Rabu, 11 Juli 2012
PADA SAATNYA DIJIWA
Saat pulang
beriringan dengan pencatat malam
pernah menjanjikan harapan setipis awan
membawakan teduh pada tubuh yang letih
seharian mencari jawab atas tanya yang tak terucap
begitu buruknya cuaca,
hingga malam lupa pada salamnya
tak apa,
mari bersama mencatat peristiwa,
tengok dimana mana berceceran cerita,
hampir semua tentang luka, lara dan nestapa
padahal belum pula musimnya menggelar duka,
sebab mestinya ditanggapi sewajarnya,
semua kata pasti ada salah dan benarnya,
tak sempurna,
tinggal bagaimana kita menyikapinya,
pada gilirannya akan kadaluarsa,
dijiwa.....
-----oleh Mikhael Rajawane sang Mahesa Timur raya.----
-----Djakarta, saat malam merayap. Selasa 10 July 2012.--
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar