RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 28 September 2021

Cerpen - KABUS RINDU DI PANTAI SABAH Penulis : Romy Sastra


   Senja itu, siluet perlahan redup tertutup kabut pada bayangan awan hitam melingkup mayapada di pantai Sabah. Nun yang jauh di ujung negeri Borneo, di pantai Rang Bulan, tepatnya di pantai kota Belud tepian selat Philipina, dua insan berkasih sayang anak dan ibundanya, memandu kehidupan dengan suka duka semenjak ditinggal oleh tongkat harapan masa depan belahan jiwanya yang lebih dulu pergi ke haribaan Illahi, yang ia telah lama bersemayam di nisan sunyi dalam dekade yang berlalu.

Kring... kring... kring....

Suara telp dari dalam tas Irwan berbunyi, spontan Irwan buka tas dan mengambil handphone yang disimpan di dalam tasnya. Kebetulan Irwan lagi berada di suatu pesisir pantai Jakarta, tengah asyik memancing mencari hiburan masa istirahat, menghilangkan penat dalam berniaga sehari-hari. Sekejap Irwan tertegun, ternyata ada call mesenger yang masuk, tertulis nama Laila. Hati Irwan serasa tak percaya, kalau Laila nelpon Irwan tiba-tiba. Padahal lama sudah Irwan tak berkomunikasi dengan Laila.

Klik....

"Asalamualaikum...",salam dari Irwan. 

"Waalaikumsalam ...",jawaban Laila.

"Halo... ini Laila ya?"

"Iya ...abang",
jawab Laila seketika.

"Tumben dikau call abang Laila",Sahut Irwan dalam percakapan lebih awal.

"Kenapa memangnya abang?"Jawaban Laila dalam nada penasaran. "Tak bolehkah saya callmu abang?"

"Boleh saja Laila, masa sih tak boleh. Oya, Laila?" Adakah dikau sehat-sehat saja, dan juga, bagaimana keadaan anak-anakmu serta ibundamu di sana? Apakah mereka baik-baik saja."

"Alhamdulillah abang, kami baik-baik saja di sini",Jawab Laila di ujung nada teleponnya. 

"Dan abang, bagaimana keadaannya di Jakarta bersama istri dan anak-anakmu abang?" Kembali Laila bertanya tentang keadaan Irwan mantan kekasih Laila itu.

(Yang Irwan sebetulnya telah berumah tangga)

"Alhamdulillah juga Laila, abang sekeluarga baik-baik saja kok di sini."

Percakapan di telp itu berakhir dengan bla bla bla....Karena Irwan telah lama berpisah sebagai pasangan kekasih dunia maya bersama Laila.

*****

   Kabus rindu di pantai Sabah, tersirat dari rona kanvas hantaran gambar pada sampul ruang Facebook Laila. Sosok dua insan berjalan di atas pasir putih menuju riak mendebur pantai yang sunyi, bergandeng berdua dengan si Putri anak semata wayangnya. Sekejap Irwan tertegun mengamati dengan bahasa imaji. Bahwa ada seekor merpati dari jauh yang tak mampu hinggap ke sebatang pohon nan rindang di tepi pantai itu. Putri dan Laila sang ibunya, ia bertongkat semangat dengan satu kaki berjalan. Tak ada pemandu seorang ayah menuju samudra kehidupan, tuk berteduh pada sebatang pohon nan rindang yang telah asri disirami rintik-rintik rinai meneteskan kasih pada malam hari.

Pohon itu telah subur dan indah, ia adalah isyarat sepoinya hembusan angin pada curahan rasa rindu dalam telp angin mesra berbagai percakapan mesenger bersama merpati-merpati yang lain.
Apakah ia hanya penghibur saja, dan ataukah Tuhan telah menghantarkan kekasih yang baik tuk mengisi relung hati Laila yang selama ini sepi sepeninggal sang suami ke alam keabadian. Apakah merpati yang lain itu lebih berjaya tuk mampu terbang demi melanjutkan noktah hidup si Laila itu. Uhh, entahlah.

Dalam hati si merpati yang patah sayap tercabut oleh desau pilu pada angin nan tak bersahabat yang ia enggan hinggap kepada pohon itu. Hanya mampu berdoa saja: ya Allah, berikan kehidupan yang subur dan indah untuk hidup yang terbaik buat pohon gersang itu selama ini, supaya hidupnya kokoh tumbuh pada cabaran gersang nan melanda sepeninggal yang pernah menyirami, diganti oleh sosok merpati yang sejati. Yang ia selama ini ada dalam kebimbangan dan terbuai harapan-harapan kosong belaka. Oleh camar-camar liar di pantai Sabah.
"Dalam doa sang merpati yang ikhlas."

Itulah yang dicerna dari merpati yang enggan terbang pada pohon itu, bahwa ia mengisyaratkan, ada sudah merpati yang lain sebagai penghibur tumbuhnya pohon yang hidup di tepi pantai, dalam riak-riak angin dan gelombang yang gelisah selama ini, semenjak berakhir badai pada kisah ikrar merpati dari seberang yang tak ingin ingkar janji.

Memang Laila telah berpisah dengan Irwan dari seberang, tapi hubungan perasaan dalam pertemanan tetap terjaga hingga kini, meski hubungan komunikasi selalu pasang surut. Kini, dalam hati Irwan, ia berdoa. Semoga Laila segera mendapatkan pasangan hidup dunia sampai akhirat. Sebagai pengganti suaminya Laila, estafet janji almarhum di masa menjalin cinta menuju bahtera sampai tua berlabuh di depan penghulu. Yang ia telah meninggal sepuluh tahun yang berlalu.

Dan harapnya Irwan lagi, buat Laila. Hati-hatilah memilih pasangan, Semoga Tuhan mengirimkan jodoh untukmu sebagai imam dalam keluarga besar Laila di sana. Didiklah anak-anak dan cucu yang mulai tumbuh remaja, tuk bisa mandiri menghadapi laju kehidupan buat masa depannya nanti.

*****SELESAI*****
Cerpen
KABUS RINDU DI PANTAI SABAH
Penulis: Romy Sastra
Jakarta, 22/03/2017




Catatan Romy Sastra
IBLIS RAJA HOAX
Oleh Romy Sastra


Dalam masa perencanaan pembangunan di hadirat Allah SWT, untuk kehidupan dan peradaban di muka bumi sebelum manusia diciptakan. Iblis sudah memulai hoax di dalam dirinya dan sudah mulai menanam jaringan proxy di dalam pikirannya, untuk tidak mau bersujud pada Adam karena kesombongan.
Adam tercipta menjadi insan kamil yang diciptakan langsung oleh tangan Rabbnya.

Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ

“Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.”(Shaad: 75)

Hanya ada empat ciptaan yang diciptakan langsung oleh Allah SWT dari tangan-Nya yaitu:
- Al-Arsy
- Surga Al-'Adn
- Adam As
- Al-Qalam (kitab, pena)
Selain dari itu Allah SWT menciptakan alam-Nya dengan kalimat "Kun"

Iblis raja hoax, ketika Adam selesai diciptakan oleh Allah secara langsung menjadi insan kamil, lalu Adam kesepian dengan beberapa waktu yang lama tak ada kawan hidup sebagai pendamping, dengan keinginan Adam, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya. Hawa tercipta dari rasa keinginan Adam, berbahagialah Adam dan Hawa di Surga.

Dengan melihat kebahagiaan Adam dan Hawa, iblis raja hoax cemburu tak senang diam untuk menghancurkan tatanan kehidupan Adam yang sudah ditetapkan di Surga. Iblis kembali memasang strategi hoax dalam pikirannya, dan mengunakan proxy di dalam politiknya untuk menghancurkan kehidupan Adam, dan iblis berhasil.

Kehidupan terus berlanjut dalam peradaban anak dan cucu turunan Adam Hawa. Bagaimana Qabil telah terasut oleh perangkat hoax dan proxy iblis akan tirani dendam pada ayahnya. Qabil menyimpan kedengkian kepada saudaranya Habil, dan Habil terbunuh. Iblis lagi-lagi sukses menjadi proxy war di dalam kehidupan anak-anak Adam alaihi salam.

Tirani dendam terus berlanjut dalam kehidupan anak Adam as yaitu Nabi Syits, ketika Syits hendak menggauli istri yang sah, Mulat. Iblis dengan cekatan memindahkan Mulat dari pembaringan peristirahatan Syits untuk mengganti dengan Dlajah (Dajjal) anak dari Idajil raja Iblis. Embrio Syits menciptakan generasi cikal bakal dua kubu peradaban untuk kehidupan manusia. Keturunan dari Mulat adalah insan kamil sebagai Khalifah di muka bumi dan keturunan Dlajah menjadi manusia sakti dalam pewayangan menjadi sejarah kerabat yang baik dan buruk dalam kisah khayangan dibumbui puncak konflik Mahabharata akibat hoax dan proxy, dan lagi-lagi raja hoax serta proxy, iblis sukses menjadi pelakon utama dalam skenario peradaban kehancuran pewayangan.

Kehidupan terus berlanjut, hingga zaman berganti terus berputar, rentan bergulir hingga akhir zaman. Hoax dan proxy adalah jaringan mematikan, menghancurkan, fitnah, adu domba, jika manusia tidak tabayyun berpikir jernih waspada dalam perkara yang tak jelas menerbitkan dan menyebarkan propaganda hoax di mana-mana di kehidupan dunia ini. Maka kehancuran bak bom waktu akan terjadi dan itu pasti.

Iblis raja hoax terus beraksi. Betapa suatu negara atau pemimpin itu berhasil dan berjaya membangun kehidupan untuk rakyatnya. Negara dan pemimpinnya itu akan hancur di jaringan hoax (berita bohong, fitnah) di mana nurani yang tak mendasari kepada catatan kebenaran untuk sebuah pernyataan akan menimbulkan kekacauan di muka bumi ini, katakan dialah geng Idajil (Dajjal) itu sendiri.

Contoh dunia korban hoax dan proxy war:
Bagaimana Uni Soviet hancur menjadi negara-negara kecil.
Amerika Latin berkonflik kepentingan tak sudah-sudah dengan hoax dan proxy war.
Irak dan saddam Hussein mati dan hancur ketika hoax Amerika berhasil merasuki dunia dan sekutunya yang tak terbukti mendirikan reaktor nuklir di negara tersebut. Duo Korea bertikai tak kunjung selesai akibat korban proxy war, negara tersebut sampai kita tak jua menyadarinya.

Jazirah Arab terkotak-kotak dalam akidah serta kepentingan dunia politik egoisme dari pemimpin dan kelompok-kelompok manusianya untuk eksistensi ideologi yang dirancang dalam panji-panji organisasi yang korban anak-anak mati kelaparan, orang tuanya mati di ujung mesiu, kota hancur manusia itu perang saudara dan sudah berhati serigala (homo homini lupus) serta konflik belahan dunia lainnya juga dari dulu hingga kini bahkan sampai akhir zaman.

Indonesia dalam masa kerajaan, penjajahan, serta di masa kemerdekaan dan setelahnya di masa pembangunan ini dalam berbagai bidang selalu menjadi korban hoax dan proxy melahirkan tikai.
Indonesia dalam pesta demokrasi tengah berlangsung untuk hajat pemilu serentak di setiap pesta pergantian pemilihan kepemimpinan pemerintah dan legislatif. Hoax sangat nyata bertaburan di mana-mana untuk menjatuhkan lawan dan kawan. Hampir tidak bisa dibedakan mana pematang mana sawah sama rata, jika manusia tak memiliki nurani untuk menganalisis informasi dan artikel bertebaran di dunia nyata di warung-warung kopi dan di dunia cyber, tanpa bertabayyun lebih dulu ikut memakan mentah-mentah hidangan Dajjal disebarkannya.

Kita perlu waspada dan mewaspadai suatu bibit kehancuran di era teknologi ini, jangan sampai kodok bernyanyi hujan tak jadi membasahi area kebun bertani. Jika hujan tiba, banjir melanda, kodok diam seribu bahasa tak lagi bernyanyi, malah kedinginan tak bisa berenang ke seberang, justru hanyut dalam kedalaman air yang berlumpur, yang ada hajat bibir-bibir menjadi ngawur.
Padahal, kita bersaudara dari balung tunggal yang ada, menjadi organ sedarah di mana posisi tuan dan kawan berada?

LAWAN HOAX! untuk tidak menyebarkannya. Pencipta hoax menghasilkan uang ratusan juta rupiah per bulan, mereka kaya kita dapat apa? Yang ada hanya kebodohan dan tolol, ikut serta jadi penyumbang devisa kesuksesan Dajjal dunia.

Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar