Duhai Pangeran Semesta Alam,
setelah sayapku patah sebelah,
mengapa masih KAU ijinkan,
keraguan menebar benih diberanda jiwaku ?
hampir tak secentipun tanah kering,
basah kuyup oleh berita,
entah mana yang benar,
apakah masih ada yang salah,
itu pun sudah tak bisa kucerna lagi...
Sungguh , lelahku puncak
barangkali....
jika lebih mendaki lagi,
maka luluh lantaklah benteng asa,
bahkan
barangkali akan rebah imanku,
dicekokin tarian erotis kehidupan,
pertunjukan kemunafikan tanpa batas,
persis didepan mataku,
meski sudah kupejamkan,
adegan itu terus babak ke babak,
bahkan semakin nyata saja,
kerna duniaku sudah tua,
atau inilah garis start,
sebuah kehancuran....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring.--------------------------------------
-----Makassar Sapo Terulang, Minggu tengah malam, 10 Juni 2012.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar