Selasa, 31 Juli 2012
KITA
Duhai,
sang pelantun rindu tak beralamat,
mengapa menghukumku tak jemu
sebelum putusan sidang silang sengketa, bukankah kita sepakat
menjalani niat tanpa syarat, terima segala akibat
jika boleh tak mencatat tak kan kulukis langit malam,
meski sejak awal kita berikhwal,
menggelar bab penutup pada kata pendahuluan
bukankah sudah kukatakan :
jalan berliku ini alur hidup dan kehidupan,
pilihan wajib yang yang tak pernah kita pilih...
bukankah sejak mula kita sepakati luka,
malah kau tambah dengan : jalani apa adanya...
jika sekarang berbuahkan lara, apa aku pelakunya
duhai pelantun rindu tak beralamat,
kenapa tak mengikhlaskan rasa,kecewa dan luka
meski pahit diujung sukma,
tapi setidaknya : kita pernah satu rasa,
merasakannya dengan catatan rahasia
jika biasnya semua bianglala, itu bukan mau kita
memang : pantas kita tangisi senja sunyi,
melontarkan tanya yang tak perlu dijawab :
kenapa harus diantara kita terjadi,
aku tak mengerti...
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra Fajar .----
-----Makassar sapo terulang, Selasa Malam, 31 July 2012.--------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar