Bagaimana aku
harus menjawab tanyamu tentang senja yang menangisi sebingkai lukisan,
meski saat itu aku turut mencucurkan air mata haru,
atas runtuhnya tiang rasa,
atas rebahnya batang asa,
atas nyanyian pasir pantai tak henti merayu ombak,
bagaimana aku
bisa menjawab jika suaraku sumbang terantuk didahan pohon pinus,
semuanya menyimpan bahasa yang ingin kukatakan,
tapi mana mungkin
aku berani bertutur kata jika tersangkut dan patah rantingnya ditekuk senja
sedang lambaian sepi terus saja memanggil
hingga hatikupun ikut luruh,
leleh laksana mutiara jatuh mengecup bumi,
apalah jawabku,
jika sunyi pun tak mau mengatakan rahasianya,
apalagi dengan tega kau renggutkan tetali jiwa
menghubungkan sepiku dengan sebuah senyuman,
meskipun itu cuma untuk mengecoh waktu,
sebab kutau adaku bukan buatmu,
itulah perih yang ingin kubahasakan,
menjawab tanyamu yang tak perlu kujawab,
bagaimana aku ini...
-----by Mikhael Rajawane sang Mahesa Timur raya.---------
-----Tanah rantau sapo terulang, Jumat sore 20 July 2012.--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar