Suasana di tempat kost begitu lengang dan sepi, mungkin karena teman-teman sedang keluar mencari makan. Aku pun sibuk untuk mempersiapkan Wisuda yang akan kujalani tiga hari lagi. Perjuangan yang cukup lama tuk ukuran diriku yang pas-pasan daya otaknya. Tujuh tahun kuliah di jurusan Tehnik Elektro membuatku memperpanjang waktu di kampus, namun lega setelah selesai semuanya. Tibalah orang tua dan saudaraku datang untuk ikut di acara wisuda yang ditunggu-tunggu. Besok pagi adalah pelaksanaan wisuda tahun ini. Mereka datang dari jauh pastilah lelah, untuk tempat beristirahat sebagian ada yang tidur di kamarku dan lainnya di tempat penginapan yang sudah kucarikan sebelumnya, ada 11 orang yang datang dari kampung Ciamis tempat aku dilahirkan.
"Pak, besok yang diijinkan masuk ruang wisuda hanya orang tua, jadi pakde dan budhe serta yang lainnya hanya diluar." kujelaskan kepada bapakku.
"Ya tidak apa-apa, yang penting sudah datang untuk ikut menyaksikan wisudamu Aryo." kata bapak dengan mantap.
Aku menyadari kalau termasuk anak yang di damba orang tua untuk berhasil dalam kuliah.
Singkat cerita acara wisuda berlangsung dengan hikmat, bapak serta ibu terharu melihat aku pakai Toga dengan gagahnya. Terpancar dari wajah saudaraku yang ikutpun merasa lega dan bahagia semua, namun karena pekerjaan di kampung yang tidak bisa ditinggalkan lama, maka orang tua dan saudara keesokan harinya mereka pamit pulang, tinggalah aku kembali di kamar kost sendiri, karena masih ada urusan di kampus pasca wisuda.
"Aryo, ayo kapan nih makan-makannya?" tanya Wimbi padaku
"Ayo, malam ini saja." ajakku.
"Semua diajak ya?" pinta Wimbi
"Oke, cari tempat makan yang deket aja Wim." kataku seraya masuk kamar untuk ganti baju.
Dalam kebiasaan tempat di mana aku kost, kalau ada yang wisuda maka wajib mentraktir semua teman se-kost, untuk wujud syukuran. Sepulang makan-makan aku pun merebahkan diri di tempat tidur, capek sekali dua hari ini. Tiba-tiba mataku tertuju pada sesuatu di balik pintu. Di situ tergantung celana Jean's biru tua yang jelas bukan punyaku. Kuperhatikan dan kuamati, ini seperti celana perempuan, dengan ciri ada bordir di saku depan dan dilihat dari ukuran ini, pemiliknya tinggi semampai. Bergegas aku keluar kamar dan memanggil Rio teman samping kamarku.
"Rio, ini celana jean's siapa ya? kok ada di kamarku?" tanyaku sambil menunjukkan celana jeans yang baru aku temukan.
"Lho, gimana kau ini kok malah tanya aku?" Jawab Rio
"Maksud aku, ini celana cewek Rio."
"Dan kau tahu aku belum punya cewek kan?" kataku.
"Mungkin punya saudaramu yang kemarin datang itu." jelas Rio.
"Oooo..., mungkin juga ya?" aku balik tanya.
Akhirnya aku kembalikan lagi celana itu di gantungan pintu, karena 5 hari lagi memang ada rencana aku pulang kampung untuk menghadiri hajatan saudara dari bapakku, siapa tahu itu milik salah satu saudaraku yang datang kemarin.
Malam terasa dingin mencekam, entah terasa lain sekali. Mataku terasa berat untuk terjaga. Jarum jam di dinding sudah menunjukkan pukul 00.30 saat aku samar-samar antara tertidur dan tidak, seperti mimpi melihat sesosok gadis cantik tersenyum padaku, manis sekali parasnya. Wajah yang sedikit pucat dan berdiri di dekat pintu, hanya tersenyum. Aku pun juga hanya terpaku memandang keindahan wajahnya untuk beberapa saat lamanya.
"Tok..tok..tok!" terdengar pintu diketuk dari luar.
"Aryo, kau sudah tidur? Aku pinjam solder donk!" Suara Wimbi membangunkan tidurku yang seperti sedang tidur namun sadar.
"Ya, tunggu Wim!" seraya aku membuka pintu
"Ambil tu di loker paling bawah!" sautku.
Aku kembali merebahkan diri setelah Wimbi keluar dari kamarku. Masih terbayang saat melihat wanita cantik entah di mimpi atau nyata tadi, otakku berpikir keras. Sampai akhirnya aku tertidur karena kelelahan.
Tiba waktunya aku tuk pulang ke kampung dan tidak lupa celana Jeans misterius itu aku bawa pula. Sesampainya di kampung kutanyakan ke beberapa saudara yang ikut kemarin, ternyata tidak ada yang memiliki celana jean's itu. Tak kuhiraukan pencarianku dan kumasukkan lagi ke dalam ransel. Acara hajatan di kampung meriah dan sukses dan akupun keesokkan harinya pulang kembali ke kontrakan dengan masih membawa celana Jean's itu kembali, siapa tahu ini milik ibu kost karena ikut terbawa saat aku mengangkat jemuran kemarin lusa.
Sesampainya di kost langsung kutanyakan ke mbak Windri pemilik kost tempat aku tinggal.
"Mbak Win, maaf apa celana Jean's ini milik embak ya? Mungkin terbawa saya saat angkat jemuran." Tanyaku
Mbk Windri menerima dan memperhatikan celana jean's yang aku berikan.
"Aku tidak punya jean's seperti ini mas Aryo." jawab mbk Windri.
"Oooo, ya sudahlah." sambil kuterima kembali jean's itu dari mbk Windri.
Aku gantungkan kembali celana itu ditempat semula aku melihat dan menemukannya.
Hari berganti hari sampai hari ke 6 celana itu masih tergantung di belakang pintu.
Karena aku tenggelam dengan keasyikan menyelesaikan pekerjaanku membuat rakitan elektronik kecil-kecilan, keberadaan celana jean's itu tak kuhiraukan.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 00.30 wib. Tanpa sengaja aku melirik ke gantungan pintu di mana celana jean's biasa tergantung. Serasa berhenti detak jantungku, karena celana Jean's itu sudah tidak ada di tempatnya lagi, hilang dan lenyap!
"Rio... Rioooo!" teriakku sambil keluar kamar dan mengetuk pintu kamar Rio.
"Ada apa Aryo, bikin kaget aja!" kata Rio.
"Siapa yang ambil celana jean's di kamarku, yang kutunjukkan kemarin?" tanyaku.
"Enggak tahu, tidak ada yang masuk ke kamarmu Aryo." kata Rio.
"Memang kenapa?" tanya Rio kembali.
"Celana itu kini hilang dari tempat aku gantungkan beberapa hari ini." kataku seraya menerobos masuk kamar Rio dan menutup pintunya.
Bulu kudukku meremang saat teringat pertemuan dengan wanita cantik di kamarku kemarin malam. Apakah celana jean's itu milik dia?
Sampai kini misteri itu tidak terungkapkan.
Cerpen kisah nyata –
JEAN'S INI MILIK SIAPA
Penulis : Puji Astuti
JOGJA, 09112017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar