Kuwakilkan
gema panggilan pada seonggok awan melintasi langit
dikotaku panas adalah kawan sejati
sebab kukabarkan semua mimpi bersama teriknya
ketika bersungut sungut kau lari bersembunyi dibawah payung
katamu itu cinta,
dalihmu itu sayang,
aku tertawa tebahak bahak sebab kau pakai kacamata tak tembus cahaya
tapi yakin bahwa diwajahku peluh mengaliri porinya,
bagaimana kau bisa meraba jantungku
jika tanganmu digenggaman tangan bianglala,
makanya : buka dulu kacamata angkuhmu,
kita duduk dipinggir pantai duka lara,
aku punya cerita banyak tentang pria yang kau penjarakan disukma
pada catatan kehidupan :
kau adalah tulang rusuk yang dicarinya,
kembalilah kepadanya,
sebelum senja melebur semua cintanya...
-----by Mikhael Rajawane.---
-----Tanah rantau, 05.08.2012 . 11:34.--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar