Bukankah sudah kukatakan,
semua yang kumiliki tinggal silluit hitam selintas malam,
telah tergadai sebagai pampasan perang,
aku yang sejak tadi kau pandangi adalah simpul dari bayang bayang kekalahan,
suka tidak suka, itulah nyatanya
kalahku normal saja, jika bukan mata hatimu yang menilainya,
patahku adalah terpuruknya asa pada tipuan daya dan sendunya tatapan mata,
bukan pula kerna jerat asmara,
sekedar tau saja : sudah seabad kujelajahi lembah sunyi ini,
setiap sudut telah kugali,
tak ada jalan keluar lagi,
kecuali seperti katamu, aku harus tafekurkan diri ,
lalu moksa menjadi musyafir...
sejujurnya : tembang yang kau dengar adalah ratapan
kulantunkan dalam bahasa kalbu tak perlu kau terjemahkan...
aku terjaga penuh siaga,
sebab lirih panggilanmu membangunkan jati diriku...
singgahlah diujung tebing hatiku,
disana kubangun tratak jiwa seadanya,
buat persinggahan pengelana,
engkaukah orangnya....
----by Mikhael Rajawane.-----
----Tanah rantau, Rabu siang, 01.08.2012 . 14:07.----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar