Akhirnya,
toh kau pergi jua
lebih awal dari jadwal didunia ketiga
satu persatu embun diujung daun waru luruh,
menyisi pasir pantai dilidah ombak,
sunyi dan semakin sepi,
mengalunkan tembang rindu,
nyanyian ombak pantai Akkarena,
sembari pulang,
catatan dijalan aspal mengurai,
kisah yang tragis,
sejak awal tak pernah segaris,
miris bahkan geram sebab maksud yang terbengkalai,
mengapa tak jua memahami wacana,
siapapun akan berteriak,
saat duri dicongkel dari ulu hatinya,
tapi haruskah pembiaran berkuasa,
sampai bernanah infeksi duri dihati,
mana yang harus dipilih,
sakit sesaat dalam luka yang menyembuhkan
atau menunggu waktu amputasi tiba,
tak mudah merunut langkah,
apalagi jika tak mau melangkahkan kaki,
malah sebaliknya,
petaka silang sengketa hadirkan kebencian
terkontaminasi ujung ke ujung,
sepahit inilah jadinya......
-----oleh Drs Mustahari Sembiring.-----------------------------------------------
-----Makassar Sapo Terulang, Kamis 06 Juni 2012. Cttn harian putra Fajar.--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar