair. Dari sudut penggunaan bahasa, LK Ara sangat cermat dan lihai dalam menggunakan kata-kata seperti pada larik ke 2 Puisi I, dan juga pada puisi ke II larik pertama.
“Bawalah dalam genggaman”(larik 2,Puisi I)
Dalam penggunaan kata –kata di atas ini, kelihatannya sangat tepat jika dilihatdari bait pertama “ Capailah cahaya bulan dan mtahari”, yang mendukung saran dari seorang penyair bahwa yang akan dibawa itu adalah ‘Cahaya bulan ‘ dengan pengertian cahaya itu akan memberikan penerang kepada manusia di bumi untuk bisa menempuh suatu jalan yang dilalui atau dituju. Penggunaan cahaya bulan juga memberikan dampak positif kepada pembaca bahwa cahaya itu sangat lembut ,terang benderang di malam hari yang tak sama dengan sinar matahari.
Jika dipikir secara logika, apakah manusia biasa membawa cahaya kemudian digenggam?Penggunaan kata ini membuat para pembaca berpikir bahwa penulis puisi tak lepas dari penggunaan majas untuk memperindah puisinya. Dalam penulisan puisi memang seharusnya menggunakan majas atau gaya bahasadengan tujuan untuk meperindah puisi yang dapat dibedakan dengan penggunaan bahasa umum. Hal seperti ini juga merujuk pada bahasa puitis. Bila dilihat pada kalimat ‘Capailah cahaya bulan dan matahari’ pada puisi di atas akan timbul pemikiran pada pembaca yaitu : Apakah “Matahari itu bercahaya atau bersinar?” Seharusnya penyair harus membedakan antara cahaya dengan sinar. Seharusnya bait puisi itu ditulis : “Capailah cahaya bulan di malam sunyi” atau “Capailah cahaya bulan di temaram malam”. Meskipun kata cahaya bulan dan sinar matahari memberi penerangan di bumi tetapi kedua kata itu memiliki sifat yang amat berbeda. Cahaya bulan memang menerang dan tak membakar. Sementara sinar matahari menerang dan bisa membakar sesuatu yang ada di bumi.
Seterusnya, jika dilihat dari penggunanaan kata seperti yang tertera dalam larik 2 puisi I, : ‘Bawalah dalam genggaman’. Penyair tidak menggunakan kata seperti jinjinglah, pikullah, gendonglah,dll, tapi penggunaan kata itu sangat tepat dengan pengertian bahwa menggenggam adalah menyimpan dalam hati dan pikiran akan sesuatu yang merujuk pada kekuatan berupa cahaya pada malamhari maupun sinar matahari pada siang hari.
Jika dibahas lebih mendalam ,ternyata penyair mengulanngi pemakaian kata “bawalah cahaya bulan dalam genggaman” ( larik 1 , puisi II). Hal ini menunjukkan bahwa Penyair lebih menekankan penggunaan kata yang sama sebagaimana yang ada pada larik 2 Puisi I. Penggunaan kata-kata seperti ini adalah bersifat “Repetisi”,yaitu mengulangi bahagian yang penting merujuk pada makna.
Dalam puisi di atas,penyair mengingatkan orang-orang berilmu untuk membagi keilmuan yang diperoleh karena ilmu itu adalah merupakan sumber kekuatan dalam diri manusia. Orang yang berilmu itu tidak boleh mementingkan diri sendiri . Penyair senang jika ada regenerasi penerus. Oleh karena itu, siapa pun yang meninggalkan kampung halamannya dan menuntut ilmu di negeri orang, harus menyebarluaskan ilmu itu setelah kembali ke kampung halamannya.
“ Bawa ke kampung halaman
lalu sebarkan ke seluruh negeri
Itulah pesan ketika dirimu
Dulu akan meninggalkan kampung
Mencari ilmu
Pesan yang diucapkan ibu- bapak”
(Lk Ara,2017 : 17)
Jika dipandang dari segi moral filosofis maka penyair sangat peka terhadap kehidupan para ilmuan yang telah berhasil meraih ilmu di negeri orang dengan istilah “MARSIPATURE HUTA NABE”dengan pengertian bahwan seseorang harus kembali ke negeri asalnya untuk membangun negerinya. Hal ini sangat menunjang kepariwisataan dalam sebuah daerah. Sebuah negeri dapat berubah dalambentuk fisik jika ada orang yang pandai dan cerdik serta berilmu.
Tak heran jika penyair lebih mengutamakan pembangunan fisik sesuatu daerah dengan keilmuan diperoleh oleh generasi penerus bangsa. Dengan harapan bahwa generasi penerus yang berilmu jangan melupakan orang tak berdaya ( orang miskin). Makanya penyair cenderung menggunakan simbol cahaya bulan dan sinar matahari yang merupakan lambang orang berilmu yang dapat mencerdaskan orang kampung dan atau orang senegeri ( DR.Mohd. Harun al Rasyid, 2017: 66)
Dalam kritik saya, saya sangat setuju dengan apa yang diungkapkan oleh Harun al Rasyid tentang penerapan keilmuan seseorang untukmembangun negerinya. Jika dipandang dari fungsi pendidikan maka hal seperti inilah yang sangat diharapkan.Hal ini dapat dilihat padalarik-larikpuisi yang dutulis oleh penyair LK ARA.
“Pesan yang diucapkan ibu- bapak
serta harapan orang sekampung
Harapan diam-diam dari menunasah tua
Kolam tempat mandi
Dan pancuran tempat berwudu”
(Lk Ara,2017 : 17)
Selain daripada itu, jika dilihat dari social budaya dan merujuk pada puisi tersebut di atas, “ substansi puisi ini tampak bermuara pada kelaziman orang Gayo yang menginginkan putra daerah yang telah berilmu agar rela mengabdi di kampung halamannya”(Harun alRasyid, 20 17:66). Kritik saya tentang tanggapan Harun al Rasyid ini lazim akan selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat sekarang dalam membangun sesuatu daerah yang bernuansa pada kearifan lokal. Hal ini , saya juga sangat setuju karena inilah yang selalu diharapkanpemerintah kepada sang penyair untuk menyumbangkan pikirannya melalui syair-syair yang dapat memberikan masukan dalam membangun negeri ini.
Selanjutnya, bila dilihat pada batang tubuh puisi ternyata bahwa penyair Lk Ara mengungkapkan sesuatu hal yang sangat misterius berakar dari lubuk hati mendalam .Ia terus mencoba dan memburu cahaya cinta. Cahaya dan sinar yang diungkapkan bukan hanya saja merujuk pada lambang keilmuan tetapi pada cinta antara sesama. Selain itu , “Ia juga seakan-akan melihat dengan mata batinnya, betapa kudusnya cahaya dan sinar cinta itu dari Yang Maha Cinta” (Harun al Rashid,2017:66) Memang pengungkapan seperti ini sangat didukung karena cinta dan kasih antara manusia dengan manusia serta manusia dengan Tuhannya dan sebaliknya menjadi momentum yang sangat penting dalam kehidupan.
“Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran
Para petani kopi
Dan rumah di tenah persawahan
Terangi juga mereka yang redup
Dan sepi dilembah
Terangi jugamereka yang sayu
Di pucuk bukit
Yang selalu disaput kabut”
(LK Ara, 2017)
Dalam kritik ini dapat diungkapkan bahwa sang penyair LK Ara tak membiarkan cahaya dan sinar itu sirna begitu saja. Ia tentu yakin bahwa cinta dalam kalbu manusia hanya segelintir saja jika dibanding dengan Pemilik Cinta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Cinta dan kasih itu tak akan putus dan sukar untuk diputuskan karena manusia itu adalah ciptaan Tuhan. Tuhanlah yang memberikan kekuatan berupa ilmu sebagai cahaya dan sinar untuk dipantulkan kepada yang lainnya.Dengan pengertian bahwa makhluk di bumi terutama manusia harus saling memberi : “Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran// Para petani kopi//”
Sebagai muslim, LK Ara tentu yakin bahwa cinta kepadaTuhan adalah sangat penting karena sesuatu yang diperoleh di bumi-Nya adalah merupakan kekuatan dari Tuhan. Makanya kesemuanya itu disyukuri dan tidak boleh merasa sombong. Apa pun keistimewaan dan kehebatan manusia di bumi adalah belum setimpal dengan apa yang dimiliki oleh Tuhan. Makanya manusia itu harus sadar dengan eksistensinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Tak salah jika penyair LK Ara mengungkapkan hal tentang cahaya dan sinar cinta dalam puisinya : “ Harapan diam-diam dari meunasah tua//Kolam tempat mandi//Dan pancuran tempat berwudu//”. Dalam kebatinan sang penyair, tersirat kecintaan manusia dengan Tuhan dan sebaliknya. Ia mengajak para ilmuan bahwa harus mendekati diri pada Tuhan. Jangan karena seseorang berilmu terus lupa pada Tuhan.
Jika ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan berdasarkan penelitian bahwa banyak para ilmuan di negara Barat yang telah menemukan keajaiban di luar nalar pikiran manusia. Kemudian mereka taubat dan masuk ke ajaran yang benar. Sebagai contoh : Ada seorang pakar ilmuan yang telah melakukan penelitian bahwa kematian Firaun disebabkan ia tenggelam di laut Merah seketika mengejar Nabi Musa a.s.,dan ternyata setelah diteliti dalam jasad Firaun ada garam laut di dalamnya. Maka ilmuan itu sadar bahwa apa yang tertera dalam Al-Qur’an memang benar.
Begitu juga halnya jika ditelaah dan dikritik puisi penyair LK Ara ini. Ternyata ada makna yang terkandung di dalamnya. Makna yang tersirat di balik tersurat ini terpendam dalam benak si penyair tentang cinta antara sesama, cinta kepada ilmu, rasa kebersamaan, cintadankasih Tuhan pada manusia.Kesemuanya ini tercantum pada bait-bait puisi sebagai hasil dan daya imajinasi yang kuat.
Bila ditinjau dari segi tema, puisi ini dapat dikatakan merujuk padakearifan lokal bersangkut paut dengan hubungan manusia (Human Relation) ,yaitu rasa cinta dan kasih antar sesama yang ada kaitannya dengan memupuk rasa cinta dalam hubungan kepariwisataan maupun dalam penerapan ilmu yang diperoleh yang melambangkan cahaya bulan dan sinar matahari. Cahaya bulan dan sinar matahari dalam ilmu sastra adalah merupakan lambang kekuatan. Tidak salah jika penyair LK Ara memilih kata –kata cahaya bulan dan sinarmatahari.
Kritik dan pembahasan saya tentang struktur juga dapat dilihat bahwa puisi LK Ara ini memenuhi penulisan puisi berdasarkan struktur sebagaimana kita lihat dalam sebuah bahasa mengandung unsur struktur,yaitu terdiri dari : Subjek ----- Predikat// Subjek ------- Predikat-----Objeck-----Keterangan//Predikat----Subjek//Keterangan----Predikat. Meskipun demikian rumusannya, penyair LK Ara nampaknya tidak menyimpang dalam penggunaan struktur bahasa Indonesia. Contoh :
Predikat ------------- Subjek
Capailah cahaya bulan dan matahari
Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Mencari ilmu
Terangi juga mereka yang redup
Keterangan ------- Predikat Pelengkap
Dulu akan meninggalkan kampung halaman
Subjek ------------------- Predikat Pelengkap
Pesan yang diucapkan ibu-bapak
Harapan diam-diam dari meunasah tua
Subjek ---------------------- Predikat
Harapan diam-diam dari meunasah tua
Jika kita membahas puisi penyair LK Ara ini dari sudut ilmu dan teori sastra, maka dijumpai bahwapenyair ini termasuk penyair yang bebas dan tak terikat pasa bentuk atau gaya penulisan konvensional dalam penulisan puisi. Ia tidak menggunakan rima ab ab ab ab atau aa aa aa aa ,dst pada akhir setiap baris puisi. Ia lebih menekankan makna yang tersirat di balik yang tersurat. Sebagai bukti bahwa bentuk puisi yang ditulis oleh penyair adalah dalam bentuk puisi bebas atau PUISI MODERN. Hal ini dapat dilihat pada larik-larik setiap akhir baris puisi.
I “Capailah cahaya bulan dan matahari
Bawalah dalam genggaman
Bawa ke kampung halaman
Lalu sebarkan ke seluruh negeri
Itulah pesan ketika dirimu
Dulu akan meninggalkan kampung
Mencari ilmu
Pesan yang diucapkan ibu- bapak
serta harapan orang sekampung
Harapan diam-diam dari meunasah tua
Kolam tempat mandi
Dan pancuran tempat berwudu”
II “Bawalah cahaya bulan dalam genggaman
Bagikan juga ke gubuk yang bertebaran
Para petani kopi
Dan rumah di tengah persawahan
Terangi juga mereka yang redup
Dan sepi dilembah
Terangi juga mereka yang sayu
Di pucuk bukit
Yang selalu disaput kabut”
(LK Ara,2017:17)
III.KESIMPULAN
Setelah membaca dan membahas puisi LK Ara bertajuk “ Cahaya Bulan”, dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi ini termasuk puisi yang modern. Dengan pengertian bahwa penyair lebih menekankan makna puisi yang tersirat di balik tersurat merujuk pada kasih dan cinta antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya cinta maka orang yang berilmu dapat menyampaikan keilmuannya pada yang lain tanpa pilih bulu. Penyair juga menggunakan lambang cahaya bulan dan sinar matahari sebagai lambang orang berilmu yang dapat memberipenerangan dalam perjalanan kehidupan manusia.
IV. REFERENCES
Budi Darma. 2019. Pengantar Teori Sastra. Pusat Bahasa Pendidikan
Kementerian dan Kebudayaan(2004).
Mamzn S. Mahayana. 2015. Kitab Kritik Sastra.Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Naruddin.2017. Makna Yang Luput. Tangerang : Mahara Publishing.
L.K. Ara. 2017. Ucap Gemercik Air.Mahara Publishing(Anggota IKAPI).
Kota Tangerang,Banten 15145.
Lily Siti Multatuliana.2020. Santun 79 Mencumbu Kalbu : Antologi Untuk Dk.
Kosa kata kita. Jakarta.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1962. Theory of Literature. A. Harvest Book
Harcourt, Brace & world, Inc.
Teew, A. 1982. Khazanah Sastra Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
Biodata :
SIAMIR MARULAFAU lahir di Nias(Sebuah Kepulauan di Provinsi Suamatera Utara),17 Mei 1958.Menamatkan studi S1 dalam ilmu sastra Inggris USU (UniversitasSumatera Utara) pada tahun 1984, dan diangkat menjadi salah seorang staf pengajar bahasa dan sastra Inggris pada jurusan sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB USU), Medan tahun 1985. Pada tahun 2004, menamatkan studi dalam bidang ilmu linguistik (S2) pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara(USU),Medan. Disamping mengajar di Fakultas Ilmu Budaya( FIB USU) Medan, juga mengajar di beberapa perguruan tinggi seperti Fak.Sastra Universitas Islam Sumatera Utara.
APRESIASI GLIMPSE PADA SALAH SATU PUISI MARIA MIRAGLIA ′′ Kemana Saja Kau Pergi ′′
Oleh: Siamir Marulafau, dosen Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia
Kemana Anda Pergi
Kau telah pergi
Membawa bersamamu
Senyummu, tawamu.
semua kegembiraan dan pemborosan Anda
tapi juga
Kerapuhan dan ketidakpastianmu
kesedihanmu
Dan meninggalkanku di sini
Dengan kesedihanku
Hampir merasakan rasa bersalah
karena tidak bersamamu
Ketika anak-anak
Mereka biasa memberi tahu kita
Mereka yang pergi selamanya
Semua naik ke langit
dan di sana
Aku mencarimu selama ini
Terbang di antara awan
putih seperti bunga teratai
Aku berkeliaran dengan tatapanku
melewati ruang yang tak berujung
selagi air mata hangat
Mengalirkan wajahku
Aku tahu
Itu tidak benar
Apa yang kita katakan sekali
Tetapi dengan kehati-hatian yang tegas
Aku terus mencarimu
sementara marah dan kecewa
Terus tumbuh di dadaku
Kemana kau pergi?
AKU PERKENALAN DAN ULASAN
Itu luar biasa bagi saya ketika saya membuka face book saya di blok Spot penyair OPA. Mataku tampak melihat salah satu puisi berjudul ′′ Where Have You Goe ′′ oleh Maria Miraglia. Saya tahu bahwa dia termasuk salah satu penulis puisi yang brilian dan terhormat di grup OPA. Nowonder, kalau dikatakan betapa indahnya puisi yang ia tulis di sana yang membuat hati dan pikiranku menjadi menarik untuk dibaca. Dengan demikian, saya suka memilih salah satunya untuk dianlyzed berjudul ′′ Where You Gone ".
Puisi ini tampaknya ditulis dalam bentuk narasi dan puisi lirik prosa. Pilihan kata-kata kebanyakan indah menggunakan bahasa kiasan. Pujangga menarasikan sesuatu yang membuatnya merasa sedih karena seseorang, yang telah pergi membawa senyum, tawa,. dan sukacita dan keborosan dan kerapuhan dan kesedihan yang tidak pasti juga. Sang penyair benar-benar bertanya; ′′ Kemana kau pergi?". Ini adalah salah satu hal yang mungkin membuatnya hancur berkeping-keping untuk menerima seseorang yang sangat dia cintai. Dalam prediksi saya terhadap anlysis, mungkin seperti itu untuk menyatakan betapa sedihnya dia ditinggalkan dengan kesedihan dan hampir rasa bersalah. Berarti sementara, dia benar-benar menyatakan bahwa dia tidak lagi bersama seseorang. Mari kita lihat garis-garis puisi berikut ini:
′′ Kau telah pergi
Membawa bersamamu
Senyummu, tawamu.
semua kegembiraan dan pemborosan Anda
tapi juga
Kerapuhan dan ketidakpastianmu
kesedihanmu
Dan meninggalkanku di sini
Dengan kesedihanku
Hampir merasakan rasa bersalah
karena tidak bersamamu ′′
Di barisan puisi berikutnya, dia mengatakan bahwa air matanya benar-benar turun ketika anak-anak biasa mengatakan bahwa mereka yang pergi selamanya tampak naik ke langit. Menurut pendapat saya, penyair telah kehilangan seseorang yang sangat dicintainya dan anak-anak tentu saja bertanya, ke mana ia pergi. Dan itulah takdir yang maha kuasa memberikan cobaan bagi mereka yang percaya akan adanya manusia hidup di dunia bahwa semuanya tidak ada yang abadi. Bahkan, penulis puisi ini juga telah berusaha mencari kekasih yang dicintainya dengan terbang di antara awan berkeliaran dengan tatapannya melewati ruang yang tak berujung, namun ia tidak menemukannya. Dia hanya datang untuk membersihkan air matanya di pipinya. Sungguh indah menggambarkan pengalaman pahit yang dihadapi oleh sang penyair seperti apa yang telah dinyatakan dalam barisan puisi.
′′ Ketika anak-anak
Mereka biasa memberi tahu kita
Mereka yang pergi selamanya
Semua naik ke langit
dan di sana
Aku mencarimu selama ini
Terbang di antara awan
putih seperti bunga teratai
Aku berkeliaran dengan tatapanku
melewati ruang yang tak berujung
selagi air mata hangat
mengalirkan wajahku ′′
Di barisan terakhir puisi oleh penulis, dia kembali bertanya :" Kemana saja kau pergi?" Sepertinya hanya ledakan emosi yang benar-benar diketahui olehnya. Apa yang dikatakan sekali itu tidak benar-benar benar. Tetapi, meskipun seperti itu dengan tegas kebodohan, dia menggunakan untuk tetap mencari seseorang meskipun dia dalam kemarahan dan kekecewaan datang dan tumbuh dalam dada. Di garis terakhir puisi ini, bisa dikatakan bahwa dia benar-benar bersemangat untuk menunggu kedatangan seseorang tetapi keberadaan seseorang masih menghilang. Mari kita lihat garis-garis berikut sebagai bukti.
′′ Aku tahu ′′
Itu tidak benar
Apa yang kita katakan sekali
Tetapi dengan kehati-hatian yang tegas
Aku terus mencarimu
sementara marah dan kecewa
Terus tumbuh di dadaku
Kemana saja kau pergi?"
Aku akan melakukannya. OPINI KRITIK PADA PUISI: ′′ Kemana Kamu Pergi ′′
Dilihat dari kritik literatur, puisi ini ditulis dalam bentuk Puisi Prosa Lirik. Padahal sang penyair menarasikan kisah sedih yang dialami dalam kehidupan melalui garis-garis puisi. Puisi ini dibangun dengan bahasa puitis bahwa puisi itu tampak hidup dan indah karena pilihan kata-kata dengan tepat.
Pujangga tidak hanya mengungkapkan teknik witing puisi tetapi juga makna dari sebuah puisi bahwa puisi yang dituliskan penuh makna. Hal ini menguraikan sesuatu yang membuat para pembaca merasa sedih seperti apa yang dirasakan sang penyair. Karena merindukan seseorang yang benar-benar dicintai sangat menyedihkan dan membuat air mata menetes.
Tampaknya puisi ini ditulis menggunakan tokoh-tokoh pidato seperti ′′ Hiperbola ". Kalimat-kalimat indah yang menunjukkan hiperbola adalah:
Ketika anak-anak
Mereka biasa memberi tahu kita
Mereka yang pergi selamanya
Semua naik ke langit
Terbang di antara awan
putih seperti bunga teratai
Aku berkeliaran dengan tatapanku
melewati ruang yang tak berujung
selagi air mata hangat
Mengalirkan wajahku
Aku terus mencarimu
sementara marah dan kecewa
Terus tumbuh di dadaku
Puisi ini juga ditulis secara struktural yang ditemukan dalam beberapa baris bahwa penyair tidak melanggar aturan penulisan dalam bentuk Struktur terkait dengan ′′ SENTENCE POLA STRUKTUR ′′ oleh Robert Khorn. Sebagai bukti, kita melihat berikut ini:
SUBJECT ------------ VERB / PREDIKAT (Pelengkap)
Aku tahu
Aku berkeliaran dengan tatapanku
Aku terus mencari
GERUND SEBAGAI SUBJEK ----------------- VERB / PREDIKAT
Terbang di antara awan putih seperti bunga teratai
Menurut pendapat saya, teknik menulis puisi ini sangat bagus jika dilihat dari kritik literatur sejak penyair bijak menggunakan diksi yang baik dan mengatur kalimat dalam bentuk puisi. Puisi ini juga dapat dianalisis menggunakan ′′ Teori Sastra ′′ oleh Rene Wellek dan Austin Warrent. Tetapi, bagaimana pun ini tergantung pada researher teori atau pendekatan literatur yang cocok digunakan untuk diterapkan dalam konteks penelitian. Tidak heran untuk mengatakan, siapa dia sebagai penyair yang cemerlang dan terhormat jika kita telusuri kembali untuk melihat dan membaca karirnya sebagai penyair. Mari kita lihat biografinya berikut:
MARIA MIRAGLIA: Pendidikan, penyair, penerjemah, aktivis perdamaian, Maria A. Miraglia lahir dan tinggal di Italia. Untuk waktu yang lama, anggota aktif Amnesty International, dia sendiri pendiri dan ketua Yayasan Dunia untuk Perdamaian. Anggota Ican, Observatorium Internasional untuk Informasi dan HAM. Anggota pendiri dan direktur literatur asosiasi budaya Italia P. Neruda, anggota kehormatan Bangsa Unidas de las Letras, anggota penasihat dewan redaksi Galaktika Poetike Autunis, anggota dewan redaksi Ourpoetry Archive, anggota dewan penasihat editorial Sahitya Anand. Presidente de la organisasi Mundial de los Trovatores, Italia dan Wakil Presiden - Koordinasi, di organisasi global hak anak, Gerakan Dunia United untuk Anak (UWMC). Dia berkolaborasi untuk puisi dengan sejumlah koran dan majalah nasional dan internasional. Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing dan dikumpulkan dalam antologi-antologi tanpa nomor di seluruh dunia. Dr Maria Miraglia sering menjadi tamu sambutan acara internasional untuk puisi. Kecantikan dan profunditas merupakan karakteristik terpenting dari karya Maria Miraglia dan meskipun unsur-unsur ini ditemukan dalam beberapa karya luar biasa oleh penulis modern, mencampurkannya bersama-sama tampaknya merupakan tantangan bagi banyak orang, di mana Maria berada.
Hanya itu yang bisa saya katakan tentang puisi Maria Miraglia ′′ Kemana Kamu Pergi ". Jika ada kesalahan yang ditulis, saya perlu meminta maaf atas kritik literatur saya karena saya masih hijau dalam literatur.
Salam hormat,
Ddt
Associate Prof Siamir Marulafau,Drs,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
SEPENGGAL APRESIASI PUISI NASHUHA JAMIDIN Bertajuk “BUMI NUSANTARAKU TERANCAM”
Oleh : Siamir marulafau, dosen FIB USU, Medan-Indonesia
E-mail : siamirmarulafau7@gmail.com
Nashuha Jamidin •
BUMI NUSANTARA KU TERANCAM
Setelah ratusan tahun kau dijajah dijarah
Hasil keperihan kepedihan air mata darah dan keringat
Setelah bernafas merdeka beberapa dekad
Tangan-tangan peribumi kini mula lupa diri berkhianat
Lupa kepada pesan dan amanat leluhur dan rakyat
Gila harta pangkat tidak sedar diri terjerat kuasa asing keparat
Menyambung misi visi Penjajah laknat
Bumi Nusantaraku malang sungguh nasibmu
Di tangan pemimpin culas khianat anak bangsamu
Cinta dunia takut mati menjadi pegangan dan pemicu
Sanggup menggadai apa saja milik bangsa dan watanmu
Tak sedar bala bencana besar sedang menunggu
Mulut Harimau dan Naga tak beriman menganga bernafsu
Pejuang pemikir bangsa dipinggir dinista dipenjara/dipidana
Si Tolol dungu bobrok moral disanjung dipuja bagaikan Dewa
Pejuang dilabel terorist di tuduh gila kuasa difitnah hasil rekayasa
Sanggup bergayut di dahan rapuh bergantung kepada V.Corona
Persetan logik persetan Agama asal dapat pertahan kuasa
Ooh! Kasihan bumi Nusantara!
Khazanah bumimu diintip di incer semaunya
Hasil tenaga dari bumimu juga sudah digadai semuanya
Lingkaran api, gunung berapi, haba elektrisiti di bawah bumi
Bangsa asing bakal miliki dan kuasai
Apa lagi yang bakal tinggal buat anak cucu generasi nanti??
Barangkali inilah penyebab ramai sahabatku terbeliak mata ketika mati
Nashuha Jamidin Al Pontiani
Bertam Putera
Seberang Perai
2 Disember 2020
I.PENDAHULUAN DAN KAJIAN
Jika kita membaca puisi pujangga dan penyair Malaysia in, kita seakan-akan kita merasa sedih dengan keadaan dan kondisi bumi Nusantara penyair dengan ulasan yang sangat menyayat hati. Dr Nashuha Jamidin ini adalah seorang pakar keilmuan dalam penulisan puisi. Bukan hanya saja keahlian di bidang penulisan puisi tetapi penyair kita ini sangat ahli dalam penciptaan lagu puisi yang dinyanyikan dengan irama Melayu. Saya sebagai salah seorang penyair/sastrawan dari negara Indonesia sangat merasa terharu dan kagum melihat dan menyaksikan sosok PUJANGGA negara Malaysia ini.
Jika ditelusuri secara cermat maka kita tak salah lagi mendeteksi bahwa Dr Nashuha Jamiddin sangatlah aktif dan peran aktif dalam menulis puisi serta menyanyikan puisi itu dengan menggunakan alat musik berupa Keyboard atau alat musik yang tepat dengan irama lagu puisi yang dibawakan dalam setiap acara dalam festival NUMERA. Ini bukan puijian tapi sesungguhnya benar , dan sebagai buktinya : Para pembaca biografinya, dan orang yang berhadir dalam pertunjukan di Numera,memang BENAR.
Secara kebetulan,saya membuka Face book saya dan mengklik “NUMERA”,terlihatlah syair bertajuk “ BUMI NUSANTARA-KU TERANCAM”.Waduh, membaca topik puisi ini membuat perasaan saya hancur lebur. Mengapa? Jika memang hal ini terjadi,saya tak bisa lagi berkunjung di Malaysia, dan tak bisa jumpa dengan teman-teman dan beberpa Sastrawan Negara Malaysia.Mudah-mudahan hal ini tak akan terjadi. Inilah yang membuat saya tertarikmembahas dan mengkaji sertamenganalisis secara mendalam puisi SAHABAT ini,apakah benar tulisan ini atau tidak?
Pada baris-baris puisi ini,tergambar kepada kita bahwa ada sesuatu yang mengganjal perasaan penyair dengan menceritakan kepada pembaca yaitu setelah ratusan tahun umat di buminya dijajah dan dijarah dengan merasa pedih dan menyakitkan dan kemudian bebas daribelenggu penjajahan , oraang yang menjadi pribumi di negaranya ini lupa diri sepertinya “KACANG LUPA PADA KULITNYA” ,lupa pada pesan leluhurnya dan apalagi pada rakyatnya. Mereka nampaknya bukan megurusi rakyat dan banyak rakyat menderita dan sengsara karena mereka tergiur dan gila harta dan tak sadar diri bahwa mereka terjerat dalam KEKUASAAN. Sepertinya pola pikir mereka sama dengan kaum penjajah sebelumnya. Dengan pengertia, LEPAS MULUT HARIMAU MASUK KE MULUT BUAYA. Waduh hal inilah yang membuat saya sebagai pembaca dan Kritikus terduduk memikirkan hal yang menimpa Sahabat saya, Penyair (Nashuha Jamidin). Cetusan dan ilustrasi dalam benak pengarang tercatat dalam setiap baris-baris puisi di bawah ini :
“Setelah ratusan tahun kau dijajah dijarah
Hasil keperihan kepedihan air mata darah dan keringat
Setelah bernafas merdeka beberapa dekad
Tangan-tangan peribumi kini mula lupa diri berkhianat
Lupa kepada pesan dan amanat leluhur dan rakyat
Gila harta pangkat tidak sedar diri terjerat kuasa asing keparat
Menyambung misi visi Penjajah laknat”
Nampaknya,luapan emosi ini terekam dalam setiap baris puisi,yang mana pujangga ini
menyatakan bahwa bumi Nusantara-nya sungguh malang. Dia berucap kepada para pemimpin bahwa mereka berkhianat terhadap anak bangsa mereka sendiri karena cinta terhadap dunia dan takut mati. Maslah seperti ini banyak dijumpai dalam kehidupan yang serba modern ini. Banyak insan di dunia ini sekarang yang tak takut pada Tuhan dan hanya mencintai dunia semata. Dengan ilustrasi yang memilukan,penyair merasakan bahwa mereka yang berkuasa menghalalkan cara dari segala cara dengan dalih menggadaikan harta dan milik negara atau bangsa dan mereka tak sadar bahwa harta itu siapa punya. Masya Allah,,,,,,. Dalam pengamatan penyair,mereka kelihatannya bagaikan harimau yang kelaparan dan Naga tak punya perasaan dan iman.Mereka sangat berambisi dan bernafsu untuk memiliki yang bukan hak mereka. Nampaknya Pejuang bangsa dan Para pemikir dalam negeri dipinggirkan atau ditendang serta dipenjarakan supaya mereka jangan terganggu. Dalam pengakuannya sebagai penyair tercatat bahwa mereka ini adalah orang yang tak memiliki MORAL. Sementara dalam kehidupan ini,moralitulah yang paling penting dibina dan diperjuangkan dan bukan karena jabatan, pangkat dan gelar untuk selalu dihormati, bukan, bukan. Tepi setelah wabah Virus Korona melanda negeri, mereka kelihatannya tidak percaya akan adanya Eksistensi Tuhan bahwa V. Corona itu adalah sesuatu zat yang didatangkan Tuhan sebagai peringatan pada manusia di bumi. Apa yang tersirat dalam benak si penyair dapat dilihat pada baris- baris puisinya yang indah ini :
“Bumi Nusantaraku malang sungguh nasibmu
Di tangan pemimpin culas khianat anak bangsamu
Cinta dunia takut mati menjadi pegangan dan pemicu
Sanggup menggadai apa saja milik bangsa dan watanmu
Tak sedar bala bencana besar sedang menunggu
Mulut Harimau dan Naga tak beriman menganga bernafsu
Pejuang pemikir bangsa dipinggir dinista dipenjara/dipidana
Si Tolol dungu bobrok moral disanjung dipuja bagaikan Dewa
Pejuang dilabel terorist di tuduh gila kuasa difitnah hasil rekayasa
Sanggup bergayut di dahan rapuh bergantung kepada V.Corona
Persetan logik persetan Agama asal dapat pertahan kuasa”
Pada baris- baris puisi selanjutnya, penyair merasa iba dan sedih melihat negerinya tercinta dengan terus terang mengatakan bahwa dia merasa kasihan pada BUMI NUSANTARANYA. Karena dalam pikiran dan prasangka seorang pengarang memiliki perasaan sangat peka bisa saja mepredeksi dengan jelas hasil bumi dan tenaga manusia di negeri itu sudah digadaikan. Dalam azas kepenyairan tercatat bahwa hal ini merupakan lingkaran api dan tak ubanya seperti lahar gunung berapi meleleh dan bisa memusnahkan bumi. demikian? Ini salah satu pertanyaan besar dalam hati pengarang yang tak kunjung padam. Pengarang kita ini tidak suka jika BUMI NUSANTARANYA DIKUASAI OLEH PIHAK ASING. Jika dikuasai oleh mereka, bagaimana nasib anak , cucu serta cicit mereka di kemudian hari, tentu akan hancur. Sebagai bukti apa yang tersirat dalam hati pengarang, marilah kita menyimak dan melihat baris-baris puisi di bawah ini :
“Ooh! Kasihan bumi Nusantara!
Khazanah bumimu diintip di incer semaunya
Hasil tenaga dari bumimu juga sudah digadai semuanya
Lingkaran api, gunung berapi, haba elektrisiti di bawah bumi
Bangsa asing bakal miliki dan kuasai
Apa lagi yang bakal tinggal buat anak cucu generasi nanti??
Barangkali inilah penyebab ramai sahabatku terbeliak mata ketika mati”
II. KRITIK OPINI DALAM SASTRA
Dalam kajian dan analisis puisi Dr Nashuha Jamidin ini, puisi ini berbentuk puisi prosa liris yang bersifat narasi, yaitu menceritakan pada pembaca apa yang ada dalam hati sanubari-nya. Kajian ini bisa digolongkan sebagai kajian dalam bidang “SEMANTIK”,yang berkisar pada makna. Makna puisi tidak mengambang dan tepat sesuai dengan pemakaian kata-kata dan pemilihan DIKSI. Pengarang sangat cermat dalam menggunakan bahasa walaupun bahasa puisi sederhana tapi memiliki arti yang padat dan mengarah pada bentuk “ALEGORI”, yaitu suatu sindiran yang tajam dengan emosi yang meluap-luap. Karena emosi yang terpendam beberapa tahun dialami dan dirasakan setelah negeri merdeka.
Dari sudut pandangan kritik sastra,puisi di atas ini tak ada yang salah. Penulisan puisi ini dapat dikatakan bahwa puisi terstruktur dan bentuk puisi sangat tepat. Pemilihan kata tepat dengan MAJAS dan Gaya bahas yang indah dan sederhana. Salah satu kalimat yang indah dan berbentuk “PERSONIFIKASI” adalah :” Tangan-tangan pribumi kini mula lupa diri berkhianat”,dan banyak lagikalimat-kalimat yang dihiasi dengan bahasa yang puitis.Jika dilihat dari sudut STRUKTURAL,ternyata penyair selalu menggunakan bentuk pola kalimat seperti:
SUBJEK -------------------------- VERBA/PREDIKAT
Pejuang pemikir bangsa dipinggir dinista
Mulut harimau dan Naga tak beriman menganga bernafsu
SUBJEK ----------------------- ADJEKTIVA
Bumi Nusantaraku malang sungguh nasibmu
Demikianlah ulasan dan kajian serta sekelumit analisis puisi yang ditulis oleh Nashuha Jamidin, dan apabila ada kekhilafan dan kekurangan ,mohon dimaafkan karena pembaca masih hijau dalam ilmu sastra.
Wassalam,
dtt
Ascc,Prof Drs.Siamir Marulafau,M. Hum
NIP. 19580517 1985031003
SEPENGGAL APRESIASI PUISI
Bambang Widiatmoko
bertajuk"MENUGGU VAN DER PIJL DAN MURDJANI "
Oleh : Siamir Marulafau
, Dosen Fib USU, Medan
E-mail : penyairdcm2@gmail.com
MENUNGGU VAN DER PIJL DAN MURDJANI
Di salah satu sudut museum Lambung Mangkurat
Aku duduk bersama perupa Sulistyono Hilda
Menunggu kedatangan Van der Pijl dan Murdjani
Yang berjanji datang menemani, namun cukup
dengan getaran hati yang memenuhi sanubari kami
Lalu mengalirlah kisah panjang tentang sebermula
Dari Banjarmasin kota seribu sungai yang meluapkan airnya
Tentang tanah berawa-rawa dan genangan air sepanjang musim
Tentang makin padat pemukiman dan ancaman nyamuk malaria
Dan keinginan membangun kota bagi pertumbuhan masa depan
Cikal bakal Banjarbaru ditemukan,bermula dari gunung Apam Tempat peristirahatan buruh-buruh penambang intan Di wilayah sepi ,peintasan jalan Banjarmasin-Martapura Tahun demi tahun pembangunan terus berjalan Akhirnya terwujud Banjarbaru, kota yang menjadi idaman Dengan kerukuan dan etos kerja Gawi Sabarataan
Di ruang-ruang museum Lambung Mangkurat
Telah tercatat sejarah dalam manuskrip dan diorama
Dan dengan sentuhan tangan perupa Sulistyono Hilda
Dia menunjukkan kepadaku , jati diri sebuah kota
Terlihat dari seberapa besar museum menjaga warisannya
I. PENDAHULUAN DAN PEMBAHASAN
Jika kita membaca karya Bambang Widiatmoko ini seolah-olah kita hanyut dalam bingkai sejarah. Mengapa tidak ? Penyair kelahiran Yokyakarta ini memiliki kemampuan menulis puisi dan karya sastra baik puisi maupun karya sastra lainnya. Dan tidak heran lagi jika Ia lolos kurasi pada antologi puisi bertajuk "Banjarbaru Rain'" ,2020. Luar biasa dengan kemampuan sobat saya ini.
Saya sebagai pembaca sangat kagum melihat sepintas tajuk yang menarik perhatian saya dari semua puisi-puisi yang terkurasi dalam buku antologi ini. Dalam pikiran saya, semua puisi-puisi yang ditulis sangat bagus, namanya saja sudah dikurasi sesuai dengan tema yang disarankan sebelumnya oleh panitia. Saya bukan memuji tapi apa yang saya katakan dalam tulisan ini adalah benar.,dan bukan mengada-ada.
Sungguh penyair bercerita dalam puisi berbentuk puisi prosa liris ini membuat pembaca yakin bahwa dalam pengalamannya sebagai penyair ada tersirat makna sejarah yang cukup tajam dimengerti bahwa penyair menyempatkan dirinya duduk dan santai di sudut museum Lambung Mangkurat dengan Sulistyono Hilda. Rupanya bukan hanya saja menunggu kedatangan seseorang yang bernama Van der Pijl dan Murdjani tapi penyair meluangkan waktunya untuk menemani dan bercerita panjang yang tak luput memberikan rangkaian kalimat dalam bentuk majas indah bertipe hiperbola: "Yang berjanji datang menemani, namun cukup//dengan getaran hati yang memenuhi sanubari kami//.
Cerita demi cerita dalam puisi I ini ,penyair memberikan ilustrasi yang sangat jelas pada pembaca bahwa lokasi (setting) pembicaraan adalah di salah satu sudut museum Lambung Mangkurat. Dengan penuh kesabaran penyair merelakan waktunya untuk bertemu dengan seseorang yang dalam pikirannya bisa menggali sebuah cerita tentang KOTA BANJARMASIN. Pikiran penyair mengenai hal yang tersirat dapat dilihat pada puisi I, sbb :
" Di salah satu sudut museum Lambung Mangkurat
Aku duduk bersama perupa Sulistyono Hilda
Menunggu kedatangan Van der Pijl dan Murdjani
Yang berjanji datang menemani, namun cukup
dengan getaran hati yang memenuhi sanubari kami"
Lantas,pada puisi ke II, sang penyair menelusuri kisah panjang yang harus digali dan diketahui bahwa KOTA BANJARMASIN adalah kota seribu sungai yang meluapkan airnya. Cerita ini tidak salah lagi jika diamati bahwa kota ini memang dikelilingi oleh air sungai yang mengalir dengan panorama yang amat indah. Walaupun banyak genangan air dan rawa-rawa di sekitar kota ini dan kemungkinan pada musim panas tidak begitu mengkhawatirkan, Dan hanya pada musim hujan , wilayah ini akan tergenang air dan bisa saja air sungai akan meluap. Dengan adanya syair yang tersirat dan tersurat ini, pembaca akan dapat memastikan bahwa pemerintah setempat akan membangun kota untuk pertumbuhan masa pada masa akan datang. Inilah yang menjadi visi dan misi ke depan. Hal inilah salah satu faktor yang mendorong penyair menulis puisi ini, dan pantas jika puisi ini lolos kurasi dan dewan kurator pun bukan orang sembarang. Dengan pengertian bahwa mereka tidak buta melihat isi kandungan puisi. Sebagaimana yang dijelaskan penyair dalam puisi ini bahwa sasarannya adalah KEINGINAN MEMBANGUN KOTA. Mari kita lihat pada baris-baris puisi ke II ini :
"lalu mengalirlah kisah panjang tentang sebermula
Dari Banjarmasin kota seribu sungai yang meluapkan airnya
Tentang tanah berawa-rawa dan genangan air sepanjang musim
Tentang makin padat pemukiman dan ancaman nyamuk malaria
Dan keinginan membangun kota bagi pertumbuhan masa depan"
Pada puisi ke III, penyair sesungguhnya menjelaskan bahwa di banjarmasin itu ada yag disebut CIKAL yang akhirnya ditemukan bahwa itu adalah Banjarbaru yang asalnya dari gunung APAM.Tempat inilah yang merupakan penggalian sejarah bermula sebagai tempat peristirahatan kaum buruh dalam penambangan intan. Penyair kelihatannya sangat tahu tentang perkembangan sejarah masa lampau tentang wilayah ini. Dia tahu bahwa pelintasan jalan Banjarmasin --Martapura kian dibangun dari tahun ke tahun dan dampaknya pun dapat dilihat sampai sekarang.
Dengan terwujudnya visi dan misi ini, terbentuklah kota BANJARBARU, dan inilah yang menjadi kota kebanggaan bagi penduduk setempat. Penjelasan penyair dalam syairnya dapat dilihat pada baris- baris puisi di bawah ini, sbb :
"Cikal bakal Banjarbaru ditemukan,bermula dari gunung Apam
Tempat peristirahatan buruh-buruh penambang intan
Di wilayah sepi ,peintasan jalan Banjarmasin-Martapura
Tahun demi tahun pembangunan terus berjalan
Akhirnya terwujud Banjarbaru, kota yang menjadi idaman
Dengan kerukuan dan etos kerja Gawi Sabarataan"
Kemudian, pada puisi ke IV, penyair menyatakan bahwa apa yang dia katak sebagai fakta tentang terjadinya serta pertumbuhan kota Banjarmasin telah tercatat dalam sejarah di Lambung Mangkurat. Hal ini dapat diketahui dari seorang perupa yang bernama Sulistyono Hilda sebagai NARRATOR, pencerita tentang kota Banjarmasin. Apa yang diceritakan Hilda adalah semuanya terlihat dalam museum sebagai warisan nenek moyang penduduk kota Banjarmasin. Sebagai bukti, dapat dilihat pada baris-baris puisi di bawah ini :
"Di ruang-ruang museum Lambung Mangkurat
Telah tercatat sejarah dalam manuskrip dan diorama
Dan dengan sentuhan tangan perupa Sulistyono Hilda
Dia menunjukkan kepadaku , jati diri sebuah kota
Terlihat dari seberapa besar museum menjaga warisannya"
II. KRITIK OPINI DALAM ILMU SASTRA
Jika dilihat dari kaca mata ilmu sastra, puisi di atas ini adalah sejenis puisi prosa liris yang berbentuk tulisan bersifat narasi. Hal ini dapat dilihat bahwa penyair sebagai penulis puisi diceritakan oleh seseorang yang bertindak sebagai PENCERITA (Narrator), yang dalam hal ini bertindak sebagai Sulistyono Hilda.
Penyair sangat cermat dalam menggunakan kata-kata (diksi) yang sangat tepat walaupun dengan bahasa puitis yang sederhana,dan mudah dimengerti. Walaupun demikian dalam penulisan puisi modern, penulis puisi lebih menekankan pengertian MAKNA yang mengandung unsur sejarah.
Puisi ditulis bukan dalam bentuk yang konvensional yaitu tidak terikat pada rima (rhyme), yaitu tidak bersajak ab, ab,ab,ab,atau aa , aa, aa, aa. Setiap kalimat ditulis dengan kalimat majemuk yang bertingkat dan lengkap. Hal ini dapat dilihat pada puisi yang pertama(I) :
"Aku duduk bersama perupa Sulistyono Hilda
Menunggu kedatangan Van der Pijl dan Murdjani
Yang berjanjia datang menemani ,namun cukup
dengan getaran hati yang memenuhi sanubari hati kami"
Jika dilihat dari struktur penulisan kalimat, penyair juga tidak lupa menerapkan pola struktur kalimat yang berpola :
SUBJEK -----VERBA (P)/Pelengkap
Aku duduk bersama perupa Sulistyono Hilda
KETERANGAN -------------- VERBA/PREDIKAT----SUBJEK PEL.
Di ruangruang museum telah tercatat sejarah dalam manuskrip
Jika puisi di atas dijadikan sebagai acuan skripsi, tesis atau disertasi maka dapat dianalisis dengan menggunakan teori sastra yang merujuk pada teori Rene Wellek dan Austin Warrent dalam buku "The Theory of Literature" dengan menggunakan Pendekatan Ekstrinsik (Extrinsic Approach) merujuk pada sejarah.
Demikianlah ulasan pembaca sebagai kritikus disampaikan supaya dapat dipahami dengan jelas dan benar. Jika ada kesalahan atau kekhilafan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena pembaca adalah manusia biasa dan memiliki keterbatasan dalam ilmu sastra.
Wassalam,
dtt
Ascc,Prof. Drs
Siamir Marulafau , M.Hum
NIP.19580517 1985031003
GELOMBANG GELOMBANG DARI APRESIASI PADA ′′ PERANG SHAKIL KALAM ′′
Oleh: Siamir Marulafau, Dosen Bahasa dan Sastra Inggris
Faculty of Cultural Sciences,University of Sumatera Utara,Medan-Indonesia
Email: siamirmarulafau7@gmail.com
KISAH PERANG
(Didedikasikan untuk Yeasir Arafat-mantan presiden Palestina)
Saya sudah terbiasa menjalani hidup nomaden
Dari satu gurun ke gurun lainnya
Dari satu lembah ke lembah lainnya
Dari satu kota ke kota lain
Dari satu ibukota ke ibukota lainnya
Dari satu gurun berdarah ke ibukota lain
Dari satu hutan belantara berdarah ke hutan belantara lainnya
Pertumpahan darah mengelilingi tanah air saya
Tanah Air diasingkan kepadaku
Pengasingan saya di tanah asing
Kebun kenari beckons untukku
Aroma anggur dan zaitun
Itu masih menghantui saya.
Saya ingat, di tanah saya yang dibudidayakan
Hyena tidak mengizinkan benih-benih itu ditabur
Tanah impianku yang tak terbentuk dan jatuh
Wajah Al-Fattah ditutupi dengan lembaran putih
Henna di tangan Fahmida belum pudar
Janda telah turun dalam hidupnya.
Sekarang di sekitarku adalah jembatan terpanjang dari pembakaran perang
Aroma kuat dari mayat yang terbakar
Di jendela gurun, saya menemukan ibu saya dalam aroma itu
Ibuku terpikat
Tetap saya budak bebas, pejuang kemerdekaan, orang Palestina
Orang-orang yang mencintai kebebasan dari dunia yang beradab.
I.INTRODUCTION:
Sangat menakjubkan membaca kisah di atas oleh Shakil Kalam seorang penyair Bangladesh terkenal, yang telah mendedikasikan kepada Yeasir Arafat, mantan Presiden Palestina. Jika kisah di atas ini dibaca oleh siapa pun, dia merasa seolah-olah darah itu akan hilang sejak kisah itu tidak hanya terdeteksi dalam mimpi tetapi sebenarnya. Dan itu membuat perasaan kita bersedih bahkan air mata menetes dari pipi.
Dalam prediksi saya sebagai pujangga Indonesia juga merasakan apa yang di rasakan oleh pujangga, Shakil Kalam merasa harus menjalin kerjasama dalam hati untuk merasakan sesuatu seperti apa yang telah diderita oleh orang lain dan ini milik TOLERANSI MANUSIA. Karena ini, saya menjadi lebih menarik untuk membaca dan menghargai sesuatu di balik tulisan huruf oleh sang pujangga. Dalam beberapa baris puisi ini, diketahui bahwa penyair menggunakan orang pertama (′′ I ′′) untuk menarasikan kisah seolah-olah dia keluar menjadi orang nomaden untuk menjelajahi peristiwa yang terjadi di pengaturan. Tentunya, dia, yang sebagai penyair harus melakukan itu sebagai objek penelitian ke satu tempat yang sudah terbiasa menjalani kehidupan nomaden. Dia datang untuk menceritakan kisah itu dan menginspirasi para pembaca di seluruh dunia bahwa dia membuat perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Ia tampaknya merasa terabaikan karena tanah terpencil ke ibukota lain dan hutan belantara berdarah ke yang lain, yang dikelilingi tanah ibu. Dan itu adalah salah satu kejadian dan masalah mungkin muncul dalam pikirannya sampai kisah ini muncul untuk dibahas. Mari kita lihat garis berikut ini:
′′ Saya sudah terbiasa menjalani kehidupan nomaden
Dari satu gurun ke gurun lainnya
Dari satu lembah ke lembah lainnya
Dari satu kota ke kota lain
Dari satu ibukota ke ibukota lainnya
Dari satu gurun berdarah ke ibukota lain
Dari satu hutan belantara berdarah ke hutan belantara lainnya
Pertumpahan darah mengelilingi tanah air saya ′′
Di barisan puisi berikutnya, penyair mengatakan bahwa tanah air benar-benar diasingkan kepadanya. Bahkan, ia berpikir bahwa seolah-olah ia berada di tanah asing dan mengetahui semua yang sebenarnya terjadi di sana. Dia bercerita tentang tanah asing yang menjadi tanah yang indah untuk di beckon hingga membuat perasaannya tertarik untuk dilihat sejak aroma anggur dan zaitun masih ada dalam pikirannya yang menghantui dia. Tidak ada wooder, jika penyair seperti Shakil Kalam berpikir berulang-ulang tentang ini, dilihat dari Social Humanity. Saya sendiri sebagai penyair Indonesia, setuju dengan apa yang dipikirkan olehnya karena itu patut untuk menjaga tanah air meskipun itu terkait dengan tanah asing yang diasingkan. Baris-garis berikut ini menyatakan sebagai bukti:
′′ Tanah Air diasingkan kepadaku
Pengasingan saya di tanah asing
Kebun kenari beckons untukku
Aroma anggur dan zaitun
Itu masih menghantui saya."
Penyair menjelaskan lebih lanjut dalam kisahnya bahwa ia menggunakan untuk mengingat bagaimana tanah yang ia lihat menjadi tanah yang dibudidayakan dan Hyena tidak membiarkan benih itu ditaburkan. Sebuah tindakan yang luar biasa seolah-olah tanah yang tak berbudaya akan menjadi tanah yang fallow padahal dalam mimpi. Dari sudut pandang pertanian, bisa dikatakan lahan harus dibudidayakan agar memberikan keuntungan bagi masyarakat yang peduli. Tanah yang jatuh harus ditanam oleh benih-benih yang membawa rezeki baik bagi diri sendiri dan orang lain. Berarti sementara, tanah lain yang dimiliki Fahmida belum pudar tapi ini harus dijaga baik-baik oleh Janda. Mari kita lihat garis-garis ini sebagai bukti:
′′ Saya ingat, di tanah saya yang dibudidayakan
Hyena tidak mengizinkan benih-benih itu ditabur
Tanah impianku yang tak terbentuk dan jatuh
Wajah Al-Fattah ditutupi dengan lembaran putih
Henna di tangan Fahmida belum pudar
Janda sudah turun dalam hidupnya."
Dalam beberapa barisan puisi oleh sang penyair, Shakil Kalam menyatakan bahwa jembatan terpanjang, ada beberapa mayat terbakar hingga aroma tercium oleh ibunya. Ibunya benar-benar tertarik untuk membudidayakan tanah. Sebaliknya, penulis puisi ini berani mengatakan bahwa ia masih bebas menjadi budak, pejuang kemerdekaan dan dianggap sebagai orang Palestina menjadi orang yang mencintai dunia yang beradab. Sang penyair mengungkapkan perasaannya terhadap para pembaca bahwa warga Palestina adalah orang-orang yang menjadi korban akibat perang. Dan itulah salah satu dampak buruk dari Perang, yang membuat rakyat Palestina menderita Perang. Mari kita lihat garis berikut ini:
′′ Sekarang di sekelilingku adalah jembatan terpanjang pembakaran perang
Aroma kuat dari mayat yang terbakar
Di jendela gurun, saya menemukan ibu saya dalam aroma itu
Ibuku terpikat
Tetap saya budak bebas, pejuang kemerdekaan, orang Palestina
Orang-orang yang mencintai kebebasan dari dunia yang beradab ′′
Aku akan melakukannya. OPINI KRITIK DI LITERATURE
Sastra benar-benar sebuah karya seni, dan perlu bahasa sebagai mediumnya atau Rene Wllek, dan Austin Warrent dalam Teori Sastra mengatakan bahwa literatur adalah interpretasi pikiran manusia menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Bahasa yang digunakan oleh penulis tergantung pada dia atau dia terkait dengan kemampuannya. Meskipun penulisnya adalah Warga Bangladesh dan tahu bahasa Bangladesh, tetapi ia juga menulis puisi dalam bahasa Inggris. Artinya dia tidak egois untuk membagikan ide-idenya yang berhadapan dengan tema spesifik yang dia tulis dalam puisi di atas ini. Saya pikir dia menulis puisi ini dalam bahasa Inggris agar orang-orang mengetahui konsep tema dan arti puisi secara keseluruhan karena beberapa orang masih belum asing dengan bahasa Bangladesh.
Dari sudut pandang sastra, puisi di atas ini dikatakan bahwa ini semacam tulisan prosa narasi yang mengindikasikan kisah atau kisah yang diriwayatkan oleh penyair dalam bentuk Puisi. Saya sendiri sebagai pembaca dan kritikus literatur menganggap bahwa penyair itu sangat cerdas menggunakan diksi yang tepat untuk mengatur kata-kata hingga menjadi kalimat. Namun, kisah ini tidak sulit dipahami karena bahasanya begitu sederhana dan makna dari setiap kalimat yang ditulis sangat koheren. Bentuk puisi ini benar-benar modern, tidak konvensional.
Penyusunan setiap kalimat sangat struktural, yang tidak boleh melanggar aturan kalimat writng, terutama penggunaan pola kalimat oleh Robert Khorn dalam ′′ Pola Kalimat Bahasa Inggris ", contohnya:
SUBJECT ---------------------- VERB (P) / Pelengkap
Tanah Air diasingkan kepadaku
Kebun kenari beckons untukku
SUBJECT ----------------------- Predikat (P) --------------- OBJEK
Itu masih menghantui saya
SUBJECT ---------------------- VERB (P) -------------- OBJECT KOMPLEMEN
Hyena tidak mengizinkan benih-benih itu ditabur
SUBJECT --------------------- VERB (P) --------------- ADJEKTIF
Moher saya terpikat
etc.
Puisi diatas ini dapat dianalisis dengan menggunakan teori Rene Wellek & Austin Warrent dalam bentuk Metode Ekstrinsik dalam Pendekatan Sejarah. Metode ini tepat digunakan karena penulis puisi menulis puisi berdasarkan latar belakang sejarah kondisi perang yang terjadi di Palestina, padahal tanah-tanah tanaman sebagian besar terbakar.
Sedikit penghargaan disampaikan oleh pembaca dan jika ada kesalahan, saya ingin dimaafkan karena saya masih hijau dalam penghargaan literatur.
Salam hormat,
Ddt
Ascc.Prof. Marulafau,Siamir,Drs,M.Hum
Nip. 19580517 1983031003
ANASIR- ANASIR TENTANG SEKILAS PANDANG TULISAN "SASTRA MELAYU & SASTRA INDONESIA" Oleh :Dra. Lily Siti Multatuliana SutanIskandar,M.Hum
Siamir Marulafau
Setelah membaca dan mengamati buku bertajuk "Sastra Melayu & Sastra Indonesia" ditulis oleh penulis kita ini ternyata membuat suatu kecerahan yang amat berguna untuk dibaca karena di dalam buku ini, sang penulis dapat memberikan gambaran dan perbandingan antara sastra Melayu dengan sastra Indonesia. Jika kita lihat dari daftar isi buku ini, nampaknya sangat jelas penguraian dan ulasan tentang Sastra Melayu dan Sastra Indonesia meskipun hanya terdiri dari 8 komponent yang disertai dengan kata pengantar dari beberapa pakar dan ahli sastra serta seperti Bpk.SN Dato' Dr. Ahmad Khamal Abdullah dan Bpk Maman S. Mahayana, dll yang tak disebut namanya.
Daripada itu, penulis sangat cermat dalam membuat perbandingan antara penulis yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda seperti Cerpen Robohnya Surau kami " karya A.A. Navis dengan menggunakan pendekatan Psikologis yag tidak sembarang dan mudah untuk dianalis dalam ilmu sastra. Dalam sastra bandingan, kedua karya sastra dapat dibandingkan jika kedua sastra itu memiliki ciri-ciri yang dapat membedakannya dan kesamaan kedua karya sastra dari aspek tema personal atau tema abstrak.Tentu dalam hal ini, penulis sudah jelas paham tentang pendekatan Psikologis apa yang harus dipakai dalam analisis merujuk pada aspek psikologis pelaku yang tergambar dalam kedua karya sastra.
Selanjutnya, penulis buku ini juga membicarakan dan menulis sekilas tentang analisis aspek sejarah dalam Novel 'Rimba Harapan' karya Keris Mas,yang senantiasa keunggulan penulis menerapkan aspek sejarah dalam mengenal karya sastra tersebut di atas. yang pada pokoknya, karya sastra dapat didekati dengan 'Pendekatan Sejarah' (Historical Approach) dalam ilmu sastra yang merujuk pada teori rene Wellek & Austin warrent "The theory of Literature". Pendekatan ini bisa saja dipergunakan dan diterapkan jika cerita dalam karya sastra dimaksud merujuk pada sejarah seperti apa yang dikemukakan oleh penulis dalam pembahasannya tentang latar belakang kehidupan Bangsa Melayu di Bentong yang menjadi salah satu aspek sejarah yang sangat menarik dalam perhatian penulis. Dan memang novel yang berkisar 266 halaman ini sangat identik dengan ulasan sejarah selain agama, politik , sosial, budaya dan pendidikan.
Selain itu juga,penulis menyempatkan waktu dalam mengulas karya sastra berupa novel karya Malim Ghozali PK dengan tajjuk" Janji paramaribo" yang dapat memberikan kecerahan yang sangat mendalam kepada para pemirsah terutama dalam mengenal nilai- nilai kehidupan dan pengetahuan disamping mengetahui gambaran kehidupan disuatu tempat dalam suatu masa. Hal ini sangat menarik bagi para pembaca karena mengetahui latar belakang kehidupan seseorang ataugrup sebagai makhluk sosial adalah suatu hal yang amat penting untuk berbagi pengetahuan guna perbandingan dalam kehidupan sosial bermasyarakat, dan memang inilah salah satu tujuan dan makna sastra dikaji dan bukan hanya sekedar untuk menjadi hiburan untuk dibaca.
Kemudian salah satu hal yang menarik bagi saya sebagai pembaca dan pengamat adalah sang penulis buku sempat menuturkan penjelasan tentang analisis puisi pilihan dari seorang penyair tershohor di Malaysia yaitu Kemala, dalam bahasa inggris yang sederhana dan mudah dimengerti,yang mana sang penulis menuturkan bagaimana seorang Sastrawan Negara seperti Kemala berhasil meraih .S.E.A Write Award dari Thailand 1986.
From this view point, no wonder if Kemala is considered as a national or laureate poet of Malaysia , who has written hundred literary works including short stories and poems which have been translated into English and other languages.
Sebagai kesimpulan dalam membaca dan mengamati buku ini, saya cenderung menyarankan bahwa buku yang sederhana ini bagus sekali untuk dibaca dalam menambah cakrawala pengetahuan di bidang sastra sebagai khazanah budaya bangsa ,dan terutama dalam memperluas ilmu pengetahuan dalam kajian sastra dan sastra bandingan supaya pembaca dapat mengetahui tentang aspek-aspek yang harus dibandingkan dalam ilmu sastra bandingan.
Sebagai kesimpulan dalam membaca dan mengamati buku ini, saya cenderung menyarankan bahwa buku yang sederhana ini bagus sekali untuk dibaca dalam menambah cakrawala pengetahuan di bidang sastra sebagai khazanah budaya bangsa ,dan terutama dalam memperluas ilmu pengetahuan dalam kajian sastra dan sastra bandingan supaya pembaca dapat mengetahui tentang aspek-aspek yang harus dibandingkan dalam ilmu sastra bandingan.
Untuk pendalaman dalam pemahaman konteks/isi buku, perlu diketahui dan dijawab beberapa pertanyaan sebagai pendalaman materi pembacaan adalah sebagai berikut :
1.Apakah ada perbedaan antara sastra Melayu dan sastra Indonesia?
2.Apakah sastra Melayu termasuk dalam sastra Indonesia?
3.Apakah bisa kedua karya sastra dapat dibandingkan jika pengarangnya memiliki latar belakang budaya yang sama?
4. Apa karakteristik yang paling utama membedakan antara pengarang Indonesia dengan Malaysia?
Sekian,Wassalam/26/12/2018,Mdn
ANALISIS ESAI BERTAJUK "TEMBOK" Karya :Zulfaisal Putera
Oleh :Siamir Marulafau
Esai mingguanku di Balai Aksara, Banjarmasin Post, Minggu, 27 Januari 2019
Berikut salinan teksnya!
Tembok
Esai : Zulfaisal Putera
“Mereka membangun pagar bukan karena benci orang-orang luar, tetapi karena cinta dengan orang yang ada di dalam rumah”
Sekali waktu saya masih menyempatkan diri mengikuti isu-isu mutakhir di luar negeri. Ini perlu, mengingat isu di negara sendiri berputar dari itu-itu saja dan terasa sangat membosankan, maka perlu juga diimbangi dengan berita dari mancanegara. Dalam era daring sekarang, tinggal buka Google, ketik ‘dunia hari ini’, akan muncul beragam info kekinian.
Yang menarik dari sekian banyak berita dari luar negeri adalah tentang ulah Donald Trump. Presiden ke-45 Amerika Serikat ini mencuri perhatian dunia gegara kelakuannya melakukan penutupan sementara pemerintahan dan hendak membangun tembok AS – Mexico. Tentu ini persoalan internal semata untuk kepentingan negaranya.
Soal penutupan pemerintahan atau shutdown oleh presiden di negeri Paman Sam ini sudah sering terjadi. Terhitung sejak 1980 saat Presiden Jimmy Carter sampai saat ini sedikitnya sudah 18 kali. Pemerintahan benar-benar ditutup tidak melakukan kegiatan, baik menyangkut pelayanan publik maupun mengeluarkan kebijakan-kebijakan.
Penyebabnya pada umum serupa, yaitu ketika takada kesepakatan atas sesuatu antara pemerintah dengan Kongres AS. Dan itu juga yang terjadi ketika sejak 22 Desember 2018 tadi Trump memutuskan berhentinya negara beroperasi hanya karena usulan biaya pembangunan tembok AS – Mexico sebesar US$ 5,7 miliar atau Rp 80 triliun dari anggaran negara tidak disetujui Kongres.
Sekali pun sejak 26 Januari 2019 tadi pemerintahan kembali dibuka, Trump mengancam akan menutup kembali 15 Februari nanti. Ini mencuat lagi karena dari proposal yang diajukan Kongres tidak menyertakan anggaran tembok. Ini memang persoalan negara, persoalan serius, tetapi takbeda dengan persoalan anak kecil yang merajuk kalau permintaannya takdipenuhi.
Alasan Trump meminta anggaran gila-gilaan itu memang untuk menyokong pembuatan tembok sepanjang 2000 mil di garis batas antara negaranya dengan Mexico. Alasannya untuk mengatasi krisis kemanusiaan dan keamanan. Sekali pun sudah ada tembok sepanjang 1.053km dibangun sejak 2006, tetapi ketakutan akan masuknya imigran gelap tetap menghantui.
Efek imigran itu adalah masuknya narkoba ilegal termasuk met, heroin, kokain dan fentanyl dalam jumlah besar. Setiap minggu 300 warga AS meninggal dunia karena Heroin, 90%-nya berasal dari perbatasan itu. Dan dua tahun terakhir petugas menahan 266.000 pendatang dengan catatan kriminal, mendakwa atau memvonis 30.000 penjahat seksual dan 4.000 pembunuh.
Terlepas validitas data yang dijadikan alasan Trump membangun tembok itu sebenarnya ada banyak pihak yang diuntungkan dan juga dirugikan. Para pengusaha besar pemenang tender kecipratan rezeki atas pembangunan itu. Sementara, terjadi bencana kemanusiaan karena memisahkan keluarga antara warga Mexico dan AS yang selama ini harmonis.
Barangkali kita bisa melihat efek pembangunan tembok semacam ini di negara yang sudah membuat sebelumnya. Sebutlah, tembok Irlandia sepanjang 5km (1998), India – Bangladesh 4.094km (1980), , Maroko – Sahara Barat 2.735km (1981), Israel – West Bank 643km (2002), Spanyol 12km (2005), Arab Saudi – Irak 885km (2015), dan Turki – Suriah 804km (2015).
Namun, sebuah adagium yang diutarakan Trump saat berpidato dari Ruang Oval, Gedung Putih Selasa (8/1), seperti yang saya sematkan di awal tulisan ini, patutlah dipahami. Bahwa, sebagai orang yang menatap dari luar, kita cenderung punya persepsi negatif atas dibangunnya sebuah tembok. Namun, tidak bagi orang yang di baliknya.
Saya teringat ketika pada sebuah rumah dinas pejabat militer di kota ini tiba-tiba dibangun tembok sekeliling setinggi atap. Padahal dulu, pagarnya rendah dan aktivitas di baliknya bisa terlihat dari jalan. Bisa jadi ini semacam ketakutan berlebihan. Bisa pula antisipasi keamanan. Dan bisa juga bentuk privasi sebagai pejabat tinggi negara.
Kita harus maklum mengapa rumah-rumah orang kaya temboknya tinggi. Rumah dan toko yang takpunya halaman membuat teralis besi di pintu dan jendelanya. Bahkan, toko-toko emas membuat teralis pembatas antara pembeli dan penjual. Itu takada bedanya dengan pikiran dan hati kita yang juga harus membuat tembok agar takteracuni hal-hal yang bakal merusak orientasi hidup kita. ***
**
***ANALISIS DAN TANGGAPAN :
Jika ditelusuri tulisan Esai Bpk Zulfaisal Putera bertajuk tembok ini sangat memberikan pencerahan dan cakrawala yang luas bagi para pemirsa di tanah air karena Beliau mengulas tentang makna tembok sebagai simbol KEDAMAIAN SOSIAL MASYARAKAT setempat merujuk pada konteks esai. Pengertian tembok banyak sekali mengandung makna dan tergantung pada apa yang dibicarakan.Terpisah dari cerita esai di atas, seorang pengarang Amerika bernama Robert Frost juga menulis sebuah puisi bertajuk "TEMBOK" (= MENDING WALL), dalam konteks puisi ini penyair terus terang sangat benci kepada pemisahan antara satu dengan yang lainnya dalam kehidupan sosial masyarakat. Dengan pengertian bahwa masyarakat Amerika sangat mementingkan ras individu dan tidak mau berbaur dengan yang lainnya,dan mereka sangat egois. Hal seperti ini sangat dibenci oleh Robert Frost yang sangat peka terhadap rasial dikriminasi.Penyair menginginkan rakyat Amerika bersatu terus menerus untuk memupuk rasa kesatuan dan persatuan tanpa ada pilah- pilah diantara mereka.
Merujuk pada esai yang ditulis di atas agaknya sama halnya dengan Tembok yang ditulis Robert Frost, yaitu yang hakekatnya,,,,,,mengulas tentang kehidupan sosial masyarakat khususnya dalam masalah KRISIS KEMANUSIAAN DAN KEAMANAN. Presiden Amerika Serikat ,Donal Trump sangat cermat dalam mengatasi maslah tersebut di atas dengan membuat tembok(Mending Wall), khususnya bagi warga AS- MEXICO. Di balik pembangunan tembok yang begitu panjang itu, tentu ada dampak negatif dan positif. Dampak positifnya akan memungkinkan adanya keuntungan bagi para tender dengan proyek yag begitu besar dan dampak negatifnya akan kemungkinan terbatasnya gerak para penyeludup di negara AS,yaitu dengan catatan bahwa mereka sebagai penyeludup atau pendatang haram di negara tsb dapat dipantau dengan mudah.
Dengan adanya ulasan esai Zulfaisal Putera ini dapat diperoleh pengertian tentag tembok sebagaimana yang diterangkan pada awal penulisan bahwa mereka membangun tembok bukan karena benci orang-orang luar tetapi cinta dengan orang- orang yang ada di dalam rumah. Memang Presiden, AS ini juga termasuk salah seorang kesekian Presiden AS yang sangat ketat dan disiplin.
Esai Mingguan ini sangat berdampak positif bagi para pemirsah di tanah air karena Penulis menceritakan masalah sosial kemanusiaan yang benar dan terjadi di AS sebagai wacana yang sangat berharga untuk dibaca dan memperdalam Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang ilmu sastra yang termasuk cabangnya adalah ESAI. Penulis sangat cermat dan tanggap dalam penuturan cerita yang realitas di tengah- tengah masyarakat dengan mempergunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.Penulis, Zulfaisal Putera sangat KREATIF dan bijaksana dalam penulisan dan peuturan tentang cerita,,,,,dan bukan hanya saja cerita Esai bertajuk di atas tetapi juga tajuk-tajuk yang lainnya, menjadi bahan pembicaraan dan perbincangan dikalangan para pengarang bahwa tulisan Bpk Zulfaisal Putera ini adalah sangat bermanfaat dan indah (Utile and Dulce) dalam kajian Sastra. Saya sebagai pembaca dan pencermat karya Esainya ini sangat bagus untuk ditelaah dan ditulis sebagai sumber data karya ilmiah seperti Skripsi,Tesis maupun Disertasi bagi mahasiswa/i yang belajar Sastra di Universitas.
Demikianlah ulasan analisis Esai bertajuk "TEMBOK"ini dipaparkan dan apabila ada kekhilafan dalam penyampaian ,mohon dimaafkan.
Wassalam,
dtt
sm/28/01/2019,Mdn
TAUSIAH SASTRA
Oleh :Siamir Marulafau
Sastra bukan hanya saja mengundang para pembaca untuk menghibur diri tetapi sastra ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sosial masyarakat karena sastra itu adalah memiliki kekuatan yang disampaikan oleh para pengarang, penyair dan sastrawan maupun pujangga. Sastra tulisan berupa puisi juga akan memberikan ajaran yang tinggi kepada para pembaca/pemirsah di bumi Tuhan dan apalagi jika sastra itu disampaikan melalui lakon-lakon drama di atas pentas seperti apa yang dilakonkan di Pendopo Umar Baki pada acara HPI Rakyat di Binjai dihadiri oleh Bpk Walikota Binjai 20/01/2019.
Merujuk kepada fungsi dan keindahan karya sastra (Utile and Dulce), sastra akan memberikan wawasan dan cakrawala yang luas kepada masyarakat khususnya dalam memahami sendi-sendi kehidupan sosial bermasyarakat karena sastra itu adalah termasuk bahagian budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan . Dengan kata lain bahwa sastra itu dapat memberikan ajaran moral yang baik dalam aspek kehidupan masyarakat dan apalagi masyarakat kampus karena di dalam karya sastra itu ada terkandung makna yang tersirat di balik tersurat yang kadang- kadang mengugkapkan hal sangat misterius oleh pengarangnya.
Dalam tulisan dan tausiah singkat ini, wajib diingat bahwa sastra itu bukan hanya saja berisikan tentang aspek kehidupan sosial baik dari segi aspek ekonomi ,budaya, politik, filosofis, antropologi,psikologis , sosiologi tetapi aspek keagamaan juga termasuk di dalamnya. Banyak penyair/sastrawan yang karya mereka berbau SUFISTIK mengulas hubungan antara manusia Tuhan berdasarkan alam yang dilihat berakar pada Al-Qur'an sebagai sumber dari segala sumber hukum.Tak obahnya seorang Penyair/Sastrawan bernama LK Ara, ,Ahmad Khamal Abdullah, Siamir Marulafau ,dan lain-lain yang tak disebut namanya selalu menulis tentang tema yang bernafaskan keagaaman untuk lebih memupuk rasa keyakinan kepada Tuhan.
Jika membaca karya sastra terlebih dahulu kita harus mengetahui apa makna yang tersirat di balik yang tersurat serta tujuan penulisan karya sastra tersebut atau mengenal siapa pengarangnya . Karya sastra ditulis dengan bahasa figuratif yang menciptakan bahasa puitis yang indah dan sistem penulisan ini adalah HAK seorang pengarang/penyair maupun Sastrawan.Banya orang membeli buku sastra tapi tak dibaca dan tak tahu makna karya sastra tersebut, dan kadan-kadang juga banyak penulis dan penyair tak paham tentang makna dan tujuan penulisan karya sastra termasuk puisi.Penyair banyak sekali yang ambisi menjadi terkenal asal menulis saja dan menerbitkan buku-buku Antologi puisi supaya terkenal dalam dunia sastra dan tidak memberikan ulasan/apresiasi untuk mengetahui makna kepada para pemirsa di belahan dunia ini.
Penulisan karya sastra bukan untuk menjadi terkenal atau dikenal orang tetapi penyair/Sastrawan harus benar-benar memberikan gambaran yang jelas kepada masyarakat untuk mengetahui apa yang ditulisnya. Dengan kata lain juga sastra tidak bertujuan untuk menjadi sumber kehidupan dalam mencapai target untuk kaya tetapi sastra adalah berpredikat untuk seni mengubah tingkah laku manusia menjadi berbudaya dan berseni serta taqwa dan tawakal kepada Allah SWT dalam kehidupan sosial masyarakat.
Bentuk karya sastra yang bersifat religi dan berbau sufistik sangatlah berharga karena inti dan konteks sastra itu adalah merujuk pada keyakinan pada Tuhan yang sangat disenangi oleh Tuhan akan menjadi bahagian SYIAR agama-Nya. Maka untuk dewan kurator yang mengkurasi puisi yang berbau keagaamaan dan Syiar kepada Allah harus bener-benar dikurasi dengan cermat dan bijaksana dan jika tidak, dewan kuratornya akan diseret ke NERAKA kelak. Mengapa demikian? Karena pusi yang digubah/diolah oleh pengarangnya adalah merupakan hasil pikiran manusia yang mempergunakan organ OTAK dan Jantung yang berakar dari perasaan dan ini hal ini semua selalu diditeksi oleh Allah SWT.
Salah satu puisi yang berbau religi ditulis oleh Penyair Dalam Lingkaran Cinta adalah sbb:
COBAAN DALAM IMAN
Siamir Marulafau
Aku dengar
Umat Muhammad teraniaya
Benar?
Berita melantun di media
Itu kenyataan
Sepertinya tak berharga dengan iman kokoh
Wajah mereka begitu cerah
Tak ranum sedikit pun
Dada siapa tak bergetar
Mendengar khabar memilukan di negara sana
Semua tersiksa dan apa salah mereka?
Orang-orang iman di Uyghur mengukir cahaya keimanan
Mengapa dikau siksa mereka?
1/3 malam mereka sujud pada Ilahi
Tak mendustakan ayat-ayat Allah
Mereka adalah hamba Allah berfitrah tiap tahunnya
Apakah ini suatu kekejian pada umat?
Kami bertanya padamu
Akan kami tanya pada Tuhan kami
Niscaya Allah tak berpaling
Mereka hamba Allah, suci dalam keimanan
Salat 5 waktu sehari semalam
Berdoa pada Allah selalu
Mengapa dikau fitnah kami,,,apakah dikau tak berpikir?
Sungguh menista akan kami dan ayat-ayat-Nya,Allah
Moga kesadaran akan terbit di ufuk timur
Dengan sinar cemerlang sampai terbenam
sm/17/01/2019/Mdn
Puisi Bpk Ahmad Khamal Abdullah juga berisikan fatwah keagamaan sbb :
SEBUTIR BINTANG BERNAMA UYGHUR
DI LANGIT MALAM XINJIANG
Kalau tumpah airmatamu Uyghur
Airmata kamilah yang tumpah itu.
Kalau terbersit darahmu Uyghur
Darah kamilah yang terbersit merah itu.
Kalau matamu tersembul Uyghur
Mata kamilah yang sama tersembul itu.
Kalau jantungmu disadap sangkur Uyghur
Jantung kamilah yang disadap sangkur itu.
Uyghur diterjang ditembusi peluru
Haji Rapar syahid selepas Hajj Mabrurmu
Senyum Rasulullah meranumn, melambai
Di langit lazuardi Rindu Ilahi membelai.
Uyghur meraung dalam dekapan Ya Rahman
Membakar hangus Han zalim takbertuhan.
Uyghur membenteng dada dan kalimah
Cinta Utama, Rindu bersatu dalam syahadah.
Uyghur! Uyghur! Cintamu menyerlah
Menjadi bintang berkilau di Langit al-Fattah.
© SN AHMAD KHAMAL ABDULLAH
Masjid Abdul Rahman bin ‘Auf
31 Januari 2019
catatan: akan dinyanyikan oleh sasterawanI Sasjira
untuK Malam SELAMATKAN UYGHUR.
Dan samajuga halnya dengan tulisan seorang sastrawan Bpk LK.LK Ara dengan bukunya bertajuk "UCAP GEMERSIK",juga mengungkapkan puisi-puisi berbau keagamaan,dan sangat sufistik dalam dunia sastra.
Wassalam,
dtt
SM/22/01/2019,Mdn.
MEMBACA KARYA DR Ahmad Khamal Abdullah :
SEBUTIR BINTANG BERNAMA UYGHUR DI LANGIT MALAM XINJIANG
Oleh : Siamir Marulafau
Kalau tumpah airmatamu Uyghur
Airmata kamilah yang tumpah itu.
Kalau terbersit darahmu Uyghur
Darah kamilah yang terbersit merah itu.
Kalau matamu tersembul Uyghur
Mata kamilah yang sama tersembul itu.
Kalau jantungmu disadap sangkur Uyghur
Jantung kamilah yang disadap sangkur itu.
Uyghur diterjang ditembusi peluru
Haji Rapar syahid selepas Hajj Mabrurmu
Senyum Rasulullah meranumn, melambai
Di langit lazuardi Rindu Ilahi membelai.
Uyghur meraung dalam dekapan Ya Rahman
Membakar hangus Han zalim takbertuhan.
Uyghur membenteng dada dan kalimah
Cinta Utama, Rindu bersatu dalam syahadah.
Uyghur! Uyghur! Cintamu menyerlah
Menjadi bintang berkilau di Langit al-Fattah.
© SN AHMAD KHAMAL ABDULLAH
Masjid Abdul Rahman bin ‘Auf
31 Januari 2019
catatan: akan dinyanyikan oleh sasterawanI Sasjira
untuK Malam SELAMATKAN UYGHUR.
Dr Ahmad Khamal Abdullah adalah seorang Sastrawan Malaysia (SN) dari ke sekian sastrawan Malaysia yang ternama di Asia Tenggara dan bahkan sudah mendunia menggunggah hati berbagai pernyair di berbagai negara termasuk Penyair Indonesia seperti : Asrizal Nur, Widodo Abidarda, Lily Siti Multatuliana SutanIskandar,dan Siamir Marulafau,dll yang tak disebut namanya.
Dalam analisis yang singkat ini dibentangkan kepada para pemirsah bahwa Sastrawan Negara Malaysia ini sangat peka terhadap sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat dan bukan hanya saja di Malaysia tapi sampai negeri Cina, dan tidak heran jika seorang pengarang, penyair yang memiliki perasaan yang sangat PEKA dan SENSITIF terhadap apa yang dilihat dan didengar dan salah satu contohnya ,yaitu peristiwa kehidupan ISLAM UYGHUR di salah satu bahagian wilayah Negeri Cina, XINJIANG , yang pada akhirnya sastrawan negara ini membuat sebuah tajuk puisi yang menyentuh hati kita sebagai penyair ,yaitu : "SEBUTIR BINTANG BERNAMA UYGHUR DI LANGIT MALAM XINJIANG" , yang terdiri dari 18 baris dengan sistem penulisan dua baris puisi (Distichon) ,dan seiap baris puisi mengandung makna yang tersirat di balik yang tersurat.
Nampaknya, Sastrawan Negara Dr Ahmad Khamal Abdullah sangat prihatin terhadap gejola masyarakat dengan perlakuan yang sangat bejat pada kaum Islam, UYGHUR dengan menuliskan baris puisi : " Kalau tumpah airmatamu Uyghur
Airmata kamilah yang tumpah itu"
(Puisi I)
Ini berarti Penyair sangat prihatin dan tak sampai hati melihat kondisi Islam yang seakidah walaupun saudara Islam itu cukup jauh dengan negara Malaysia. Pendek kata, Sastrawan Negara Malaysia ini sebagai seorang Agamis mengandung kepahaman yang sangat mendalam terhadap Saudara Seiman dan Seakidah sebagai Hamba Allah dan umat Nabi Muhammad saw yang teraniaya dan tersisksa atas perbuatan orang yang sangat Zholim di XINJIANG,Cina. Secara tidak langsung Penyair Ahmad Khamal Abdullah mengundang pemirsah di berbagai belahan bumi ini untuk memikirkan nasib Islam Uyghur di Cina.Tidak heran jika baris puisi ini memiliki makna yang sangat mendalam dalam ajakan seorang pengarang dengan pengucapan "BERANI MATI " membela agama yang hak dan benar yang dianut oleh sekelompok kaum,yaitu "Uyghur". Dalam analisis bersifat agamis ini , ternyata kalimat puisi di atas merujuk pada ayat-ayat Al'Qur'an , yaitu tentang pembelaan Agama Allah dalam surat Al-Hasyr " Tujahiduna Fisabilillah Biamwalikum Khairullakun Inkuntum tak lamun" (= Belalah agama Allah dengan harta dan diri dan itulah yang baik bagimu dan semoga kamu mengetahui). Jelas bahwa Sastrawan Malaysia ini sangat tidak simpatik dengan perlakuan orang-orang Zholim seperti apa yang terjadi pada kaum Islam Uyghur di Cina. Meskipun hanya dengan melalui ungkapan PUISI, penyair turut membela kaum Islam yang teraniaya itu dengan AQIDAH yang telah menjadi umat Muhammad saw dengan berani berkorban dengan tetesan darah mengalir jika :
" Kalau terbesit darahmu Uyghur
Darah kamilah yang terbesit merah itu"(P II)
Pernyataan Sastrawan Negara Malaysia ini juga terungkap pada baris puisi yang ke II dan nampaknya Penyair tak segan-segan akan menyayat dan membela sampai tetesan darah mengalir di bumi Tuhan demi kebenaran yang dianut oleh kaum Islam Uyghur, dan pernyataan yang ke tiga pada baris puisi (III), sangat mendalam merujuk pada pengorbanan dengan catatan bahwa jika mata kaumnya Islam Ughyur di butakan atau dicongkel, maka Penyair turut membasmi musuh-musuh mereka karena dinilai bahwa mereka tak berdosa dan barang siapa yang membela dan menyelamatkan umat Muhammad dari penistaan dan pengkhiantan serta penganiayaan maka Penyair akan masuk ke surga Allah terhindar dari neraka Allah, dan hal ini bisa dilihat pada Bait- bait puisi :
"Kalau matamu tersembul Uyghur"
"Mata kamilah yang tersembulitu" (Puisi III). Kemudian kalimat yang sangat dahsyat terlontar dalam ucapan sang Pengarang adalah berani jantungnya dicopot jika hal seperti ini diperlakukan terhadap kaum Islam Uyghur karena Penyair merasa bahwa nilai persaudaraan Islam itu sangat tinggi sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an, Surat Al-Imran, yaitu:" Faalla Fabaina Qulubikum Faashbahtum Binikmatihi Ikhwana" (= Telah dipersatukan kedua kulbumu dan itulah nikmat bagi kamu). Merujuk pada ayat ini, Ahmad Khamal Abdullah sebagai penyair tersentuh dengan jeritn Saudara Islam Uyghur karena kulbunya telah dipersatukan oleh Allah SWT yang mana jika seorang merasa disakiti berarti saudaranya yang satu juga merasa disakiti, dan hal ini terungkap dalam baris puisi ke IV sbb:
"Kalau jantungmu disadap sangkur Uykhur
"Jantung kamilah yang disadap sangkur itu" (Puisi IV)
Kemudian daripada itu,Penyair Ahmad Khamal Abdullah pada baris puisinya :" Uyghur diterjang ditembusi peluru//Haji Rapar syahid selepas Hajj mabrurmu//"(Puisi V). Dengan ucapan dan tulisan demikian di atas , ternyata Penyair memberikan gambaran bahwa jika mereka teraniaya dan mati karena ditembak demi pembelaan agama mereka maka mereka dianggap sebagai SYUHADA dan sebagai orang-orang Islam yang haji mereka MABRUR dan terlepas dari dosa-dosa dan masuk surga Allah. Penyair juga tak terlepas dari pengayoman dan bimbingan serta nasihat bahwa terungkapnya penzholiman terhadap kaum Uyghur di Cina , penyair mengungkapkan bahwa kaum Nabi Muhammadadalah kaum yang amat mulia di sisi Allah SWT dengan pengertian bahwa jika kamu Muhammad saw disiksa , dianiaya karena agama Allah, maka Rasulullah akan tersenyum dan melambaikan tangannya meskipun jasadnya tak berwujud tapi rohnya masih dapat melihat dengan izin Allah yang akan menjadi bunga-bunga surga Allah di kemudian hari, dan hal seperti ini terungkap dalam baris- baris puisi ke VI, yaitu : "Senyum Rasulullah meranum,melambai// Di langit lazuardi Rindu Ilahi membelai//"
Penyair, Ahmad khamal Abdullah pada baris puisi selanjutnya mengungkapkan rasa perihatinnya kepada para penzholim Islam Uyghur bahwa mereka ini tak ber-Tuhan dan mengandung paham Ateis atau KOMUNIS yang zholim dan tak mengenal prikemanusiaan dan kasih sayang antara sesama dan hal ini terbukti sebagaimana ungkapan seorang Penyair ternama di Malaysia bahwa kaum Uyghur sedang dalam dekapan Siksaan dan meraung di hadapan Allah SWT dan secara Agamis dibaringi dengan Logika yang otentik maka Allah tidak berpaling melihat mereka
dan Allah maha pengasih dan penyayang bagi mereka yang terzholimi, dan hal ini terungkap pada baris-baris puisi ke VII :"Uyghur dalam dekapan Ya Rahman// Membakar hangus Han Zalim tak bertuhan//".
Yang lebih membuat para pemirsah di belahan dunia ini membaca puisi Penyair Malaysia ini adalah terletak pada baris-baris puisi yang ke VIII dan IX bahwa Penyair menyarankan secara agamis dan Islami kepada kaum Uyghur semoga melampangkan dada mereka bersabar dan tetap menyebut nama Allah sebagai benteng cinta utama dengan mengucapkkan kalimat TOYIBAH yaitu kalimat bershahadah kepada Allah SWT supaya menjadi kekasih Allah karena surga itu adalah hanya diwarisi bagi orang- orang yang beralamal saleha yang tercantum dalam (AL-Quran" Jannatu Uirstumuha Bima kuntum Takmalun"). Dalam pandangan Penyair, bahwa orang-orang Islam Uyghur adalah orang-orang yang beramal saleha dan berdiam di Cina beberapa tahun menganut paham Islam yang sangat fanatik dan Aqidah mereka kokoh tak bisa dipengaruhi dengan aspek kehidupan apapa pun yang dinilai bahwa mereka adalah penganut paham Islam yang benar dan tahan diuji serta dicederai dan dibunuh ketimbang aqidah mereka dirusak oleh kaum yang Zholim di Cina, hal demikian terungkap dalam baris-baris puisi sbb :
"Uyghur membenteng dada dan kalimah"
"Cinta Utama, Riindu bersatu dalam syahadah"(Puisi : VIII)
Di akhir bait puisi terdapat baris- baris puisi yang bersifat nasihat kepada para yang dizholimi bahwa pengarang/penyair sangat prihatin dan menyarankan pada mereka yang teraniaya ini, Uyghur harus menyerahkan diri kepada Ilahi, yang nantinya mereka akan menjadi cayaha surga di Al-Fattah kelak karena Allah itu tidak akan buta melihat penderitaan hambanya di bumi karena dizholimi atas penganut agama-Nya yang hak dan benar sebagaimana yang difirmankan dalam Al-Qur'an ;" Innadina Indallah Walislam' (= Sesungguhnya agama yang benar di sisimu ya Muhammad adalah Islam) , dan yakin kau Muhammad bahwa tak pernah Allah abaikan orang yang benar-benar taat dan yakin akan kebenaran-Ku sebagai Ilahi dan tak pernah berdusta. Hal kepekaan seorang Penyair, Ahmad Khamal Abdullah menyarankan kepada kaum Islam Uyghur terungkap pada baris puisi ke IX :
"Uyghur! Uyghur ! Cintamu menyerlah"
"Menjadi bintang berkilau di Langit al-Fattah".(Puiisi :IX),
bahwa sebaiknya mereka tetap bersabar mendapat suatu cobaan dalam kehidupan beragama karena orang sabar itu adalah kekasih Allah dengan lafas menyerahkan diri kepada Allah SWT bahwa tetesan darah mereka adalah haram ditelan bumi dan tetap mengalir sampai akhir zaman karena mereka terhitung para syuhada sebagaimana juga terungkap dalam puisi saya sebagai pembaca bertajuk "UYGHUR PARA SYUHADA" (Siamir Marulafau,dosen Fib USU,Medan-Sumut Indonesia)
Sebagai Pembaca dan penelaah dan kritikus karya sastra berupa puisi yang ditulis oleh Sastrawan Negara Malaysia ini ternyata sangat bagus ditelaah dan dibaca karena bukan hanya saja dari segi penulisan dengan diksi yang tepat juga dari segi makna karena memberikan makna yang mendalam bagi para pembaca di dunia yang menyangkut masalah penindasan, pemojokkan,penghinaan, penganiayaan dan pembunuhan demi pembelaan agama yang hak dan benar. Dalam pikiran saya, meskipun puisi ditulis dengan singkat tapi sangat menggugah hati pembaca termasuk saya sebagai penyair/Sastrawan dari Indonesia bahwa Penyair Malaysia ini,DR Ahmad Khamal Abdullah adalah penyair yang luar biasa terhitung Beliau sejak kecil telah berkecipung di dunia Sastra dengan menciptakan ratusan buku-buku sastra terlihat di PERPUSTAKAAN NEGARA MALAYSIA, KUALA LUMPUR.
Merujuk pada tulisan Puisi di atas, cenderung Penyair Malaysia ini mengundang kita sebagai penyair untuk berpikir dan merasakan apa yang terjadi dalam kehidupan sosial masyatakat dunia Internasional dalam upaya mengangkat harkat dan martabat manusia yang terkait dengan HUMANITI, dan saya pikir ini pun yang terbaik jika puisi yang ditulis seperti tajuk di atas oleh Bpk Ahmad Khamal Abdullah. Dengan besar harapan dan disertai dengan idealismenya yang sangat tinggi maka Beliau mengundang penyair-penyair NUMERA dan juga Penyair lainnya untuk hadir dan tampil membaca puisi di Mesjid Abdul Rahman Bin Auf, Jln. Puchong.Taman Yarl, Kuala Lumpur tgl 31-01-2019.
Demikianlah sekilas apresiasi dari penulis dan apabila ada kekhilafan, saya mohon dimaafkan karena saya bukanlah hamba Allah yang sempurna. Terimakasih.
Wassalam< sm/22/01/2019,Mdn
MEMBACA "JAWABAN KEPADA TUHAN" Karya Faridah Jaafar
Oleh : Siamir Marulafau
"Jawaban Kepada Tuhan" adalah sebuah buku Antologi puisi yang merupakan kumpulan puisi yang terdiri dari 159 halaman ditulis oleh Faridah Jaafar, seorang pensarah di Fakultas Sosial Politik Kajian jarak jauh Universiti Sains Malaysia(USM) Penang. Dalam Antologi ini kelihatan banyak puisi yang ditulis dengan tajuk bervariasi dan bernadakan tentang kehidupan penulis dengan sang suami yang sangat dicintai.
Membaca beberapa puisi yang ditulis oleh sang penyair kelihatannya sangat menarik karena penyair menulis puisinya dengan penuh metaforik yang indah dan menyentuh hati. Maka dalam waktu yang sempit ini,Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca juga sangat terharu dan merasa pilu dengan cakapan penyair menceritakan sebuah kisah perjalanan hidup yang pahit dalam menempuh gelombang laut yang amat besar sampai hanyut ke hamparan yang tak terjangkau dengan pandangan mata telanjang tapi namun demikian pembaca sangat berhati-hati mengamati apakah pincalan yang ditempuh dengan jarak jauh sampai ke titik akhir atau tidak,,,,,, dan tentu dalam buku bertajuk " Jawaban kepada Tuhan" akan terjawab,,,,bagaimana seorang wanita tertinggal di atas sebuah perahu dengan tak ada tempat mengadu lagi, dan tentu akan terombang ambing di tengah lautan tanpa ada pulau berbayang di semenanjung pulau kulalui setiap hari,,,,,.Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca juga turut hanyut dalam gelombang kehancuran karena Sang penyair adalah senapas dengan sang pembaca karena dia kebetulan juga sebagai PENYAIR.
Cetusan dan rintihan yang dialami sang penulis puisi sungguh memprihatinkan karena hampir semua puisi yang ditulis bernapaskan kesedihan akan kehilangan sang suami yang sangat dicintai seperti gelombang laut menerpa tepi pantai akan kembali hanyut di hamparan yang tak akan kembali lagi. Pengalaman pahit ini juga terdampar dalam dunia ditempuh oleh Penyair Dalam Lingkaran Cinta yang membuat dia menjadi penyair karena sang istri dicintai telah sirna ditelan angin dan tak akan kembali lagi dan sebagai akibat dari kehilangan ini dia dijuluki Penyair Dalam Lingkaran Cinta karena memulai menulis puisi dan menjadi PENYAIR di berbagai grup di face book dan beberapa media sosial. Dan tak heran lagi jika penulis puisi bertajuk "Jawaban Kepada Tuhan" ini menggambarkan isi hatinya dengan sepenuh hati mengungkapkan betapa sedih dan perih hatinya atas kehilangan sang suami, dan sesungguhnya Jawaban kepada Tuhan itu telah diselimuti dengan kehadiran sebuah Antologi puisi bertajuk "TAQWA Kepada Allah".
Saya sebagai pembaca puisi-puisi yang ditulis dalam Antologi bertajuk "Jawaban Kepada Tuhan " ini juga tersanjung atas tulisan yang sangat baik dalam bentuk literasi yang indah dengan pengungkapan kata-kata yang sesuai serta metaforik yang indah dan bagus dibaca dengan arti bahwa semua diksi yang digunakan sesuai dalam pengungkapan. Jika ditelusuri makna yang tersirat di balik tersurat , nampaknya sangat tepat jika dilihat dari sudut pandang sang penulis atas karya yang ditulis dalam pengungkapan rasa kesedihan karena kehilangan dan hal ini dapat dilihat dalam sebuah sebuah puisi bertajuk "BABAH".
" Aku rindu akan babah yang dulu
babah masa lalu
babah selalu punya waktu
babah sering tersenyum kepadaku
babah sabar meladeniku
babah setiap waktu meladeniku
babah setiap waktu menyantuniku
babah sering berlaku rindu
babah menyatu denganku
babah tidak menghakimi meluluh"(Faridah,2018:103)
Jika dianalisis bait- bait puisi pada bentuk puisi I, di atas kelihatan bahwa sang penulis puisi sangat merindukan sang suami yang telah sirna di dunia fana ini, dan semua larik-larik menggambarkan kerinduan pada masa lalu, dan hal ini telah terpatrik dalam hati penulis puisi yang tak bisa dilupakan seumur hidup.Ternyata pada bentuk puisi ke II, terungkap rasa kesal dan haru dengan penuh kesedihan atas penyakit yang diderita sang suami membuat penulis puisi putus harapan akan cinta dan kasih sang suami yang cintanya semakin memudar karena Suami akan bakal dipanggil oleh Allah SWT, dan di sinilah penulis puisi merasa kehilangan dan mencari cinta BABAH lagi, dan apakah ini mungkin?
Jika dianalisis bait- bait puisi pada bentuk puisi I, di atas kelihatan bahwa sang penulis puisi sangat merindukan sang suami yang telah sirna di dunia fana ini, dan semua larik-larik menggambarkan kerinduan pada masa lalu, dan hal ini telah terpatrik dalam hati penulis puisi yang tak bisa dilupakan seumur hidup.Ternyata pada bentuk puisi ke II, terungkap rasa kesal dan haru dengan penuh kesedihan atas penyakit yang diderita sang suami membuat penulis puisi putus harapan akan cinta dan kasih sang suami yang cintanya semakin memudar karena Suami akan bakal dipanggil oleh Allah SWT, dan di sinilah penulis puisi merasa kehilangan dan mencari cinta BABAH lagi, dan apakah ini mungkin?
Jika di analisis lebih lanjut lagi bahwa pada alinea ke III puisi ini, Penulis puisi diingatkan akan cinta dan kasihnya terbelenggu tapi namun demikian cinta itu tak akan luntur begitu saja dan sebagai buktinya, penulis puisi berhasil merebut kembali cinta dan kasih yang sekian lama terpendam meskipun cinta itu kadang dihiasi dengan amarah tapi itu kan merupakan bunga- bunga rumah tangga dalam bercinta. Penyair Dalam Lingkaran Cinta sebagai pembaca dan menganalisis serta memahami konteks puisi terditeksi bahwa Penulis puisi bertajuk "JAWABAN KEPADA TUHAN " adalah sebuah untaian Antologi yang sangat bagus dibaca tentang curahan hati yang sangat perih dan pedih akibat KEHILANGAN, hal ini lazim kadang dialami oleh insan di dunia fana ini sebagai COBAAN pada setiap hamban-Nya utuk lebih bersabar dan TAQWA kepada-Nya. Hal ini dapat dilihat pada bait-bait puisi di bawah ini :
"Faridah ada peringatan buatmu
mungkin bukan cinta babah yang berlalu
hanya kau terbelenggu daan keliru
hanya kau berterusan
bermelangkolia tentang cinta dulu
mungkin kau terlalu melulu,,,,,
menarik dan merebut kembali babah
dari pada pelukan sel kanser itu (Faridah,2018:104)
Hal yang serupa juga terdapat pada beberapa topik puisi seperti : "Jubah Cinta" , " Dia Yang Sempurna" ,"Kenyataan", "Pejuang Tabah"," Menyulam Mimpi", dll. Satu hal yang membuat saya kagum dan terinspirasi adalah Penulis yang bukan berasal dari jurusan Sastra tapi berasal dari jurusan Sosial Politik di USM,,,,,,.Kok menulis karya sastra jenis puisi lebih mantap dari orang-orang yang berasal dari jurusan Sastra,,,,,aneh,,,aneh dan sungguh luar biasa.
Saya sebagai pembaca bukan mengkritik tetapi hanya sekedar membaca dan memahami apa makna yang tersirat di balik yang tersurat dari beberapa puisi ditulis dengan tajuk " Jawaban Kepada Tuhan". Dan sungguh ini menjadi suatu kajian yang dapat dikaji dari berbagai unsur teori dalam ilmu Sastra, dan teori yang paling ampuh dalam menempuh makna puisi secara keseluruhan dalam Antologi ini adalah berdasarkan teori Rene Wellek dan Austin Warrent dalam ilmu sastra "The Theory of Lierature" merujuk pada Pendekatan Sosial Philosofis (Social Phylosopical Approach) dengan metoda DESKRIPTIF karena penulis puisi cenderung bercerita dan menggambarkan tentang isi hatinya melalui beberapa puisi yang ditulis dengan tajuk-tajuk yang berbeda.
sm/13/12/2018
APA FUNGSI KRTIK SASTRA?
Oleh : Siamir Marulafau
Kritik sastra berfungsi untuk meluruskan yang salah supaya karya sastra itu terasa lugas dan sempurna bukan memojokkan dan merendahkan martabat seorang pengarang.Selain itu juga,juga kritik sastra dapat meningkatkan kedangkalan pengetahuan seseorang baik penyair, cerpenis, novelis merujuk pada segala aspek penulisan baik dari segi judul , tema dan konteks atau isi sebuah karya sastra. Maka untuk itu, pengarang tak boleh merasa rendah diri dan merasa kecil hati jika karyanya dikritik oleh kritikus yang ahli dibindang kritik sastra asal jangan kritikus sastra gadungan yang sok-sok mengkritik karya seseorang.
Jangan salah tafsir bahwa kritik sastra itu ada yang bersifat lembut dalam penyampaian dan yang bersifat kasar, dan hal ini tergatung pada kepribadian sang pengritik. Contoh :
I. Kritik Sastra yang bersifat lembut :
Dalam sebuah puisi kemungkinan dijumpai penulisan yang EYD-nya kurang tepat seperti : " Telah kurimkan senyumku pada angin//Aku tak tahu apakah di terimanya atau tidak//
Pengeritik berasumsi bahwa pada baris ke II terdapat penulisan yang tak layak,dan lantas Sang pengritik mengritik penyair dengan mengatakan bahwa jika tak keberatan bagaimana jika penulisan "di terimanya" diubah menjadi " diterimanaya" karena kata 'di' itu adalah harus dihubungkan dengan kata 'terimanya',dan tidak boleh dipisah karena kata itu adalah berfungsi sebagai kata kerja.
2. Kritik Sastra yang bersifat kasar :
Seperti hal di atas tadi Sang Pengkritik menemukan penulisan yang tak layak pada baris ke II puisi,yaitu : "di terimanya". Lantas Pengritik mengatakan bahwa penulis puisi ini aneh, dan percuma orang Indonesia penulisan 'di terimanya' saja pun salah,dan menulisnya harus begini Bung 'diterimanya' ,,,,sok kali jadi penyair.
Kemungkinan akan timbul pertanyaan kepada kita,yaitu "Hal apa saja yang harus dikritik oleh Pengritik dalam sebuah karya sastra?
Jawab :
1.Pengritik bisa saja mengkritik sebuah karya sastra berupa sistem penulisan yang berkaitan dengan pembakuan bahasa yang dugunakan dalam penulisan sebuah karya sastra.
2.Pengritik bisa saja mengkritik judul , konteks atau aspek karya tersebut yang menyangkut pada diksi ,majas, latar belakang , tema penempatan karakter, tempat (seting).
Dalam hal ini, pengkritik juga harus memiliki pengetahuan Psikologi, Filosofis,Sosiologi ,Historis atau beberapa ilmu humaniora yang menyangkut pada aspek ilmu kritik sastra dan sastra pada umumnya karena jika Sang Pengritik memiliki ilmu psikologi akan membuka cakrawa yang luas dalam hal saling tukar pendapat dalam bidang kritik mengkritik sehingga tidak akan mengundang kesalahpahaman antara kritikus sastra dengan pengarang karya sastra.
Kritikus sastra dianggap sebagai 'HAKIM'(Judicator) dalam menghakimi,menimbang dan menilai karya sastra itu,apakah karya sastra itu berbobot, berkualitas atau bagaimana? Mengapa karya sastra itu harus dihakimi dan dinilai?Karena karya sastra itu adalah hasil ciptaan pikiran manusia yang sama sekali tidak sempuran dan hal ini pernah juga diungkapkan oleh Vincil C. Coulter : "Tidak ada kesempurnaan dalam penulisan karya sastra dan kritik sastra " (There will be no perfect in wiriting literary works and literary criticism ). Sebagai hasil kritikan oleh kritikus sastra dapat dijadikan sebagi motivasi bagi pembacadan terutama sekali sang pengarang supaya apa kesalahan dan kekhilafan yang dibuat dalam penulisan dapat dimaklum dan diikuti sesuai dengan apa yang dikritik oleh Sang Kritikus.
Pertanyaan : Apakah seorang kritikus sastra bertindak sebagai pembaca dan pengarang?
Jawab :
Kritikus sastra bukanlah sembarang.Mereka sudah memiliki keilmuan dalam bidang ilmu kritik sastra dalam upaya memotivasi sang pengarang dalam berbagai aspek tulis menulis karya sastra. Mereka sudah paham dan mengerti apa yang dibaca dan apa yang dikritik dengan tujuan meluruskan kekhilafan dalam penulisan karya sastra,dan bisa juga mereka ini mejadi penulis karya sastra ,seperti salah seorang Kritikus Sastra yang ternama di Indonesia adalah Maman S. Mahayana dan telah menulis sebuah buku bertjuk "Kitab Kritik Sastra". Dalam kitab kritik Sastra ini, Maman S.Mahayana telah membicarakan dan mengkritik puisi Sapardi Joko Damono bahwa dalam puisinya ada kehadiran paradoks seperti dalam larik;"Saya sedang keluar",ungkapan yang merupakan kontradiksi antara kehadiran penutur dan arti ungkapannya.
sm/13/11/2018,Mdn
PENULISAN PUISI
Oleh : Siamir Marulafau
Dalam ulasan yang amat singkat ini, banyak mahasiswa/i bertanya pada saya sebagai salah seorang dosen di Fakultas Ilmu Budaya USU, dan pertanyaan mereka pada saya," Apakah ada teori khusus untuk penulisan puisi itu Pak Dosen?" Lantas saya jawab: Wah,,, bagus sekali pertanyaan kalian ini,,,,.Sebenarnya, Penulisan Puisi itu sulit sekali menemukan teori yang pas untuk itu tetapi dalam penulisan puisi harus melalui sistem karena penulisan puisi itu adalah memerlukan bakat (talent) dan pengetahuan teori tentang sistem penulisan puisi sebagai salah satu genre sastra mempergunakan bahasa sebagai alat, dan tentu setiap bahasa yang digunakan dalam penulisan puisi dan siapa pun penulis atau penyairnya harus tahu tentang penggunan bahasa jika tidak, hasil penciptaan sebuah puisi akan menjadi semraut dan fatal dalam dunia perpuisian karena puisi memerlukan diksi yang tepat dalam ungkapan sebuah bahasa.
Maaf kata, di HPI yang dilaksanakan di TIM,Jakarta baru-baru ini, seorang pakar puisi senior yang disebut President Pusi,Sutardji Calzoum Bachri mengungkapkan bahwa penulisan puisi harus menggunakan bahasa yang tepat dengan PILIHAN KATA yang tepat , yaitu DIKSI yang sangat mendukung tema dan konteks sebuah puisi.Jika pilihan kata dalam penulisan puisi mendukung konteks yang diinginkan maka puisi itu memiliki kekuatan dan fungsi,dan dalam kesempatan itu, saya juga bertanya kepada Bpk Sutardji Calzoum Bachri, dan pertanyaan saya, Apakah dalam sebuah puisi memiliki sesuatu hal yang misteri dan apan dikatakan bahwa puisi itu berbobot, Pak Sutardji Calzoum Bachri? Lantas, Presiden Puisi Indonesia menjawab :" Di dalam sebuah pisi yang ditulis harus ada MISTERI,yang merupakan kekuatan sebuah puisi yang nantinya akan ada makna yang tersirat di balik yang tersurat, dan inilah pengetahuan dan keilmuan seorang pengarang yang sulit diketahui oleh pembaca dan jika pembaca ingin tahu apa sebenarnya isi kandungan puisi yang ditulis oleh sang penyair,,,,iya datangi sajalah penulisnya dan semua akan selesai tetapi ada juga sebahagian para pembaca yang tajam nalurinya dalam mengapresiasi sebuah pusi akan tahu dengan benar apa makna yang tersirat di balik tersurat puisi tersebut.
Mendengar jawaban Bpk Sutardji Calzoum Bachri ini, saya pun sangat tertegun dengan keilmuannya yang padat dan berbobot, mengapa karena pada malam diskusi tentang sastera itu , dia merangkul semua ulasan -ulasan beberapa pakar Sastra seperti Bpk Maman S.Mahayana, dosen senior Fib UI,dan salah seorang Bpk Prof Dr ---- dari UI yang tak disebut namanya,,,,sungguh luarbiasa mereka memiliki keilmuan Sastra yang tinggi. Pada pokonya mereka mengatakan bahwa penulisan sebuah puisi itu harus diletakkan pada DIKSI sebuah bahasa yang betul-betul sesuai dengan pokok permasaalahan yang diungkapkan dalam puisi oleh penulis puisi dan jika tidak,,,,.,Maaf,,,,, puisi yang ditulis itu tak akan masuk dalam kategori puisi yang diinginkan oleh dewan kurator. Hal ini terbukti dalam penuisan beberapa puisi dijumpai dalam 20 orang pengarang yang buku mereka bagus dan layak untuk dijadikan bahan acuan sebagai buku Antologi Puisi Pemenang pada Hari Puisi Indonesia di Taman Ismail Marzuki (TIM) 17/18/11/2018 yang lalu, dan buku Antologi puisi dikarang oleh 20 orang pengarang Indonesia akan dianugerahkan oleh Presiden Joko Widodo di TIM pada akhir bulan Desember akan datang.
Kemudian daripada itu, saya juga merasa kagum kepada 20 orang pengarang yang memenangkan penulisan buku yang karya mereka di luncurkan pada HPI dan saya membeli dua buku dari dua orang pengarang yang tulisannya bagus dan tershohor dalam penulisan yaitu : Soni farid Maulana dengan tajuk bukunya "ENDAPAN KABUT" , dan Raedu Basha dengan tajuk " Hadrah Kiai", dan saya amati penulisan mereka sangat bagus dan pantas buku-buku mereka lolos dari dewan kurator yang dikurasi oleh Sutardji Calzoum Bachri, dan Maman S. Mahayana, dkk.
Lantas banyak juga mahasiswa/i yang masih bertanya pada saya, dan pertanyaan mereka memang luarbiasa seperti pertanyaan seorang mahasiswa di LKM ,Banjarmasin, Kalimantan Selatan baru- baru ini dan kebetulan saya menjadi salah seorang SPEAKER dalam kesempatan itu, mereka bertanya, dengan pertanyaan, "Apakah bahasa puisi itu bahasa biasa?" Kemudian, saya jawab bahasa puisi itu adalah bahasa literatur dengan memakai bahasa figuratif yang artinya bahasa yang dipoleskan dengan penggunaan MAJAS, sehingga puisi itu terasa indah dan ibarat seorang gadis tanpa bermake up, iya LOYO,,,,jika tak berdandang iya apa tidak? Dan begitu jugalah penulisan sebuah puisi dengan catatan bahwa sang penyair harus pandai memainkan figuratif bahasa dan diksi yang tepat sesuai dengan tema puisi.
Makasih,
Wassalam
Pdlc/25/11/2018,Mdn
APA ITU SASTRA BANDINGAN ?
Siamir Marulafau
Sastra bandingan ialah salah satu kajian dalam ilmu sastra yang merujuk pada perbandingan antara dua karya sastra dengan latar belakang budaya yang berbeda.Kajian ini sering disebut sebagai "COMPARATIVE LITERATURE".
Banyak mahasiswa/i yang menulis skripsi,tesis dan disertasi dengan membadingkan dua karya Sastra baik dalam bentuk puisi,cerpen, novel maupun karya sastra lainnya dengan dua pengarang yang berbeda latar belakang budayanya.
Ada pun hal yang dibandingkan dalam kedua karya sastra itu adalah menyangkut masalah motif para pelaku utama yang merujuk pada tema kedua karya sastra yang dibahas, apakah tema personal atau tema abstrak.Hasil bandingannya akan mencuatkan kesamaan (Similarities) dan ketidaksamaan(Perbedaan).Hal demikian dapat menambah wawasan pemikiran dalam menganalisis dua karya sastra yang berbeda sistem penulisannya, dan hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan gaya penulisan dan latar belakang ilmu sastra yang berbeda oleh kedua pengarang yang tak sama tempat tinggalnya atau warga negaranya.Contoh : Pengarang Amerika seperti Ernest Hemingway dengan karyanya bertajuk "The Old Man And The Sea" dengan pengarang Indonesia Motinggo Busye dengan tajuk "TIDAK MENYERAH " dan begitu juga dengan pengarang lainnya seperti Thomas Hardy, pengarang Inggris dengan tajuk " TESS OF THE D'URBEVILLES" dan KOICHI KUMURA'S NOVEL bertajuk EKA HENRA,dll.
Berkaitan dengan kajian sastra bandingan ini, kemungkinan akan timbul pertanyaan kepada kita. Bagaimana jika dua orang pengarang karya sastra yang berbeda latar belakang budayanya, apakah karya mereka itu dapat diperbandingkan?
Jawab : Ilmu sastra bandingan menjawab bahwa kedua karya sastra itu dapat diperbandingkan dan ini tergantung kepada seseorang yang membandingkannya, dengan kata lain bahwa unsur apa dan apa yang akan dibandingkan dalam kedua karya sastra itu?Apakah unsur Nilai Religious?Hal seperti ini dapat terungkap dalam analisis Dra.Hjh. Lily Siti Multatuliana, SutanIskandar ,M.S dalam membandikan kedua cerpen,yaitu : "MASJID", karya Kemala dan " ROBOHNYA SURAU KAMI" oleh A.A Navis (Sastera Melayu Islam 299-306)
Merujuk pada kajian sastra bandingan ini, ada juga sebahagian bertanya,,,,,,,,.Apakah kedua karya sastra yang ditulis oleh kedua pengarang yang warga negaranya sama dapat dibandingkan atau bagaimana?
Penyair Dalam Lingkaran Cinta, siamir marulafau ,dosen fib usu yang hanya meraih gelar S1 di bidang sastra mengundang para pakar Sarjana Sastra yang bregelar S3 sampai S lilin menjawab pertanyaan ini dengan baik dan benar karena dia masih HIJAU dalam ilmu Sastra, hehehe.
Kemudian daripada itu, kemungkinan timbul pertanyaan kepada kita; "Jika seseorang pengarang,umpanya Dr.Syafwan Hadi Shafwan Hadi Umry, penyair Sumut yang puisinya lolos dikurasi oleh dewan kurator pada Festival Sastra Internasional Gunung Bintan akan pindah ke Malaysia dan menulis sebuah puisi dalam bahasa Malaysia dan kemudian pindah ke Amerika dan menulis puisi dalam bahasa Inggris,,,nah apakah karya yang ditulis Beliau itu milik kesusasteraan Malaysia atau Amerika?
Jawab :------------?
Wassalam,
sm/31/10/2018,Mdn
Sebuah Essei kepada Kawan:
TERBACA
Karya : Siamir Marulafau
Beberapa bulan yang lalu di tahun 2017,saya bertemu dengan seorang teman,dan di eseiku yang singkat ini baru terbaca siapa orangnya,,,,,,rupanya membuat aku terheran-heran,,,,mengapa?Tepat pada waktu aku tiba di KlIA I,Kuala Lumpur pada jam 10.30, tiba-tiba seorang teman memanggilku dan menyuruh aku tunggu sebentar karena jemputan untuk membaca puisi pada puncak 77 tepat pada hari ulang tahun Bpk.DR Kemala kan segera datang,,,,,,,,tapi anehnya baru beberapa menit kemudian,aku di beritahukan bahwa ada seorang teman dari Banjarmasin yang akan ikut pada acara itu,dan aku sangat penasaran karena aku tak pernah kenal sebelumnya.,dan lantas disuruh menjumpainya,dan kemudian seseorang bertanya padaku,"Kenalkah dengan Pak Zul"? Waduh,pikir hatiku,aku tak pernah jumpa dengan orangnya ini, dan aku selalu ingin tahu.Rupanya tak sampai setengah jam Pak,Dr.Kemala,Siti Lily Multatuliana, dan Shirley Idris datang dan Pak Zulfaisal Putra pun datang, dan aku anggap biasa-biasa saja, dan kadang bertanya apakah Bapak ini penyair atau bagaimana?
Tapi setelah sampai di hotel,,,,,rupanya Pak Zul ini teman sekamarku,,,,,,wou barulah aku tahu siapa sebenarnya Pak Zul itu"?Aku juga menjelaskan padanya bahwa biar kau tahu Pak Zul itu seorang penyair dan cerpenist,,,dia selalu menulis puisi dan cerpen dan esei di media surat kabar di Banjarmasin,Kalimantan Selatan.Tulisannya terbaca ke mana-mana, dan aku pun senang membaca karya-karyanya,,,,,dan aku yakin Pak Zul ini akan menjadi penulis tershohor di negeri ini karena Beliau sangat aktif menulis.Aku pun salut melihat Pak Zul ini,,,orangnya pendiam, baik hati dan ramah tapi pikiran berjalan terus bagaikan air terjun mengalir terus menerus dengan goresan penanya yang sangat tajam.Orangnya kreatif,,,,,,kreatif bangat dan itulah kataku pada teman sehinga temanku Suyadi San terheran -heran,,,,,wah,,,,,wah,,,,.Sungguh menakjubkan Pak Zul ini salah seorang penggiat literasi di Banjarmasin dan termasuk sahabatku, Bpk Iberansyah Barbary dan telah mengundang beberapa penyair terkemuka di Malaysia termasuk Sastrawan negara, dan Dato Nashuha Jamidin akan menghadiri undangan Walikota Banjarmasin dalam parade Puisi di sana,,,,,,,,,dan bagaimana dengan sahabatnya,Penyair Dalam Lingkaran Cinta,apakah turut serta atau tidak,,,,Wallahu A'alam,,,,dan hanya menunggu saja. Aku juga sangat salut melihat kemampuan Pak Zulfaisal Putera ini ternyata dia juga menjadi seorang moderator di saat aku menjadi Speaker di Festifal Seni di Singapura beberapa bulan yang lalu walaupun acara atau forun Speech itu diganggu oleh orang-orang India yang puitis dan menganggap diri mereka hebat alam dunia literasi,,,,,hahahaha,Pak Zul dan aku pun tak merasa enak pada waktu itu,,,,,hehehehe,,,,tapi sudahlah,anggap saja itu bunga-bunga literasi,,,,dan aku pun cuek saja,,,,.Ah,,,,cukup trauma,,,,,cukup trauma,,,,dan jangan terulang lagi.
Di akhir esei singkat ini,aku sungguh kangen dengan teman-teman dan kepingin jumpa lagi jika ada kesempatan,dan salah satu hal yang membuat saya sedih pada masa itu,,,,,,,wah,,,,,ah hilangnya pasport seorang temanku Pak.Widodo,,,,aku tak bisa bilang apa lagi, dan bisa aku cakap lagi dan tepat pada keesokan harinya aku bersama Rima-Re dan Hj Harish mengantar Beliau di kedutaan RI Singapura,dan atas pertolongan maha Kuasa,Allah SWT tidakakan menyusahkan hamba-Ny yang selalu zhikir kepada-Nya siang malam,ternyata Pak Widodo terbantu bisa pulang ke Indonesia,,,,,waduh,,,,,,waduh denyutan jantungku pada masa itu bukan main bagaikan kereta api menluncur tanpa rel,,,,.
sm/06/09/2018,Mdn
KESAN DAN PESAN : KONPEN 2018 di BACHOK,PANTAI CHAP, KLANTAN MALAYSIA
Siamir Marulafau
Sepulangnya menghadiri KONPEN 2018 di Bachok, Pantai Chap, Klantan, Malaysia sepertinya terlukis seribu kesan dan pesan dalam setiap diri dan jiwa penyair dan termasuk Penyair Dalam Lingkaran Cinta sejak terbitnnya sebuah buku Direktori 100 Penyair Malaysia dan buku Antologi " WANGIAN KEMBANG " yang sangat mewarnai keakraban para penyair dari 11 Negara di dunia sastra. Saya amat berterimakasih yang tak terhingga kepada para PANITIA (URUS SETIA) yang telah memberikan sambutan hangat dan menyenangkan dan membuat para penyair dari berbagai negara senang dan bahagia.Hal ini juga memberikan makna yang sangat mendalam yang tak dapat dilupakan atas keakraban para penyair dunia berkumpul di bachok,Pantai Chap,Klantan.
Antologi " WANGIAN KEMBANG " adalah nama Antologi yang sangat tepat untuk KONPEN 2018 yang di dalamnya tertera nama-nama penyair yang lolos kurasi dikurasi oleh para DEWAN yang sangat berkompetens dalam hal SASTRA, terutama puisi.Dalam arti kata,,,,,bukan hanya saja Antologi Puisi WANGIAN KEMBANG tetapi sikap dan layanan para panitia URUS SETIA sangat menyenangkan dan membuat hati para penyair senang, dan apalagi pada malam acara PUNCAK yang dihiasi dengan ragam budaya dari berbagai negara serta baca PUISI yang didendangkan sangat memberikan kesan dan pesan bagi para peserta, undangan dan penyair dari 11 negara. Hal ini sangat membuat kerukunan dan menjalin hubungan dan UKHWAH antara satu negara dengan negara lainnya ,dan inilah salah satu manfaat dan kegunaan PUISI sebagai salah satu Genre Sastra mempersatukan umat manusia, khususnya yang mencintai seni karena SENI itu tak akan terlepas dari unsur PUISI sebagai salah satu cabang ilmu Sastra ,yang lahir dan mengalir dari lubuk perasaan manusia yang sangat mendalam melalui PERNAPASAN,,,,,,dan inilah yang menghubungkan tali persaudaraan di kalangan para penyair dari berbagai belahan dunia , baik dari Malaysia,Thailand, Bangladesh ,Korea, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, dan negara-negara lainnya.
Para Penyair sangat berterima kasih kepada Urus Setia ,terutama sekali kepada Ibu .Norazimah Abu Bakardan Bpk.Wacana Minda yang telah berjaya dalam mencuatkan kehadiran para penyair dari 11 negara di Bachok Kelantan tgl 20-22/07/2018.Dalam pertemuan ini, nampaknya ada makna yang sangat besar dan memberikan kesan dan pesan dalam kehidupan bersastra merujuk pada SUMBER DAYA MANUSIA (SDM), dan Humanitas yang pada kaitannya mengembangkan dan melestarikan kesusasteraan Melayu sebagai Khazanah Budaya Bangsa. Oleh karena itu, nama Antologi "WANGIAN KEMBANG" sangat tepat dengan ungkapan METAFORA sebagai simbol dalam mengembangkan SASTRA MELAYU ISLAM.
KONPEN 2018 di Bachok ini sangat memberikan kabajikan dan kesan pada para peserta, penyair yang hadir karena ada sesuatu nilai yang sangat berharga dalam mensyaring pendapat dari pakar-pakar PENYAIR TERSOHOR MALAYSIA, dan dari negara- negara lainnya.Pada pokoknya, apa yang dibicarakan dalam forum diskusi tentang Sastra pada KONPEN 2018 di Bachok ini sangat menambah wawasan keilmuan di bidang sastra,dan inilah yang sangat diharapkan selama ini bahwa 'Pembicaraan Tentang Sastra' sangat penting sebagai salah satu ilmu sosial (Social Science) dalam kehidupan bermasyarakat, dan PUSI adalah salah satu bahagian dalam ilmu social yang tak terlepas dari unsur seni dan budaya sebaga hasil kreasi manusia mempergunaan bahasa sebagai alat (ReneWellek & Austin Warrent). Maka dengan demikian ,puisi itu harus dilestarikan dan dikembangan yang akan mebuat WANGIAN serta KEHARUMAN di kalangan para PENYAIR di seluruh dunia. Dan mengapa harus PUISI,mengapa tak NOVEL? Dikatakan bahwa PUISI adalah salah satu cabang sastra yang nilai seninya sangat indah karena aksara puisi itu tersusun dengan bahasa indah :" Puisi itu adalah rangkaian dari bahasa indah tersusun secara sistematis dengan pola khusus yang ada di dalamnya ", Siamir Marulafau (Poetry is beautiful language arranged systematically with specific patterns in it)
KERTAS KERJA
siamir marulafau
Mahasiwa/i Program bahasa Inggris d3 harus tahu masalah apa yang dibicarakan dalam penulisan kertas Kerja(Paper) sebagai salah satu persyaratan untuk menamatkan studi di program studi d3 bahasa Inggris fib usu,Medan. Contoh :
JUDUL : A DESCRIPTION OF THE MAIN CHARACTERS
IN ELIZABEH RUDNICK'S NOVEL "BEAUTY AND
THE BEAST "?
Setelah menulis judul paper , mahasiswa berpikir bahwa masalah yang dibicarakan dalam
mencuatkan judul ini,apa? Apa kira- kira masalah yang harus dijelaskan?,,,,,,.Karena pada awal judul paper sudah diketahui apa sebenarnya yang harus dibuat dan tidak lain adalah 'PENDISKRIPSIAN',,,,,,yang akan mengacu pada POKOK MASALAH.
POKOK MASALAH yang harus dibicarakan berdasarkan topik di atas adalah :
1. HOW IS THE PERSONALITY OF THE PROTAGONIST AS
THE MAIN CHARACTER DESCRIBED IN ELIZABETH RUDNICK'S
NOVEL "BEAUTY AND THE BEAST"?
2.HOW IS THE PERSONALITY OF THE ANTAGONIST AS
THE MAIN CHARACTER DESCRIBED IN ELIZABETH RUDNICK'S
NOVEL " BEAUTY AND THE BEAST"?
Kemudian mahasiswa/i harus tahu tentang THE OBJECTIVE OF STUDI yang dapat diambil dan dibicarakan berdasarkan pada pokok masalah di atas.
THE OBJECTIVE OF STUDY
1.How to describe the personality of the protagonist as the main character in Elizabeth Rudnick's novel " Beaty and The Beast".
2.How to describe the personality of antagonist as the main character in Elizabeth Rudnick's novel "Beauty and The Beast".
Dalam hal ini mahasiswa/i harus membatasi masalah pendiskripsian tentang hal yang dibicarakan atau digambarkan pada penulisan kertas kerja ini.Untuk apa,dan mengapa?Supaya jangan menyimpang dari apa yang dibicarakan dan cukup pada point tertentu saja,yaitu masalah 'Main characters mengacu pada "Protagonist dan Antagonist",,,,,selain tidak.Contoh:
THE SCOPE OF STUDY
The scope of study in writing this paper is only to discuss and describe about the protagonist and antagonist in Elizabeth Rudnick's novel " Beauty and The Beast "
Kemudian pada tahap penulisan maksud dan tujuan penulisan paper (Sebagai research),mahsiswa/harus tahu tentang " SIGNIFICANCE OF STUDY).Contoh:
1.The siginficance of writing this paper is to develop literary study, especially the main characters in the novel being discussed,described and to be reference for the reader as well.
2. etc.
Kemudian hal yang paling penting,mahasiswa/i juga harus mengetahui " METODE "(METHOD) apa yang harus di gunakan sebagai langkah-langkah dalam pelaksanaan penulisan paper atau pelaksanaan PENELITIAN.Contoh :
In writing this paper, the writer used library research.The writer got some information by collecting data from the novel as a main source, and some books,internet.The writer also used descriptive qualitative method so as to describe the data dealing with the main problem being discussed.
Dalam hal memilih metode di atas mahasiswa/i harus cermat dalam penggunaan metode yang sesuai dengan penulisan paper dan begitu juga dengan penggunaan teori yang diterapkan sebagai landasan penulis yang merujuk pada pemecahan masalah (Solving Problem) dalam penulisan paper, dan rujukan sebagai sumber utama, dan teori adalah hal yang sangat penting untuk pembuktian data.Setelah data dijelaskan dan merujuk pada topik pembicaraan, penulis dapat memberikan 'KESIMPULAN' dan dilengkapi dengan REFERENCE serta APENDIKS jika perlu.
Kemudian pada masalah "BACKGROUND OF STUDY", sering sekali mahasiswa/i membuat kesalahan, dan dalam point ini, mahasiswa/i harus tahu tentang latar belakang apa yang membuat seseorang memilih judul, dan mengapa dia ingin mencuatkan masalah ini menjadi masalah yang dijelaskan atau diteliti semuanya harus mengacu pada pokok permasaalahan.Jika dalam topik di atas tentang membicarakan dan menjelaskkan "THE MAIN CHARACTERS" dalam sebuah novel maka tidak boleh masalah tentang definisi tentang sastra meluluh yang harus ditulis tapi latar belakang yang diungkapkan harus mengacu pada Permasaalahan yang dibicarakan atau dijelaskan.
Thanks,,,,,,.Udstz/17/07/2018,fib usu,Mdn.
Foto Siamir Marulafau.
1 Kali Dibagikan
2Rima Re dan Putry Bungsu Muhammad
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) : Dosen fib usu,siamir marulafau mengulas tentang penulisan "Disertasi" sebagai nara sumber dalam penulisan karya ilmiah atau riset.
DISERTASI S3
Oleh :siamir marulafau
Mahasiswa/i S3 yang studi dalam berbagai konsentrasi harus tahu masalah apa yang harus diteliti dalam penulisan sebuah disertasi sebagai salah satu persyaratan untuk menamatkan studi di program pasca sarjana pada tingkat DOKTOR (S3) di berbagai Universitas di negeri tercinta. Kadang mendapat kesulitan dalam memilih judul dan menentukan masalah apa yang harus dibicarakan atau diteliti.Kita mengambil sebuah contoh :
TOPIK : MALAY LITERATURE AS TREASURE OF NATIONAL CULTURE
Setelah menentukan dan menuls judul disertasi, mahasiswa/i harus berpikir secara logika bahwa masalah yang dibicarakan dalam mencuatkan judul ini, apa dan mengapa ? Apa kira-kira masalah yang harus diteliti? Karena pada awal penulisan judul, sudah diketahui apa sebenarnya yang harus diteliti dan tidak lain adalah " ANALISIS YANG SANGAT MENDALAM " terhadap sebuah masalah yang mengundang peneliti untuk menemukan sebuah jawaban yang ilmiah dan akurat dari pertanyaan "MENGAPA"? (WHY?) serta menemukan penemuan baru terhadap masalah yang diteliti yang sangat signifikan bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Setelah menentukan dan menuls judul disertasi, mahasiswa/i harus berpikir secara logis bahwa masalah yang dibicarakan dalam mencuatkan judul ini, apa dan mengapa ? Apa kira-kira masalah yang harus diteliti? Karena pada awal penulisan judul, sudah diketahui apa sebenarnya yang harus diteliti dan tidak lain adalah " ANALISIS YANG MENDALAM " terhadap sebuah masalah yang mengundang peneliti untuk menemukan sebuah jawaban yang ilmiah dan akurat dari pertanyaan "MENGAPA"? (WHY?) serta menemukan penemuan baru terhadap masalah yang diteliti. Dengan demikian yang bersangkutan harus dapat merumuskan masalah.
POKOK MASALAH yang harus diteliti berdasarkkan judul di atas adalah :
"WHY IS MALAY LITERATURE CONSIDERED AS TREASURE OF NATIONAL CULTURE"?
Perumusan masalah penelitian ini, bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan merujuk pada JUDUL.Dalam benak si peneliti harus tersimpan sesuatu yang sangat misteri,yaitu masalah tentang sastra melayu,yang nantinya merujuk pada MANFAAT PENELITIAN yang menjadi REFERENSI bagi peneliti lainnya atau KHAZANAH BUDAYA BANGSA DALAM SATU NEGARA.
Kemudian, mahasiswa/i S3 harus tahu tentang THE OBJECTIVE OF RESEARCH yang dapat diambil dan diteliti berdasarkan pada pokok masalah di atas.
THE OBJECTIVE OF RESEARCH
Based on the theory, the researcher analyzes why Malay Literature considered as Treasure of National Culture ?
Based on the theory, the researcher analyzes why Malay Literature considered as Treasure of National Culture ?
Seterusnya, mahasiswa/i harus membatasi masalah penelitian yang harus diteliti supaya tidak menyimpang pada pokok pembicaraan.Contoh :
THE SCOPE OF STUDY
The scope of study in writing this research is only to be concentrated on the discussion of
Why Malay Literature is considered as Treasure of National Culture in Malaysia
Dalam hal ini , peneliti sudah dapat membayangkan tujuan dan manfaat penelitian berdasarkan analisis data yang akurat dengan theory yang sesuai diterapkan dalam penelitian terhadap masalah yang dibicarakan.Tujuan penelitian bisa saja bersifat 'Umum' dan 'Khusus'.
THE AIM AND SIGNIFICANCE OF RESEARCH
1.The aim and significance of this research generally be used as to develop literary study, especially Malay Literature in Malaysia
2. This research conducted be a reference for the reader and others,who may concerned with literary study.
Kemudiian hal yang paling penting bagi seorang peneliti ialah harus tahu 'METODE' (METHOD) apa yang harus dipakai dalam penelitian ini sebagai langkah- langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan serta menulis laporan penelitian sebagai DISERTASI nantinya setelah seminar hasil dilaksanakan.
In writing this research, the researcher used library research in descriptive method.The researcher also got some information by collecting data from many sources so as to be main sources of research and others to complete the manuscript of Dissertation.
Kemudian dalam penggunaan teori,mahasiswa/i S3 harus cermat dalam menerapkkan teori yang sesuai dengan pokok permasaalahan yang diteliti sebagai landasan untuk meneliti apakah penelitian yang ditemukan "YA"(YES) atau "TIDAK" (NO) ,dan sebagai contoh :Peneliti cenderung menggunakan " Socioculture Theory" , disamping merujuk pada pemecahan masalah (Solving Problem) dalam penulisan disertasi yang mengacu pada penelitian yang akhirnya penulis disertasi dapat memberikan dan mengambil KESIMPULAN DAN SARAN, dan dilengkapi dengan APENDIKS dan REFERENCE yang tepat dan akurat.
Udstz,/18/07
SEKELUMIT KARYA SASTRA DITULIS ATAU DIBACAKAN Sukmawati.
Oleh :siamir marulafau,dosen fib usu,Medan
Setelah mendengar dan menginterpretasi puisi yang dibacakan tersebut jika ditelusuri dan dipandang dalam ilmu sastra,memang mengandung unsur sastra yaitu mengulas sesuatunya berdasarkan bahasa indah dan berbentuk karya sastra.Nah,,,,,,.Apakah tujuan,dan makna dari karya sastra itu ditulis atau dibacakan adalah hak seorang penuls atau pembaca karya sastra,dan apakah kata-kata atau diksi yang dipilih dalam penulisan atau pembacaan karya sastra itu di depan umum juga adalah hak seorang pencipta karya sastra tersebut.
Analysis :
Jika penulis dan pembaca karya sastra seperti ini,,,,,,,,Mengapa harus membandingkan unsur keagamaan dengan dunia yang dicintai,yang seolah-olah ada unsur pelecehan.Pencipta karya sastra harus tahu bahwa ada pilah di antara karya sastra dan agama.Karya sastra adalah bahagian budaya sedangkan agama bukan budaya.Maka dengan demikian jangan dicampurbaurkan antara kedua bentuk tersebut.Pencipta puisi harus lebih cermat menulis,membacakan sesuatu tentang bait-bait yang mengandung unsur SARA,karena interpretasi atau apresiasi seseorang dalam menanggapi isi karya sastra sangat berbeda-beda.Pencipta puisi harus bisa membedakan antara seni puisi berbentuk umum tanpa ada unsur SARA merujuk pada pelecehan keagamaan dan seni puisi oleh Pencipta puisi merujuk pada isi kandungan al-Qur'an atau Al-kitab.Al'Quran dan Al-kitab juga memiliki unsur seni puitis yang luarbiasa indahnya,,,,,,,tapi janganlah mencipta/membaca puisi yang menyenggol makna dan akidah seseorang atau masyarakat yang cenderung fanatik dan cinta kepada Tuhannya.Maka dengan demikian puisi yang dibacakan Ibu Sukmawati tidak layak untuk dibacakan di publik dan jika hati penulis/pembaca mengkaitkan cintanya pada tanah air indonesia,kan banyak sistem atau cara lain dalam pengungkapan yang seperti itu,ketimbang menulis dan membaca puisi yang janggal di dengar oleh para permirsah di tanah air maupun di seluruh dunia. Memang penciptaan karya sastra itu adalah bebas pada umumnya tetapi kebebasan itu memiliki aturan,dan tidak menulis dan membaca sesuka-suka hatinya.Mengapa? Karena seorang pengarang,penyair atau pencipta karya sastra berada dalam satu wilayah/negara dan tentu negara itu memiliki tatacara,atau kodek etik dalam penulisan yang merupakan persetujuan bersama (Agreement).
sm/07/03/2018.
SEBUAH APRESIASI :
Halaman Marulafau,siamir
Penyair Dalam Lingkaran Cinta,,,,,,,,JIKA "Chairil Anwar AKU INI BINATANG JALANG"( I AM THE WILD BEAST),,,,,,>Aku lebih mengganas lagi sampai kuterjang kalian semua,,,,,,whahai penjajah bangsa kami dan jika juga tak enyah kalain di bumi pertiwi ini akan kuterkam sampai habis dan "biar peluru menembus kulitku" (=Let Bullet Piers My Skin) aku tak semakin perduli,,,,,,nyawa pun akan kupertaruhkan demi membela bangsa kami.ENYAHLAH dari bumi kami dan jika tidak,aku akan lebih mengganas lagi,,,,dan lebih mengganas dari seekor HARIMAU BELANTARA,,,,,mengganas seluruh di daratan pertiwi,,,,,enyahlah,,,,,,,enyahlah,,,,,kalian bangsat ,,penjajah, pengisap darah bernuansa LINTAH DARAT,,, di bumi pertiwi akan kuterkam,,,,akan kuterkam.
Sungguh puisi "AKU"-->Chaiiril Anwar mencetuskan kepada seluruh rakyat Indonesa di zaman penjajahan Jepang di indonesia bahwa 'AKU' dengan tak akan mau dirayu bagaimana pun karena 'AKU' sebagai simbol bangsaku, rakyatku tak akan mudah dibujuk rayu dalam segala aspek apa pun,dan harus dikau lebih tahu "AKU" dengan puisiku akan HIDUP SERIBU TAHUN LAGI,,,,,,,dan tetap hidup meskipun jadasku'CHAIRIL ANWAR', penyair tetap hidup dan berkelanjutan terus menerus dalam perjuangan membela rakyat sengsara dari belenggu penjajahan,pengkhianatan,penghancuran negara,,,,,,,dikarenakan semua tindakan penjajahan di muka BUMI INDONESIA harus dihapuskan,,,,,,,karena tidak sesuai dengan Prikemanusiaan(HUMANITY) yang berdasarkkan PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945,,,,,dan seterusnya diamanahkan kepada seluruh generasi muda bangsa ndonesia supaya jangan lengah dan berhati PEJUANGLAH agar Indonesia tidak diperlakukan semena-mena oleh BANGSA LAIN di dunia dalam aspek apa pun dia,,,,,,dan ingat "AKU" ini CHAIRIL ANWAR tak akan membiarkan bangsa ini diinjak-injak oleh siapa pun jua,,,,,dan bagaimana dengan kalian semua setela JASADKU telah tiada,apakah PUISIKU hidup seribu tahun lagi"?"DAN MESKIPUN TULANG BELULANGKU MERAPUH DI TANAH TAK
BERSULUH, NAMUN JIWA RAGAKU BERSEMAYAM SELALU DALAM NAPASMU SEPANJANG DUNIA TAK BERGULIR JADI DEBU' (Pdlc)Jangan dibiarkkan puisi "AKU" berbaring di tepi sungai MUSI yang hanya menonton lalu lalang kapal keluar masuk saja dari muara tapi berdirilah dan tegakkanlah pendirian bahwa kita BANGSA INDONESIA harus berjuang sampai tetesan darah mengalir ke muara sungai seiring generasi bangsa ini bagaikan seekor BINATANG JALANG yang sangat buas dan mengganas jika harga diri dan martabat bangsa disepelekan dan dihina bangsa lain,,,,,,,,,dan inilah pesanku,,,,inilah pesanku kepada kalian semua terutama generasi muda bangsa ini yang tak akan lengah dan selalu berjuang demi rakyat.Moga Allah paring barokah.Aamiin.
pdlc/18/02/2018
MEMBACA KARYA Alkhair Aljohore bertajuk “ PESAN ALAM”
Oleh : Assoc. Prof. Drs.Siamir Marulafau, M.Hum
Pnesyarah, FIB USU, Medan
PESAN ALAM
Setialah pada janji
Bercakap jgn bohong
Janji usah mungkir
Di amanah jgn khianat
Debat jgn curang.
Jangan memaksa diri
menjadi yg bukan kamu
Jujur pada dirimu
Jgn malu mengaku
kalau memang tak mampu.
Semesta menjadi saksi bisu
menyerap jutaan
makna & rahasia.
Ku petik bintang2
untuk berbisik & membicara rahasia alami....
alkhair aljohore@
5 Nov.21
PEMBAHASAN
Puisi yang bertajuk “Pesan Alam” ditulis oleh Alkhair aljohore ini akan membidik hati pembaca, mengapa dan ada apa di balik penulisan puisi ini? Penyair sangat peka terhadap alam yang dia lihat di sekitarnya. Penyair berterus terang mengatakan kepada kita setia lah pada apa yang dijanjikan dan jangan berbohong dan jangan ingkar janji karena itu adalah merupakan amanah. Siapa yang ingkar akan janji , itu adalah orang yang termasuk pengkhianat. Hal ini dapat dikatakan sebagai orang yang curang dalam hidup. Menurut pembaca apa yang dikatakan oleh penyair dalam puisinya ini, dan memang benar jika dipandang dari filosofis kehidupan yang menyangkut moral manusia di bumi Tuhan. Mengapa tidak ? Karena kejujuran dan kesetiaan itu adalah pangkalnya JANJI. Jika janji diingkari berarti orang tak percaya. Bak peribahasa mengatakan “SEKALI LANCUNG KEUJIAN SEUMUR HIDUP TAK PERCAYA”. Maka janji itu harus ditepati. Kemudian kejujuran adalah sangat kontras dengan curang, yang senantiasa ini semua mengajarkan ajaran moral yang amat tinggi dalam kehidupan. Ulasan dalam puisi seperti yang tertera di bawah ini membuat pembaca tertarik karena hal ini sering terjadi dalam kehidupan manusia.
“Setialah pada janji
Bercakap jgn bohong
Janji usah mungkir
Di amanah jgn khianat
Debat jgn curang.”
Kemudian, yang paling penting diingat dalam puisi penyair selanjutnya adalah janganlah memaksa diri terhadap sesuatu yang bukan kamu dan tetaplah jujur pada dirimu dan kalau memang betul itu bukan , jangan malu mengaku bila kau tak mampu. Ini berarti penyair memberikan ilustrasi pada kita semua bahwa kejujuran adalah kunci dari segala kehidupan pada diri manusia yang dilandaskan pada jati diri itu sendiri. Apa pun pekerjaan hendak kita buat jangan memaksa diri kalau itu bukan kita yang buat. Alangkah baiknya kita mengaku bila sesuatu itu bukan kita yang buat karena kita tak mampu membuatnya, dan letakkan kejujuran atas segalanya. Pada hakekatnya, kita harus tahu apa yang tidak tahu, dan jangan berpura-pura tidak tahu.Jika tak tahu terus terang bahwa kita tak tahu. Dalam pikiran pembaca memang benar apa yang diuraikan oleh penyair dalam baris puisinya ini sebagaimana yang tertera pada puisi di bawah ini.
“Jangan memaksa diri
menjadi yg bukan kamu
Jujur pada dirimu
Jgn malu mengaku
kalau memang tak mampu”
Merujuk pada apa yang dikatakan penyair pada baris puisi di atas, ternyata ucapannya selaras dengan makna pada baris puisi terakhir bahwa bila tak jujur dalam berbuat sesuatu di dunia ini, maka alam semesta akan menjadi saksi walau kelihatannya bisu tapi selalu merekam apa yang dibuat oleh manusia di bumi. Ini adalah merupakan rahasia yang sangat misterius yang tak dapat diketahui oleh manusia. Mengapa harus demikian? Karena Semesta ini adalah ciptaan Allah SWT dan setiap benda yang ada di dalamnya adalah merupakan zat-Nya, Allah. Maka apa pun benda seperti bintang akan menjadi saksi dan berbisik dan akan berbicara kelak tentang alam dan termasuk manusia sebagai penghuni alam. Hal ini dapat dilihat pada baris puisi yang ditulis oleh penyair di bawah ini.
“Semesta menjadi saksi bisu
menyerap jutaan
makna & rahasia.
Ku petik bintang2
untuk berbisik & membicara rahasia alami....”
PENGAMATAN DALAM KRITIK SASTRA
Setelah kita membaca dan menelaah karya puisi bertajuk “ Pesan Alam”, dapat diketahui bahwa apa yang dikatakan penyair dalam puisi ini adalah benar. Puisi ini dapat dibahas dengan Metode DESKRIPTIF dengan teori RENE WELLEK dalam buku “The Theory of Literature” merujuk pada pendekatan moral filosofis. Karena isi yang terkandung dalam penulisan puisi adalah mengacu pada ajaran moral yang baik.
Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana. Walaupun puisi pendek tapi memiliki makna yang tepat dan padat sesuai dengan tema puisi oleh penyairnya. Cuma dalam sistem penulisan , penyair hendaklah menggunakan tata kaidah penulisan kata yang sebenarnya karena ini adalah menyangkut tulis seni yang harus jelas, seperti “jgn”, seharusnya ditulis “jangan”.
Bila dipandang dari ilmu kritik sastra, maka puisi ini sangatlah bermanfaat kepada kita sebagai pembaca karena apa yang dikatakan oleh pengarang sangatlah penting untuk dikaji dan membaca dalam diri kita masing-masing karena masalah ini sering terjadi dalam kehidupan manusia sekarang ini, yakni manusia tak mengakui kesalahannya apabila berbuat salah dan tidak mengakui atas ketidakmampuannya berbuat sesuatu baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kepentingan masyarakat.
Demikianlah uraian tentang puisi di atas dan apabila ada kekhilafan berupa kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena saya bukanlah orang hebat dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof. Drs.Siamir Marulafau, M.Hum
NIP.19580517 1985031003
OPINI MENINJAU TULISAN MAMAN S.MAHAYANA"
siamir marulafau
"Kitab Kritik Sastra" yang ditulis oleh Maman S. Mahyana ini sangat bagus dibaca karena memberikan wawasan yang luas bagi yang belajar ttg kritik sastra.Penulis kita ini memiliki wawasan yang luas dalam menelusuri karya-karya sastra ditulis oleh para sastrawan di tanah air dan memberikan penjelasan tentang"PUISI KESAKSIAN :MEMBACA ISYARAT TAUFIQ ISMAIL" dan "ESTETIKA MELAYU MUTIARA KARAM" bagi Tusiran Suseno
siamir marulafau
Mahasiwa/i Program bahasa Inggris d3 harus tahu masalah apa yang dibicarakan dalam penulisan kertas Kerja(Paper) sebagai salah satu persyaratan untuk menamatkan studi di program studi d3 bahasa Inggris fib usu,Medan. Contoh :
JUDUL : A DESCRIPTION OF THE MAIN CHARACTERS
IN ELIZABEH RUDNICK'S NOVEL "BEAUTY AND
THE BEAST "?
Setelah menulis judul paper , mahasiswa berpikir bahwa masalah yang dibicarakan dalam
mencuatkan judul ini,apa? Apa kira- kira masalah yang harus dijelaskan?,,,,,,.Karena pada awal judul paper sudah diketahui apa sebenarnya yang harus dibuat dan tidak lain adalah 'PENDISKRIPSIAN',,,,,,yang akan mengacu pada POKOK MASALAH.
POKOK MASALAH yang harus dibicarakan berdasarkan topik di atas adalah :
1. HOW IS THE PERSONALITY OF THE PROTAGONIST AS
THE MAIN CHARACTER DESCRIBED IN ELIZABETH RUDNICK'S
NOVEL "BEAUTY AND THE BEAST"?
2.HOW IS THE PERSONALITY OF THE ANTAGONIST AS
THE MAIN CHARACTER DESCRIBED IN ELIZABETH RUDNICK'S
NOVEL " BEAUTY AND THE BEAST"?
Kemudian mahasiswa/i harus tahu tentang THE OBJECTIVE OF STUDI yang dapat diambil dan dibicarakan berdasarkan pada pokok masalah di atas.
THE OBJECTIVE OF STUDY
1.How to describe the personality of the protagonist as the main character in Elizabeth Rudnick's novel " Beaty and The Beast".
2.How to describe the personality of antagonist as the main character in Elizabeth Rudnick's novel "Beauty and The Beast".
Dalam hal ini mahasiswa/i harus membatasi masalah pendiskripsian tentang hal yang dibicarakan atau digambarkan pada penulisan kertas kerja ini.Untuk apa,dan mengapa?Supaya jangan menyimpang dari apa yang dibicarakan dan cukup pada point tertentu saja,yaitu masalah 'Main characters mengacu pada "Protagonist dan Antagonist",,,,,selain tidak.Contoh:
THE SCOPE OF STUDY
The scope of study in writing this paper is only to discuss and describe about the protagonist and antagonist in Elizabeth Rudnick's novel " Beauty and The Beast "
Kemudian pada tahap penulisan maksud dan tujuan penulisan paper (Sebagai research),mahsiswa/harus tahu tentang " SIGNIFICANCE OF STUDY).Contoh:
1.The siginficance of writing this paper is to develop literary study, especially the main characters in the novel being discussed,described and to be reference for the reader as well.
2. etc.
Kemudian hal yang paling penting,mahasiswa/i juga harus mengetahui " METODE "(METHOD) apa yang harus di gunakan sebagai langkah-langkah dalam pelaksanaan penulisan paper atau pelaksanaan PENELITIAN.Contoh :
In writing this paper, the writer used library research.The writer got some information by collecting data from the novel as a main source, and some books,internet.The writer also used descriptive qualitative method so as to describe the data dealing with the main problem being discussed.
Dalam hal memilih metode di atas mahasiswa/i harus cermat dalam penggunaan metode yang sesuai dengan penulisan paper dan begitu juga dengan penggunaan teori yang diterapkan sebagai landasan penulis yang merujuk pada pemecahan masalah (Solving Problem) dalam penulisan paper, dan rujukan sebagai sumber utama, dan teori adalah hal yang sangat penting untuk pembuktian data.Setelah data dijelaskan dan merujuk pada topik pembicaraan, penulis dapat memberikan 'KESIMPULAN' dan dilengkapi dengan REFERENCE serta APENDIKS jika perlu.
Kemudian pada masalah "BACKGROUND OF STUDY", sering sekali mahasiswa/i membuat kesalahan, dan dalam point ini, mahasiswa/i harus tahu tentang latar belakang apa yang membuat seseorang memilih judul, dan mengapa dia ingin mencuatkan masalah ini menjadi masalah yang dijelaskan atau diteliti semuanya harus mengacu pada pokok permasaalahan.Jika dalam topik di atas tentang membicarakan dan menjelaskkan "THE MAIN CHARACTERS" dalam sebuah novel maka tidak boleh masalah tentang definisi tentang sastra meluluh yang harus ditulis tapi latar belakang yang diungkapkan harus mengacu pada Permasaalahan yang dibicarakan atau dijelaskan.
Thanks,,,,,,.Udstz/17/07/2018,fib usu,Mdn.
Foto Siamir Marulafau.
1 Kali Dibagikan
2Rima Re dan Putry Bungsu Muhammad
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) : Dosen fib usu,siamir marulafau mengulas tentang penulisan "Disertasi" sebagai nara sumber dalam penulisan karya ilmiah atau riset.
DISERTASI S3
Oleh :siamir marulafau
Mahasiswa/i S3 yang studi dalam berbagai konsentrasi harus tahu masalah apa yang harus diteliti dalam penulisan sebuah disertasi sebagai salah satu persyaratan untuk menamatkan studi di program pasca sarjana pada tingkat DOKTOR (S3) di berbagai Universitas di negeri tercinta. Kadang mendapat kesulitan dalam memilih judul dan menentukan masalah apa yang harus dibicarakan atau diteliti.Kita mengambil sebuah contoh :
TOPIK : MALAY LITERATURE AS TREASURE OF NATIONAL CULTURE
Setelah menentukan dan menuls judul disertasi, mahasiswa/i harus berpikir secara logika bahwa masalah yang dibicarakan dalam mencuatkan judul ini, apa dan mengapa ? Apa kira-kira masalah yang harus diteliti? Karena pada awal penulisan judul, sudah diketahui apa sebenarnya yang harus diteliti dan tidak lain adalah " ANALISIS YANG SANGAT MENDALAM " terhadap sebuah masalah yang mengundang peneliti untuk menemukan sebuah jawaban yang ilmiah dan akurat dari pertanyaan "MENGAPA"? (WHY?) serta menemukan penemuan baru terhadap masalah yang diteliti yang sangat signifikan bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Setelah menentukan dan menuls judul disertasi, mahasiswa/i harus berpikir secara logis bahwa masalah yang dibicarakan dalam mencuatkan judul ini, apa dan mengapa ? Apa kira-kira masalah yang harus diteliti? Karena pada awal penulisan judul, sudah diketahui apa sebenarnya yang harus diteliti dan tidak lain adalah " ANALISIS YANG MENDALAM " terhadap sebuah masalah yang mengundang peneliti untuk menemukan sebuah jawaban yang ilmiah dan akurat dari pertanyaan "MENGAPA"? (WHY?) serta menemukan penemuan baru terhadap masalah yang diteliti. Dengan demikian yang bersangkutan harus dapat merumuskan masalah.
POKOK MASALAH yang harus diteliti berdasarkkan judul di atas adalah :
"WHY IS MALAY LITERATURE CONSIDERED AS TREASURE OF NATIONAL CULTURE"?
Perumusan masalah penelitian ini, bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan merujuk pada JUDUL.Dalam benak si peneliti harus tersimpan sesuatu yang sangat misteri,yaitu masalah tentang sastra melayu,yang nantinya merujuk pada MANFAAT PENELITIAN yang menjadi REFERENSI bagi peneliti lainnya atau KHAZANAH BUDAYA BANGSA DALAM SATU NEGARA.
Kemudian, mahasiswa/i S3 harus tahu tentang THE OBJECTIVE OF RESEARCH yang dapat diambil dan diteliti berdasarkan pada pokok masalah di atas.
THE OBJECTIVE OF RESEARCH
Based on the theory, the researcher analyzes why Malay Literature considered as Treasure of National Culture ?
Based on the theory, the researcher analyzes why Malay Literature considered as Treasure of National Culture ?
Seterusnya, mahasiswa/i harus membatasi masalah penelitian yang harus diteliti supaya tidak menyimpang pada pokok pembicaraan.Contoh :
THE SCOPE OF STUDY
The scope of study in writing this research is only to be concentrated on the discussion of
Why Malay Literature is considered as Treasure of National Culture in Malaysia
Dalam hal ini , peneliti sudah dapat membayangkan tujuan dan manfaat penelitian berdasarkan analisis data yang akurat dengan theory yang sesuai diterapkan dalam penelitian terhadap masalah yang dibicarakan.Tujuan penelitian bisa saja bersifat 'Umum' dan 'Khusus'.
THE AIM AND SIGNIFICANCE OF RESEARCH
1.The aim and significance of this research generally be used as to develop literary study, especially Malay Literature in Malaysia
2. This research conducted be a reference for the reader and others,who may concerned with literary study.
Kemudiian hal yang paling penting bagi seorang peneliti ialah harus tahu 'METODE' (METHOD) apa yang harus dipakai dalam penelitian ini sebagai langkah- langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan serta menulis laporan penelitian sebagai DISERTASI nantinya setelah seminar hasil dilaksanakan.
In writing this research, the researcher used library research in descriptive method.The researcher also got some information by collecting data from many sources so as to be main sources of research and others to complete the manuscript of Dissertation.
Kemudian dalam penggunaan teori,mahasiswa/i S3 harus cermat dalam menerapkkan teori yang sesuai dengan pokok permasaalahan yang diteliti sebagai landasan untuk meneliti apakah penelitian yang ditemukan "YA"(YES) atau "TIDAK" (NO) ,dan sebagai contoh :Peneliti cenderung menggunakan " Socioculture Theory" , disamping merujuk pada pemecahan masalah (Solving Problem) dalam penulisan disertasi yang mengacu pada penelitian yang akhirnya penulis disertasi dapat memberikan dan mengambil KESIMPULAN DAN SARAN, dan dilengkapi dengan APENDIKS dan REFERENCE yang tepat dan akurat.
Udstz,/18/07
SEKELUMIT KARYA SASTRA DITULIS ATAU DIBACAKAN Sukmawati.
Oleh :siamir marulafau,dosen fib usu,Medan
Setelah mendengar dan menginterpretasi puisi yang dibacakan tersebut jika ditelusuri dan dipandang dalam ilmu sastra,memang mengandung unsur sastra yaitu mengulas sesuatunya berdasarkan bahasa indah dan berbentuk karya sastra.Nah,,,,,,.Apakah tujuan,dan makna dari karya sastra itu ditulis atau dibacakan adalah hak seorang penuls atau pembaca karya sastra,dan apakah kata-kata atau diksi yang dipilih dalam penulisan atau pembacaan karya sastra itu di depan umum juga adalah hak seorang pencipta karya sastra tersebut.
Analysis :
Jika penulis dan pembaca karya sastra seperti ini,,,,,,,,Mengapa harus membandingkan unsur keagamaan dengan dunia yang dicintai,yang seolah-olah ada unsur pelecehan.Pencipta karya sastra harus tahu bahwa ada pilah di antara karya sastra dan agama.Karya sastra adalah bahagian budaya sedangkan agama bukan budaya.Maka dengan demikian jangan dicampurbaurkan antara kedua bentuk tersebut.Pencipta puisi harus lebih cermat menulis,membacakan sesuatu tentang bait-bait yang mengandung unsur SARA,karena interpretasi atau apresiasi seseorang dalam menanggapi isi karya sastra sangat berbeda-beda.Pencipta puisi harus bisa membedakan antara seni puisi berbentuk umum tanpa ada unsur SARA merujuk pada pelecehan keagamaan dan seni puisi oleh Pencipta puisi merujuk pada isi kandungan al-Qur'an atau Al-kitab.Al'Quran dan Al-kitab juga memiliki unsur seni puitis yang luarbiasa indahnya,,,,,,,tapi janganlah mencipta/membaca puisi yang menyenggol makna dan akidah seseorang atau masyarakat yang cenderung fanatik dan cinta kepada Tuhannya.Maka dengan demikian puisi yang dibacakan Ibu Sukmawati tidak layak untuk dibacakan di publik dan jika hati penulis/pembaca mengkaitkan cintanya pada tanah air indonesia,kan banyak sistem atau cara lain dalam pengungkapan yang seperti itu,ketimbang menulis dan membaca puisi yang janggal di dengar oleh para permirsah di tanah air maupun di seluruh dunia. Memang penciptaan karya sastra itu adalah bebas pada umumnya tetapi kebebasan itu memiliki aturan,dan tidak menulis dan membaca sesuka-suka hatinya.Mengapa? Karena seorang pengarang,penyair atau pencipta karya sastra berada dalam satu wilayah/negara dan tentu negara itu memiliki tatacara,atau kodek etik dalam penulisan yang merupakan persetujuan bersama (Agreement).
sm/07/03/2018.
SEBUAH APRESIASI :
Halaman Marulafau,siamir
Penyair Dalam Lingkaran Cinta,,,,,,,,JIKA "Chairil Anwar AKU INI BINATANG JALANG"( I AM THE WILD BEAST),,,,,,>Aku lebih mengganas lagi sampai kuterjang kalian semua,,,,,,whahai penjajah bangsa kami dan jika juga tak enyah kalain di bumi pertiwi ini akan kuterkam sampai habis dan "biar peluru menembus kulitku" (=Let Bullet Piers My Skin) aku tak semakin perduli,,,,,,nyawa pun akan kupertaruhkan demi membela bangsa kami.ENYAHLAH dari bumi kami dan jika tidak,aku akan lebih mengganas lagi,,,,dan lebih mengganas dari seekor HARIMAU BELANTARA,,,,,mengganas seluruh di daratan pertiwi,,,,,enyahlah,,,,,,,enyahlah,,,,,kalian bangsat ,,penjajah, pengisap darah bernuansa LINTAH DARAT,,, di bumi pertiwi akan kuterkam,,,,akan kuterkam.
Sungguh puisi "AKU"-->Chaiiril Anwar mencetuskan kepada seluruh rakyat Indonesa di zaman penjajahan Jepang di indonesia bahwa 'AKU' dengan tak akan mau dirayu bagaimana pun karena 'AKU' sebagai simbol bangsaku, rakyatku tak akan mudah dibujuk rayu dalam segala aspek apa pun,dan harus dikau lebih tahu "AKU" dengan puisiku akan HIDUP SERIBU TAHUN LAGI,,,,,,,dan tetap hidup meskipun jadasku'CHAIRIL ANWAR', penyair tetap hidup dan berkelanjutan terus menerus dalam perjuangan membela rakyat sengsara dari belenggu penjajahan,pengkhianatan,penghancuran negara,,,,,,,dikarenakan semua tindakan penjajahan di muka BUMI INDONESIA harus dihapuskan,,,,,,,karena tidak sesuai dengan Prikemanusiaan(HUMANITY) yang berdasarkkan PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945,,,,,dan seterusnya diamanahkan kepada seluruh generasi muda bangsa ndonesia supaya jangan lengah dan berhati PEJUANGLAH agar Indonesia tidak diperlakukan semena-mena oleh BANGSA LAIN di dunia dalam aspek apa pun dia,,,,,,dan ingat "AKU" ini CHAIRIL ANWAR tak akan membiarkan bangsa ini diinjak-injak oleh siapa pun jua,,,,,dan bagaimana dengan kalian semua setela JASADKU telah tiada,apakah PUISIKU hidup seribu tahun lagi"?"DAN MESKIPUN TULANG BELULANGKU MERAPUH DI TANAH TAK
BERSULUH, NAMUN JIWA RAGAKU BERSEMAYAM SELALU DALAM NAPASMU SEPANJANG DUNIA TAK BERGULIR JADI DEBU' (Pdlc)Jangan dibiarkkan puisi "AKU" berbaring di tepi sungai MUSI yang hanya menonton lalu lalang kapal keluar masuk saja dari muara tapi berdirilah dan tegakkanlah pendirian bahwa kita BANGSA INDONESIA harus berjuang sampai tetesan darah mengalir ke muara sungai seiring generasi bangsa ini bagaikan seekor BINATANG JALANG yang sangat buas dan mengganas jika harga diri dan martabat bangsa disepelekan dan dihina bangsa lain,,,,,,,,,dan inilah pesanku,,,,inilah pesanku kepada kalian semua terutama generasi muda bangsa ini yang tak akan lengah dan selalu berjuang demi rakyat.Moga Allah paring barokah.Aamiin.
pdlc/18/02/2018
MEMBACA KARYA Alkhair Aljohore bertajuk “ PESAN ALAM”
Oleh : Assoc. Prof. Drs.Siamir Marulafau, M.Hum
Pnesyarah, FIB USU, Medan
PESAN ALAM
Setialah pada janji
Bercakap jgn bohong
Janji usah mungkir
Di amanah jgn khianat
Debat jgn curang.
Jangan memaksa diri
menjadi yg bukan kamu
Jujur pada dirimu
Jgn malu mengaku
kalau memang tak mampu.
Semesta menjadi saksi bisu
menyerap jutaan
makna & rahasia.
Ku petik bintang2
untuk berbisik & membicara rahasia alami....
alkhair aljohore@
5 Nov.21
PEMBAHASAN
Puisi yang bertajuk “Pesan Alam” ditulis oleh Alkhair aljohore ini akan membidik hati pembaca, mengapa dan ada apa di balik penulisan puisi ini? Penyair sangat peka terhadap alam yang dia lihat di sekitarnya. Penyair berterus terang mengatakan kepada kita setia lah pada apa yang dijanjikan dan jangan berbohong dan jangan ingkar janji karena itu adalah merupakan amanah. Siapa yang ingkar akan janji , itu adalah orang yang termasuk pengkhianat. Hal ini dapat dikatakan sebagai orang yang curang dalam hidup. Menurut pembaca apa yang dikatakan oleh penyair dalam puisinya ini, dan memang benar jika dipandang dari filosofis kehidupan yang menyangkut moral manusia di bumi Tuhan. Mengapa tidak ? Karena kejujuran dan kesetiaan itu adalah pangkalnya JANJI. Jika janji diingkari berarti orang tak percaya. Bak peribahasa mengatakan “SEKALI LANCUNG KEUJIAN SEUMUR HIDUP TAK PERCAYA”. Maka janji itu harus ditepati. Kemudian kejujuran adalah sangat kontras dengan curang, yang senantiasa ini semua mengajarkan ajaran moral yang amat tinggi dalam kehidupan. Ulasan dalam puisi seperti yang tertera di bawah ini membuat pembaca tertarik karena hal ini sering terjadi dalam kehidupan manusia.
“Setialah pada janji
Bercakap jgn bohong
Janji usah mungkir
Di amanah jgn khianat
Debat jgn curang.”
Kemudian, yang paling penting diingat dalam puisi penyair selanjutnya adalah janganlah memaksa diri terhadap sesuatu yang bukan kamu dan tetaplah jujur pada dirimu dan kalau memang betul itu bukan , jangan malu mengaku bila kau tak mampu. Ini berarti penyair memberikan ilustrasi pada kita semua bahwa kejujuran adalah kunci dari segala kehidupan pada diri manusia yang dilandaskan pada jati diri itu sendiri. Apa pun pekerjaan hendak kita buat jangan memaksa diri kalau itu bukan kita yang buat. Alangkah baiknya kita mengaku bila sesuatu itu bukan kita yang buat karena kita tak mampu membuatnya, dan letakkan kejujuran atas segalanya. Pada hakekatnya, kita harus tahu apa yang tidak tahu, dan jangan berpura-pura tidak tahu.Jika tak tahu terus terang bahwa kita tak tahu. Dalam pikiran pembaca memang benar apa yang diuraikan oleh penyair dalam baris puisinya ini sebagaimana yang tertera pada puisi di bawah ini.
“Jangan memaksa diri
menjadi yg bukan kamu
Jujur pada dirimu
Jgn malu mengaku
kalau memang tak mampu”
Merujuk pada apa yang dikatakan penyair pada baris puisi di atas, ternyata ucapannya selaras dengan makna pada baris puisi terakhir bahwa bila tak jujur dalam berbuat sesuatu di dunia ini, maka alam semesta akan menjadi saksi walau kelihatannya bisu tapi selalu merekam apa yang dibuat oleh manusia di bumi. Ini adalah merupakan rahasia yang sangat misterius yang tak dapat diketahui oleh manusia. Mengapa harus demikian? Karena Semesta ini adalah ciptaan Allah SWT dan setiap benda yang ada di dalamnya adalah merupakan zat-Nya, Allah. Maka apa pun benda seperti bintang akan menjadi saksi dan berbisik dan akan berbicara kelak tentang alam dan termasuk manusia sebagai penghuni alam. Hal ini dapat dilihat pada baris puisi yang ditulis oleh penyair di bawah ini.
“Semesta menjadi saksi bisu
menyerap jutaan
makna & rahasia.
Ku petik bintang2
untuk berbisik & membicara rahasia alami....”
PENGAMATAN DALAM KRITIK SASTRA
Setelah kita membaca dan menelaah karya puisi bertajuk “ Pesan Alam”, dapat diketahui bahwa apa yang dikatakan penyair dalam puisi ini adalah benar. Puisi ini dapat dibahas dengan Metode DESKRIPTIF dengan teori RENE WELLEK dalam buku “The Theory of Literature” merujuk pada pendekatan moral filosofis. Karena isi yang terkandung dalam penulisan puisi adalah mengacu pada ajaran moral yang baik.
Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana. Walaupun puisi pendek tapi memiliki makna yang tepat dan padat sesuai dengan tema puisi oleh penyairnya. Cuma dalam sistem penulisan , penyair hendaklah menggunakan tata kaidah penulisan kata yang sebenarnya karena ini adalah menyangkut tulis seni yang harus jelas, seperti “jgn”, seharusnya ditulis “jangan”.
Bila dipandang dari ilmu kritik sastra, maka puisi ini sangatlah bermanfaat kepada kita sebagai pembaca karena apa yang dikatakan oleh pengarang sangatlah penting untuk dikaji dan membaca dalam diri kita masing-masing karena masalah ini sering terjadi dalam kehidupan manusia sekarang ini, yakni manusia tak mengakui kesalahannya apabila berbuat salah dan tidak mengakui atas ketidakmampuannya berbuat sesuatu baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kepentingan masyarakat.
Demikianlah uraian tentang puisi di atas dan apabila ada kekhilafan berupa kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena saya bukanlah orang hebat dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof. Drs.Siamir Marulafau, M.Hum
NIP.19580517 1985031003
OPINI MENINJAU TULISAN MAMAN S.MAHAYANA"
siamir marulafau
"Kitab Kritik Sastra" yang ditulis oleh Maman S. Mahyana ini sangat bagus dibaca karena memberikan wawasan yang luas bagi yang belajar ttg kritik sastra.Penulis kita ini memiliki wawasan yang luas dalam menelusuri karya-karya sastra ditulis oleh para sastrawan di tanah air dan memberikan penjelasan tentang"PUISI KESAKSIAN :MEMBACA ISYARAT TAUFIQ ISMAIL" dan "ESTETIKA MELAYU MUTIARA KARAM" bagi Tusiran Suseno
(30 Juni 1957-13 Juli 2012)
MEMBACA KARYA SITA AULLIYA BERTAJUK : “ MENANTI”
Oleh : Assoc.Prof.Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
Pensyarah FIB USU, Medan
Sita Aullia
MENANTI
Bukankah semua demikian adanya?
Dari alam rahim untuk lahir kedunia.
Dari bayi merah yang dinanti hadirnya
Untuk ditakdirkan melihat bumi raya
Semua menantinya!!!
Kemudian,
Merangkak hingga berdiri dan berlari
Melalui putaran fase roda kehidupan
Mengikuti takdir dan perjalanan
Mendaki satu titik tujuan keabadian
Dalam penantian!!!
Dan,
Bergulung gulung cerita terlipat
Terukir aneka kisah dalam ruang waktu yang terpahat
Dari fajar hingga senja petang
Lalu gulita malam menjelang
Waktunya pulang
Usai sudah penantian fana yang panjang!!!
Yaaah...semua sedang menanti
Aku, kamu, mereka, kita adalah para penanti
Yang tak tahu kapan akan "KEMBALI"
Amstelveen
04/11/2021
PEMBAHASAN
Bila kita membaca karya bertajuk “Menanti “ oleh Sita Aulliya ini, akan tertegun kita melihat dan membaca gema Ilahi yang ada dalam Al-Qur’an, yang mana Allah berfirman dalam surah Al-Mu’minun 12-14 :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن طِينٍ
Arti : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Al-Mu'minun : 13
ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ
Arti : Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Al-Mu'minun : 14
ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ
Arti : Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Merujuk pada isi kandungan ayat-ayat tersebut di atas, kita dapat melihat bahwa kemungkinan penyair tak sadar bahwa tulisan puisinya ini berakar dari firman Allah SWT.Penulisan karya karya ini dianalisis dengan metode “DESKRIPTIF” dengan teori yang bersumber dari AL-Qur’an. Dengan jelas, penulis puisi kita menguraikan kelahiran manusia dari alam rahim dan muncul di dunia yang fana ini. Puisi ini termasuk kategori yang baik untuk dikaji. Maka dengan demikian kita baca bahwa penulis penyair bertanya, bukankah semua demikian adanya manusia lahir dari alam rahim dan kemudian lahir ke dunia. Betapa agungnya Allah SWT menumbuhkan manusia sejak dari bayi, yang ditakdirkan oleh Allah SWT melihat bumi raya dan semuanya . Ini adalah salah satu hal sangat misterius bila kita selalu mengkaji betapa hebatnya Allah menciptakan manusia sampai menjadi khalifah di muka bumi ini. Dalam hal ini, penulis juga mengingatkan kita semua, khususnya bagi orang iman bahwa kita harus selalu mengingat Allah SWT. Dan terlebih-lebih kepada hamba Allah yang masih kanak-kanak yang harus melihat jasa orang tua mengurus mereka sejak lahir (jadi bayi) sampai dewasa. Maka bagi mereka harus patuh dan setia pada orang tua dan apabila mereka menentang dan melawan orang tua, mereka akan durhaka dan masuk neraka Allah. Inilah isi kandungan puisi yang ditulis penyair dalam bari-baris puisi di bawah ini.
“Bukankah semua demikian adanya?
Dari alam rahim untuk lahir kedunia.
Dari bayi merah yang dinanti hadirnya
Untuk ditakdirkan melihat bumi raya
Semua menantinya!!!”
Pada baris puisi selanjutnya, Penyair dengan terus terang mengemukakan bahwa proses kelahiran manusia di bumi Tuhan sejak lahir sampai bayi, merangkak dan berjalan dan kemudian menjadi dewasa adalah ketentuan dari Allah SWT yang telah ditentukan sejak berada dalam kandungan. Setelah lahir di dunia, manusia mengikuti perjalanan dengan mendaki satu titik tujuan keabadian dan sampai ke dalam penantian, yaitu titik kematian yang juga ditentukan Allah SWT. Semua perjalanan kehidupan manusia telah diatur sedemikian oleh Allah sebagaimana yang diuraikan dalam baris puisi di bawah ini.
“Kemudian,
Merangkak hingga berdiri dan berlari
Melalui putaran fase roda kehidupan
Mengikuti takdir dan perjalanan
Mendaki satu titik tujuan keabadian
Dalam penantian!!!”
kemudian dalam analisis puisi ini, peneliti juga memahami bagaimana penulis puisi menerangkan keaktifan manusia di bumi Tuhan, yakni sepertinya manusia ini bergulung –gulung dalam waktu dan ruang yang terpahat dan terikat untuk mencari kehidupan dengan berbagai cara mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Inilah ragam kehidupan manusia yang dilahirkan di bumi Tuhan, seraya mencari nafkah dan lain sebagainya untuk hidup selayaknya dan mengabdi kepada Allah SWT sebagaimana yang telah diuraikan oleh penyair dalam baris-baris puisinya di bawah ini.
“Dan,
Bergulung gulung cerita terlipat
Terukir aneka kisah dalam ruang waktu yang terpahat
Dari fajar hingga senja petang”
Dalam baris puisi selanjutnya, penulis puisi mengatakan bahwa perjalanan kehidupan manusia ini cukup panjang dalam mempertahankan eksistensi hidupnya. Manusia yang dilahirkan di bumi ini harus sadar bahwa kehidupan di dunia bukan hanya semata untuk menikmati alam, dan lain sebagainya tetapi juga harus mengingat selalu bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara dan selalu dinantikan kehidupan yang kekal.Ia mengatakan pada akhir baris puisinya bahwa usai sudah penantian fana yang panjang, semua makhluk ciptaan Allah akan kembali kepada Allah SWT tanpa pilih bulu. Insan yang dilahirkan di dunia tak akan tahu kapan mereka kembali dan ini adalah merupakan rahasia Allah SWT yang tak dapat diketahui (Inna Lillahi Wainna Ilahi Rajiun).
“Lalu gulita malam menjelang
Waktunya pulang”
Usai sudah penantian fana yang panjang!!!
Yaaah...semua sedang menanti
Aku, kamu, mereka, kita adalah para penanti
Yang tak tahu kapan akan "KEMBALI"
Amstelveen
04/11/2021
KESIMPULAN DALAM PENGAMATAN KRITIK SASTRA
Setelah menganalisis puisi bertajuk “Menanti” oleh Siti Aullia ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa puisi ini sangat bagus dibaca pemirsa karena makna puisi tersirat di balik tersurat sangat bermanfaat bagi pembaca. Dalam puisi ini, pembaca dapat membaca dalam diri bagaimana penciptaan manusia sejak dari alam rahim sampai lahir di dunia.
Puisi ini ditulis dalam bahasa yang sederhana oleh penyair, Siti AulLia, yang dengan terus terang menerangkan pada pemirsa bahwa inilah proses pembentukan manusia lahir sampai dewasa dan beraktifitas dalam mempertahankan dan melangsungkan eksistensinya di bumi Allah sampai manusia menanti kematian dan dihidupkan kembali oleh Allah untuk memasuki alam yang kekal apakah surga atau neraka.
Bila puisi ditinjau dari sudut pandang ilmu kritik sastra, puisi tidak menyalah. Konteks puisi sangat sesuai dengan tema puisi dan tersusun sesuai dengan bahasa yang digunakan. Puisi ini juga dibumbui dengan metaforik sehingga puisi terasa indah walaupun hanya sedikit gaya bahasa yang ada di dalamnya.
Demikianlah pembentangan karya sastra puisi yang ditulis oleh penyair di atas, dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena peneliti bukanlah orang yang sempurna dalam menganalisis karya sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof.Drs.Ustad.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
MEMBACA KARYA MISLIZA TAHIR BERTAJUK “ MENITIP SENYUM”
Oleh : Assoc. Prof. Siamir Marulafau, M.Hum
Fib USU, Medan
MENITIP SENYUM
sering yang sering
kau tiba-tiba amat penting
atur langkah kita terus seiring
kau tidak pernah ponteng
mengirimkan seberkas bahagia
buat menyemarakkan puing-puing rasa
kau utuskan kehangatan
tatkala sang hujan simbahkan kedinginan
kau langsiri sang mentari
ketika bias sinarnya
asyik menyilaukan pandanganku
ingin kutitip
seulas senyum yang termanis
menghargai kirimanmu
terimalah melalui sang bayu
yang akan bertamu selalu
ke persisianmu
mislizatahir
01nov2021
bera
Bila kita memperhatikan puisi bertajuk “Menitip Senyum” oleh Misliza Tahir di atas, maka sangat antusias dengan penggunaan kata-kata yang amat puitis. Karena penyair sesungguhnya menggunakan diksi yang agak sukar diartikan. Pada baris puisi ini, penyair menyatakan bahwa Ia menitipkan sesuatu pesan yang amat penting disertai dengan langkah yang seiring sebagai tanda kebersamaan dalam hal kasih yang disertai dengan titipan senyum merujuk pada tanda “KEBAHAGIAAN” dalam hidup. Penyair secara spontan menyatakan kepada seseorang bahwa Ia amat penting dalam hidupnya sebagai mana yang dilontarkan dalam bait puisi di bawa ini.
“sering yang sering
kau tiba-tiba amat penting
atur langkah kita terus seiring”
Pada baris puisi selanjutnya, penyair menyatakan bahwa seseorang tak pernah ponteng mengirimkan seberkas bahagia dalam menyemarakkan puing-puing rasa. Dengan pengertian seseorang itu tak begitu open memeberikn kabar gembira merujuk ada kebahagiaan dalam hidupnya bila Ia tak berada di sampingnya. Mengapa dan ada apa sebenarnya? Karena dalam pikiran penyair, kebahagiaan itu sangat penting dijalani dalam hidup. Walaupun seseorang berada di suatu tempat yang agak jauh dari tempatnya tapi kasih dan senyum itu sebagai simbol kesenangan di dunia yang fana ini adalah amat penting. Dengan pengertian bahwa untuk menjalin kebahagiaan itu harus disemarakkan dengan rasa yang timbal balik. Ini merupakan fakta dalam diri penyair maka hal ini terungkap dalam baris-baris puisi yang ditulis di bawah ini.
“kau tidak pernah ponteng
mengirimkan seberkas bahagia
buat menyemarakkan puing-puing rasa”
Sebagai bukti bahwa dalam pandangan penyair memang seseorang itu mengirim kehangatan yang berupa kasih dalam memupuk rasa bahagia walaupun dalam suasana hujan yang amat membuat kedinginan seraya sinar mentari membias, yang membuat pandangan sang penyair silau. Dengan pengertian bahwa sang penyair tak berapa suka dengan basa basi untuk memupuk rasa bahagia dalam hidup. Ia berterus terang bahwa rasa bahagia itu harus disertai dengan pengertian yang amat tinggi terungkap dalam diri sehingga tak menyilaukan pandangannya dalam menerima kenyataan yang sebenarnya. Berarti penyair sangatlah jujur menerima sesuatu berupa kebahagiaan asalkan jangan hujan itu disertai dengan mentari. Karena mentari itu adalah hal yang membawa kehangatan dan bisa membawa kehancuran dalam hidup sebagaimana yang dinyatakan oleh pengarang dalam baris puisi di bawah ini.
“kau utuskan kehangatan
tatkala sang hujan simbahkan kedinginan
kau langsiri sang mentari
ketika bias sinarnya
asyik menyilaukan pandanganku”
Dari pada itu, kita sebagai pembaca dapat mengetahui bahwa pada baris terakhir puisi, sang penyair menitipkan seulas senyum sebagai balasan atas kiriman sang kekasih sebelumnya dan Ia menginginkan kiriman ini juga sampai kepada seseorang yang dia maksud sebagai balasan atas kebahagiaan yang dimaksud. Sudah jelas kepada kita bahwa apa yang diungkapkan oleh sang penyair, benar sungguh dalam kehidupan yang harus ditempuh. Dengan pengertian bahwa bila ada seseorang yang melemparkan senyum atau menitipkan sesuatu yang membuat hati senang maka kita juga hendak membalasnya. Dengan pengertian bahwa “Jangan air susu dibalas dengan air tuba” tapi yang baiknya adalah bila seseorang menitipkan atau memebrikan air susu harus dibalas dengan air susu juga. Dari ucapan sang penyair kita ini, sudah jelas dapat diartikan bahwa Ia adalah seorang yang mudah tersenyum dan tidak suka disakiti. Perasaannya sangat halus dan peka karena Ia adalah seorang penyair yang amat tajam penglihatan dan pendengarannya. Ia juga sangat menghargai kiriman seseorang yang harus dibalas dengan senyuman manis sebagai tanda menghubungkan tali kasih dan persaudaraan kepada seseorang. Ini lah yang terungkap dalam baris puisinya di bawah ini.
“ingin kutitip
seulas senyum yang termanis
menghargai kirimanmu
terimalah melalui sang bayu
yang akan bertamu selalu
ke persisianmu”
PENGAMATAN DALAM ILMU SASTRA
Setelah mengamati puisi bertajuk “ Menitip Senyum” di atas, puisi ini dapat dikatakan sebagai puisi prosa liris yang amat baik dengan penggunaan metaforik indah walaupun agak sukar dimengerti karena ulasan diksi yang memadai dengan bahasa sastra yang puitis.
Jika dipandang dari ilmu kritik sastra, maka puisi di atas tak ada yang menyalah. Puisi tak begitu panjang tapi memiliki makna tersirat di balik tersurat merujuk pada apa yang diuraikan dengan metode DESKRIPTIF dan menggunakan teori sastra yang berakar dari RENE WELLEK dalam sebuah buku teori sastra bertajuk “ The Theory of Literature”. Hal pengkajian dan penjelasan tentang puisi di atas juga didasari pada pendekatan teks merujuk pada konteks puisi yang berbasis pada kata, yang ditulis oleh sang pengarang.
Demikianlah ulasan dan penafsiran puisi penyair, Misliza Tahir bertajuk “ Menitip Senyum” di sampaikan dan dibentangkan kepada pemirsa dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena penulis kajian ini masih hijau dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof. Drs.Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
MEMBACA KARYA RATNA SAM BERTAJUK “ DISIRAM NUR CINTAMU”
Oleh : Assoc. Prof. Drs.Ustad.Siamir Marulafau,M.Hum
FIB USU, Medan
DISIRAMI NUR CINTAMU
Tresna yang tulus
bersemi di kalbu nan mulus
bersemarak mengurai
bak kesuma semarai
hanya kerana-Mu
Hatiku yang suram
zaman silam tenggelam
kini berbinar-binar
nur cinta berpendar
aroma kesuma terhidu segar
Biar guntur menggelegar
sejagat tubuh begetar
halilintar sambar menyambar
kukuh tubuh tidak tercabar
berpaut pada yang Maha Besar
Biar rinai hujan membatu
deras menghunjami bumiku
kabut malam membuta netra
atma raga padat terpahat
berdegub jantung Asma-Mu disanjung
Usah dibiarkan aku
kasmaran menyendiri
menggelugut di samudera sepi
lontarkan cinta zakiah
di lubuk jiwa nan pasrah
Kekuasaan yang ada pada-Mu
kusanjung tanpa ragu
aku yang malar lemah
rengsa tak berdaya
fakir ana hamba sahaya
#Puisi_RatnaSamSibII
01-11-2021...12.00
Singapura Cck
Copyright Reserved
Bila karya puisi di atas diperhatikan dan dibaca dengan cermat, akan mengundang pikiran kita mendekat kepada Allah SWT. Megapa dan ada apa? Pembaca sangat tertarik dengan penulisan puisi ini karena penyair sungguh lihai dalam menggunakan kata-kata dengan mengumpamakan dirinya sebagai Tresna yang sangat tulus dan jujur serta polos bersemi dalam kalbu seraya dapat mengurai dalam relung, sukma hanya semata-mata karena Allah. Memang benar apa yang diungkapkan penyair bila kita perhatikan keadaan dan kehidupan penyair yang dapat dikatakan sebagai seorang yang taat dan relijius bertakwa kepada Allah. Dengan pengertian bahwa Tresna ini adalah seorang sosok yang sangat tulus menguraikan sesuatu hal tentang masalah cinta dan kasih yang terungkap dari dalam sukma yang amat mendalam. Penyair mengatakan bahwa apa pun itu semua adalah merujuk karena Allah. Ungkapan yang manis ini dituliskan dalam baris puisi di bawah ini.
“Tresna yang tulus
bersemi di kalbu nan mulus
bersemarak mengurai
bak kesuma semarai
hanya kerana-Mu”
Kemudian dari pada itu, penyair seterusnya berucap bahwa hatinya yang suram di zaman silam telah tenggelam dan sekarang berbina-binar dengan nur cinta yang terpendam aroma kesuma yang hidup segar. Pembaca dapat menangkap bahwa penyair kita ini sungguh memberikan satu kisah pada masa lalu bahwa cinta yang Ia dambakan pada masa lalu tak begitu bercahaya dan sekarang nur cinta yang Ia alami sungguh berbeda dengan sekarang. Ia berterus terang mengatakan bahwa aroma cinta yang ia alami sekarang sangat membuat batinnya bahagia dan segar dalam pemikiran. Saya juga sebagai pembaca bahwa apa yang diungkapkan dalam baris puisi di bawah ini, sangat dan amat menyetujuinya karena aroma cinta dari masa ke masa itu berbeda. Jika cinta di masa lalu aromanya suram dan tak bergairah maka pada sekarang aroma cinta itu harum dan segar dan ini kemungkinan terjadi karena pengaruh zaman.
“Hatiku yang suram
zaman silam tenggelam
kini berbinar-binar
nur cinta berpendar
aroma kesuma terhidu segar”
Pada baris puisi selanjutnya, penyair menyatakan dengan menggunakan gaya bahasa hiperbol yang amat tinggi dengan ungkapan ‘biar guntur menggelar sejagat tubuh begetar halilintar sambar menyambar kukuh tubuh tidak tercabar berpaut pada yang Maha Besar’ Sebagai pembaca, saya amat tertegun dengan ucapan sedemikian karena cinta yang terpendam dalam hati penyair dari sekian lama sampai sekarang tak bisa dicabar dan dimusnahkan walaupun guntur dan halilintar membakar cinta itu namun cinta dan kasih itu selalu berpaut dalam hati yang amat mendalam dan ini semua adalah karena Allah. Allah SWT itulah yang menentukan dan memberikan ikan kasih dan cinta kepada seseorang untuk diterapkan pada yang dicinta. Semua yang terpendam dalam hati seorang penyair dapat dilihat pada tautan baris puisinya di bawah ini.
“Biar guntur menggelegar
sejagat tubuh begetar
halilintar sambar menyambar
kukuh tubuh tidak tercabar
berpaut pada yang Maha Besar”
Satu hal yang membuat pembaca tertegun adalah ucapan penyair dalam baris puisinya di bawah ini, yakni penyair sangat yakin akan adanya rahmat Allah bila selalu berdekat kepada-Nya dengan menyebut Asma-Nya merujuk pada masalah cinta dan kasih. Pada baris puisi di bawah ini, jelas penyair mengungkapkannya dengan menggunakan metaforik yag indah biar rinai hujan membatu.......kabut malam membuta netra atma raga padat terpahat berdegub jantung Asma-Mu disanjung. Ini ucapan yang luar biasa karena penyair selalu menyebut nama Allah merujuk pada cinta dan kasih yang dia emban bahwa apa pun yang menghujani dan menghancurkan kasih dan cinta itu selain Allah adalah tak bisa lagi dimungkiri. Ini semua adalah anugerah dan ketentuan Allah SWT.
“Biar rinai hujan membatu
deras menghunjami bumiku
kabut malam membuta netra
atma raga padat terpahat
berdegub jantung Asma-Mu disanjung”
Yang membuat pembaca kagum adalah pernyataan penyair pada baris puisi selanjutnya, apa katanya? Dia memberi pesan pada seseorang dicintai dan dikasihi bahwa jangan membiarkan Ia menyendiri dalam dunia asmara sehingga membuat dirinya kesepian di samudera terpencil. Dengan harapan, bahwa Ia berpesan lagi supaya yang dicintainya itu harus benar-benar mencintai dan mengasihi dirinya dan melontarkan cinta zakiah yang datang dari lubuk hati yang mendalam. Dengan ungkapan dalam puisi ini oleh Penyair, saya sangat setuju dalam filsafat kasih dan cinta yang tertera dalam catatan hidup saya bahwa Cinta dan kasih itu terungkap dalam hati nurani yang sangat mendalam mengalir di aliran sungai yang deras menuju muara dan di sana cinta itu akan bersemayam di hamparan lautan yang tak bisa dipandang. Sungguhlah cinta yang diungkapkan penyair dalam puisinya ini sangat memberikan gambaran cinta yang sebenarnya. Dengan pengertian bahwa cinta jangan hanya di bibir saja.
“Usah dibiarkan aku
kasmaran menyendiri
menggelugut di samudera sepi
lontarkan cinta zakiah
di lubuk jiwa nan pasrah “
Yang paling membuat saya tertegun adalah penyair sangat religius dalam pengungkapan bahwa segala apa yang dirancang dan diperbuat oleh insan di dunia adalah semata-mata kekuasaan Allah SWT. Tepat bila penyair kita ini menyatakan bahwa kekuasaan yang ada pada-Mu dan kusanjung tanpa ragu dan aku ini adalah orang yang lemah dan tak berdaya. Kekuatan dan keuasaan adalah di tangan-Mu sebagai Maha Pencipta bagi semua makhluk yang menicintai dan dicintai. Baris puisi ini mengingatkan pemirsa untuk selalu mengingat pada Allah SWT supaya insan ini jangan tergelincir dalam bercinta. Cinta dan kasih itu sudah diatur oleh Allah SWT sejak insan itu ditiupkan roh dalam kandungan. Maka bila cinta dan kasih itu sudah tercapai, hendaknya insan di dunia jangan KUFUR NIKMAT. Pengungkapan dapat dilihat dalam baris puisi penyair di bawah ini.
“Kekuasaan yang ada pada-Mu
kusanjung tanpa ragu
aku yang malar lemah
rengsa tak berdaya
fakir ana hamba sahaya”
PENGAMATAN DALAM ILMU KRITIK SASTRA
Setelah membaca dan menganlisis puisi bertajuk “ Disiram Nur Cintamu” oleh Ratna Sam, peneliti mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh penyair tidak menyalah karena kesemuanya itu adalah merujuk pada makna filsafah cinta bila dipandang dari sudut semantik sastra. Penulisan puisi menggunakan gaya bahasa dengan metaforik yang tinggi sehingga menggugah hati pembaca serta membuat puisi terasa indah dan bermagna.
Penggunaan bahasa pada penulisan puisi sangat tepat dengan diksi yang tepat., dan tidak begitu sukar dimengerti. Tema puisi juga tak kabur dan sesuai dengan makna yang dipikirkan oleh penyair sebelumnya. Bila diperhatikan maka puisi lebih dalam, penyair dapat dikatakan sudah tergolong ke dalam penyair yang sufistik. Penyair selalu mendekatkan diri pada Tuhan. Di mana konsep pemikiran selalu merujuk pada kekuasaan dan kekuatan Tuhan sebagai Pencipta,
Puisi ini dikaji dengan menggunakan metode DESKRIPTIF berdasarkan teori RENE WELLEK dengan pendekatan teks merujuk pada konteks puisi yang ditulis serta pendekatan Ekstrinsik dengan kajian filsafah tentang kehidupan manusia. Dikatakan bahwa manusia di bumi Tuhan adalah wajar memupuk rasa kasih dan cinta dan dihidupkan dengan saling cinta mencintai dan kasih mengasihi asalkan cinta dan kasih itu diridhoi oleh Allah SWT.
Demikianlah ulasan dan kajian puisi di atas dibentangkan kepada pemirsa di segala penjuru dunia. Apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, peneliti mohon dimaafkan karena peneliti adalah masih hijau dalam ilmu kritik sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof.Drs.Ustad.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
MEMBACA KARYA EMILLIA MUNIRA BERTAJUK :” RINDU MELINGKAR JEMARI”
Oleh : Assoc. Prof.Drs. Siamir Marulafau,M.Hum
FIB USU, MEDAN
RINDU MELINGKAR JEMARI
Sunyi adalah waktu terindah
bagai raut wajah di celah
awan-awan pilu
menggetar nubari
Rindu menguak jendela hati
seperti aku dalam kesendirian
antara pohon-pohon nyior
melandai hasratku
mencapai rembulan
Kaukah itu?
bagai purnama
di balik langsir malam
sembunyikan gugus rindu
dalam debar senyuman
Rindu yang kusimpul
menjadi sejambak ungu
seperti katamu,
kejora di mataku
Rindu yang melingkar
di jemari kadang
bagai tengkujuh
menjadi gelombang
sendu ke muara
Namun malam tanpa
lunak suaramu
umpama mimpi
kesiangan.
EMILLIA MUNIRA
Marang, Terengganu.
25 Oktober 2021.
~Teratak Usang~
LEO75.
Bila kita sebagai pembaca menganalisis puisi bertajuk “ Rindu Melingkar Jemari” di atas, maka kita akan hanyut dalam raut wajah seorang penyair memberikan ilustrasi kepada pemirsa bahwa sunyi di celah awan-awan pilu yang menggetarkan sanubarinya amatlah indah dalam hidupnya. Mengapa dan ada apa ? Dalam menggunakan kata-kata atau diksi yang amat indah dalam pengungkapan karena keindahan yang ditempuh ini harus dilalui dan melintas dalam hati sanubari seseorang hamba Allah di bumi ini walaupun kadang mengalami rasa pilu dalam kehidupan ini. Ungkapan demikian dapat dilihat dalam setiap baris puisi di bawah ini :
“Sunyi adalah waktu terindah
bagai raut wajah di celah
awan-awan pilu
Menggetar nubari”
Seterusnya, penyair dengan terus terang mengumpamakan rindunya seolah-olah menguak jendela hati dalam kesendirian di antara pohon-pohon nyior yang membuat hasratnya mencapai rembulan. Ungkapan ini sangat berarti bahwa hasrat dan rindunya itu sudah mencapai bulan yang amat indah walaupun hidup itu dalam keadaan kesendirian. Namun demikian segalanya apa yang Ia hadapi di kalangan masyarakat akan dihadapi dengan segala senang hati dan diterima dengan lapang dada, Dengan pengertian bahwa jendela hatinya terbuka dan tak merasa susah walaupun kadang ada sesuatu yang menimpa dirinya. Hal ini dapat dilihat dalam baris-baris puisi ditulis di bawah ini :
“Rindu menguak jendela hati
seperti aku dalam kesendirian
antara pohon-pohon nyior
melandai hasratku
mencapai rembulan”
Kemudian daripada itu, penyair dalam kerinduannya menyapa seseorang yang dia rindukan “Kaukah itu? Sepertinya ada sesuatu yang paling indah dalam dirinya bagaikan bulan purnama di balik langsir malam yang tersembunyi sehingga membuat debaran jantung yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Dengan pengertian bahwa penyair menyatakan bahwa seseorang yang ada dalam relung hatinya benar-benar tak ingkar dalam kasih kerinduannya dan harus transparan karena kerinduan dan kasih itu tertanam dalam lubuk hati mendalam yang dihiasi dengan senyum yang indah. Ungkapan ini memang sangat tajam dalam bentuk metaforik indah terdapat dalam baris-baris puisi di bawah ini.
“Kaukah itu?
bagai purnama
di balik langsir malam
sembunyikan gugus rindu
dalam debar senyuman”
Pada baris puisi selanjutnya, penyair menerangkan dengan jelas bahwa rindu yang Ia nantikan adalah menjadi kejora di matanya, yang sama sekali menjadi sejambak ungu. Kerinduannya menjadi patokan dalam hidupnya karena sesuatu yang Ia idam-idamkan harus dapat menjadi kenyataan. Baris puisi di bawah ini sangat indah dalam pengungkapan yang memakai gaya bahasa simili yaitu memberikan perumpamaan kepada para pemirsa.
“Rindu yang kusimpul
menjadi sejambak ungu
seperti katamu,
kejora di mataku”
Walaupun demikian, penyair selalu mengambil sikap yang baik dalam hatinya yang terbuka bahwa rindu itu melingkar di jemarinya walaupun kadang bagaikan gelombang, yang membawa sendu ke muara. Tapi kerinduan yang Ia nantikan itu tak akan melahirkan sesuatu yang ilusi karena suara seseorang yang Ia rindukan ibarat mimpi kesiangan. Dengan pengertian bahwa jangan rindu seperti air hanyut di muara yang tak menentu arah, entah ke mana. Jika rindu itu keluar dari lubuk perasaan yang mendalam maka sesungguhnya jangan manis- manis di mulut tanpa ada buktinya. Sungguh ucapan penyair dalam baris-baris puisi terakhir ii sangat membuat hati pembaca tertegun karena ilustrasi tentang kerinduan yang Ia tuturkan adalah harus menjadi kenyataan bagi dirinya.
“Rindu yang melingkar
di jemari kadang
bagai tengkujuh
menjadi gelombang
sendu ke muara
Namun malam tanpa
lunak suaramu
umpama mimpi
kesiangan.”
PENGAMATAN DALAM KAJIAN SASTRA
Setelah mengamati puisi Emmilia Munira bertajuk “Rindu Melingkar Jemari” , ternyata puisi ini sangat bagus di baca karena penggunaan kata-kata atau pemilihan diksi oleh Penyair sangat indah dan agak sulit dimengerti. Penyair selalu menggunakan kata puitis dan gaya bahasa simili dalam pengungkapan.
Dalam kajian sastra, puisi ini tidak menyalah dalam penyusunan kalimat maupun dalam penggunaan kata-kata. Dalam menganalisis puisi di atas, pembaca menggunakan pendekatan teks dan didasari pada metode deskriptif, yang artinya pembaca cenderung menguraikan segala aspek yang ada dalam tubuh puisi dengan tujuan menjelaskan fakta yang terkait pada makna tersirat di balik tersurat.
Puisi ini ditulis dalam bentuk puisi prosa liris dengan metaforik-metaforik yang agak sukar dimengerti karena setiap kata-kata yang digunakan sangat puitis dan tidak seperti puisi yang ditulis dalam bahasa yang sederhana.
Demikianlah pengamatan dan pengkajian puisi di atas dibentangkan dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena saya bukan ahli dalam ilmu sastra.Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof.Drs.Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
MEMBACA KARYA NUR HANAN BERTAJUK : “ JIWA SANG ADAM”
Oleh : Assoc. Prof. Drs. Siamir Marulafau, M.Hum
Fib USU, Medan
JIWA SANG ADAM
Kata akal sang adam,
Aku pemimpin punya nan hak,
Sering menjadi saksi keteguhan iman,
Di saat hiatus yang tidak terjangka,
Pabila nafsu membatasi iman,
Angkara tumpas dek nafsu nan satu,
Akal sang adam,
Sering menjadi saksi,
Pada kata-kata pukul rata,
Atas kegagalan ujian mu,
Tertunduk tanpa pedoman,
Dipalu gelombang tersepit arah,
Akal sang adam,
Awaslah pada fitnah sang hawa,
Godaan hiasan dunia,
Letusan gejolak syahwat pada jiwa,
Tertusuk belati tajam,
Angkara alpa mu,
Hingga pengakhiran ke lembah dosa.
-Nukilan Nur Hanan sept2021-
Puisi yang ditulis oleh penyair Malaysia , Nur Hanan ini sangat bernilai jika kita memandang dari sudut pandang religi atau keagamaan. Mengapa dan ada apa di balik penulisan karya puisi ini? Ia menulis puisi bertajuk “ Jiwa Sang Adam”. Sudah jelas bahwa objek puisinya adalah tentang Nabi Adam sebagai Nabi yang pertama dari ke 25 Nabi. Puisi ini merujuk pada sejarah bagaimana jiwa Nabi Adam diuji oleh Allah tentang imannya. Ia adalah manusia yang punya akal sebagai pemimpin yang punya hak. Sayangnya keimanan Nabi Adam tidak terjangka dan terperdaya oleh Iblis yang selalu menggoda imannya. Dia tak menyadari bahwa manusia yang diciptakan oleh Allah adalah memiliki nafsu dan ia tak sanggup menahan hawa nafsunya itu. Perihal jiwa Sang Adam ini sangat jelas diuraikan oleh penyair , Nur Hanan sebagai acuan bagi para pembaca dalam baris-baris puisi di bawah ini :
JIWA SANG ADAM
“Kata akal sang adam,
Aku pemimpin punya nan hak,
Sering menjadi saksi keteguhan iman,
Di saat hiatus yang tidak terjangka,
Pabila nafsu membatasi iman,
Angkara tumpas dek nafsu nan satu,”
Bila ditelusuri dari fakta sejarah Islam berdasarlan Al-Qur’an, jelas bahwa Nabi Adam adalah terperdaya dengan godaan Iblis di dalam surga di mana akal Nabi Adam sering menjadi saksi dan kisah yang nyata , yang tak punya pedoman dan arah sehingga Ia gagal dalam mempertahankan keimanannya untuk tinggal di surga. Dengan pengertian bahwa walaupun ada akal tapi bila iman tak kuat maka seseorang itu akan kehilangan arah dan terikut gelombang setan yang menggoda. Hal ini dapat dilihat dari beberapa baris-baris puisi di bawah ini dengan diksi yang tepat dan benar:
“Akal sang adam,
Sering menjadi saksi,
Pada kata-kata pukul rata,
Atas kegagalan ujian mu,
Tertunduk tanpa pedoman,
Dipalu gelombang tersepit arah,”
Kemudian, dari pada itu, sang penyair menceritakan dalam puisinya bahwa Sang Adam yang punya akal terperdaya dengan godaan hiasan dunia. Sementara Tuhan telah memberikan peringatan supaya mereka harus mawas diri untuk tidak memakan buah terlarang. Sebagai akibat dari pelanggaran ini, Sang Adam tertusuk belati tajam yang mengakibatkan Ia jatuh ke lembah dosa dengan Sang hawa. Akhirnya, mereka di campakkan ke dunia yang kemudian menjadi khalifah pertama dalam pengakuan manusia berdasarkan kitab. Sebagai bukti atas ucapan ini dapat dilihat dalam baris-baris puisi di bawah ini :
“Akal sang adam,
Awaslah pada fitnah sang hawa,
Godaan hiasan dunia,
Letusan gejolak syahwat pada jiwa,
Tertusuk belati tajam,
Angkara alpa mu,
Hingga pengakhiran ke lembah dosa.”
PENGAMATAN KAJIAN :
Setelah mengamati dan menganalisis puisi bertajuk “ Jiwa sang Adam’ oleh Nur Hanan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa puisi ini berbentuk puisi prosa liris yang merujuk pada ‘Narasi’, yaitu penulis menceritakan jiwa Sang Adam dengan Siti Hawa yang terjebak dalam godaan Iblis, yang akhirnya membuat mereka jatuh ke lembah dosa karena melanggar peraturan yang ditetapkan oleh Allah Swt kepada mereka.
Pemilihan kata dalam puisi ini sangat bagus dengan diksi yang dibumbui dengan metaforik yang indah menggunakan kata-kata yang agak sulit diartikan. Walaupun demikian, pembaca dapat menerka makna yang tersirat di balik yang tersurat. Sistem penulisan puisi tidak menyalah bila dipandang dari sudut ilmu sastra.
Demikianlah analisis dan kajian puisi dibentangkan, dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian mohon dimaafkan karena penulis masih hijau dalam penguasaan ilmu kritik sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof. Drs. Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 18580517 1985031003
MEMBACA KARYA KAMARUDDIN DINAWI BERTAJUK : “BILA SAMPAI MASANYA”
Oleh : Assoc.Prof Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
FIB USU, Medan
BILA SAMPAI MASANYA
Hari ini kecantikkan anugerah
tertelah dinikmati seawalan muda
bagai mimpi dalam mimpi
tidak terhitong hari
gahnya datang dari diri
Namun kisah gahnya
akan berakhir juga disesuatu
tika nanti dalam perhitongan
waktu dipasti alam nyata
Diwaktu itu menjadi kesedaran
dimana langit dijujung diumpamakan
Anugerah digah gahkan berubah
berkedut wajah urat seperti akar
lentuh menjalar
tidak bisa kembali semula
Akan masa terasa lesu
akan masa tidak bermaya
dimandikan disuapkan dipimpinkan
berjalan tidak tegoh terketarketar
mata pula kabus telingar kurang
pendengaran
Semuanya akan dilalui
apabila
Bila sampai masanya
PenaSenja
Kmmy@dr.dinawi
Bila kita membaca puisi Kamaruddin Dinawi bertajuk “ Bila Sampai Masanya” ini, akan teringat proses kehidupan manusia dari awal sampai pada ambang kematian. Mengapa harus demikian? Karena penyair menjelaskan dengan benar tentang kehidupan manusia di bumi Tuhan dari masa ke masa, dan “Bila sampai masanya” , akan ada apa, dan bagaimana? Puisi ini di atas sungguh membuat pembaca tertegun dengan nada dan ucapan penyair dalam tulisannya yang amat benar dijalani oleh insan di dunia ini.
Dalam baris-baris puisinya ini, Ia mengatakan bahwa hari ini kecantikan sebagai anugerah yang Maha Kuasa dan manusia telah menikmatinya sejak awal dia lahir di dunia. Namun demikian kecantikan ini hanya sekejap bagaikan mimpi dan ini pun secara tak sadar insan di dunia ini tak bisa memperhitungkan hari ke hari bahwa kecantikan yang di miliki bukanlah dari dirinya sendiri tapi ini adalah anugerah Ilahi. Ucapan ini dapat dilihat dalam baris-baris puisi di bawah ini.
“Hari ini kecantikkan anugerah
tertelah dinikmati seawalan muda
bagai mimpi dalam mimpi
tidak terhitong hari
gahnya datang dari diri”
Kemudian, daripada itu, penyair dengan jelas mengemukakan bahwa kecantikan itu pada suatu masa akan berakhir yang kesemuanya akan diperhitungkan selama masa hidup di dunia. Dengan pengertian bahwa insan yang hidup di dunia, yang telah dianugerahi kecantikan harus benar-benar memanfaatkan kecantikan itu sebagai anugerah Ilahi, dan janganlah kecantikan itu selama hidup di dunia menjadi sesuatu yang bakal diperhitungkan di akhirat kelak. Bila kita lihat pada masa sekarang kecantikan itu dijadikan sebagai pameran yang membuat seseorang sombong akan hal itu. Tapi sungguh Tuhan akan marah bila seseorang akan pamer kecantikan yang dimilikinya.
“Namun kisah gahnya
akan berakhir juga disesuatu
tika nanti dalam perhitongan
waktu dipasti alam nyata”
Dalam pikiran penyair , seharusnya kesadaran itu diwujudkan di mana langit dijunjung, dan harus sadar dan mengerti bahwa insan tak bisa menggagahkan serta mengubah dalam hati sebagai seorang yang dianugerahkan kecantikan membuat dirinya gagah dan ini akan menyalah dan harus mengingat bahwa kecantikan itu tidak bisa kembali apabila insan sudah melalui masanya tiba. Dengan pengertian bahwa sesuaikan kecantikan sebagai anugerah Tuhan dan jangan membuat kecantikan sebagai ukuran kesombongan karena ini semua tidak kekal dan tak akan seperti semula bila manusia sesungguhnya sudah berusia tua.
“Diwaktu itu menjadi kesedaran
dimana langit dijujung diumpamakan
Anugerah digah gahkan berubah
berkedut wajah urat seperti akar
lentuh menjalar
tidak bisa kembali semula”
Pada baris-baris puisi selanjutnya, penyair menyatakan bahwa insan yang hidup di dunia ini dari masa ke masa akan merasa lesu dan tak berdaya lagi karena telah menjalani usia senja. Oleh karena itu, insan harus sadar bahwa kehidupan selanjutnya dalam masa usia senja , tak seperti semula dan tak bermaya. Dengan pengertian bahwa manusia akan mengalami kekurangan penglihatan , pendengaran dan tak bisa lagi berjalan apabila insan sudah tua dan berumur. Hal ini harus disadari bahwa kecantikan semula yang dilalui insan selama hidup di dunia akan berakhir bila sampai masanya. Maka dengan demikian, penyair menyarankan kepada pembaca supaya manfaatkan kecantikan di masa muda sebaik-baiknya karena kesemuanya kecantikan yang diberikan oleh Tuhan tak akan kekal seperti sediakala. Ucapan ini dapat dilihat pada baris-baris puisi di bawah ini :
“Akan masa terasa lesu
akan masa tidak bermaya
dimandikan disuapkan dipimpinkan
berjalan tidak tegoh terketarketar
mata pula kabus telingar kurang
pendengaran
Semuanya akan dilalui
apabila
Bila sampai masanya”
PENGAMATAN PEMBACA
Setelah menganalisis puisi bertajuk “ BILA SAMPAI MASANYA”, ternyata apa yang dikatakan oleh penyair adalah benar. Dalam asumsi pembaca ,puisi ini digali dari Al-Qur’an yang menceritakan tentang kecantikan dan merujuk pada aurat seseorang insan dilahirkan di dunia. Kecantikan adalah aurat yang harus dijaga baik aurat laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu insan harus menjaga aurat dan kecantikan sebagai anugerah Tuhan. Janganlah aurat itu dijadikan kebanggaan yang akhirnya menjadi kesombongan karena kesemuanya itu adalah tak kekal.
Puisi di atas sangat bagus dalam penerapan moral bagi manusia di dunia terutama sekali bagi kehidupan umat islam karena apa yang dinyatakan oleh penyair adalah amat berharga dan sangat tepat sesuai dengan tema berdasarkan diksi yang dipilih.
Puisi ini adalah merupakan cetusan jiwa penyair dengan menggunakan bahasa yang agak sulit dimengerti karena menggunakan kalimat-kalimat metaforik seperti perumpamaan dalam baris-baris puisi. Walaupun demikian puisi terasa indah.
Demikianlah kajian puisi ini dibentangkan kepada pembaca, dan apabila ada kekhilafan dalam penyampaian dan penulisan, mohon dimaafkan karena saya bukanlah ahli dalam kritik sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof. Siamir Marulafau, M.Hum
NIP 19580517 1985031003
MEMBACA KARYA MISLIZA TAHIR BERTAJUK “ UTUSAN IHSAN”
Oleh : Assoc. Prof.Drs. Siamir Marulafau,M.Hum
Fib USU, Medan
UTUSAN IHSAN
menghargai ihsan insan
aku cuba menukilkan
gandingan rantai perkataan
di pautan tangkai perasaan
agar diksiku terkesan
rongga aksara menjadi tepu
terisi hasrat-hasrat rindu
disyairkan dengan merdu
ingatan beralun di buaian syahdu
terhias jambak-jambak ungu
membias corak-corak biru
sesuatu yang baru menguntum
ungu biru yang harum
andai kau maklum
indahkanlah ukiran senyum
utusan ini diuntukkan
demi mewarnai budi ihsan
mislizatahir
bera
Oktober2021
Puisi Misliza Tahir di atas nampaknya bagus sekali dengan penggunaan diksi yang agak sukar dimengerti. Tapi walaupun demikian puisinya sangat unik karena memberikan penjelasan pada para pembaca bahwa apa yang Ia terangkan dalam puisinya adalah menjadi suatu fakta. Kehidupan di dunia harus saling harga menghargai dan terutama sekali pada apa yang dilakukan atau diucapkan bersifat baik. Penyair dalam puisi ini mencoba menukilkan perkataan yang terucap dalam lubuk perasaan setiap insan, yang harus dipahami lebih mendalam. Mengapa dan ada apa? Karena Penyair sangat peka terhadap gejolak perkataan. Menurut Dia, amatlah baik jika semua perkataan terucap itu hendaknya dipikirkan dengan baik yang berakar dari lubuk perasaan yang mendalam. Dengan pengertian bahwa langit seseorang tak akan berbeda dengan langit yang lainnya.Semua insan memiliki perasaan yang peka walaupun pada dasarnya tak jauh berbeda.
“menghargai ihsan insan
aku cuba menukilkan
gandingan rantai perkataan
di pautan tangkai perasaan”
Pada baris puisi selanjutnya, penyair mengatakan bahwa diksi dalam puisiya itu membuat kesan bagi insan bila aksara itu menjadi tepu dan hasrat-hasrat rindu. Dengan pengertian bahwa aksara yang baik dan bersinar akan menjadi kesan dan pesan yang baik bagi insan. Oleh karena itu, hasrat –hasrat rindu harus disertai dalam syair dan dibacakan dengan merdu supaya pemirsa senang akan apa yang diucapkan melalui perkataan setiap insan kepada yang lainnya. Hal ini semua terukir dalam baris-baris puisinya di bawah ini :
"agar diksiku terkesan
rongga aksara menjadi tepu
terisi hasrat-hasrat rindu
disyairkan dengan merdu”
Kemudian daripada itu, penyair juga mendeklarasikan bahwa ingatan insan hidup di dunia ini beralun-alun yang terhias dengan jambak-jambak ungu, yang akan menjadi simbol bagi insan di dunia ini. Dengan pengertian bahwa pikiran dan ingatan seseorang itu agaknya tak sama walaupun sedikit tak berbeda ibarat sekuntum bunga warna ungu yang membias dengan corak biru. Dalam pengertian bahwa apa pun ucapan atau tindakan insan itu bagaikan kuntum bunga yang coraknya berbeda, ada yang ungu dan ada yang biru walaupun pada hakikatnya sama –sama yaitu ‘INSAN’ yang diciptakan Tuhan. Penyair menyarankan supaya sesuatu yang baru itu seharusnya dikembangkan bagaikan bunga supaya terasa indah dan tidak menyakitkan bagi yang lainnya. Maka dalam kehidupan ini, insan harus mengindahkan perkataan dengan senyum supaya orang-orang di sekeliling kita merasa senang. Maka kita sebagai pembaca berusaha sedapat mungkin untuk memberi kesenagan pada apa yang kita ucapkan kepada setiap insan untuk mewarnai budi yang baik kepada semua orang. Hal inilah yang harus dicontoh sebagaimana yang dijelaskan dalam baris-baris puisi penyair di bawah ini :
“ingatan beralun di buaian syahdu
terhias jambak-jambak ungu
membias corak-corak biru
sesuatu yang baru menguntum
ungu biru yang harum
andai kau maklum
indahkanlah ukiran senyum
utusan ini diuntukkan
demi mewarnai budi ihsan”
mislizatahir
bera
Oktober2021
#pemuisiberkaryar
Setelah mengamati puisi Misliza Tahir ini, jelas sekali bahwa apa yang diungkapkan adalah benar dalam kehidupan karena kita sebagai insan yang punya akal dan perasaan sehat harus dapat memahami apa yang terucap berupa aksara dari setiap insan. Walaupun agaknya tak jauh berbeda. Penulisan puisi ini tepat dengan tema yang disertai dengan penggunaan diksi yang baik dan benar walaupun agaknya sukar dipahami karena penyair banyak menggunakan simbol-simbol dalam pemberian makna.
Demikianlah pengamatan puisi Misliza Tahir bertajuk “Utusan Ihsan” dibentangkan kepada kita. Pemahaman tulisan ini amatlah berguna supaya apa yang disampaikan oleh penulis puisi dapat dimengerti dengan baik dan benar. Makna sebuah puisi harus bisa dimengerti dan dipahami karena makna puisi itu menyangkut pada aspek-aspek kehidupan dalam sastra . Maka untuk ini, bila ada kekhilafan dalam penyampaian , saya mohon maaf karena saya bukan orang sempurna dalam kritik sastra.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof.Drs. Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
MEMBACA KARYA PENYAIR MALAYSIA BERTAJUK ;” AKU PADA CINTA”
Oleh : Assoc. Prof.Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
Fib USU
AKU PADA CINTA
Aku ingin lihat cintamu
seperti juga kau ingin
lihat kesungguhan cintaku.
Rasa yang bertahta
bersama segugus kasih
adalah benteng kukuh
bicara tentang setia.
Cinta yang kau rasa
sayang yang kau beri
rantaian jiwa bertaut raga
memahat janji setia.
Pimpinlah aku disisimu
tidak kau berjalan di depanku
bukan berjalan di belakangku
seiringlah bersamaku.
JULIA IKIN
Johor Bahru
23 Oktober 2019.
Tajuk puisi di atas membuat pembaca yakin akan kebenaran cinta. Cinta itu buka sembarang karena cinta itu adalah sesuatu yang tersembunyi dalam bilik hati setiap insan. Walaupun cinta itu dapat dilihat dengan mata tetapi penyair sama sekali bukan hanya melihat melalui mata tetapi Ia juga melihat akan sebaliknya. Dalam kehidupan sejenak ini, penyair dalam baris-baris puisinya memberikan satu ilustrasi kepada pemirsa bahwa cinta itu harus ada umpan baliknya (feed back).
“Aku ingin lihat cintamu
seperti juga kau ingin
lihat kesungguhan cintaku”
Salah satu hal yang paling penting bagi penyair adalah kesetiaan dalam tahta bercinta karena kesetiaan dan kasih adalah merupakan benteng dalam memupuk rasa cinta terhadap sesama. Karena baginya, cinta itu tak dapat diperjualbelikan dan ini merupakan hiasan kehidupan yang amat berharga. Saya sebagai pembaca , juga sangat setuju apa yang dijelaskan penyair dalam baris puisinya bahwa rasa untuk mendalami cinta itu harus ada kasih. Bila hanya cinta saja tanpa kasih cinta itu akan pudar dan bila ada kasih , cinta itu akan setia. Hal seperti inilah yang diungkapkan penyair dalam baris puisi di bawah ini.
“Rasa yang bertahta
bersama segugus kasih
adalah benteng kukuh
bicara tentang setia.”
.Pada baris –baris puisi selanjutnya, penyair terus terang mengungkapkan bahwa cinta yang dirasakan itu cenderung bagaikan mata rantai yang mengikat jiwa antara sesama dan dibalut dengan kasih sayang, yang pada hakikatnya bersatu dalam jiwa dan raga disertai dengan janji setia. Berarti ini, penyair tidak ingin bila cinta itu hanya di bibir saja tapi harus benar-benar kasih dan cinta itu tertanam dalam lubuk hati yang mendalam. Ucapan penyair ini dapat dilihat dalam baris-baris puisi di bawah ini.
“Cinta yang kau rasa
sayang yang kau beri
rantaian jiwa bertaut raga
memahat janji setia.”
Penyair juga dengan jelas mengucap bahwa alangkah baiknya seseorang yang mencintainya benar-benar cinta dan kasih pada dirinya. Dengan pengertian cinta dan kasih sehidup semati (Love in life and death). Ia tak suka bila seseorang hanya cinta di mulut saja artinya seseorang berjalan di depannya baik-baik sementara di belakang juga berjalan mulus alias “SELINGKUH”. Artinya penyair sangat peka melihat kejadian atau peristiwa cinta dalam hidup karena banyak yang berselingkuh tentang cinta. Mereka hanya berucap cinta padahal mereka tak setia dan mencari cinta di luar tanpa aba-aba. Hal ini kebanyakan terjadi dan membuat sakit hati seorang perempuan dan juga sebaliknya.
“Pimpinlah aku disisimu
tidak kau berjalan di depanku
bukan berjalan di belakangku
seiringlah bersamaku.”
Ternyata, penulis puisi ini memiliki hati yang jujur dan polos berucap tentang cinta. Mengapa dan ada apa? Sebenarnya penyair adalah jujur berucap kepada pemirsa bahwa Ia rela berkorban demi kasih dan cinta. Sebagai seorang perempuan, Ia ingin dipimpin sebagai istri yang setia asalkan yang memimpin hendaknya jangan berjalan di belakangnya. Ia ingin berjalan seiring dan transparan dalam kehidupan untuk membina rumah tangga bahagia ‘SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH”.
Demikianlah sekelumit penjelasan dan kajian tentang puisi bertajuk “AKU PADA CINTA”. Puisi ini singkat tetap sangat bermakna dalam hidup bercinta. Tema puisi amat relevan dengan diksi dengan bahasa yang amat sederhana dan tidak sulit dimengerti. Akhir kata, bila ada kekhilafan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena saya bukanlah ahli kritik sastra.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof. Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
MEMBACA KARYA SEORANG PENYAIR SINGAPURA BERTAJUK :"LUKISAN ASMARA"
Oleh : Assoc. Prof.Siamir Marulafau, M.Hum
Fib USU
LUKISAN ASMARA
Kulukiskan asmara
di atas kanvas cinta
sejarah kujadikan
sebuah perhiasan
Aksara yang bermadah
kucoretkan di jiwa
kujadikan figura
seolahnya bernyawa
Terasa ku dibelai
dari jari yang lunglai
angan terus dibuai
biar hajat tak sampai
Kuteruskan lukisan
dengan warna pilihan
menghiasi kenangan
sebuah percintaan
#Puisi_RatnaSamSibII
Bila puisi di atas dibaca dan diperhatikan, jelas sekali bagaimana seorang penyair melukiskan kisah cinta asmara-nya di atas kain kanvas yang menjadi sejarah dan catatan dalam hidupnya. Dalam baris puisi ini, ternyata kisah cinta asmara yang dituturkan adalah merupakan hal yang sangat serius. Mengapa dan ada apa? Karena cinta asmara yang dia emban adalah merupakan sebuah tanda atau figura yang sangat mendalam dan terselip dalam jiwanya. Kita sebagai pembaca harus mengetahui bahwa bila cinta telah tercatat dalam hati seorang perempuan maka cinta itu menjadi sebuah lukisan dalam batin sepanjang masa. Malah Cinta itu akan dibawa mati. Dengan pengertian dalam puisi saya : " Meskipun tulang belulangku merapuh di tanah yang tak bersuluh namun jiwa ragaku bersemayam selalu dalam napasmu sepanjang dunia tak bergulir jadi debu". Ini petanda dari seorang penyair bahwa lukisan cintanya ini adalah seolah-olah hidup dan kehidupan yang senantiasa dijadikan sebuah perhiasan yang amat bernilai dan tak dapat diperjual belikan walaupun kisah asmara ini tertuang dalam sebuah syair.
"Kulukiskan asmara
di atas kanvas cinta
sejarah kujadikan
sebuah perhiasan
Aksara yang bermadah
kucoretkan di jiwa
kujadikan figura
seolahnya bernyawa"
Romatisnya, penyair terus terang menyatakan pada pemirsa bahwa Ia terasa dimanjai dan dikasihi serta disayangi dengan belaian jari yang lunglai penuh dengan belaian asmara memikat hati. Baris puisi ini sangat indah dengan gaya metaforik yang tinggi sehingga membuat pembaca hanyut karena sesuatu hasrat dan hajat yang dicapai terpenuhi dalam kisah asmara yang bukan hanya saja dapat dilukiskan dengan kata-kata tetapi kisah ini nyata dalam dunia asmara yang tak kelam.
Dengan sebuah kenangan dalam percintaan ini terukir dalam baris puisi yang terakhir bahwa penyair sesungguhnya Ia telah memilih seseorang dalam pelukan hatinya bahwa tak ada bintang di langit yang melingkar dalam batinnya kecuali "CINTA SEJATINYA" kepada seseorang yang ia curahkan. Inilah hiasan cinta asmara yang bersemayam dalam jiwanya sebagai seorang perempuan dan penyair memiliki hati yang sangat peka sepanjang masa. Hal ini semua dapat dilihat dalam baris-baris puisinya dan amat menyenangkan.
"Terasa ku dibelai
dari jari yang lunglai
angan terus dibuai
biar hajat tak sampai
Kuteruskan lukisan
dengan warna pilihan
menghiasi kenangan
sebuah percintaan"
Melihat dari gaya penulisan puisi ini, dapat dikatakan bahwa penggunaan diksi sangat tepat walaupun puisinya singkat tapi hubungan semantika puisi dengan tema amat relevan.
Demikianlah ulasan puisi di atas dibentangkan dengan singkat kepada kita supaya kita tahu apa sebenarnya makna yang tersirat di balik tersurat puisi di atas. Saya sebagai pembaca merasa tertegun dengan tulisan puisi ini dan pantas menjadi salah satu puisi terpilih dalam wadah 'PEMUSI BERKARYA". Bila ada kekhilafan dalam penyampaian maka minta maaf seribu kali maaf karena saya bukanlah ahli dalam kritik sebuah karya sastra.
Wassalam,
Dtt
Assoc. Prof. Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 195805171985031003
ANALISIS PUISI BERTAJUK “ Di Penghujung Usia”
DI PENGHUJUNG USIA
Dalam kesunyian yang mencengkam
aku berlari ke masa silam
terbayang wajah ibu ayah
saudara mara dan teman sekolah
Riang ria bergaul mesra
wajah guru-guru datang menjelma
ada yang masih ingat dan ada yang lupa
kebanyakan mereka sudah tiada
Dari sekolah rendah hingga menengah
kemudian ke universiti menyambung kuliah
telah ditakdirkan menjawat jawatan
di usia senja menggamit kenangan
Kisah manis bahagia dan tragis
teruja cinta berbalas atau jiwa terhiris
kekasih datang dan pergi
perasaan bersilih ganti
Bertahun membendung cinta sejati
namun dikahwini yang baru dikenali
begitulah takdir dan jodoh
harus akur kehidupan yang dirempuh
Membentuk keluarga, melahirkan zuriat
adalah saat mencabar yang tersurat
semangat menjulang mendepani kehidupan
usaha dan harapan mencapai impian
Ada ketika impian jadi nyata
ada juga kegagalan menimpa
kendur semangat kehendak terencat
impian terbenam putus harap
Lalu lain jalan dituju
membentuk harapan baru
benarlah sejak azali telah ditakdirkan
perancangan diri diatasi perancangan Tuhan
Jadilah seperti yang ditakdirkan
bagaimanakah episod pengakhiran?
moga husnul khatimah penutup jalan
berbekal iman, kembali menghadap Tuhan.
Wanrazuhar, PEMUISI
Kuala Lumpur.
21.10.2021
KOMENTAR PUISI BERTAJUK : “DI PENGHUJUNG USIA” oleh : Radzuan Ibrahim(Wanrazuhar, Pemuisi).
Jika dilihat dari baris ke baris puisi di atas, penyair menceritakan usia yang dialaminya dari awal sampai di penghujung usia. Puisi ini adalah berbentuk puisi prosa liris, yang sifatnya narasi.
Penyair mengisahkan bagaimana kehidupan yang dialaminya semasa kecil di waktu masih berdampingan dengan orang tua. Ia selalu membayangkan wajah dan sikap orang tua di masa lalu. Bagaimana orang tua merawat dan mengasuh penyair hingga dia bersekolah. Di masa itu, penyair tidak lupa Ia bergaul dan bermain dengan teman sekolahnya, dan inilah momen atau saat yang paling indah bagi penyair yang tak dapat dilupakan.
Dalam hal menempuh pendidikan, penyair bercerita bahwa Ia mulai bersekolah rendahan dan menengah sampai ke Universiti dan sukses dalam bidang pendidikan. Ia juga tak lupa bersyukur pada Ilahi karena setelah tamat kuliah di Universiti sampai tingkat Doktor, Ia menjabat satu jawatan atau pekerjaan yang amat disyukuri. Ini semua karena izin Allah memberikan tempat bekerja yang amat baik baginya.
Di usia senja, Ia juga menceritakan kenangan manis dan pahit dialaminya sebagai kenangan dalam hidup yang tak dapat dilupakan. Cinta yang terurai dalam batinnya selalu bersemayam dan tercuat dengan kakasih yang amat dicintai sampai ke tingkat pernikahan yang amat bahagia. Namun demikian kasih dan cinta yang dialami itu juga tragis dan silih berganti, dan inilah takdir yang ditentukan Allah Swt kepada hamba-Nya. Semuanya adalah kekuasaan Allah.
Walaupun kasih dan cinta itu telah terbendung sekian tahun tapi cinta dan kasih itu juga akan datang dengan sendirinya atas kekuasaan Ilahi pada hamba-Nya,dan selalu berdoa dan takwa kepada-Nya. Ia juga tak menolak apa kehendak Allah, dan semuanya harus dijalani dengan penuh ketabahan dan kesabaran. Penyair sangat gigih dan bersabar dalam menghadapi cobaan dalam dirinya. Dengan kesabaran dan ketekunan yang dimiliki, penyair berhasil membina keluaga mawaddah warrahmah kembali dengan izin dan ridhonya Allah.
Dalam baris-baris puisi di atas, dapat diartikan bahwa penyair sangat gigih dalam usaha membina kehidupan berkeluarga dengan penuh perjuangan yang amat baik sehingga Ia berhasil dalam melaksanakan segala usaha dan tugas dengan penuh pengharapan pada masa depan. Saya sebagai penulis dan berkomentar tentang sikap Penyair dalam puisi ini sangatlah setuju dan menyatakan dengan benar bahwa kita sebagai hamba Allah yang hidup di muka bumi tidak boleh berpangku lutut atau berdiam diri. Kita berusaha dalam memperbaiki, dan berjuang untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Saya salut dengan Penyair kita ini, yang sangat polos mengisahkan jati dirinya dalam puisi bertajuk di atas.
Dalam puisi ini, juga perlu kita ketahui sebagai pembaca bahwa Penyair sangat gigih berjuang dan ternyata impian yang dia miliki menjadi kenyataan karena Ia tidak malas dalam hidup dan selalu yakin akan dirinya sebagai hamba Allah yang diberi kesempatan untuk berbuat dalam hidup. Walaupun dalam hidup ini kadang dijumpai kegagalan tapi itu semua adalah cobaan bagi diri Penyair. Dia yakin bahwa harapan untuk masa depan hanya dapat dicapai dengan bekerja dan berusaha dengan semangat yang tinggi.
Di akhir puisi ini, Penyair yakin bahwa segalanya apa yang dicapai dalam hidup ini adalah semata-mata dari usaha yang dilakukan dan semuanya atas izin Allah. Masalahnya adalah tergantung pada diri kita. Karena manusia merancang Tuhan yang akan menentukannya, dan ini adalah semata-mata keyakinan akan diri kita. Ulasan Penyair ini sangat tajam dan benar jika dipandang dari segi EKSISTENSI MANUSIA dalam keilmuan Filsfah EKISTENSIALISME berakar dari seorang Filsuf Prancis, “ Jean Paul Sartre” bahwa manusia ini harus betul-betul mempertahankan eksistensi dirinya sebagai manusia yang berakal. Saya salut dengan penyair kita ini.
Penyair dalam akhir puisinya mengemukakan bahwa segalanya akan tergantung pada takdir Ilahi dan dia yang memberikan dan mengakhiri apa yang yang dibuat oleh hamba-Nya di bumi. Mana kala di usia senja akan pudar, maka Allahlah yang Maha Kuasa yang berhak dan menentukan segalanya. Pokoknya, Penyair melepaskan ikhtiar selama hidup di dunia. Pada akhirnya, Penyair berharap bahwa pada akhir hayat, semoga husunul khatimah dan selamat dunia akhirat.
Demikianlah ulasan dan komentar saya sebagai pembaca pada puisi yang ditulis di atas. Jika dalam penafsiran ada terselip kekurangan dan kelebihan mohon dimaafkan. Sebagai kesimpulan bahwa puisi di atas adalah sangat bagus dianggap sebagai puisi bersifat historis dalam bentuk puisi prosa liris yang amat membuat kita terharu karena ulasan tentang kisah hidup Penyair yang ternama di Malaysia, dan juga sebagai sahabat yang tak dapat dilupakan sampai titik kematian.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof.Drs. Ustad. Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
FIB USU, Medan
Membaca sajak Alkhair Aljohore bertajuk"DEMI CINTA"
Oleh : Assoc. Prof. Drs.Siamir Marulafau
Sebuah sajak bertajuk "DEMI CINTA " ditulis oleh penyair Malaysia membuat hati pembaca bergetar. Mengapa dan ada apa dengan puisi ini? Walaupun puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana tetapi mengandung makna yang mendalam serta filosofis kehidupan yang amat dalam. Dalam baris pertama, terbaca sebuah kalimat metafora indah dengan ungkapan " Ku gulung lidahku". Berarti penyair tidak mau bercakap sembarang. Dengan catatan bahwa Ia sangat berhati-hati dalam mengeluarkan kata dengan ucapan melalui lidah. Karena lidah ini adalah salah satu organ yang penting dalam diri manusia yang tak bertulang dan digunakan untuk bercakap. Apa saja yang mau diucapkan, iya mau saja. Mau kata indah atau ucap kata kotor pun lidah tetap berperan.
Pada baris berikutnya : "Untuk berbicara
Kumohon ampun maaf
Jika terselip susun- kata
Kata2 ku memang beragam-ragam
Membuat kekawan salah paham
Memang sengaja ku'samar'kan"
Penyair dalam baris -baris puisinya ini, selalu meminta maaf bila ada kekhilafan dalam bicara karena Ia tak luput dari kesalahan dalam pengungkapan. Ia sadar bahwa pengucapan kata yang sembarang akan membuat dosa dan sakit hati bagi orang lawan bicara. Dalam baris puisi ini, terungkap bahwa kata-kata yang diucapkan selalu memiliki variasi dan ragam bicara dalam pengungkapan. Hal ini dapat membuat kesalahpahaman antara sesama. Maka kadang menimbulkan konflik dan bahkan menimbulkan permusuhan, dengan istilah " MULUTMU HARIMAUMU". Dalam analisis saya sebagai pembaca, dapat dikatakan bahwa penyair ini sangat cermat dalam menggunakan kata dan sebagai buktinya adalah selalu menyamarkan kata atau ungkapan yang digunakan guna menghindari rasa ketersinggungan kepada lawan bicara.
Pada baris-baris puisi selanjutnya, penyair mengingatkan pada pembaca untuk : "Suluhkan dengan cahaya
Biar bisa dibaca
Sepatah dua kata
Biar merangkak dan mengeja"
Pada bait-bait puisi di atas, penyair menjelaskan kepada kita bahwa apa pun yang diungkapkan, haruslah diberi penjelasan supaya kata-kata yang disampaikan dapat dibaca dan dimengerti dengan baik dan jelas biarpun hanya sepatah dua patah kata. Kata-kata yang diucapkan, hendaknya jangan diucapkan cepat-cepat tetapi selangkah demi selangkah supaya para pemirsa dapat memahami apa yang diungkapkan.
Pada bait -bait akhir puisi, penyair menyarankan :
"Carilah Cinta
Raihlah cinta
Biar sampai buta
Buta mata tak mengapa
Asal jangan buta mata hati!!
DEMI CINTA
Dengan saran penyair mencari cinta, berarti CINTA itu sangat penting dalam kehidupan manusia. Mengapa tidak? Cinta itu selalu membawa bahagia dan perlu bagi insan memilikinya dan meraih cinta itu di dunia. Memang Cinta itu kadang buta dan tak tahu apa maknanya cinta. Kadang cinta terucap tapi dalam hati tak cinta, dan hanya cinta kepada harta. Tapi pada akhir puisi ini, perlu diketahui bahwa walaupun cinta itu buta tetapi jangan sampai hati buta. Dengan pengertian sesungguhnya hati itu tak boleh buta dan harus terbuka dalam kehidupan sosial masyarakat dan apalagi kepada kawan atau rekan. Ironisnya, jangan sampai hati kita buta kepada kawan dalam memberi pertolongan karena bila hati buta maka hubungan antara sesama itu tidak sukses.
TINJAUAN KRITIK SASTRA :
Setelah menganalisis puisi penyair di atas, dapat dikatakan bahwa puisi ini sangat bagus dan bermanfaat bagi pembaca karena dalam konteks puisi terdapat nilai yang tinggi di balik apa yang tersurat. Walaupun puisi ditulis dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Dalam sistem penulisan tak terdapat penulisan kata yang salah dan penggunaan diksi sangatlah tepat.
Demikianlah uraian dan penjelasan puisi yang ditulis oleh penyair yang handal dan apabila ada kekhilafan dalam penyampaian mohon dimaafkan. Terima kasih.
Medan,21-03-2022
PUISI: DR KE PROF TERHEMPAS KARENA JURNAL BERBINGKAI TAK BERMATA
Pdlc/sm/01/08/2018
SASTRAWAN ITU APA ?
Banyak orang masih merasa bingung dengan istilah "sastrawan". Ada juga sebahagian bertanya, kapan seseorang itu disebut sastrawan?Apakah penyair itu sastrawan?Apakah orang yang belajar di fakultas sastra itu, sastrawan?Hemat saya, orang yang belajar sastra di fakultas sastra atau mengajar di fakultas sastra belum tentu sastrawan.Sastrawan adalah orang yang mampu bersastra dalam menuangkan inspirasi dengan imajinasi yang tinggi baik secara lisan maupun tulisan, apakah melalui puisi,cerpen , novel atau yang berhubungan dengan karya sastra lainnya disamping memiliki ilmu sastra dan bakat akan sastra (homo fobulan).
Staf pengajar di fakultas sastra bukanlah orang yang sepenuhnya mampu menulis karya sastra tapi hanya mampu mengajarkan sastra karena mereka kebetulan belajar tentang sastra dan teori sastra sementara tidak memiliki bakat dalam penulisan karya sastra.Ada juga sebahagian penulis karya sastra disebut sebagai sastrawan seperti Sutarji Goulsum Bahri yang latar belakang pendidikannya bukan dari fakultas sastra tapi memiliki bakat menulis karya sastra.Dengan demikian, penulis-penulis puisi dalam forum face book sudah dapat dogolongkan sebagai sastrawan asalkan bukan sebagai plagiator
Oleh : marulafau,siamir
FIB USU.
siamir. marulafau@yahoo.com)
BAGAIMANA MEMAHAMI SEBUAH PUISI ?
Dalam dunia sastra, banyak juga yang tidak suka membaca puisi atau memahami puisi karena puisi itu memang sukar dimengerti apabila pembacanya tidak tahu bagaimana memahami puisi itu.Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam memahami sebuah puisi, yaitu: 1.Bacalah puisi itu berulang kali; 2.Tuliskan dan carilah makna beberapa kata yang dianggap sulit dianalisis terdapat dalam puisi tersebut;3.Dekati dan ketahuilah prinsip pengarang menulis puisi itu sesuai dengan apa yang dikatakan Vernon Hall bahwa untuk memahami sebuah karya sastra, apakah itu puisi, cerpen maupun novel, kita harus lebih dahulu memahami siapa pengarang karya sastra itu?(When we try to understand a lirerary work whether it is a poem, short story or novel, we should have to know who the author was);4.Carilah beberapa aspek yang ada dalam puisi tersebut seperti tema,majas,sikap pengarang, pesan pengarang dan pengertian disampaikan oleh pengarang puisi tersebut;5.Berikanlah pengertian dan pemahaman terhadap diksi atau gaya bahasa yang disampaikan atau ditulis oleh pengarang puisi itu;6. Setelah memahami puisi itu secara mendalam, maka berikanlah kesimpulan makna yang tersirat di balik yang tersurat disampaikan oleh pengarang puisi tersebut dan kemudian buatlah frafrase puisi yang dianalisis dengan kata-kata sendiri supaya pembaca lainnya mengerti puisi tersebut.Contoh : Pemahaman sebuah puisi berjudul "Kaulah Puisiku" dikarang oleh :siamir marulafau yang diapresiasi oleh :Aras Sandi .
Oleh : Siamir Marulafau
OPINI DALAM KARYA SASTRA
Kritik dalam sebuah karya sastra sangat bagus diterapkan karena dengan adanya kritik karya sastra itu akan lebih maju dan berkualitas tinggi.Oleh karena itu,pengkritik juga harus memiliki ilmu yang dia kritik mendasar pada objek yang dikritik.kritik terhadap sebuah karya sastra membangun citra yang baik pada karya sastra itu sendiri apakah itu puisi, novel, cerpen atau drama.
Pada prinsipnya,karya sastra memiliki nilai seni pada setiap unsurnya.Maka dengan demikian, karya sastra itu akan lebih baik dikritik atau paling tidak dikoment supaya karya sastra itu tanpa jelas nilai hedonik dan sistim penulisan karya sastra itu sendiri.Dikarenakan karya sastra memiliki tujuan dan fungsi untuk mencapai kualitas dan kesempurnaan sesuai apa yang dikatakan oleh Vincil C. Coulter bahwa tidak akan ada kesempurnaan sebuah karya sastra tanpa adanya kritik.(=There will be no perfect toward a literary work without any any criticism)
Konon dalam hal mengkritik sebuah karya sastra apakah puisi, novel atau cerpen, harus dengan kritik yang sehat dan tidak bersifat memojokkan atau menjatuhkan profesi seseorang.Kritikus harus membangun citra penulisan karya sastra oleh penulisnya sehingga sistim dan metode mengkritik sebuah karya sastra terasa indah dan dapat diterima berdasrkan argumen-argumen terhindar dari sifat emosional.
Oleh : Siamir Marulafau
SEKELUMIT PENGERTIAN "LICENTIA POETICA"
jadi, Licentia Poetica itu kebebasan memanipulasi kata oleh penyair demi menimbulkan efek tertentu dalam karyanya dan terkadang menabrak kaidah-kaidah dasar berbahasa. Penyimpangan dari kaidah dasar biasanya terjadi pada arti kosakata (leksikal), bunyi-bunyi kebahasaan (fonologi), tata makna (semantis) maupun tata kalimat (sintaksis).
Sebagai catatan yang harus diingat bahwa penyair tidak sebebas mungkin membuat penyimpangan dalam penulisan puisi baik dalam pemakaian kosa kata atau diksi, bunyi kebahasaan, tata makna(semantis) atau tata kalimat(sintaksis).Kebebasan pengarang tergantung pada konteks karya sastra yang diciptakan.Adapun penyimpangan yang dilakukan oleh seorang pengarang dalam menuliskan sebuah puisi memiliki aspek tertentu dalam upaya menyelaraskan sesuatu yang dia inginkan baik dari aspek leksikal,fonolgi,semantis maupun sintaksis.
Masalah"Licentia poetica " ini banyak dijumpai pada setiap puisi,cerpen novel oleh pengarangnya.Dengan pengertian bahwa pengarang diartikan sebagai "Omnicient",yaitu "Tuhan sebagai Pencipta" dan menentukan segalanya.Pengertian "Tuhan sebagai Pencipta" di sini hanya sebatas istilah dan pengertian dalam menciptakan karya sastra dan bukan sebagai "Tuhan"semata yang disembah.
Sekelumit pengertian "Licentia poetica"
Oleh :siamir marulafau
Apa Itu Licentia Poetica?
Antologi puisi karya Siamir Marulafau bertajuk "Jalan Yang Dilalui"
Antologi puisi ini diterbitkan oleh PERUAS,yang diprakarsai oleh Asrizal Nur. Puisi- puisi dalam antologi khusus membincangkan masalah jalan yang dilalui oleh Presiden Jokowi dalam memimpin bangsa Indonesia ini selama hampir 10 tahun lamanya.
Dalam pengamatan pengarang, presiden Joko Widodo adalah salah seorang Presiden Republik Indonesia yang terbaik dalam membangun bangsa ini dan telah terbukti di mata dunia walaupun saat ini negara Indonesia banyak utang. Pengarang tahu bahwa seorang presiden yang handal dan baik untuk membangun negara dan membuat rakyat sukses ke depan adalah harus berkarakter berani dan merapat pada rakyat walaupun di sana sini ada yang memusuh, menghina dan lain sebagainya tapi Pak Jokowi tak perduli ibarat " Anjing menggonggong kafilah berlalu".
Saya rasa itulah yang ditangkap oleh Penyair Dalam Lingkaran Cinta mengenai kesabaran Jokowi dalam memimpin negara ini.Kadang rakyat tak paham tentang konsep pemikiran pak Jokowi. Beliau ini adalah berasal dari keluarga yang sederhana, tidak arogan, sombong dan selalu bekerja keras dalam menjalankan kehidupan dunia. Coba dibayangkan bagaimana seorang tukang mebel bisa jadi presiden. Luar biasa, dan kita tahu bahwa Presiden Amerika saja pun segan kepada pak Jokowi. Tak heran bila orang Papua sangat menghargai pak Jokowi karena Beliau telah meletakkan rasa keadilan, kasih sayang kepada orang Papua yang tak dilakukan oleh presiden sebelumnya, betul atau tidak?
Hanya orang buta dan yang paling bodoh di negara ini tak tahu hasil kinerja presiden Jokowi. Ternyata, rakyat NTT juga senang kepada BPK.Jokowi sehingga mereka membuat patung Jokowi di atas sebuah pegunungan yang amat memberikan kesan dan pesan kepada rakyat Indonesia dan dunia.Ini bukan pujian,iya dan memang kenyataan,iya betul atau tidak?
Sekarang sudah dirasakan apa yang telah dibuat pak Jokowi di negara ini dengan catatan bawa Beliau telah membangun segala sektor infrastruktur berupa pelabuhan udara, pelabuhan kapal dan lain- lain di berbagai provinsi, dan juga memberantas KORUPSI di negara ini. Maka dalam pengamatan penyair banyak orang yang tak senang kepadanya karena mereka tak lolos korupsi di negara ini. Apabila pak Jokowi tidak menjabat sebagai Presiden lagi, mau ke mana negara ini? Apakah ada presiden Indonesia yang lebih baik dari Pak Jokowi nantinya?
Antologi puisi yang ditulis oleh dosen FIB USU, Associate.Prof.Siamir Marulafau, M.Hum ini menggambarkan kegigihan dan keuletan serta kecerdasan seorang presiden yang handal dalam memikirkan nasib bangsa ini dengan penuh kejujuran dan keikhlasan seorang Pemimpin. Ibarat membangun sebuah jembatan yang rapuh dan harus dibangun kembali supaya rakyat dapat menyeberang sampai ke seberang dan inilah konsep yang tergambar dalam puisi- puisi ini. Moga apa yang diuraikan menjadi filsafat kehidupan bagi kita semua sebagai rakyat yang patuh pada pemerintahan yang saya menurut konstitusi UUD 1945 serta pengamalan PANCASILA.
Dalam konsep pemikiran saya sebagai seorang penyair tak salah memilih presiden Jokowi oleh partai sebelumnya,mendukung penuh Bpk. Jokowi sebagai presiden terpilih pada masa itu. Dikatakan bahwa Beliau sangat tepat memberikan dampak yang positif dalam pengembangan setiap provinsi, seperti halnya provinsi Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali dan Ibu Ni Putu Putri Suastini sebagai penggerak PKK provinsi Bali, yang sangat baik dan seorang penyair Indonesia yang handal dalam penulisan antologi puisi bertajuk Tri Logi Merah,yang menggambarkan kegigihan dan keberanian dalam kehidupan.Luar biasa.
PUISI ITU, APA?
Puisi itu adalah sesuatu yang mengalir dari dalam lubuk hati yang mendalam yang disertai dengan kata dan kalimat atau bahasa indah tersusun dan mengandung makna ( Assoc.Prof.Siamir Marulafau, M.Hum). Melalui puisi ini, sebagian karakter manusia dapat ditandai, apakah dia seorang yang ramah, baik hati, sombong, pintar, bodoh, angkuh, santun, bersahabat, rendah hati, dan lain sebagainya. Puisi tidak mengenal apakah wajahmu cantik, jelek, apakah kau kaya, miskin, berpangkat, apakah kau pejabat. Tapi puisi menyatukan umat yang merujuk pada hubungan silaturahmi serta hubungan antara yang satu dengan yang lainnya( humanrelation)
Puisi adalah salah satu cabang ilmu sastra selain prosa dan drama yang memiliki bentuk seperti puisi prosa liris, puisi yang terikat pada rima, puisi dalam bentuk soneta, puisi dalam bentuk pantun, dan lain - lain. Membentuk dan menulis puisi bukan hal yang gampang. Penulis haru tahu bahasa apa yang dipakai dalam penulisan puisi itu. Bahasa puisi tak sama dengan bahasa umum atau bahasa yang lazim dipakai sehari-hari. Bahasa puisi itu harus bahasa literatur. Bahasa puisi itu kadang mengandung unsur majas dalam hal memperindah bahasa puisi yang ditulis seperti , personifikasi, hiperbola, tamsil atau perumpamaan, kiasan, dll. Tapi walaupun demikian, banyak penyair tidak tergantung pada penggunaan majas ini bila penulis puisi merujuk pada makna yang diinginkan sesuai dengan tema yang disarankan. Banyak Pemuisi Malaysia juga menggunakan majas dan ada juga yang tidak.Cuba kita lihat puisi ditulis oleh Dato Radzuan Ibrahim di bawah ini.
HANGAT TAHI ITIK
Hangat- hangat tahi itik
mula semangat bersilat tempik
menjunjung visi misi terbaik
jiwa kental bertukar lembik
Hangat-hangat tahi itik
tidak akan jadi membukit
segera mengalah bila dikritik
hati tisu senang ditarik
Hangat-hangat tahi itik
tidak teguh berprinsip
lekas cair dihina herdik
beralah hujah jiwa sempit
Hangatnya hanya sedikit
malu bersuara cakap berlapik
baru bermula berpatah balik
alahai, hangat-hangat tahi itik!
Wanrazuhar, PEMUISI
Kuala Lumpur.
2.7.2022.
Ternyata pada puisi di atas ada juga majas yang digunakan Penyair. Bukan hanya saja majas, tapi terdapat juga repetisi,yaitu pengulangan kalimat untuk menekan makna puisi. Cuba kita lihat lagi sebuah puisi yang ditulis Julia Ikin di bawah ini.
42. MUNAJAT RINDU
Tertulis bait majas jiwa
dari suara hati
masih puisi rindu
syair susuri tepian kisah
mengeja bait muram
penggalan harapan
ku masih melukis purnama
di waktu munajat terjeda
harungi hening bersendirian
JULIA IKIN
Johor
2 Julai 2022
#sayangkamu
Ternyata penyair ini juga menggunakan majas yang indah terdapat pada baris terakhir puisi. Luar biasa penyair- penyair Malaysia ini menulis puisi. Penyair Indonesia juga banyak yang menggunakan majas, dan kadang juga tidak. Penggunaan majas ini tergantung pada kepribadian seorang penyair. Cuma menulis puisi ini didasari pada bakat ( talent) dan juga keilmuan dalam menguasai bahasa sastra karena penulisan puisi ini juga didasari pada penggunaan kata (diksi). Tidak semata harus didasari pada teori sastra. Banyak Pemuisi yang latarbelakang ilmunya tidak dari Fakultas sastra tetapi puisinya luar biasa. Sementara banyak juga sarjana sastra yang latar belakang ilmunya Sastra tetapi tak tahu menulis karya sastra( puisi, cerpen, esai,novel). Mereka hanya berkecimpung dan handal dalam teori saja. Maka untuk selanjutnya, Penulis sedang menulis sebuah buku bertajuk " Bagaimana Menulis Puisi"
Demikianlah sekelumit tentang pengertian puisi yang dapat dibentangkan. Bila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Assoc.ProfSiamir Marulau,
NIP. 195805171985031003
2.07.2022
ADA APA DAN SIAPA Lily Siti Multatuliana SutanIskandar
Oleh : Assoc.Prof.Drs.Ustadz. Siamir Marulafau, M.Hum.
Siapa yang tak kenal dengan Penyair Lily Siti Multatuliana ini. Ia adalah seorang penyair yang aktif menulis puisi, esai dan buku - buku sastra yang sangat bermanfaat bagi para pembaca. Salah satu karyanya bertajuk " Sastra Melayu dan Sastra Indonesia". Selain itu juga Puan ini menjadi editor dalam penerbitan sebuah antologi bersama bertajuk " Mencumbu Kalbu". Berkat keaktifan menulis dan ikut seminar serta menjalankan kegiatan yang baik dalam NUMERA, Penyair kita ini mendapat anugerah Serikandi NUMERA pada tahun 2018. Luar biasa, dan patuh kita angkat jempol pada penyair ini, yang kabarnya Ia menjadi pembaca puisi di tanah air maupun di negara lain seperti di Bangladesh.
Saya pun kenal dengan Penyair ini sejak tahun 2017 sewaktu saya menghadiri undangan Festival Sastra Melayu di Kuala Lumpur yang diselenggarakan oleh Almarhum Dr.Ahmad Khamal Abdullah di Mesjid Abdul Rahman Bin Auf, Pucong. Penyair kita ini sangat ramah, dan baik hati, tak sombong. Tak salah lagi bila Ia menjadi seorang Penyair dan Sastrawan di tanah air.
Satu hal yang membuat saya kagum melihat kesungguhan Ibu Lily ini adalah keaktifannya dalam mengajar bahasa Inggris pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Ia selalu menggunakan daring bila mengajar bahasa Inggris dan memang kebetulan pengajaran pada masa pandemic ini harus melalui daring. Didampingi mengajar bahasa Inggris, penyair ini juga memiliki keahlian di bidang terjemahan. Banyak puisi- puisi yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebagai buktinya sebuah buku yang baru terbit sebagai hasil terjemahannya bertajuk " POETRY WITHOUT BORDERS ITACHA POEMS". Bukan hanya ini saja yang membuat kita takjub tapi banyak hal lain telah diperbuat sebagai seorang akademisi yang aktif, yakni salah satu di antaranya adalah meluangkan waktunya menjadi salah seorang editor dalam penerbitan buku antologi beberapa penyair Malaysia dan Indonesia yang puisi mereka dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa Italia oleh Chantal Tropea dengan tajuk ," Antologia di poesie Indonesia e malesi ( Con trafuzione in lingua Italiana). Selain itu juga penyair yang kita banggakan ini menjadi salah seorang editor dalam penerbitan sebuah buku antologi puisi penyair - penyair dengan tajuk Qashaf 80, Kemala Yang Kami Kenal.
Saya sebagai salah seorang penyair dan dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara merasa salut dengan keaktifan penyair ini yang tak merasa lelah untuk berjuang dalam memperdalam ilmu sastra sehingga karirnya sukses. Sebagai pertanda untuk ini semua ,Ibu Lily ini menjadi salah seorang panitia HPI di Nusantara ini.
Saya mengakui bahwa Ibu Lily ini adalah seorang penyair yang ahli dalam baca puisi, yang sama dengan penyair - penyair NUMERA lainnya seperti Norazimah Abu Bakar , Nuthayla Anwar , DrRaja Rajeswari Seetha Raman , Pauziah Mat Hassan , Barupawati Utamaju , Shirley Idris, Fazilah Husin , dan yang lainnya tak disebut namanya dalam tulisan singkat ini. Saya pun terakhir bertemu dengan Puan Lily ini pada tahun 2020 sewaktu saya diundang untuk membentangkan makalah tentang karya Dato Kemala di DBP Kuala Lumpur, dan sekalian baca puisi bersama dengan Ibu Lily di Teater Stor, Kuala Lumpur. Saya tidak lupa Ibu Lily inilah yang menjemput saya di bandara KLIA II sebelum Virus Korona mewabah di dunia ini.
Demikian uraian tentang profil seorang penyair yang handal dibentangkan kepada kita semua. Bila ada kekurangan dan kelebihan , mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Assoc.prof.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 195805171985031003
SIAPA YANG TAK KENAL Abdul Kadir Ibrahim
Oleh : Assoc.Prof. Siamir Marulafau ,M.Hum
Sebelumnya pun saya tak kenal tetapi setelah tiga kali berturut - turut mengikuti Festival Sastra Internasional Gunung Bintang ( FSIGB) di Tanjung Pinang, barulah saya mengetahui bahwa teman penyair yang satu ini adalah Abdul Kadir Ibrahim. Sungguh membuat hati saya takjub atas kemampuannya dalam menciptakan karya sastra. Banyak karya - karya sastra yang ditulisnya. Sehingga penyair kita ini menjadi salah seorang primadona yang sangat disenangi karena penampilannya yang ramah, tak sombong dan selalu memberikan arahan kepada para teman penyair bila mereka bertanya tentang sastra.
Yang membuat saya kagum sebagai salah seorang penyair dan dosen sastra di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Utara adalah karya yang ditulis oleh Abdul Kadir Ibrahim bertajuk " Doa Langit Mekar Cinta Kaut". Ternyata karyanya ini telah ditelaah dan dijadikan sumber penelitian karya ilmiah dalam mencapai gelar sarjana oleh Tasyah Trinanda, yang meraih predikat kelulusan dengan nilai A, Cumlaude. Sungguh luar biasa.
Selain itu juga, Beliau diangkat menjadi salah seorang panitia pengurusan FSIGB, 2022. Penyair kita sangat pintar dalam penulisan karya sastra. Sebagai buktinya, puisi yang ditulisnya juga lolos dalam kurasi FSIGB, 2022. Bukan hanya itu saja Penyair kita ini memiliki kemampuan di bidang ilmu Sastra tetapi Ia juga telah pernah menjadi Nara sumber dalam sistem penulisan buku dengan tajuk " Cara Cepat dan Mudah Menulis Buku bagi Pemula".
Sungguh luar biasa kompetensi penyair kita ini. Memang tak heran bila Ia sukses dalam karir penulisan karya sastra karena dapat digolongkan sebagai seorang yang intelektual. Karena Beliau juga seorang akademisi yang telah menyandang gelar S1 dan Mt (Magister Teknologi). Kita doakan semoga Penyair kita ini akan lebih sukses pada masa akan datang. Aamiin.
Demikianlah ulasan dari saya sebagai penulis tentang sekelumit profil yang dapat dibentangkan pada forum ini. Apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Assoc.Prof.Drs.Ustadz.Siamir Marulafau,Hum
NIP. 195805171985031003
ADA APA, DAN SIAPA Penyair Dalam Lingkaran Cinta ?
Oleh : Usdtaz.Assoc.Prof.Siamir Marulafau,M.Hum
Banyak teman- teman di Nusantara ini bertanya- tanya, siapa sebenarnya Penyair Dalam Lingkaran Cinta ini? Pak Suyadi San yang ahli di bidang teater juga kadang memanggil Beliau Penyair Dalam Lingkaran Cinta.,dan kadang dipanggil Ustadz. Jika ditelusuri profil penyair yang satu ini, iya memang nama penanya adalah Penyair Dalam Lingkaran Cinta. Nama ini sangat otentik dengan karyanya bertajuk " Penyair Dalam Lingkaran Cinta " ,yakni sebuah buku antologi puisi yang ditulis dan diterbitkan di Trenggalek, oleh Penerbit Sembilan Mutiara Publishing. Direktur grup penerbitan ini adalah Bpk. Tosa Poetra .Inilah buku antologi yang pertama ditulis oleh Siamir Marulafau . Mengapa nama penanya dijuluki sebagai Penyair Dalam Lingkaran Cinta? Karena Beliau menjelaskan bahwa Ia sangat cinta kepada flora dan fauna. Ini kesemuanya adalah makhluk Allah SWT harus dicintai dan dikasihi.
Dalam wawancara saya kepada Beliau, Ia mengungkapkan bahwa kita sebagai hamba Allah di muka bumi ini wajib cinta dan kasih mengasihi antara sesama karena Tuhan itu juga cinta dan kasih pada makhluk. Maka hal seperti ini terciptalah inspirasi Beliau dalam penulisan puisi, cerpen,esai, novel. Penyair kita yang satu ini banyak menulis karya puisi dan jika tak salah Ia sudah menerbitkan 9 antologi puisi dan setiap antologi puisi sudah diberi HAKI oleh Pemerintah Republik Indonesia. Ia juga banyak meringankan langkah, berkunjung di beberapa daerah dan luar negeri untuk baca puisi.,seperti di Pahang, Bachok, Kelantan , Terengganu,Brunei, Sandakan ,Kinabalu dan Singapura.dan terakhir Beliau diundang oleh Sastrawan Malaysia, Alm.Dato Ahmad Khamal Abdullah, Sasterawan Malaysia ke 11 di Masjid Abdul Rahman Bin Auf, Pucong Kuala Lumpur pada tahun, 2019. Disampingi itu juga, Ia adalah seorang Pemuisi di grup OPA, menulis karya puisi dalam bahasa Inggris yang diterbitkan di Web Internasional oleh Editors, OPA yang dipimpin oleh Nilavro Nill Shoovro. Pengkurasian puisi untuk Web ini sangat ketat. Sukur Alhamdulillah puisi penyair ini berhasil diseleksi.
Menurut pengamatan seorang teman Beliau sewaktu mereka berbincang- bincang di sebuah warung pus kopi di kota Medan. Dikatakan bahwa penyair yang satu ini merasa kecewa. Ada apa dan mengapa? Setelah ditelusuri, Ia sangat kecewa atas kegagalannya dalam pemberian anugerah sebagai pemenang TOKOH PATRIA NUMERA pada bulan 18 April ,2020 oleh Presiden NUMERA, Malaysia, dan ditambah dengan anjuran Bapak.Dato Radzuan Ibrahim untuk menyampaikan ulasan tentang Sastra Indonesia sebagai Pembentang yang diselenggarakan di Bachok,Kelantan pada tgl 9-04- 2020. Hal ini sungguh sangat mengecewakan Beliau karena wabah Covid-19 melanda dunia.
Yang paling membuat hati saya kagum sebagai penanya profil penyair ini adalah Beliau bukan hanya saja mampu menulis dan karya sastra puisi tetapi Beliau adalah seorang dosen /pensyarah senior di Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Sumatera Utara, Medan - Indonesia. Penyair kita ini telah mengabdi di Fib USU selama 37 tahun mengajar ilmu Sastra Inggris dan bahasa Inggris di Fib USU. Dia telah mendapat Setya Lencana Penghargaan Mengajar di Fib USU selama lebih 30 tahun dengan jabatan Fungsional Lektor Kepala pada Fakultas Ilmu Budaya oleh Bpk.Presiden JokoWidodo dengan gelar Associate. Prof. Drs. Siamir Marulafau, M.Hum yang setaraf dengan Prof. Madya di Malaysia atas pengabdian dan karirnya di bidang penulisan karya sastra dan karya ilmiah yang dibentangkan di berbagai daerah, dan negara baik di tingkat Nasional maupun Internasional seperti di Pahang, Terengganu, Melaka, Sandakan, Brunei Darussalam, Singapura, Banda Aceh, Padang, Yokyakarta, dan USM, Pulau Penang dan beberapa Univesiti terkemuka di Malaysia seperti di UPM, Malaysia. Salah satu karya ilmiah Penyair ini yang diterbitkan di India menyangkut Terjemahan karya puisi penyair Bangladesh, Aminur Rahman oleh DrRaja Rajeswari Seetha Raman yang ditulis dalam bahasa Inggris, yang akhirnya tulisan Penyair ini membuat Penerjemah kita menjadi tersohor di negara Malaysia dan di berbagai belahan dunia dengan predikat penerjemah yang handal dan berkualitas dalam tingkat Nasional dan Internasional.
Dalam wawancara ini, penyair ini mengatakan bahwa karya puisinya juga lolos kurasi di Festival Sastra Internasional Gunung Bintan( FSIGB) tepat pada no. 252. Ia sangat bersyukur pada Tuhan dan berterima kasih pada dewan Kurator atas kelolosan puisinya dalam festival ini yang akan diselenggarakan pada bulan September, 2022.
Pada akhir wawancara ini, Ia juga mengatakan bahwa ada juga sebagian penyair dari negara Malaysia yang ikut terlibat dalam penulisan puisi dan lolos kurasi di FSIGB ini, dan mengakui bahwa banyak mereka yang ahli dalam penulisan puisi apalagi dalam grup PEMUISI BERKARYA seperti Dato Radzuan Ibrahim, Julia Ikin, Zaleena Enaa, Alkhair Aljohore , Kamaruddin Dinawi , R.Hamkama, Prof Dr. A.Halim Ali, Prof DR. Zurinah Hassan , Shirley Idris, Barupawati Utamaju , Pauziah Mat Hassan , dan lain- lain yang tak disebut nama mereka di forum tulisan ini. Dan semua Pemuisi yang terlibat dalam grup itu adalah pintar- pintar menulis dan baca puisi.
Kemudian kami juga bertanya pada Bpk.Assoc Prof. Ini, mengapa Bpk sudi menulis tentang profil penyair - penyair baik penyair Indonesia maupun negara lain seperti penyair Malaysia ? Lantas, Beliau menjawab bahwa Ia akan menerbitkan buku tentang ini dan beserta apresiasi karya sastra mereka dalam sebuah antologi tentang biografi dan karya sastra puisi dan juga mengangkat harkat dan martabat kepenyairan dan biar dikenal di seluruh dunia. APA DAN SIAPA, PENYAIR ITU, sebenarnya?
Akhir kata, Ia mengatakan bahwa kita sebagai penyair terangkat bukan karena diri kita sendiri melainkan teman kita sendiri yang mengangkat harkat dan martabat serta jati diri kita berdasarkan karya sastra yang kita tulis. Maka kami menilai bahwa Beliau ini sangat perduli, cinta dan kasih pada teman, tak sombong, tak tinggi hati , merendah ( humble) tak egois, ramah. Luar biasa.
Demikianlah yang dapat kami bentangkan tentang profil sahabat kami ini, dan bila ada kekurangan dan kelebihan dalam pengungkapan, mohon dimaafkan.Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Sahabat
Penyair Dalam Lingkaran Cinta
Medan,30.06.2022
SEKELUMIT KISAH SASTRAWAN MALAYSIA :
Bpk. Hamad Kama Piah bin Che Othman
Oleh : Associate. Prof. Siamir Marulafau,M.Hum
Siapa yang tak kenal seorang sastrawan malaysia, R.Hamkama. Bapak. R. Hamkama adalah nama pena kepenyairan yang tersohor di Asia Tenggara. Beliau juga termasuk seorang pengurus grup pemuisi Berkarya yang sama halnya dengan beberapa sastrawan terkenal seperti Bpk. Harlym Yeo, Prof. Datuk Seri Awang Sariyan. sebagai Pengerusi Lembaga Pengelola DBP dan Ketua Pengarah DBP, Datuk Abang Sallehuddin, Prof. Dr. Zurinah Hassan, dan beberapa Sastrawan Negara Malaysia yang tak disebut namanya.
Mengingat profesi Bapak.R. Hamkama ini, penulis sangat merasa kagum atas aktifitas Beliau menulis karya sastra puisi yang amat menyentuh hati. Mengapa tidak? baru-baru ini Dato Hamad Kama Piah bin Che Othman ini mengirimkan sebuah antologi puisi bertajuk " Sajak L X V" pada saya. Saya sebagai dosen dalam ilmu sastra dan Penyair Fib USU merasa takjub dengan pengiriman buku sajak ini. Sungguh luar biasa dengan istilah PUISI PANTAI, yang amat menyegarkan hati. Mengapa dan ada apa dengan karya Penyair kita ini? Setelah saya baca ternyata banyak sajak-sajak yang memberikan arti yang mendalam bagi kehidupan manusia. Sajak-sajak itu juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Buku ini berisikan 65 puisi dan setiap puisi yang ditulis mengandung makna yang berbeda dengan tajuk yang berbeda pula.
Yang membuat saya menjadi tertarik pada sajak r. Hamkama ini adalah penyusunan kata yang tepat pada setiap puisi yang ditulis seperti pada sajak-nya yang bertajuk:" Pertanyaan tak Bermakna"
Mengapa masih kita betanyaan
bagaimana dan ke mana
bagaikan cubaan yang sementara
bagai hadirnya untuk bertanya
pun sebenarnya kita telah ketinggalan suasana
pertanyaan yang tidak lagi ada makna
London,/KUL MH 003
21.5.2016
Dari tulisan puisi di atas, sudah jelas bagaimana seorang Sastrawan mengungkapkan sesuatu yang ada dalam benaknya bahwa kita sebagai hamba Tuhan ini untuk apa bertanya-tanya lagi jika sesuatu menimpa diri kita dan dicoba oleh yang Maha Kuasa dalam suasana di mana kita berada. Apa pun itu semua kehendak Allah SWT, dan harus pasrah diri. Maka dalam hal harus kita bisa membaca dalam diri agar kita tidak ketinggalan suasana dan dihadapkan pada pertanyaan yang tidak bermakna. Sungguh luar biasa seorang Pemuisi Malaysia menulis puisi sedemikian. Saya yakin Bapak R. Hamkama sebagai seorang sastrawan yang handal akan dapat meraih anugerah sastrawan Negara Malaysia yang berkualitas pada masa akan datang. Aamiin.
Karya-karya puisi yang ditulis dalam buku Sajak ini, penulis merasa kagum atas keindahan kata-kata dalam penyampaian. Di samping itu juga terdapat beberapa puisi yang agar sukar dimengerti karena mengandung makna filosofis yang amat tinggi. Ini bukan dikatakan puisi tidak berkualitas tetapi penyair sangat cermat dan pintar dalam menggunakan diksi, yaitu kata yang tepat dalam penulisan puisi, seperti pada puisi bertajuk " BARU KAU TAHU". Penyair dalam puisi ini menempatkan kata "Diam' . Baginya kata "Diam " itu adalah mahal harganya dan tak terbayarkan dengan emas dan intan. Penyair pun terdiam melihat segalanya apa yang terpendam. Hal ini mengingatkan saya pada salah satu ungkapan , yakni " Diam itu adalah emas" (Silence is Gold). Sungguh luar biasa walaupun puisi ini ditulis singkat tapi mengandung arti yang sangat mendalam. Kualitas dan bobot sebuah puisi bukan tergantung pada panjang sebuah puisi tapi yang puisi pendek itu juga jangan diabaikan seperti pedasnya cabai rawit, panas.
Dalam pengamatan saya sebagai seorang sastrawan dari Indonesia menyatakan bahwa banyak Pemuisi Malaysia yang bertindak sebagai pengerusi di dalam grup Pemuisi Berkarya, termasuk Dr Radzuan Ibrahim , Zaleena Enaa, dan yang lainnya juga amat bagus dalam penulisan karya sastra puisi termasuk beberapa penyair seperti Julia Ikin. Alkhair Aljohore, Kamaruddin Dinawi, Norazima Abu bakar, dan yang lain-lain yang tak disebut namanya dalam tulisan yang singkat ini.
Demikianlah sedikit uraian yang dapat dibentangkan kepada kita,dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof. Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 195805171985031003
SIAPA DAN ADA APA DENGAN DR Radzuan Ibrahim
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau, M.Hum
Siapa tak kenal sosok dan tokoh Sastra serta Sastrawan Malaysia, Dr Radzuan Ibrahim. Beliau sebagai pemimpin Pemuisi Berkarya, sebuah grup Pemuisi yang sangat handal di Malaysia. Saya sebagai salah seorang anggota dalam grup ini merasa takjub dengan ucapan Beliau " Sebaiknya merangkul bukan memukul". Ucapan seperti ini sangat cocok dan sesuai dengan filsafat hidup saya sebagai Ustadz. Mengapa dan ada apa? Karena dalam pengamatan saya bahwa Beliau sungguh memiliki hati yang rendah dan tidak mau menjatuhkan umat di dunia ini begitu saja. Sastrawan kita ini memiliki nalar yang amat tinggi sebagai HAKIM dalam memutuskan sesuatu hal yang dipertimbangkan. Memang betul Beliau seorang yang mendalami profesi sebagai hakim dalam merangkul umat menuju kebenaran. Luar biasa dan amat meyakinkan dan tak salah Beliau diangkat menjadi Presiden Pemuisi Berkarya.
Yang membuat penulis kagum adalah karirnya sebagai Pemuisi. Beliau ini sangat aktif menulis karya sastra puisi di grup Pemuisi. Banyak antologi puisi yang sudah diterbitkan dan puisi- puisinya juga terasa amat baik dibaca berkaitan dengan masalah sosial masyarakat, moral, dan politik kenegaraan yang berdampak buruk bagi masyarakat. Banyak puisinya yang telah dibaca dan bahkan diapresiasi oleh Penyair Dalam Lingkaran Cinta dari Indonesia
Selain itu juga, Dr Radzuan Ibrahim ini seorang deklamator puisi yang baik dan selalu merangkul para penyair Malaysia dan juga penyair -penyair diluar negara untuk berpartisipasi dan ikut serta merayakan Hari Puisi Malaysia baru - baru ini. Dalam pengamatan saya sebagai Dosen/ Pensyarah dari Fib USU, Medan menilai bahwa sosok pemuisi seperti ini amatlah didambakan dan terpuji sebagai seorang PEMIMPIN, yang artinya memiliki jiwa humanistik yang tinggi. Banyak pemimpin dijumpai sangat egois dan tak berbaur dengan rakyatnya tapi Beliau tak seperti yang diduga. Sungguh membuat hati penulis kagum.
Selain itu saya juga mengamati tulisan- tulisan Beliau sangat bagus dalam hal penempatan diksi, dan isi konteks puisi relevan dan selalu merujuk pada tema yang dibicarakan. Kita harus tahu banyak Pemuisi memiliki karakter yang berbeda- beda dalam pengungkapan dan menulis puisi. Ini semua tergantung pada latar belakang ilmu pemuisi.
Satu hal yang membuat saya kagum dengan profil Dato Radzuan Ibrahim adalah kebolehannya serta kemampuannya dalam menulis karya puisi. Sementara Ia adalah seorang PENGACARA. Luar biasa Beliau mendalami ilmu sastra, dan sama dengan Bpk Sutardji Goulzum Bahri di Indonesia yang latar belakang keilmuannya bukanlah sastra tapi melebihi Sarjana Sastra.
Saya sebagai Pemuisi dari Indonesia yakin bahwa Beliau ini akan menjadi Sastrawan Negara Malaysia yang handal dan berkualitas akan datang.Insya Allah. Aamiin.
Demikianlah ulasan serta uraian ini dibentangkan sebagai kado dari penulis menyambut HPM bulan Juni, 2022. Bila ada kesalahan dan kekhilafan dalam perkataan, mohon dimaafkan.
Wassalam,
Dtt
Associate Prof.Ustadz.S.Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517198503100
FIB USU, Medan - Indonesia
Siapa dan ada apa dengan Romy Sastra
Oleh : Associate. Prof.Ustadz Siamir Marulafau,M.Hum
Siapa yang tak kenal dengan Romy Sastra. Ia adalah seorang Penyair yang handal dalam penulisan karya sastra puisi di tanah air. Banyak karya- karya puisinya yang lolos kurasi dan diterbitkan dalam antologi bersama, seperti Antologi Khatulistiwa, Rantau, dan beberapa antologi puisi lainnya. Karyanya puisinya juga lolos kurasi pada Festival seni yang diselenggarakan oleh panitia festival puisi di Bachok, Kelantan Malaysia. Di samping menulis puisi. Saudara Romy Sastra ini adalah bahagian anggota Pemuisi Berkarya yang dipimpin oleh Dato Dr Radzuan Ibrahim , Malaysia. Karya puisinya juga tercatat dalam majalah Pemuisi Berkarya. Memang kemampuannya luar biasa dan memiliki gaya penulisan tersendiri dan pintar dalam memilih diksi bila menulis puisi.
Selain memiliki kompetensi dalam penulisan puisi, Romy Sastra ini memiliki kemampuan dalam membaca puisi. Beliau juga membaca puisi di HPI beberapa tahun yang lalu sebelum Covid- 19 di Taman Ismail Marzuki. Sungguh mengagungkan dan memang termasuk pakar yang handal tercatat dalam era milenial.
Yang membuat saya kagum adalah karya puisinya lolos dalam seleksi FSIGB,2022. Saya sendiri membaca pada kurasi yang terakhir, karya puisinya memang sudah diterima oleh panitia. Dalam hati saya, iya memang pantas, dan tepat Ia masuk dalam seleksi tersebut.
Karya Bung Romy Sastra ini pun termuat dalam Ruang Pekerja Seni yang dipimpin oleh Ahmed El Hasby. Dalam grup penulisan puisi ini, Beliau juga terpilih dan terpercaya untuk melihat tulisan para penyair sebelum dimuat dalam Ruang Pekerja Seni. Memang luar biasa keilmuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman di bidang penciptaan karya seni puisi.
Saya sebagai penyair, dosen senior di Fakultas Ilmu Budaya USU mengangkat jempol atas kemampuan saudara kita ini. Maaf, buka hanya itu saja membuat saya kagum tapi karakternya sebagai seorang penyair adalah sederhana, tak sombong, selalu rendah hati dan selalu memberikan pertolongan kepada para penyair bila mereka bertanya tentang penulisan puisi. Hal inilah membuat saya simpatik bersaudara dengan seorang penyair yang merasa ada langit di atas langit. Saya rasa dalam konsep pemikirannya juga sama dengan saya bahwa penyair harus banyak menulis karya sastra puisi dan jangan hanya menulis dua atau lima puisi sudah merasa penyair dan berfoto dengan seorang penyair atau sastrawan di negeri ini atau luar negeri merasa penyair dan sastrawan,hehe.Jika pemikiran ini ada dalam setiap penyair berarti inilah penyair yang gila nama sebagai penyair. Penyair yang kesemuanya lolos kurasi pada FSIGB itu bukan orang- orang sembarang, namanya saja sudah Internasional, seperti Rida k. Liamsi, Sutardji Goulzim Bahri, Asrizal Nur, Sam Mukhtar Chaniago , Romy Sastra, Siamir Marulafau ,Lily Siti Multatuliana SutanIskandar ,Syarifuddin Arifin II, Badaruddin Amir, Wirja Taufan, Suyadi San, Syafwan Hady Umry, Abdul Kadir Ibrahim , Syafaruddin Marpaung ,Edrida Pulungan, dan lain lain sampai 308 orang penyair yang tak disebut namanya. Luar biasa.
ADA APA,DAN SIAPA DrRaja Rajeswari Seetha Raman ?
Oleh : Associate.Prof.Drs. Siamir Marulafau ,M.Hum
Dosen senior Malaysia bergelar Dr ini, dikenal oleh Penyair Dalam Lingkaran Cinta sejak 2017 sewaktu menghadiri festival Seni NUMERA. Puan ini sangat ramah, rendah hati, santun dan amat pintar. Penampilannya tak sombong dan sederhana. Sejak mengenal Puan ini, saya pun merasa terharu dan kagum. Mengapa dan ada apa? Karena Puan ini sangat aktif menulis dan mengikuti seminar nasional dan Internasional serta aktif dalam menulis karya sastra puisi, banyak antologi puisi yang telah diterbitkan oleh Penyair ini.Salah satu antologi puisi yang dipublikasikannya bertajuk " MEKAR BUNGA" (2006). Banyak lagi buku antologi lain yang diterbitkan.
Satu hal yang membuat penulis merasa kagum melihat DrRaja Rajeswari ini adalah kehebatannya dalam bidang terjemahan. Ia seorang penerjemah yang profesional yang telah diakui pada tingkat Nasional dan Internasional Malaysia. Karena itulah membuat saya tertarik menulis sebuah karya ilmiah/riset yang bersumber dari sebuah buku antologi puisi yang ditulis dan diterbitkan oleh Aminur Rahman, penyair Bangladesh. Buku antologi puisi ini diterjemahkan oleh DrRaja Rajeswari Sheetha Raman.Luar biasa terjemahannya, dan tak menyimpang dari bahasa asalnya setelah menterjemahkan puisi-puisi itu ke bahasa target.
Kemampuannya dalam bidang terjemahan sangat berkualitas dan patuh bila Puan ini bergelar Dr. Bukan Doktor kaleng- kaleng. Dalam pengamatan saya sebagai penyair dan pensyarah dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, penyair sudah bisa dikatakan sebagai Prof.( Guru Besar). Selain keahlian di bidang terjemahan, menulis puisi , puan ini juga ahli dalam bidang membaca puisi. Saya sering baca puisi bersama puan ini bila ada kegiatan festival sastra NUMERA. Di Tanjung Balau, Johor juga kami sama - sama membaca puisi. Kebetulan pada waktu itu, Dr Raja Rajeswari ini mendapat anugerah Tokoh Srikandi Numera dan alangkah bahagianya penyair kita ini dinobatkan dengan Nama yang terhormat dan terpandang baik di grup NUMERA.
Tak salah lagi kita berkata bila Dr Raja Rajeswari Sheetha Taman ini sebagai salah seorang Penyair dan dosen berkualitas di Malaysia karena banyak tulisan-tulisannya yang diterbitkan di majalah, seperti dalam majalah diterbitkan grup Pemuisi Berkarya dibawah pimpinan Dr Radzuan Ibrahim . Saya sebagai penulis, penyair, sastrawan dan dosen dari negara Indonesia mengakui kehebatan Puan ini. Pada masa sekarang ini saja puan ini selalu nampak di layar TV untuk diwawancarai tentang kegiatan yang berkenaan dengan pendidikan, kegiatan sastra, terjemahan dan lain sebagainya. Salut dan amat terhormat dan sangat menguntungkan bagi pihak negara Malaysia. Saya terakhir berjumpa dengan puan ini pada tahun 2020 di DBP Kuala Lumpur sewaktu saya diundang oleh Dr Ahmad Khamal Abdullah. Puan inilah yang sebagai moderator sewaktu saya menyampaikan dan membentangkan karya Dato Kemala bersama Lily Siti Multatuliana SutanIskandar sebelum Covid- 19 mewabah di Malaysia. Yang kemudian pada malam harinya , sama - sama baca puisi di gedung Teater Stor tak jauh dari DBP dan ini merupakan kenangan indah yang tak dilupakan sepanjang masa.
Demikianlah uraian tentang profil penyair kita ini dibentangkan. Apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Associate.Prof.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 195805271985031003
SEKELUMIT PENJELASAN TENTANG CERPEN
Oleh : siamir marulafau
Dalam pembelajaran sastra atau pemahaman karya sastra khususnya"cerpen" sangat penting untuk diketahui bahwa apa sebenarnya pengertian dari cerpen itu.Cerpen adalah perpanjangan kata dari "cerita pendek" yang panjangnya berkisar 2 halaman atau 20 halaman lebih dan ini tergantung pada penulisnya.Jumlah kata dalam penulisan cerpen berkisar kurang lebih 800 kata sampai 8000 kata kurang lebih .Dalam hal ini,penulis juga mengutip beberapa pandangan tentang pengertian cerpen.
" Apakah cerpen itu? Cerpen merupakan kependekan dari kata cerita pendek. Sedangkan definisi cerita pendek (cerpen) adalah suatu cerita fiksi yang alur ceritanya dapat dipahami oleh pembaca dalam waktu relatif singkat sehingga pembaca tidak perlu membutuhkan waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk mengetahui akhir dari cerita tersebut.
Karena singkatnya cerita yang ditulis, maka cerpen memiliki kelemahan utama yaitu semua persoalan, kejadian, atau konflik yang timbul dalam cerita tersebut belum terungkap secara mendetail.
Berapakah jumlah halaman cerpen yang harus dibuat? Sampai saat ini belum ada ketentuan baku mengenai ketentuan panjang atau pendeknya sebuah cerpen. Namun umumnya, jumlah halaman sebuah cerpen minimal 2 halaman dan maksimal 20 halaman.
Apakah masalah yang menjadi topik cerita pada sebuah cerpen adalah cerita yang ringan saja? Sebenarnya menulis cerpen sama dengan menulis novel. Jadi tema cerita yang diangkat boleh saja merupakan cerita yang sederhana atau pun sangat rumit/kompleks. Namun segala hal yang diceritakan dalam cerpen sulit terungkap secara mendalam karena ceritanya sudah diakhiri dengan cepat.
Meskipun isi cerpen tidak sedalam novel, tetapi nilai keindahan dalam sebuah cerpen tetaplah ada, tak berkurang sedikit pun. Itulah sebabnya, cerpen-cerpen yang bagus dan berkualitas dapat digolongkan dalam karya sastra.
Oleh sebab itu, mulai sekarang, tidak ada salahnya bukan jika Anda serius dan bersungguh-sungguh untuk menyelasaikan sebuah cerpen secara utuh? Kuncinya adalah disiplin, semangat yang kuat, dan tidak mudah menyerah."(Google)
Selamat mencoba. Semoga Anda berhasil menjadi seorang cerpenis. (Admin SB)
NEGARA INI MILIK SIAPA?
Oleh : Siamir Marulafau
WAJIB DIKETAHUI OLEH SEGENAP RAKYAT INDONESIA BAHWA :
1.NEGARA RI INI ADALAH NEGARA YANG DIBENTUK BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945.
2. DALAM SALAH SATU SILA YANG KE LIMA ITU ADA SILA"KETUHANAN YANG MAHA ESA
3.WARGA NEGARA BEBAS MEMELUK AGAMANYA MASING-MASING
4.NEGARA INI BERAZASKAN "DEMOKRASI". MESKIPUN DEMIKIAN, SETIAP WARGA NEGARA WAJIB MENTAATI HUKUM DAN PERATURAN PEMERINTAH
5.NEGARA INI BUKAN NEGARA AGAMA TAPI NEGARA PANCASILA. OLEH KARENA ITU, JANGAN SETIAP PEMELUK AGAMA MERASA DIRINYA BENAR. DAN JANGAN AGAMA DIJADIKAN SEBAGAI SUMBER POLITIK UNTUK MENJADI GANGGUAN NKRI
6. MAKA SEMUA ORMAS ITU HARUS DI BAWAH NAUNGAN PEMERINTAH. SEMUA VISI DAN MISI ORMAS ITU HARUS DIKETAHUI PEMERINTAH , DAN IKUT ANDIL DALAM MEMBANTU PEMERINTAH DAN BUKAN MENJADI MUSUH PEMERINTAH.
7.JANGAN AGAMA BERKEDOK ORGANISASI SECARA DIAM-DIAM MEMBENTUK PASUKAN UNTUK MENENTANG DAN MENJADI MUSUH PEMERINTAH.
8. JIKA ORGANISASI BERDALIH AGAMA DAN TIDAK SESUAI DENGAN PANCASILA DAN UUD 1945 SEAKAN-AKAN MENCAMPURI URUSAN PEMERINTAH,SEBAIKNYA DIBUBARKAN KARENA AKAN MENGGANGGU STABILITAS NEGARA
9. MARILAH KITA MENJUNJUNG TINGGI KEDAULATAN KITA SEBAGAI RAKYAT UNTUK MEWUJUDKAN KEHIDUPAN BERNEGARA AMAN DAN MAKMUR
10. SAYA SEBAGAI WARGA NEGARA RI SANGAT CINTA KEPADA NEGARA DAN MENDUKUNG PEMERINTAH, POLRI DAN TNI DALAM MENGAMBIL TINDAKAN TEGAS TERHADAP GANGGUAN NKRI
11.KESIMPULAN : NEGARA INI MILIK SELURUH RAKYAT INDONESIA YANG DIPIMPIN OLEH PRESIDEN SEBAGAI KEPALA NEGARA DALAM SISTEM KEPEMERINTAHAN BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945.OLEH KARENA ITU, RAKYAT HARUS PATUH PADA KEPEMERINTAHAN DAN HUKUM YANG BERLAKU PADA NEGARA RI YANG TERPIMPIN.
Wassalam,
dtt
Associate Prof. Udstz Drs
Siamir Marulafau ,M.Hum
NIP.19580517 1985031003
KAJIAN PUISI Radzuan Ibrahim BERTAJUK : Sampah Sampah
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau,M.Hum
Puisi di bawah agaknya sukar dimaknai bukan karena puisinya singkat tapi puisi ditulis oleh Pemuisi menggunakan lambang dan simbol. Penulis dalam hal ini mengamati bila pembaca tak hati- hati mengenal makna kata yang digunakan sebagai lambang atau simbol maka akan terjadi makna berlainan. Kadang dijumpai makna multitafsir karena kemungkinan pembaca gegabah dalam memberikan arti padahal yang dimaksud pengarang/pemuisi bukan seperti demikian. Untuk ini, mari kita perhatikan puisi yang ditulis oleh : Radzuan Ibrahim di bawah ini bertajuk : " Sampah Sampah"
SAMPAH-SAMPAH
bebasnya kau berenang
membawa kotoran menyesakkan
hingga hilang kejernihan
di sungaiku yang lesu
aku hanya terpaku membisu
sampah-sampah melitup mukaku
alahai, lemahnya aku
yang hanya berdiam kaku
sedang sampah-sampah datang berpusu
masihkah negeriku indah
dengan kebanjiran sampah-sampah
siapakah pula mengaut faedah?
Wanrazuhar, PEMUISI
Kuala Lumpur.
6.7.2022.
Dalam puisi di atas sudah jelas bahwa " Sampah - Sampah " itu adalah lambang ,merujuk pada kotoran yang tak disukai dan indikasinya pada hal - hal yang menjijikan seperti yang menyangkut budaya asing. Sementara sungai melambangkan kehidupan. Jadi, apa yang dikatakan penyair pada kutipan dibawah ini menang benar karena penyair itu sendiri yang lebih tahu makna yang tersirat di balik tersurat. Memang benar dalam memaknai sebuah puisi itu oleh pembaca adalah bebas dan jarang sekali menemukan titik temu yang pas 100% sesuai dengan apa yang dikata dan dimaknai oleh pembaca. Untuk itu, mari kita kutip apa yang dikatakan sang Pemuisi di bawah ini:
"Barangkali cara saya meletakkan perlambangan atau kiasan pada puisi saya ini masih tidak berkesan hingga pembaca sukar untuk memahaminya dan menerima maksud puisi saya dalam konteks berlainan? Atau pembaca lebih suka memilih untuk mengambil maksud yang tersurat daripada maksud yang tersirat? Apapun saya pulangkan kepada para pembaca yang bebas untuk memilih atau membuat rumusan terhadap sesebuah puisi yang dibaca. Tugas saya pula sebagai pemuisi atau pengkarya, akan terus mencipta karya berdasarkan apa yang lahir dari jiwa saya melalui perhatian, pemahaman, perasaan, imaginasi, harapan dan sebagainya yang bermain-main dalam fikiran. Apapun saya ucapkan jutaan terima kasih kerana para pembaca sudi membaca, memahami dan komen puisi yang saya hasilkan dan yang saya paparkan di FB PEMUISI BERKARYA dan media sosial yang lain. Salam kasih sayang buat semua."
TINJAUAN DALAM ILMU SASTRA
Puisi di atas adalah puisi yang bagus dihiasi dengan Simbol dan lambang. Yang isinya kehidupan yang manis dihiasi dengan sesuatu yang kotor dan tak baik. Pengertian puisi itu sesungguhnya tak 100 % diketahui oleh pembaca tapi arti sesungguhnya terletak pada pengarangnya. Saya sangat setuju dengan ulasan Dato Radzuan Ibrahim sebagai Pemuisi. Memang puisi yang ditulis berdasarkan simbol atau lambang agak sukar dimaknai karena pembaca harus tahu tentang teori Semiotik dan paling tidak memiliki perasaan yang sangat sensitif untuk memaknai puisi.
Penggunaan simbol atau lambang bukan hanya saja 'sungai' , ' sampah', tetapi juga seperti ' matahari' ,' bulan', ' laut', ' bumi' , ' awan' , dll. Penggunaan simbol atau lambang ini tergantung pada pengarangnya. Dengan catatan bahwa sebelum menulis puisi, penyair sudah terbayang dalam pikiran tema apa yang harus ditulis dan disertai dengan lambang atau simbol apa yang digunakan
Dalam ilmu sastra, simbol atau lambang itu juga merujuk pada warna yang memberikan arti terhadap sesuatu yang dimaksud oleh pengarang. Contohnya : Warna merah melambangkan keberanian dan kemegahan, warna putih melambangkan kesucian, warna hijau melambangkan kesuburan, warna hitam melambangkan dukacita, kesuraman, warna abu- abu melambangkan usia tua, dan lain lain.
Ada juga pengarang menggunakan 'musim' seperti musim semi melambangkan kesuburan, kejayaan, kebahagiaan, musim panas melambangkan penderitaan, kehancuran, musim gugur melambangkan usia lanjut dan lain lain sebagainya.
Puisi - puisi yang ditulis dengan menggunakan lambang atau simbol ini dapat dikatakan termasuk puisi yang berkualitas bila apa yang dimaksud pengarang tepat pada apa yang terkait pada konteks dan isi puisi. Untuk mengetahui maksud dan tujuan dari isi puisi jarang sekali diketahui oleh pembaca. Mengapa dan ada apa? Karena ini menyangkut pada kekuatan , misteri yang ada dalam pemikiran pengarang. Tak heran bila seorang penulis buku sastra bernama Vernon Hall mengatakan : " If you don't understand a piece of literary work by the author, you should know who he was" ( = Bila tak mengerti sebuah karya sastra, anda harus mengenal siapa pengarangnya). Sungguh tepat apa yang dikatakan Dr Radzuan Ibrahim pada pemberian makna pada puisinya bertajuk ' Sampah Sampah' di atas sebagai bahan pertimbangan pada pembaca.
Dalam tingkat pemahaman dan analisis, saya sendiri pun bisa terkecok dalam memberikan makna, dan bisa saja mengatakan bahwa puisi di atas mempermasalahkan tentang kebanjiran sebuah kota karena sampah sampah tak terurusi oleh pemerintah kota. Sementara dalam hati pengarang tidak. Pengarang bermaksud kehidupan di dalam negaraku dibanjiri dengan orang - orang asing yang membawa budaya yang tak sesuai dengan kehidupan di negaraku. Dalam pikiran pengarang bahwa orang- orang seperti itu adalah bagaikan sampah yang tak berarti dalam negaraku. Memang benar bila di pandang dari ilmu sosial. Hal seperti ini juga dapat dirasakan di berbagai negara dan terutama negara yang diulas oleh pengarang kita ini. Malaysia adalah negara yang sudah maju dalam era global ini, dan hendaknya bahasa dan kehidupan Melayu di Malaysia ini jangan dipengaruhi oleh budaya asing.
Demikianlah ulasan tentang pemahaman puisi pengarang Malaysia, Radzuan Ibrahim dibentangkan kepada kita dan apabila ada kekurangan, kelebihan dalam pengkajian, mohon dimaafkan karena keterbatasan pengetahuan sang penulis.Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc.Prof. Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
ADA APA DAN SIAPA Dr. Thyrhaya Zein, MA?
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau , M. Hum
Dosen FIB USU Medan
Banyak penyair dan Sastrawan baik di tingkat Nasional maupun Internasional selalu bertanya pada saya. Pertanyaan mereka begini : " Siapa Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU sekarang, Pak. Ustadz? Lantas saya jawab : Ibu Dr. Thyrhaya Zein, MA. Puan ini adalah lulusan S1 Sastra Inggris Fib USU. Kemudian, melanjutkan studi S2 ke USM , Malaysia dalam bidang ilmu sastra. Beberapa tahun kemudian, melanjutkan studi S3 dalam bidang Linguistik di Pasca Sarjana USU, dan berhasil meraih gelar Dr. Puan ini sangat ramah, rendah hati, tak sombong, mudah tersenyum dan cantik. Ia juga agamis, dan taat menjalankan perintah Allah supaya terhindar dari neraka Allah dan masuk surga Allah Aamiin.
Salah satu hal yang membuat saya tertarik menulis profil ini adalah kebolehan dan kemampuannya dalam menempuh pendidikan sejak dari S1(Sastra Inggris), S2 (Sastra) sampai S3 ( Linguistik), dan ini sungguh luar biasa. Ia adalah dosen senior Fakultas Ilmu Budaya sejak tahun 1987. Risetnya terfokus pada analisis wacana, pengajaran bahasa dan semiotik. Sebelum diangkat menjadi Dekan FIB USU, Ia menjabat sebagai sekretaris Magister di Fakultas Ilmu Budaya, USU. Beberapa karya- karyanya yang tercatat dalam pengajaran Linguistik terapan adalah : " A Semiotik Study, The incomplete Linguistik Featured and Schematic Structure in EFL University Student's Narrative Text, Metaphorical Expression of Bahasa Aceh in Trumon of South Aceh : Ecolinguistic Study AMM , A Multimoda Advertisement of Online Marketplace shopre, Speech Acted in Police Ivestigate Interviews, Exploring Textual Function Realization in Corruption Courtroom Discourse" . Memang ini salah seorang dosen yang handal dan baik dalam proses belajar Mengajar di Fib USU, Medan. Luar biasa, dan tak salah lagi bila menduduki jabatan sebagai Dekan FIB USU sekarang.
Yang paling membuat saya takjub melihat sosok pemimpin Fib ini adalah Dr.Thyrhaya Zein, MA ini dapat dikatakan sebagai penyair yang menulis puisi bahasa Inggris. Karyanya dalam bahasa Inggris tentang Covid - 19 telah dianalisis oleh saya sendiri dan menjadikan sumber penelitian karya ilmiah saya.
Dalam karya tulis ini, dikatakan bahwa Penyair kita ini bukan hanya saja bergelimang di bidang penulisan karya sastra puisi tapi juga berkecimpung dalam penulisan karya ilmiah dalam berbagi prosiding dan juga penulisan riset Scopus, dan banyak karya- karya dan buku yang telah ditulis dan diterbitkan. Ia sangat aktif menulis karya ilmiah dan juga membimbing dan mengajar mahasiswa S1, S2 dan S3. Saya sebagai seorang staf tenaga pendidik di Fib USU merasa salut atas kegigihan dan keaktifan Ibu Dekan ini. Yang paling membuat hati saya kagum dengan Ibu Dekan ini ialah kemampuannya dalam bidang manajemen kepemimpinan. Sementara Puan ini adalah jebolan Fakultas Sastra bukan dari Fakultas Ekonomi.Tak heran lagi bila Ibu Dekan FIB USU ini akan sebentar lagi meraih gelar Prof ( Guru Besar ) Fakultas Ilmu Budaya. Ternyata semua berkas sudah ditandatangani oleh Rektor Universitas Sumatera Utara. Kita doakan moga berkas yang dikirim ini dan SK GB nantinya akan segera turun. Syukur Alhamdulillah, saya pun bangga dan memanggil Prof.Dr. Dra. Thyrhaya Zein, M.A. Aamiin. Dalam pikiran saya sebagai penulis profil ini, gelar Prof yang akan diraih nantinya sudah tepat pada tempatnya.
Demikian ulasan profil yang singkat ini dibentangkan dan apabila ada kesalahan , kekurangan dan kekhilafan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki Penyair Dalam Lingkaran Cinta . Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc .Prof. Siamir Marulafau,M.Hum
NIP..19580517 1985031003
SonJan A Khan : SIAPA Son Jan A Khan?
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau ,M.Hum
Jika tak salah, saya pernah jumpa dengan Puan Son Jan A Khan ini sewaktu saya diundang festival seni Sastra di Singapura. Ia seorang penyair dari Brunai Darussalam. Selama saya jumpa di Singapura, Puan ini sangat ramah, santun dan rendah hati dengan wajah cantik sesuai dengan predikat seorang Penyair, Seniman dalam merangkai kata- kata puisi yang baik dan benar.
Ini bukan ulasan yang sembarang. Mengapa dan ada apa iya? Penulis sangat tertarik menelusuri profil seorang Penyair Brunei yang handal dalam penulisan karya sastra puisi. Ternyata puan Son Jan A Khan ini banyak menulis puisi yang diterbitkan dalam majalah on line. Bukan itu saja yang membuat penulis merasa kagum adalah menerbitkan menulis beberapa antologi puisi dan juga menulis puisi dalam bahasa Inggris. Luar biasa , dan patuh kita sebagai pembaca angkat jempol untuk teman penyair seperti ini.
Saya sebagai salah seorang penyair dan sastrawan dari Medan- Indonesia juga mengakui bahwa puan ini seorang yang aktif menulis dan ikut kegiatan festival seni sastra ke mana - mana. Salah satu kegiatan seminar dan budaya itu adalah di Singapura.
Salah satu kegiatan penulisan karya sastra puisi yang membuat saya takjub adalah kebolehan kemampuan puan ini dalam menulis puisi bahasa Inggris dalam antologi Pemuisi dunia Internasional dan puisi puan ini tercatat pada halaman 166.Sementara puisi saya juga tercatat pada pada halaman 117 dengan antologi yang sama. Alhamdulillah tersenarai masuk. WORLD PEACE 2022 POETS FOR HUMANITY! Syukur Alhamdulillah, Puan,Son Jan A Khan dan saya masuk dalam katagori penulisan pemuisi dunia, 2022.
Dalam penulisan puisi yang bukan bahasa Inggris pun, Penyair kelihatan amat bagus dengan bentuk gaya bahasa yang tepat pada penulisan puisi bertajuk : " Syukurlah "
SYUKURLAH
(Sempena Hari Wanita)
Masih ada wanita
tiada jemu menunggu derita
walau beribu kali
hidup celaka
sehari makan sehari tidak
dia tetap yakin dan percaya
bahawa setia adalah syurga.
Syukurlah
masih ada wanita tabah
dengan segenggam beras
dan seikat sayur
dia melangkah ke dapur
memasak dengan akur
tersenyum penuh luhur.
Syukurlah
masih ada wanita
walau kulit dan wajah kasar
dibakar terik matahari hidup
ke sungai atau ke laut
ke rimba atau ke gurun
di dada atau di siku
tanpa perak tanpa emas
dia tetap patuh menurut.
Syukurlah
masih ada wanita
meski seribu kali
hatinya punah luka
tidak pernah
mendapat
sekuntum bunga
dia tetap mengharap
kau pulang
ke lantai hatinya
yang seindah purnama.
Syukurlah
masih ada wanita.
Sonjan A Khan
8/3/2022
©Hak Cipta Terpelihara.
Kelihatan pada puisi di atas bahwa apa yang disampaikan oleh penyair tentang wanita dengan keberadaanya di dunia seiring mengalami segala penderitaan, kehidupan yang dibumbui dengan celaka, memasak di dapur , berkulit dan berwajah kasar untuk mencari kehidupan di sungai , laut dan dibakar sinar matahari, serta hatinya punah dan tak pernah mendapat sekuntum bunga dan kasih sayang maka Ia benar- benar patuh dan menurut pada seorang suami umpamanya untuk masuk surga. Ini pertanda bahwa penyair melukiskan wanita yang setia , jujur, patuh adalah wanita yang berhasil di dunia dan akhirat.
Saya sebagai penulis profil dan pembaca karya puisi di atas menyatakan amat berharga. Mengapa dan ada apa ? Karena fungsi seorang wanita itu amat tinggi. Maka kaum laki- laki juga harus menghargai keberadaan seorang wanita, umpamanya, seorang Istri. Ini sesungguhnya menyangkut emanisipasi wanita.
Demikianlah ulasan profil penyair yang singkat ini dibentangkan. Apabila ada kekurangan dan kelebihan. Mohon dimaafkan karena keterbatasan ilmu yang diperoleh dalam menjelajahi lautan luas. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Assoc.Prof. Drs Siamir Marulafau, M.Hum
NIP.195805171985031003
APAKAH KENAL DENGAN, Ratnasam Sib II ini?
ADA APA DAN SIAPA?
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau ,M.Hum
Banyak teman penyairku bertanya selalu padaku. Pertanyaan mereka, apakah aku kenal dengan Ratnasam Sib II? Lantas, saya jawab : " Iya kenal sejak tahun 2017 sewaktu saya mengikuti festival seni Sastra NUMERA. Puan ini juga seorang penyair yang handal dan baik hati berasal dari suku Minang , Bukit tinggi - Indonesia dan tinggal di Singapura. Ia selalu menulis karya sastra puisi. Coretan tangannya dalam penulisan puisi amatlah baik. Mengapa dan ada apa sebenarnya? Karena saya sering mengapresiasi puisi - puisinya. Saya tahu bahwa setiap Ia menulis puisi selalu menggunakan majas untuk memperindah bahasa puisinya. penggunaan kata- kata dalam puisi juga tepat dan sesuai dengan tema dan konteks puisi. Puan ini selalu rendah hati, santun dan menghargai pendapat dan buah pikiran seseorang. Puisi- puisi yang berisikan romantik juga sangat bagus merujuk pada kisah cinta dan kasih pada seseorang yang Ia senangi sebelumnya, yakni tak lain seorang teman hidupnya sampai mati. Luar biasa ketabahan puan ini dalam menerobos celah - celah kehidupan yang amat berliku- liku. Puan ini seorang yang puitis dan senang menyanyi, menyanyikan lagu puisi bersamaan dengan suami yang tercinta dengan menggunakan alat musik, yakni gitar. Suaminya juga ahli bermain gitar dan menyanyi menggunakan gitar.
Satu rangkaian tulisan yang membuat saya kagum melihat kebolehan dan kepintaran Puan ini adalah Ia menulis sebuah puisi prosa liris yang mengarah pada nasihat dan bentuk puisi ini bebas dan sangat bermakna bagi para pembaca bertajuk : " Sekadar Peringatan Diri sendiri"
SEKADAR PERINGATAN DIRI SENDIRI
Biarpun tidak dihargai manusia, namun setiap kebaikan yang telah kita lakukan insya-Allah akan mendapat ganjaran yang kita sendiri tidak tahu. Jangan sesekali mintak diri disanjung. Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui. Setiap perjalanan yang kita lalui bukannya satu kebetulan namun ia adalah sebuah ketentuan yang tidak mampu kita dustakan.
Adakalanya kita sering merasakan kita mampu buat itu dan ini tanpa menyedari yang kita ini hamba yang daif lagi hina. Seperti kalamullah yang kita biasa dengar "Laa Haula Wala Quwata Illah Billah". Sesungguhnya tiada daya dan upayaku tanpa izin Allah SWT. Di sini nyata sangat yang manusia ini adalah sosok yang lemah. Hakikatnya, kita senantiasa mengharapkan kudrat iradat Allah yang Maha Esa untuk melaksanakan perintah-Nya.
Ada juga yang merasa ilmu dan kepandaian itu milik mereka. Lalu bila membenarkan sesuatu perkara terlihat sifat panggak dan bongkak seorang hamba. Sewenang-wenangnya menindas dan melontarkan kata² tanpa rasa rendah diri. Hanya rasa ingin dihormati tanpa menyedari betapa lemahnya hamba Allah yang bernama manusia.
Eloklah kita senantiasa muhasabah diri dan menghitung-hitung segala kelemahan dan dosa² yang telah kita lakukan daripada sering bangga dengan amalan dan ilmu yang sedikit cuma. Kita boleh diibaratkan duli² telapak kaki dan habuk jalanan. Amalan yang bertimbun bukanlah paspot ke Syurga melainkan rahmat Tuhan yang menjanjikan di akhir perjalanan.
Melakukan ibadah dan memperbanyakkan amalan adalah tanggungjawabnya seorang insan. Jangan berfikir terlalu jauh. Kita tidak tahu apa kesudahan sebuah perjalanan. Se-elok²nya kita lakukan yang terbaik dengan menjunjungi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Saling hormat menghormati sesama kita. Jauhi dengki dan iri hati. Ia tidak akan mendatangkan apa² kebaikan melainkan kesakitan di hati yang berlarutan.
Marilah sama² kita bermohon akan keberkahan hidup seisi keluarga. Semoga perjalanan hidup yang sementara ini senantiasa di dalam rahmat dan perlindungan Allah Azzawajalla. Aamiiin² ya robbal'alamin. Alhamdulillah wa syukurillah. Barakallah.
Coretan pagi Ithnin RatnaSamSibII
04-07-2022...0700
Singapura Cck
*Gambar semalam, malam berbulan sabit di Woodland Waterfront Park @ Selat Tebrau, berlatar belakangkan Negeri Johor Darul Ta'zim, Malaysia.
Dalam coretan di atas tergambar kepada kita betapa hebatnya memberikan nasehat kepada pembaca supaya jangan tergelincir dalam dunia kesombongan. Puan ini ingin bila insan di dunia ini saling jaga menghargai dan terlebih - lebih untuk mengingat Tuhan dalam hal Melaksanakan segala perintah dan menjauhi laranganNya. Luar biasa ,dan tak heran bila kita mengangkat jempol sebagai pembaca dalam membaca karyanya di atas.
Dengan adanya coretan dan tulisan di atas, penyair dengan senang hati mengiring insan di dunia untuk sadar diri bahwa dunia hanya sebagai permainan. Oleh karena itu, insan harus selalu memperhitungkan langkah dan gerak semasa hidup di dunia ini. Apa- apa pun yang dilakukan oleh manusia harus dapat mempertanggungjawabkannya di akhirat.
Saya selalu berjumpa dengan Puan ini bila saya ke Malaysia dalam rangka festival seni sastra NUMERA dan terakhir saya jumpa dengan penyair kita ini bersama suaminya di Tanjung Balau. Suaminya pun juga ramah dan baik hati kepada siapa saja. Maklumlah sebagai seorang seniman dan keduanya suami istri ini sangat ramah dan baik pada semua orang.
Demikianlah sekedar ulasan profil penyair yang tinggal di Singapura ini dibentangkan kepada kita. Bila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan. Terima Kasih.
Wassalam,
Dtt
Associate.Prof. Siamir Marulafau,M.Hum
NIP.19580517 1985031003
Julia Ikin ini, SIAPA DAN ADA APA?
Oleh : Associate.Prof.Drs. Siamir Marulafau , M.Hum
Sejak saya bergabung dengan Pemuisi Berkarya dalam kurung waktu beberapa tahun ini, saya juga merasa takjub mengenal sosok seorang penyair yang karya puisinya bagus sekali. Tak salah lagi pemimpin grup ini, Dato Radzuan Ibrahim memasukkan puan ini ke dalam grup sebagai salah seorang pemuisi yang handal dalam penulisan puisi. Salah satu puisinya yang bagus dibumbui metaforik yang indah bertajuk " Layar Hasrat". Pada setiap bagian puisi terdapat gaya bahasa yang indah dan tepat.
Yang membuat penulis tertarik dengan penyair Malaysia yang satu ini adalah kebolehan dan kepintarannya dalam memilih kata- kata dalam setiap penulisan karya sastra puisi. Sungguh luar biasa Puan ini mendalami penulisan karya sastra. Semenjak saya mengikuti dan mengapresiasi karya puisinya, saya sudah tahu bahwa Ia seorang yang pintar dan memiliki perasaan yang sangat peka pada apa yang dilihat , dialami dan dirasakan dalam hidup. Orangnya sangat sederhana, santun dan ramah pada setiap orang. Walaupun saya tak jumpa secara langsung tapi dari karakter penulisan karya sastra, dapat diketahui bahwa beginilah perkiraan watak seorang penyair.
Tak heran bila Puan ini digolongkan sebagai penyair yang baik karena Ia sangat aktif menulis puisi di grup Pemuisi Berkarya. Dan dari situlah , penulis berangkat menulis tentang profil seorang penyair. Dalam penulisan setiap karya sastra puisi, Puan kelihatannya tak terlepas dari penggunaan " Majas". Sebagai seorang penulis yang baik dan pintar, Ia selalu menggunakan gaya bahasa untuk memperindah puisinya. Penggunaan diksi juga tepat dan sesuai dengan makna yang ditulis.
Yang paling menyedihkan saya sebagai penulis berasal dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara adalah tak pernah bersua dalam membicarakan masalah sastra. Saya pun tak tahu apakah puan ini termasuk dalam grup NUMERA atau tidak? Anjuran saya pada puan, jangan sampai layar terkembang digulung dan tak berlayar lagi dalam penulisan puisi karena semua karya puisi puan sudah saya baca dalam mencari makna yang tersirat di balik tersurat. Bila saya ke Malaysia, ingin sekali berjumpa dalam berbincang sastra sedalam- dalamnya dengan istilah sharing ( berbagi dan berkongsi).
Demikianlah sekelumit tentang profil Julia Ikin dapat dibentangkan dalam forum ini. Bila ada kekurangan dan kelebihan, mohon dimaafkan. Karena keterbatasan keilmuan penulis yang hanya setetes buih di lautan mengalir dalam impian ilmu literasi. Terima kasih.
Wassalam,
Dtt
Associate.Prof.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
SIAPA DAN ADA APA, Shirley Idris ?
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau, M.Hum
Sejak tahun 2017 sewaktu saya dapat undangan dari presiden Numera, Almarhum Dr Ahmad Khamal Abdullah untuk menghadiri Festival Sastra Melayu yang diselenggarakan di Masjid Abdul Rahman Bin Auf ( MARBA), Pucong Kuala Lumpur, saya pun baru kenal dengan Puan Shirley dan kebetulan Puan inilah yang menjemput kami di Bandara KLIA 2 pada waktu itu. Setelah beberapa saat melepaskan lelah di ruang ketibaan, saya memberikan sebuah antologi puisi saya bertajuk " Bahtera Dalam Ayat". Pada waktu inilah, saya baru tahu siapa Puan Shirley Idris. Rupanya Puan ini cantik, baik hati dan pintar, santun dan senang berteman dengan siapa pun asalkan sopan berbicara dengan lembut. Maklumlah sebagai seorang penyair dan seniman apalagi berkualitas dalam seni tari.
Sejak saya berbaur dalam NUMERA selama 5 tahun, saya mengamati dan mengikuti aktifitas Puan Shirley ini.Ternyata Ia adalah seorang Penyair yang sangat aktif menulis karya sastra Puisi dalam berbagai media sosial terutama dalam media Facebook.Penyair berkebangsaan Malaysia ini telah menulis beberapa antologi puisi. Salah satu antologi puisi yang saya baca dan diterbitkan oleh Puan Shirley ini bertajuk " Perempuan Serpihan Malam". Antologi ini nampaknya sangat bagus untuk dibaca karena penyair menggambarkan kehidupan kaum wanita yang terjaring dalam kehidupan malam. Dalam pengamatan saya sebagai penulis mengatakan bahwa tulisan puisi dalam antologi ini mengandung makna yang tinggi dan berkualitas. Mengapa dan ada apa? Karena ada kedapatan unsur kesenangan dan kegunaan ( Dulce dan Utile). Untuk ini, mari kita lihat sebuah puisi yang ditulis dalam antologi "Perempuan Serpihan Malam" bertajuk " Hujan Malam".
HUJAN MALAM
Tubuhmu Amaro
meriang langka
di sela hembusan angin selalu saja ada
dalam rintikrintik hujan yang gejolaknya
nyaring dan nyali
dan malam pun dingin
menitir tempiasnya yang tidak pernah tidur berdenyutan dalam angin yang panjang
di ruang tunggu.
Shirley Idris
Himpunan Sajak Perempuan Serpihan Malam.
22072022
Pulau Pinang.
11.45pm
Pada puisi di atas, sudah jelas sekali apa yang diungkapkan oleh penyair bahwa tubuh itu meriang dikatakan pada Amaro, yang selalu ada pada celah hembusan angin baik dalam celah rintik hujan selalu ada. Di malam yang dingin pun selalu ada dan tak pernah tidur dan selalu menunggu pada denyutan angin panjang di ruang tunggu. Luar biasa seseorang wanita dilukiskan sebagai kupu- kupu malam yang selalu terbang pada malam hari tanpa memperhitungkan kelelahan menggapai surga dunia. Penggunaan gaya bahasa dengan metaforik indah seperti : " menitir tempiasnya yang tak pernah tidur,,,,.". Sungguh luar biasa Penyair Malaysia ini dan patuh diangkat jempol karena tulisan puisi yang indah dan bermakna. Karena inilah maka saya banyak membaca dan mengapresiasi dan .berkata tentang karya - karya sastra puisi yang ditulis oleh Puan Shirley Idris.
Salah satu hal yang membuat saya kagum melihat profil penyair ini adalah kebolehan dan kemampuannya di bidang Puisi Tari. Ini bukan pujian, tetapi kenyataan. Saya sudah menyaksikan beberapa puisi tari dibawakan oleh Puan Shirley Idris baik di Sandakan, Kinabalu, maupun di Tanjung Balu, Brunei dan di berbagai tempat dan terakhir di Salah satu Universitas di Kelantan. Di samping puisi tari dipersembahkan, puan ini juga ahli dalam membaca puisi. Terakhir sekali Puan ini baca puisi terlihat saya yakni pada malam festival seni Numera yang diselenggarakan oleh Dato Kemala dalam hari ulang tahun Dato yang ke 79 tahun 2020. Ini sangat mengesankan dan satu kenangan yang tak dapat dilupakan dalam kehidupan.
Mengikuti keaktifan puan ini sehari- hari, saya pun jadi terkesima. Karena dalam kurung beberapa dekade ini, penyair kita ini selalu kelihatan menerobos dan menjelajahi hutan dengan pepohonan yang amat tinggi dan cantik ditambah dengan jurang yang dalam. Kegiatan ini terpantau dari Indonesia bahwa penyair kita ini senang mendaki gunung. Saya sangat terkejut melihat sosok pendaki gunung yang sudah sampai di puncak Gunung Kinabalu. Kemungkinan, penyair ini ingin mencari inspirasi dalam penulisan puisi selanjutnya dalam pengalaman berbisik dengan alam.Moga apa yang diidam- idamkan akan tercapai pada masa akan datang.Asmiin.
Demikianlah sekilas uraian tentang keaktifan penyair, Shirley Idris dibentangkan dan bila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena penulis bukanlah orang yang sempurna dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc.Prof.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1983031003
SIAPA YANG TAK KENAL Parlindungan Purba Pak-Pak
Oleh : Assoc.Prof.Drs.Siamir Marulafau,M.Hum.
Jika kita bicara masalah sastra dan linguistik, maka kita beralih pada profil seorang dosen senior Fakultas Ilmu Budaya USU.Siapa dan ada apa? Jangan sesekali kita takjub bila hanya kita ketahui bahwa Siamir Marulafau , yang nama penanya Penyair Dalam Lingkaran Cinta yang bisa menulis puisi dalam bahasa Indonesia atau Puisi Bahasa Inggris. Bapak yang diulas ini juga menulis puisi dalam bahasa inggris. Bpk. Parlin ini adalah seorang staf pengajar di jurusan Sastra Inggris, USU yang sekarang menjabat Ketua Prodi Bahasa Inggris D3 Fakultas Ilmu Budaya USU,2022. Beliau sangat aktif membimbing dan menguji mahasiswa/ i di bidang karya ilmiah dan tugas akhir mahasiswa/i.
Yang paling membuat penulis profil ini kagum melihat kegiatan yang dilaksanakan setiap harinya di kampus adalah Beliau selalu peran aktif mengajar baik melalui daring maupun luring, dan terutama sekali di bidang pengarahan mahasiswa/I menulis kertas kerja, skripsi sehingga mahasiswa faham betul dengan penulisan karya ilmiah atau riset mereka. Sungguh luar biasa. Dan tak salah lagi bila kita mengangkat jempol dengan kemampuan dan keaktifan Penyair kita ini dalam mengayomi mahasiswa/I di kampus Fib USU.
Melihat ragam hidup sehari - hari, Tuan Parlin ini adalah seorang sosok yang ramah, tak tinggi hati, dan selalu merendah. Sejak kuliah S1 dalam bidang ilmu sastra dan menyambung ke S2 jurusan Linguistik Umum, Ia seorang yang pintar dan sukses meraih gelar Drs dan Magister linguistik ( M.Hum), di Fakultas Ilmu Budaya Fib USU. Beberapa tahun kemudian Tuan Parlindungan Purba Pakpak meneruskan pendidikan ke S3 tetapi berhubung karena kesehatan kurang baik dan tak bisa melengkapi Disertasi sebagai pelengkap untuk meraih gelar S3, Beliau berhenti untuk sementara. Kita doakan Beliau dapat menyelesaikan S3- nya pada masa akan datang.Aamiin. Melihat dari segi jabatan sebagai Lektor Kepala, Beliau ini juga berhak memakai gelar Associste. Prof. Drs. Parlindungan Purba, M.Hum sesuai dengan SK Menteri 2019.
Perlu kita ketahui bahwa selain ahli dalam pengajaran ilmu sastra, Tuan Parlindungan ini juga ahli dalam menulis puisi bahasa Inggris. Hal ini terbukti dalam sebuah antologi puisi bertajuk " An Anthology of Covid - 19 Poetry ". Di dalam antologi puisi ini, ada 9 topic puisi tentang Covid- 19 dibicarakan dan ditulis oleh Beliau. Salah satu topic yang ditulis berjudul " Corona Dialogue".
CORONA DIALOGUE
By : Parlindungan Purba
SST dst dst are you there?
Oh! Don't ask for a question?
Why?
Again , no answer indeed
How pity I am then
Hush! Stop bothering me
Let me know, please
People name me Corona
What? Are you so dreadful?
Slow but sure for a soul taker
I am wordless for my tongue being cut
Well, it is the price of you
Death, death death for being stone head
Ah! It is dangerous to go on debating
Better you stay ang pray
That is final. No if, no question, no answer
It is normal for being not normal
Let 's stop this talk
I give up for not being so crazy
Medan, June 22 nd, 2020
Dalam puisi yang ditulis di atas, sudah jelas bagaimana virus Korona di bicarakan oleh sang penyair. Betapa hebat dan mengerikan virus Korona dalam kehidupan manusia yang tak bisa dipertanyakan dan dijawab lagi. Penyair menyarankan supaya hal ini berhenti untuk dibincangkan yang dampaknya jangan membuat manusia gila karena adanya Korona.
Dalam penulisan puisi di atas, terlihat kecakapan penulis meletakkan kata- kata yang tepat dan sesuai dengan isi puisi. Penulis puisi menggunakan bahasa Inggris yang sederhana serta majas untuk memperindah bahasa puisinya.
Demikianlah ulasan profil yang singkat ini dibentangkan. Bila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena penulis bukanlah orang yang sempurna dalam ilmu sastra. Terima Kasih.
Wassalam,
dtt
Associate.Prof. Drs. Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
Prof. Silvana Tengku ,MA, PhD, itu Ada Apa dan Siapa ?
Oleh : Assoc.Prof.Drs. Siamir Marulafau ,M.Hum
Banyak teman penyair saya dari USA, Australia, India dan negara Timur Tengah dalam grup kepenyairan Internasional selalu bertanya pada saya tentang mantan guru- guru saya di Fakultas Ilmu Budaya USU. Kadang pertanyaan itu membuat saya heran mengapa mereka selalu bertanya demikian. Pada tahun ini, saya beranikan diri saya sebagai penulis, penyair dari Fib USU menjawab pertanyaan mereka bahwa salah seorang mantan dosen saya di Fakultas Ilmu Budaya adalah Prof. T.Silvana Sinar, MA, PhD. Puan ini adalah salah seorang dosen senior di bidang Sastra dan Linguistik. Puan Silvana ini adalah lulusan Sarjana Sastra Inggris (S1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara tahun 1979. Kemudian, pada tahun ,1984, Puan ini berhasil meraih Grad. Diploma dalam bidang Pengajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing ( TEFL). Sementara S2- nya adalah lulusan dari universitas Sydney, Australia tahun ,1976 dalam bidang linguistik.
Yang paling membuat saya salut melihat profil ibu dosen senior ini adalah keaktifan dan kegigihannya dalam menuntut ilmu. Memang tak salah lagi bila dibincangkan dalam forum ini bahwa Prof. Silvana ini bukanlah Guru Besar kaleng - kaleng yang diistilahkan anak negeri ini. Puan Silvana ini adalah lulusan dari Universitas Malaya, Malaysia tahun 2003 dengan gelar PhD. Kemudian pada tahun 2006-2016, Ia menjabat sebagai Kepala Kopertis Wilayah 1 Sumatera Utara dan Nanggru Aceh Darussalam ( NAD). Beberapa tahun kemudian menjabat sebagai ketua program studi Magister dan Doktor di Pasca Sarjana USU. Posisi terakhir yang diembannya adalah sebagai ketua program studi Sastra Inggris Fib USU.
Dalam pengamatan saya sebagai penulis, Puan Prof. Silvana ini terfokus pada bidang pengajaran Linguistik yang merujuk pada teori Maxwel Halliday sehingga dapat menghasilkan karya- karyanya yang bertajuk : " Teori dan Analisis Wacana" ( 2003 dan 2012), " Kearifan Lokal Berpantun Adat Perkawinan Melayu Batubara' ( 2011), " Teori dan Metode Tradisi Lisan" (2014), " Analisis Wacana Multimoda" (2018), " Write Argumentative and Exploratory Text for College " ( 2019), " Her Researchers (2018 dan 2019). Pada tahun 2015, Ia mendapat anugerah penghargaan dari Balai Bahasa Sumut sebagai Anugerah Bahasawan Sumatera Utara. Selain itu, Prof. Silvana ini juga ikatakan sebagai ketua editor penerbitan jurnal ' Chief of Lingpoet Journal' , Advisor of the Indonesian Dystemic Functional Linguistics Associstion, Indonesian Applied Linguistics Associstion and Indonesian Forensic Linguistics Community and a member of Asia TEFl and TEFLIN.
Satu hal yang membuat saya kagum sebagai seorang penyair melihat Ibu Prof Silvana ini adalah kecakapan dan kemampuannya di bidang penulisan karya sastra yang merujuk pada penulisan puisi bahasa Inggris dan bukan hanya saja di bidang linguistik. Di dalam sebuah antologi puisi bertajuk ' An Anthology of Covid- 19 Poetry, ada beberapa tajuk puisi bahasa Inggris dan salah satu tajuk puisi itu adalah " CORONA VIRUS".
Corona Virus
By : T. Silvana Sinar
Oh! Invisible chemical poison corona virus
Don't spread and extend all areas
Oh! Rounded haired substance
hardly noticed through naked eyes
Oh! Mysterious, insecure
and infected creature!
Strong virus like ion
So hard to seine
Since the cure is unknown
Go away from shown
No appearsigns and symptoms
No cause violence, intolerance n new evidence
Oh! Corona virus
Scatters n covers
Never I haven't used thy mask
Whenever doing my task
Keep away from our lives
Medan, 24 th, June 2020
Saya pun tertarik membaca puisi di atas karena ekspresi penyair tentang virus korona sangat tajam yang mana penyair kita ini menyatakan virus korona merupakan makhluk yang tak dapat dilihat dan mengakibatkan infeksi tanpa ada gejala bila terkena dan terinfeksi pada manusia. Puisi ini nampaknya ditulis dengan bahasa Inggris yang sederhana dengan pengunaan diksi yang tepat. Luar biasa dan tak salah lagi bila kita memberikan jempol pada Ibu Prof yang satu ini. Kita doakan moga Puan ini sehat selalu dan terus menulis karya sastra seterusnya Aamiin.
Demikianlah ulasan profil penyair di atas dibentangkan. Apabila ada kekurangan, kelebihan serta kekhilafan dalam penyampaian, mohon dimaafkan.Terima Kasih
Wassalam,
dtt
Assoc.Prof. Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
SIAPA DAN ADA APA DENGAN PUAN,Dr. Fazilah Husin ?
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau ,M.Hum
Bila melihat keaktifan dan produktifitas seorang penyair dan pensyarah Malaysia ini, penulis pada forum ini sangat merasa senang dan kagum. Mengapa dan ada apa sebenarnya? Karena Puan yang satu ini adalah seorang Pensyarah di salah satu perguruan tinggi yaitu UPM Malaysia dengan posisi pada Jabatan Bahasa Melayu dan Komunikasi Universitas Putra Malaysia. Saya salut dengan kebolehan dan kemampuannya dalam bidang penguasaan bahasa Melayu. Ia telah berpengalaman dalam pengajaran bahasa, teater dan drama Melayu , selain menulis dan karya sastra puisi. Tak heran bila Puan ini ahli dalam bidang kajian tersebut karena pada tahun 2007, Ia menyelesaikan studi PhD di USM dengan kajian Drama dan Teater. Saya mengenal benar dengan puan Fazila Husin sejak saya bergabung di grup NUMERA tahun 2017 sampai sekarang. Dalam penglihatan dan pengamatan saya, Ia seorang pendiam, baik hati dan tak sombong dengan predikat gelar yang disandangnya di USM, dan senang berteman dengan penyair- penyair lainnya dengan tanggapan memupuk hubungan persaudaraan antara sesama.
Yang membuat saya tertarik mengungkap dan menulis tentang profil penyair Malaysia ini adalah keaktifan dan kesungguhan dalam mengkaji dan menguasai ilmu sastra. Tentu tak bertanya- tanya lagi kita untuk memperoleh keterangan yang akurat mengenai seorang Pensyarah di universitas yang memiliki ilmu di bidang sastra. Sepajang saya mengenal puan ini, saya tahu bahwa Ia salah seorang penyair yang handal dalam penulisan puisi. Banyak puisi- puisi yang ditulisnya dan diterbitkan di sosial media dalam bentuk antologi. Karya yang terkini ditulis bertajuk " Syair Bonda Sasterawan Negara, dan Pembudayaan Teater di Malaysia ( Bahagian 1)" dan lain- lain. Selain aktif dalam bidang pengembangan teater, puan in ini juga sangat bagus dalam pembacaan puisi sebagaimana terlihat dalam foto profilnya. Saya juga mengakui keahlian membaca puisi ini dimasa saya berkunjung di NUMERA pada tahun 2020. Puan ini membaca puisi dan bacaan puisi amat baik dan membuat pemirsa tertegun. Dalam penulisan puisi juga tampak baik seperti puisi yang ditulis dalam buku bertajuk " DANDANI LUKA- LUKA TANAH AIR". Puan ini menulis puisi dengan tajuk " Bila Air Mata Berguguran", " Perjuangan Kita Teruskan". Yang paling menarik puisi ditulis oleh Puan ini adalah :
Perjuangan Kita Teruskan
Malaysia ku
Usah gundah pada kesakitan silam
Itulah sebenarnya penguji kekuatan
Kematangan dan kebijaksanaan
Semua sejarah adalah sejarah
Sejarah yang perlu ditoleh dan dianalisis
Sejarah yang menjadi titiktolak keputusan unggul
Sejarah yang membentuk dikau sebagai suatu tamadun
Ayuh Malaysiaku
Perjuangan kita teruskan!
Seri Kembangan
30 Jun 2020
Dalam analisis saya, puisi di atas tampak singkat tapi sungguh bermakna. Penyair memiliki jiwa berjuang untuk memajukan negara yang telah merdeka. Merdeka itu bukan hanya saja dibumbui dengan sejarah masa lalu tetapi kemerdekaan membentuk jiwa yang tamadun. Puisi ini terlihat sebagai ajakan untuk membangkitkan semangat berjuang untuk maju ke depan bagi generasi muda dan juga pejuang -pejuang kemerdekaan Malaysia pada masa silam. Artinya, Penyair memiliki rasa simpatik pada kenegaraan dengan jiwa yang amat tulus dan ikhlas untuk berjuang demi masa depan bangsa dan negara. Penulisan puisi menggunakan bahasa yang sederhana dengan tema yang sesuai merujuk pada tajuk puisi. Luar biasa dan tak salah lagi bila kita mengangkat jempol untuk puan ini sembari berucap tahniah atas anugerah Tuhan yang diberikan kepadanya.
Demikianlah sekilas uraian tentang profil penyair yang disebut di atas dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena penulis memiliki keterbatasan dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc.Prof.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
SIAPA DAN ADA APA DENGAN Suhaidi Bin HJ Adinin Bin HJ Adinin ?
Oleh : Associate. prof. Marulafau ,M.Hum
Penyair dan Sastrawan Malaysia yang sering dan aktif menulis puisi di grup Pemuisi Berkarya ini adalah teman facebook saya. Beliau ini juga seorang Guru Besar di sebuah sekolah di daerah Tawau yang punya pengalaman di bidang pendidikan. Kelihatannya , Ia banyak menulis karya sastra puisi yang membuat masyarakat di negeri Sabah tertegun dan apalagi penulis profil ini juga merasa takjub. Bila dilihat dari profil yang tampak di Facebook, sosok penyair ini adalah termasuk penyair yang terbaik, pendiam, agamis, baik hati dan suka bergaul pada orang siapa pun juga asal santun dan berbudi luhur antara sesama hamba Allah.
Meskipun perjumpaan saya dengan penyair ini hanya di Facebook akan tetapi rasa persaudaraan itu tidaklah jauh dan amat bersaudara. Ada apa dan Mengapa ? Secara ilmu psikologi, penulis profil ini akan tahu tentang tampak seseorang melalui foto profil, apakah seseorang baik atau tida? Tapi setelah diamati dan diteliti, ternyata Beliau ini adalah baik dan ramah, apalagi seorang Guru dan Penyair tentu memiliki perasaan yang amat sensitif.
Tidak heran lagi bila penyair yang dimaksud di atas sangat produktif dalam dunia sastra menulis karya sastra yang membawa kemampuan berkualitas. Hal seperti ini dapat dilihat dalam kumpulan puisi yang diterbitkan, seperti : " Kumpulan Puisi Semut Di Cangkir Kopi 2021. Seiring terlibat dalam beberapa projek penerbitan antologi Puisi yang lain seperti antologi puisi Bangkit, Rindu yang Tertangguh, Hati yang Patah, Negeri yang Tercantik di Tanah Kalbu, Untukmu Anak, Sirah Nabi, Alam, Hujan, Do'a Untuk Bangsa Puisi Asean, Pendosa, Siluet Cinta Ayah Bonda, Lukisan Puisi, Tanah Airku Tercinta, dan Antologi Cerpen/ Puisi Secawan Kopi 3".
Produktivitas penyair yang dibincangkan ini memang ternyata benar bila dilihat dalam kehidupan seorang penyair yang selalu aktif dalam menulis puisi, sepertinya Penyair ini selalu menulis puisi dalam grup Pemuisi Berkarya bertajuk : " Akulah Lelaki Berwajah Kertas"
AKULAH LELAKI BERWAJAH KERTAS
akulah lelaki
berwajah kertas
nanar ditelan malam
remuk melayang
ke rimba sepi.
kaulah wulan
menggesek biola
sendu ke hati
berlerai di unggun
api - segalanya mati
terhenti
tak kumiliki.
Ade Patriot
Tawau.Sabah
14/7/2022
Bila kita membaca karya puisinya yang amat singkat di atas ini, sudah jelas bahwa penyair ini sangat pintar dalam menggunakan gaya bahasa yang menggunakan perumpamaan Ia seperti lelaki yang berwajah kertas. Sungguh gaya bahasa dipergunakan penyair menyentuh hati kita dengan mewarnai keindahan dan kesenangan pada para Pembaca karena penyair memperindah bahasa puisinya. Penyair menggambarkan bahwa dirinya sebagai berwajah kertas yang mudah terkoyak dan terbang ditiup angin dan nanar ditelan malam dan remuk serta hancur ke rimba yang sepi dan tak ada lagi yang akan mendampingi. Sementara pada puisi berikutnya, penyair menggunakan gaya bahasa perumpamaan kepada seseorang yang disenangi bagaikan Wulan, menggesek biola. Yang akhirnya, membuat penyair merasa sedih karena apa yang Ia harapkan berlerai di unggung api, dan hangus tak berarti dan segalanya mati serta tak dimiliki. Dalam baris terakhir puisi ini, ternyata penyair merasa sangat pesimis terhadap seseorang yang Ia sukai. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan pada kita bahwa apa pun yang kita senangi dan cintai di dunia ini akan kemungkinan tak akan tercapai dan akan membawa kehancuran dalam diri pribadi.
Dalam pengamatan saya sebagai pembaca menyatakan puisi singkat di atas ini amat berkualitas karena adanya keindahan dan kesenangan dalam penyampaian serta kegunaan dalam tataran moral supaya orang- orang yang disenangi dan dicintai haruslah bersifat jujur dan tidak engkar dalam menempati janji. Meskipun puisi ditulis sangat pendek tapi memberikan makna filosofis tinggi dalam kehidupan manusia.
Demikianlah ulasan singkat tentang profil penyair yang dibentangkan di atas, dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc.Prof.Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 195805171985031003
SIAPA DAN ADA APA DENGAN TUAN Yatim Ahmad
Oleh : Associate. Prof.Siamir Marulafau, M.Hum
Terus terang saya berkata bahwa sosok penyair yang sangat aktif menulis di media sosial ini tak pernah berjumpa seumur hidupku. Tapi melihat profil Penyair yang bernama A Yatim Ahmad ini sangat membuat saya tertegun. Mengapa dan ada apa? Saya yakin bahwa Beliau adalah penyair Malaysia, dan sungguh Ia ramah dengan suara yang lembut, santun dan sangat senang berteman dengan siapa pun juga. Ia tak termasuk kategori penyair sombong, makanya Ia dapat dimasukkan dalam sebuah buku "Profil Penyair dan Karya Sastra Asia Tenggara dan Dunia "yang akan diterbitkan dalam waktu dekat.
Meskipun belum pernah berjumpa tapi rasanya sudah menyatu dalam roh karena luapan penulisan karya sastra itu bagaikan Lahar gunung berapi menjalar ke seluruh daratan yang ditempuh. Mengapa demikian? Karena Facebook ini menyulam keindahan berteman sesama penyair, dan mempererat hubungan silaturahmi. Dalam penelusuran saya sebagai penulis menyatakan bahwa penyair kita ini banyak menulis karya sastra puisi. Salah satu. Karya puisinya yang membuat saya takjub adalah bertajuk : "Sajak Dari Laki- Laki Yang Menulis Puisi"
SAJAK DARI LAKI-LAKI YANG MENULIS PUISI
sewaktunya aku bagai awan diterbangkan angin terkadang dimendungkan hujan lalu air jatuhkan kata-kata puisi di hijau daun-daun
dan kau Non bertanyakan puisi laki-laki dari Laut China Selatan bagai disenyap sunyikan malam antara mimpi-mimpi yang belum lagi datang isyaratnya bila aku mula mendayung menyeberangi dan cium Tresor Midnight Rose di kerudungmu yang pernah tertumpah di situ
aku tak pernah mungkir pada puisi sekalipun ia kadang bagai duri kaktus-kaktus merindukan hujan sekali pun kemarau berbunga tanpa setetes cuaca menggelatar kerana kebasahan
terkadang aku enggan menulis puisi kerana ia mengundang surat-surat mengoda lalu aku tergelincir pada kata-kata menjadi lidah pergeseran dan umpatan membuat aku selalu tertunda menulis kerana gelora yang membadai seperti mematah jarum kompas haluan dan aku tak tahu menjawab persoalan
hanya satu kupinta rindu itu usah jatuh di mata pisau kerana air darahku sebahagian sudah tumpah dari bekas minyak wangi dan pecahan kaca menikam sukmaku
ia menjadi awan paling jauh di atmosfera
YATIM AHMAD
Putatan
20 Julai 2019
Pada puisi di atas tampak dengan jelas bahwa penyair menggunakan gaya bahasa yang amat bagus dan sesuai dengan tema puisi. Dalam puisi di atas, terlihat bagaimana sang penyair enggan menulis puisi disebabkan karena ada sesuatu hal yang merintangi berupa surat- surat yang menggoda dan membuatnya tergelincir dengan kata- kata merujuk pada pergeseran.Bukan itu saja , pengarang tertunda menulis karena adanya gelora yang dihadang oleh badai membuat haluan kapal tak bisa menuju sebuah pulau yang dituju.Sepertinya penyair menggunakan gaya bahasa yang amat cantik dengan ulasan kata- kata indah dalam memperindah bahasanya. Walaupun demikian , saya sebagai penulis profil ini, merasa sangat kagum dengan aktifitas penyair. Ada apa dan mengapa? Karena penyair selalu hadir dalam penulisan karya sastra puisi dalam berbagai sosial media seperti : Surat Kabar " New Sabah Time", Majalah dan lain sebagainya. Pokoknya penyair kita ini telah menulis banyak judul puisi yang dapat dibaca di Facebook.
Bila kita mengamati keaktifan sang penyair ini, kita akan terpesona dalam hal citra pembacaan puisi, yang membuat hati gemetar bila Tuan Yatim Ahmad baca puisi dengan suara yang nyaring dan bagus. Ini menandakan bahwa penyair bukan hanya saja memiliki kemampuan dalam literatur menulis puisi tapi nyata dan tepat sebagaimana yang terlihat dalam foto profil ini. Tak salah lagi bila kita mengangkat jempol untuk kebolehan dan kualitas pengarang kita ini. Memang salah seorang teman facebook saya berdomisili di Malaysia ini sungguh membuat keajaiban dalam penulisan karya sastra puisi. Moga Beliau bertambah gigih dan giat menulis dan menjelajahi dunia literasi sedalam - dalamnya untuk kepentingan bangsa dan negara.
Demikianlah ulasan singkat tentang penyair yang dibincangkan di atas kepada kita semua. Apabila ada kekurangan dan kelebihan, mohon dimaafkan karena keilmuan penulis serba terbatas. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc. Prof.Siamir Marulafau, M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
SIAPA, DAN ADA APA DENGAN Ni Putu Putri Suastini ?
Oleh : Associate.Prof.Siamir Marulafau, Hum
Banyak teman - teman penyair di Nusantara ini dan juga teman penyair di luar negeri bertanya kepada saya tentang seorang penyair Bali yang bernama Ni Putu Putri Suastini yang beraktifitas sebagai penulis puisi, dan pemeran dalam drama di berbagai pertunjukan pentas di Bali. Salah satu pertanyaan mereka pada saya, yakni : " Apakah saya kenal Ibu Ni Putu Putri Suastini ?" Lantas, saya jawab : " Iya, kenal sekali, Puan ini adalah salah seorang teman facebook saya, dan juga teman Penyair yang menulis banyak puisi dan mementaskan naskah drama di era globalisasi ini. Ia seorang pemeran atau pelaku dalam beberapa cerita drama yang dipentaskan di atas pentas. Dalam pantauan saya, Puan ini juga adalah beraktifitas dalam bidang seni tari. Apalagi Bali sangat terkenal dengan budaya tari ,yang menjunjung tinggi nilai budaya Bali. Tak heran lagi bila Bali ini menjadi sebuah pulau yang sangat digemari oleh wisatawan mancanegara baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri atas budayanya yang amat baik. Keindahan pulaunya juga sangat mengagungkan dan menarik. Ada teman saya berkata pada saya beberapa tahun yang silam, dan dia mengatakan pada saya janganlah kamu datang dan berkunjung ke luar negeri sebelum anda berkunjung ke Bali. Kemudian saya pun heran mengapa Ia berkata demikian. Akhirnya, Ia katakan pada saya bahwa Bali itu Pulau Dewata dan pulau yang indah di Indonesia. Hal ini masih tersimpan dalam hati saya sampai sekarang. Mengapa tidak? Karena seumur hidup saya, saya tak pernah berkunjung ke Bali.
Saya tahu dan telah mengamati orang - orang yang berdomisili di Bali bahkan ada seorang penyair yang handal di Bali, yang selalu aktif menulis karya sastra puisi baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Ada sebuah buku antologi puisi yang bertajuk " Trilogi Puisi Merah" karya Ni Putu Putri Suastini yang sangat menarik untuk dibaca dan difahami. Walaupun antologi ini dari awal hanya merupakan tulisan ratusan puisi yang dalam bentuk orat- oret dalam beberapa lembaran kertas tapi akhirnya menjadi sebuah antologi puisi bunga merah.
Sebagai penulis profil penyair Asia Tenggara dan dunia, merasa kagum dengan tulisan puisi yang ditulis oleh Penyair kita ini karena tajuk antologi puisi ini ada kata 'MERAH'. Kata merah itu memiliki pengertian filosofi yang sangat otentik dengan ' Darah'. Dalam analisis saya, bila ada merah yang sama dengan darah berarti tumpah darah dan berani berjuang walaupun tetesan darah mengalir untuk memperjuangkan kehidupan pada yang benar. Jika dipandang dari unsur politik, warna merah ini melambangkan warna simbol politik. Selain puisi - puisi yang telah dibaca oleh penulis dalam antologi ini, ada juga sebuah puisi yang terbaca dalam Facebook dan tersusun dengan kata - kata yang menggugah hati saya sebagai penyair. Dalam deretan kata puisi yang amat singkat ini, terlihat bahwa puisi singkat ini memiliki makna yang sangat mendalam walaupun puisi singkat tapi di dalam isi kandungan puisi terdapat nilai filosofis yang merujuk pada filosofis eksistensialisme, yaitu menguraikan keberadaan manusia di bumi Tuhan. Penyair kita ini sangat cermat dalam penggunaan kata atau pemilihan diksi yang sesuai. Untuk itu, mari kita lihat puisi yang ditulis penyair di bawah ini.
Kuberi ruang
Kuberi waktu
Kalau ternyata
Ia memang ada
Tapi,
Ia hanya seonggok daging
tanpa rasa tanpa isi kepala
Dalam kajian saya, puisi mengandung makna yang dalam di mana penyair secara singkat mengungkapkan keberadaan manusia di bumi Tuhan telah diberi ruang yaitu bumi atau tempat bernaung, dan waktu untuk bernaung ( hidup).Kemudian, dalam penglihatan penyair ternyata memang ada. Dari awal sudah diketahui bahwa yang ada itu hanya seonggok daging yang dirasakan tanpa rasa dan tanpa isi kepala tapi dalam pikiran penulis profil ini beranggapan bahwa lama- lama akan terwujud menjadi sosok manusia yang lahir di bumi, yang selalu menanyakan eksistensi keberadaan insan sebagai ciptaan Tuhan. Wah, luar biasa pemikiran penyair kita ini dalam menuangkan ekspresi keberadaan manusia dalam puisi ini.
Salah satu hal yang membuat saya takjub dan kagum membaca dan mengamati karya puisi pengarang ini adalah tulisan- tulisan dalam puisi yang ditulis selalu berbau filosofis. Dalam pengamatan saya sebagai penulis menyatakan bahwa penyair itu memiliki perasaan yang amat sensitif dan pemikiran yang halus. Oleh karena itu, tak heran bila profil penyair kita ini sebagai seorang baik hati, cantik, ramah dan selalu rendah hati dan senang memupuk kebersamaan dan persaudaraan terhadap yang lainnya. Dengan kata lain, penyair berjiwa nasionalis dalam predikat keibuan dalam merangkul masyarakat Bali sebagai payung untuk melindungi, membela masyarakat yang otentik dengan Ibu Kartini. Sungguh luar biasa dan patuh diberi jempol sebagai Ibu Gubernur, yang dipandang baik oleh masyarakat Bali dan masyarakat Indonesia. Saya pun merasa senang sekali membaca setiap aktifitas Ibu Gubernur ini dalam Facebook yang selalu membina dan turut membantu Bpk Gubernur Bali dalam hal pembinaan kaum wanita dan kelestarian budaya Bali sebagai khazanah budaya bangsa baik dalam bidang Sastra, pendidikan dan lain- lain sebagainya. Kita doakan moga tetap sehat ,panjang umur dan sukses selama dalam tugas sebagai Istri Gubernur Bali. Aamiin
Demikianlah profil singkat ini dibentangkan dan apabila ada kekurangan dan kelebihan dalam penyampaian, mohon dimaafkan karena penulis bukanlah orang yang sempurna dalam ilmu sastra. Terima kasih.
Wassalam,
dtt
Assoc.Prof.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar