Setelah batas malam merunduk ketepian dinihari
menggantung sunyi
dilembaran pagi yang tak hendak menampakkan diri,
aku termangu memandangi lusuhnya hari hariku yang lalu,
betapa legam seluruh peruntungan,
aku bahkan tak berani menatap kedepan
sebab patah jiwa diberanda asa.
aku yang tak lagi bisa menghitung alpaku,
terantuk pada lenturnya bahasa.
Jika inilah jalan karma,
mengapa harus jauh mengasingkan raga,
jika bukan karmapala,
lalu bagaimana pula mengeja segala peristiwa.
Aku sudah menyerah
saat kau menyapa kesendirianku yang tak berujung.
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham/ putra fajar.---
-----Makassar sapo terulang, Rabu dinihari 17 Okt 2012 . 02:40.---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar