Rabu, 25 Juli 2012
BIARKAN KUBAKAR HATI, KULEBUR NURANI
Mengapa
belum juga kau pahami kata menyerah pasrah
meskipun bendera putih tak kukibarkan diwajah luka
mestinya bacalah suratku kukirim tanpa alamat
sejak dinihari hingga malam sambangi bumi,
kuulang ulang bahasaku dalam kalimat ratapan perih
berharap kau mengerti tanda tanda awan,
aku yang letihkan seluruh jiwa raga cuma buat berharap,
atas janji yang tak pernah satu pun kau tepati,
sekarang dengan sisa asa yang kurus kering kupintakan henti
tinggalkan aku dihalte sepi tak berpenghuni,
jika perlu : alihkan saja arus hilir mudiknya hati
sebab aku lebih suka disini,
bercengkrama dengan sepi, ditemani lara yang parah
atau jika aku tak sanggub lagi,
biarkan kubakar hati, kulebur nurani
dalam sajak tak bertepi,
tak usah kau perduli..-
----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra Fajar.---
----Makassar sapo tgerulang, Minggu pagi 22 July 20112. 10:43.--
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar