RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 28 September 2021

Cerpen - MIMPI BERTEMU NABI Penulis : Romy Sastra


   Suasana mimpi di malam itu, purnama bercahaya indah di dada langit, kerlip kejora bertaburan, seakan arasy bertamu memeluk bumi. Aku terpesona di alam tidur di ruang kosmik dalam jiwa ini. Mimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW sebuah misteri pada religi tingkat tinggi.

Doa-doa seiring tasbih sepanjang permana tak berbilang setiap malam, laju napas memuji, iringi perjalanan iman melakukan ibadah salat tahajud. Hadirnya rasa rindu kepada yang dirindui oleh sekalian yang tercipta mengharapkan pertemuan dengan maha kekasih bermandi cahaya pada bintang gemintang dari percikan gesekkan kalbu bertasbih kepada Rabbani di alam diri.

Aku duduk bersila, seperti bertapa bak lingga yoni mencari keheningan diri, mimpi itu. Di antara bintang gemintang yang terang menyinari angkasa, ada satu bintang yang gemilang dikelilingi oleh pijar-pijar kerlip. Tatapanku syahdu, memandang langit biru di dalam mimpi, sesosok yang berjubah hijau keluar dari kerlip satu bintang yang gemilang, dan ia turun ke bumi menemuiku secara khair di dalam mimpi itu.

Sosok berjubah hijau turun ke bumi menghampiri lelapku, jiwa ini sadar akan fenomena batin yang terjadi dalam mimpi. Ya, dalam mimpi itu. Sosok yang berjubah hijau tak menampakkan rupa, melainkan berwajah cahaya.

Ia berseru!. "Wahai umat yang merindu, aku datang kepada kamu sekalian menititipkan pesan, Ikutilah sunahku! Kau akan memperoleh keselamatan dunia dan akhirat."

Dalam suasana takjub suara itu begitu lembut menyapa mimpi yang jarang ditemui.

Di sisi lain, selain yang berjubah hijau berwajah cahaya itu, ada juga sosok yang gaib tak berwujud menuntun perjalanan mimpi, dan itu salah satu suara batin mendampingi perjalanan mimpiku.

Ia mengisyaratkan ke dalam ruang mimpiku. "Itu Rasulullah turun ke muka bumi. Wahai yang tertidur. Ikutin jejak langkah di mana dan ke mana Rasulullah itu berpijak. Maka, seseorang itu akan mendapatkan syafaat ilmu yang baik dan mendapatkan kebahagiaan serta keselamatan hidup di dunia dan di akhirat."


Aku tertegun dengan petunjuk suara dari yang tak berwujud itu. Lantas, aku mengikuti jejak-jejak sang Rasul berjalan berada di depanku. Serasa telapak kaki ini, menginjak salju yang sejuk merasuk ke seluruh tubuh, aku terpukau lembutnya jejak ini ya Allah.

Sang suara itu kembali berseru. "Ikutin pemberhentian di mana Rasulullah itu berdiri, berdirilah di tempat jejaknya itu, dan duduklah di mana Rasulullah itu duduk."

Aku memperhatikan di antara dua petunjuk suara dan arah langkah kaki yang berjubah hijau berada di depanku, yaitu Rasulullah dan suara gaib tak berwujud itu.

Suara itu berpesan lagi. "Sesiapa yang ikut berteduh di bawah pohon yang Rasul dudukin, ia akan memperoleh kebahagian rezeki dunia yang penuh berkah."

Dari jarak tujuh langkah di depanku, sang Rasul yang berjubah hijau dikelilingi cahaya, berhenti berteduh dan bersandar pada suatu pohon yang telah mati. Pada gersangnya jalan-jalan yang ia lalui, jejak-jejak langkah kakinya tumbuh rumput-rumput meghijau menimbulkan kesuburan pada alam yang tadinya gersang.

****

   Lalu sang Rasul terus berjalan dan berjalan, pergi dari pemberhentian di bawah pohon yang mati dan telah menjadi rimbun serta berbuah lebat. Dengan rasa yang lebih takjub, aku mengikuti jejak rasul bersandar di pohon yang meranting tadi, yang dedaunnya telah tumbuh subur dan berbuah. Anehnya, buah pohon itu menjadi ranum mewangi menusuk hidung, aku terpukau sejuknya suasana di bawah pohon rimbun itu.

Sang suara gaib kembali berpesan; "Ke mana arah lenyapnya Rasulullah itu menghilang, dalam perjalanan malamnya menempuh fajar, dan dalam perjalanan siang menempuh senja. Maka, ikutilah perjalanannya itu dan di mana beliau menghilang dari tatapan. Jikalau engkau mampu hilang bersama tenggelamnya di mana Rasulullah itu lenyap, maka seseorang itu akan mencapai kesempurnaan ilmu dan hidup hingga ke jannah."

Dengan linangan air mata membasahi pipi, rasa rindu serindu-rindunya, aku menatap Rasul itu berada di tepian telaga biru, lenyapnya sosok yang berjubah hijau di hadapanku ke dalam telaga. Tangisku pecah, rindu ingin bersamanya, aku memanggil yang telah hilang dari tatapan dengan tersedu-sedu. Akhirnya aku terjaga dari tidur, mimpiku usai.

****

   Suasana masih terasa malam, fajar mulai menyingsing, mata ini tak lagi mampu terpejam, tatapan kosong menatap langit-langit kamar rumahku, seakan tertegun pada mimpi yang baru saja usai, hingga suara azan Subuh berkumandang, spontan aku berbenah dan mandi, mengganti baju koko, memakai peci pergi mendatangi mesjid dan ikut salat Subuh berjamaah di mesjid.

Selesai rituah ibadah salat Subuh berjamaah di mesjid, para jamaah pulang ke rumahnya masing-masing. Yang tertinggal aku dan pak ustad, ia baru selesai berdoa di dekat mimbar, aku berada di belakangnya.

Dan aku bertanya perihal mimpiku kepada pak ustad yang masih ada di mesjid itu.

"Assalamualaikum ya, pak ustad?"

"Waalaikumsalam Warahmatullahiwabarakatu....
Ada apa gerangan ya anak muda? Sepertinya ada berita yang sangat penting rupanya ini ", Pak ustad bertanya dengan rasa penasaran"

"Iya pak ustad. Aku tadi bermimpi bertemu sosok berjubah hijau, sedangkan wajahnya diliputi cahaya, serta dengan suara gaib menuntunku pada suatu petunjuk arah jejak langkah kaki serta duduk dan lenyapnya yang berjubah hijau itu, hingga aku terjaga sampai mimpiku usai. Tak beberapa lama suara azan Subuh berkumandang, selesai salat berjamaah tadi, aku menemuimu pak ustad."

Sedangkan pak ustad, dengan seksama mendengarkan cerita mimpiku dan ia sangat terkesima.

"Ya..., pak ustad, apa artinya mimpiku itu. "Ya ...,pak ustad?", Aku mencoba merayu pak ustad untuk memberikan jawaban dari pertanyaanku.

"Pak ustad tidak langsung menjawab, justru ia terpana menatapku. Tak berapa lama pak ustad akhirnya beraksi.

Spontan saja pak ustad memeluk tubuhku dan mengucapkan, "Ya anak muda, dikau telah mendapatkan rahmat dan petunjuk yang mulia oleh Allah SWT dari mimpimu itu."

Pelukkan itu ia lepaskan, dan bersalaman denganku.

"Semoga hidupmu dilimpahi ilmu yang bermanfaat dan keberkahaan rezeki serta kebahagian dan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat dari Allah SWT nantinya. Aamiin...."

Semua kejadian yang berlaku dalam mimpi itu, aku utarakan sedetail mungkin di hadapan pak ustad, sehingga membuat pak ustad manggut-mangut mendengarkan semua cerita yang kukatakan kepadanya.

Pak ustad tak banyak bicara untuk menjelaskan perkara mimpiku itu, selain ia menitipkan pesan.

"Engkau anak muda ... suatu saat nanti, kau akan menemukan jawabannya sendiri, dari semua mimpi-mimpimu yang dikau alami."

"Aamiin ... alhamdulillah ya, Allah", bisikku dalam hati.

Hingga pada masa kisah mimpi itu terjadi, dan jawaban mimpi itu masih aku cari sampai saat ini. Dan alhamdulillah kini, seiringnya waktu, tabir mimpi itu sedikit demi sedikit terjawab tentang kesadaran hidup terus berjalan ke ujung senja, tabir mimpi itu adalah rahasia religi serta rahasia aspek kehidupan dalam laju lembaran-lembaran suratan takdir hidupku, hanya aku sebagai pelaku kisah dari misteri mimpi itu yang tahu.

Berlalunya waktu, mimpi yang terjadi di tahun 1999, aku yang pada waktu itu seorang santri jalanan menempuh lelaku pada pengajian mencari jati diri dengan seorang guru di tanah Banten dan Karawang, pada masa jadi santri, antara guru yang di Banten dan yang di Karawang itu. Tak pernah aku menceritakan kisah mimpi dari anak murid kepada sang guru kedua-duanya. Dan guru itu telah tiada kini.

Aku sang santri sadar, bahwa hikmah dari pengajian kepada guru-guruku adalah mata rantai hidayah dari Allah SWT memandu kedewasaan diri menempuh perjalanan hidup jadi manusia yang beriman dan menjadi hamba yang shaleh. Karena kehendak-Nyalah semua kisah hidup itu terjadi dan kepada-Nya jualah kita kembali, aamiin.

Mimpi bertemu Nabi sudah terulang tiga kali dalam suasana dan cerita yang berbeda di tahun yang sama. Dan mimpi itu memang tak pernah aku ceritakan kepada sesiapapun selain aku menceritakan kepada pak ustad di tahun 1999 yang telah jauh berlalu, sepertinya aku telah lupa dengan pak ustad yang menitipkan pesan-pesan religi pada mimpiku kala itu. Sungguh aku teramat rindu dan ingin bertemu denganmu kembali ya, Rasul.

Seiring berjalannya waktu, hidayah Allah SWT menuntun hamba-Nya kepada jalan ihdinash shiraathal mustakim, alhamdulillah, aku diberikan pengetahuan untuk mentafsirkan dari jawaban-jawaban setiap mimpi yang aku alami. Ya, hanya dalam kehidupan kisah mimpiku saja dan itu memang menjadi pedoman hidupku. Sesungguhnya, bahwa hidup itu mengabdi dan pasrah pada ketentuan suratan takdir mengiringi langkah kaki dan nasib yang Allah titipkan kepada hamba-hamba-Nya

Pernah saya membaca suatu hadits mengenai mimpi, yang saya sendiri lupa tentang hadits itu. Kurang lebih bunyinya begini: Petunjuk yang terjadi setelah aku tiada di dunia ini nanti terhadap umatku, yaitu impian (mimpi) salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW.

"Waallahualambissawab"

*****SELESAI*****

Cerpen kisah penulis
JUDUL: MIMPI BERTEMU NABI
Penulis : Romy Sastra/ HR RoS




Sejarah Namaku HR RoS
NAMA HR RoS ITU
Oleh Romy Sastra


Belasan tahun yang lalu, tahun 2000 perintah dari tuan guru. Aku sang murid santri jalanan tak formal, diutus ke sebuah mesjid bersejarah, mesjid agung Karawang yang dibangun oleh Bupati Karawang yang pertama. Di malam moment raya idul adha aku sudah ditunggu oleh seorang kakek tua

Tepatnya jam 00,00 seorang kakek berjubah hitam datang menyapa, "Ayo, ke sini kamu anak muda!"

"Aku menghampiri dengan sungkem. 
Dalam realita serealita-litanya, hingga aku dihajikan dalam sebuah ketentuan tuntunan kakek tua itu

Ketika aku dipanggil perintahkan tawaf dengan sebuah petunjuk mengelilingi ruang mesjid dengan bacaannya yang ia amanahkan, kututup proses itu dengan sholat sunah, kutancapkan mata hati ke Baitullah Ranah dalam penyaksian mata hati tersaksi jamaah haji wukuf di tanah suci dalam pendengaran batin sayup-sayup takbir berkumandang dari kejauhan.

Subhanaallah, tak bisa kuberkata dalam fana jiwa megahnya sebuah hikmah dari sang kakek tua renta

*****

Masa itu, aku dititahkan amanah sebuah nama: HAJI RAHMAT ROMY SASTRA
dengan selembar kertas putih. Dan ia nama itu kusingkat HR RoS saja amanah dari sang kakek aku kaget Bahwa telah terjadi proses religi di luar akal pikiranku masa itu. Sang kakek memberikan tiga butir kurma dan selesai proses lahir batin itu, kami beraktivitas kembali pada takbir sampai waktu Subuh

Berlalunya malam religi tahun 2000 itu sampai proses di sholat idul adha paginya,
sang kakek menatap dengan senyum mesra. Tatkala kami berpisah dari selesainya ritual sholat idul adha di pagi tahun 2000 itu tujuh langkah dari mesjid sejarah sang kakek sirna entah ke mana

Aku terpesona dalam derap langkah misteri lenyapnya sang kakek berjubah hitam di taman mesjid agung Karawang Jawa Barat belasan tahun yang berlalu. Hingga saat ini tertanya-tanya siapakah engkau wahai sang kakek? Ia sejarah sebuah kisah di malam raya idul adha tentang HR RoS, Haji Rahmat Romy Sastra.

HR RoS
Jakarta, coretan kisah di malam idul adha 24-9-2015, 00,00




Catatan Romy Sastra
REVITALISASI TAMAN ISMAIL MARZUKI DAN KERESAHAN SENIMAN
Romy Sastra


Rencana revitalisasi TIM Taman Ismail Marzuki di masa pemerintahan gubernur Djarot Saiful Hidayat, sudah direalisasikan kepada beberapa fisik pembangunan gedung di dalam area Taman Ismail Marzuki tersebut. Dalam rapat Musyawarah Masyarakat Kesenian Jakarta, dengan tema menjadikan 'Jakarta Kota Kebudayaan Dunia' yang berlangsung dua hari pada tanggal 17-18 Juli 2019. Di pemerintahan gubernur Anis Baswedan akan direvitalisasi besar-besaran dengan anggaran dana 1,8 Triliun Rupiah.

Menurut pemaparan dari para penanya para penggiat kesenian, budaya dan sejarahwan yang hadir menyampaikan kronologis sejarahnya TIM. Dulu dikenal sebagai ruang rekreasi umum 'Taman Raden Saleh' yang merupakan area Taman Kebun Binatang Jakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan. Raden Saleh menghibahkan ke pemerintah gubernur Jakarta pertama Ali Sadikin. Pada tanggal 10 November 1968. Maka diganti menjadi Taman Ismail Marzuki / TIM dan dibangun di atas areal tanah seluas sembilan hektare. Revitalisasi sudah beberapa kali dilakukan oleh gubernur sebelumnya dengan perkembangan ibukota Jakarta yang semakin berbenah. Revitalisasi fisik pembangunan besar-besaran saat ini diawali pada tahun 2019 secara total digawangi oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Gubernur Anies menargetkan revitalisasi TIM selesai dan bisa dinikmati warga pada Juni 2021, janjinya.

Keresahan para seniman, terutama seniman dan budayawan senior tentang kondisi TIM di waktu dulu yang nyaman beraktivitas dan kini berbagai macam rasa kekecewaannya pada pengelola TIM di era dewasa ini, terutama penyewaan area gedung pementasan Graha Bhakti Budaya dan lainnya. Bahwa, jauh sebelumnya para seniman merasa memiliki rumah sendiri di area dan gedung Graha Bhakti Budaya tersebut. Dulu para seniman tidak dipungut biaya mengadakan acara pementasan, termasuk seniman dan budayawan senior Putu Wijaya merasa kecewa dengan suasana yang dulu dan kini di gedung Graha dan fasilitas lainnya dituntut harus membayar sewa gedung dan dipersulit paparnya bang Ucok Hutagaol Gaul penggiat 'Teater Mandiri' di sesi menyampaikan aspirasi untuk perkembangan TIM ke depannya terhadap seniman tak lagi punya lahan di rumah sendiri dan dimarjinalkan. Karena masa keemasan kesenian di Jakarta khususnya di Taman Ismail Marzuki di masa lampau tiga dekade berlalu telah redup.

Dulu, Taman Islami Marzuki Jakarta adalah barometer lahirnya para seniman-seniman nasional. Kini, wajah para seniman-seniman senior itu kecewa dengan adanya aturan sepihak tanpa melibatkan insan-insan yang membesarkan ranah TIM dalam sejarahnya.
Di rapat Musyawarah Masyarakat Kesenian Jakarta, dengan tema menjadikan Jakarta sebagai kota kebudayaan dunia di gedung Graha Bhakti Budaya membentuk ekosistem para seniman. Penulis mengusulkan solusi di komisi C dari tiga komisi yang disediakan untuk menampung ide win-win solution dengan harapan dan aspirasi / solusi masing-masing untuk ditampung aspirasinya oleh pimpinan komisi untuk dibawa ke rapat pleno. Sebab, kalau tidak dipikirkan dari sekarang akan nasib seniman di yang akan datang hingga ke anak cucu nanti, tidak akan pernah para seniman itu merasakan nyaman berekspresi melahirkan karya dan mengadakan pagelaran kreativitas hasil karyanya di gedung Taman Ismail Marzuki setelah revitalisasi direalisasikan. Sebelum adanya suatu ikatan perjanjian /MOU dari penggiat para seniman dibuat semacam petisi untuk landasan kekuatan tuntutan di masa akan datang dan jika tak ingin kecolongan di kemudian hari. Supaya tidak ada lagi ada kekecewaan yang pernah terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. Berharap semuanya sama-sama terwadahi kepentingan tersebut saling sinergitas antara pengembang / pemda dan insan-insan seniman hingga anak cucu nanti merasa memiliki kreativitas yang nyaman di rumahnya sendiri, harapnya.

Sebuah tanggung jawab akan perkembangan berdiri serta majunya Taman Ismail Marzuki dibutuhkan sistem dan kepemimpinan yang benar-benar militan dan loyal kepada kemajuan aspirasi insan-insan seniman demi tercapainya visi misi Jakarta sebagai kota kebudayaan dunia. Padahal insan-insan seniman itulah aset pengelola akan ramainya suatu hajat bisnis central daya jual menjadikan TIM sebagai historis kepada para pengunjung untuk datang menyaksikan berbagai pertunjukan dalam gedung atau di venue-venue yang disediakan. Sistem itu tidak harus berpihak kepada pengembang dan pemda semata sebagai pemodal pembangunan fisik. Pemimpin bisa memperhatikan fisik SDM untuk kebutuhan seniman-seniman seiring masa berjalan dengan perkembangan zaman di negeri ini, yang tidak mencari keuntungan sepihak di balik layar. Itu sebabnya pemerintah hadir menawarkan solusi kepada masyarakat seniman Jakarta yang berimbang dan tidak dijadikan para seniman itu pecundang.

Jakarta TIM, 18 Juli 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar