Rabu, 24 Oktober 2012
SEBUTIR DEBU YANG DIMAMPUKAN
Duhai tanah liat,
sebutir debu yang dimampukan bersahaja,
menatap kecilnya mayapada saja tak mampu,
hendak pula menjengkali ujung jubah NYA,
menghitung jumlah rambut dikepala sendiri pun tak kunjung usai,
hendak pula mengukur ujung keset NYA...
Duhai sebutir debu,
yang dimampukan mengulum ruh ,
hingga bertahan sekian masa,
tanah liat yang ringkih disekujur badan itu,
menandingi tegarnya akar pohon memecah karang saja belum mampu,
konon pula menantang sinar mata NYA,
Duhai sebutir debu yang dimampukan untuk berbuat,
memahami suara jiwamu saja belum bisa,
bagaimana mungkin hendak menghitung kuasa NYA...
Duhai sebutir debu yang ringkih,
satu dari empat kanal penghubung jantung tersumbat hidupmu sudah melarat, mengapa pula hendak mengukur kedalaman Cinta NYA...
duhai sebutir debu yang dimampukan,
segeralah insyaf memohonkan ampunan,
atas segala jumawa dan kepongahan jiwa raga....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham/ putra fajar.-----
-----Makassar sapo terulang, senin siang 22 Okt 2012 . 15:18.---
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar