Menatapmu
dalam gulita sikap
sungguh penyiksaan bertindih susun,
meski sekuat upaya telah cerahkan wajah,
kubaca lelah dan tumpukan kepayahan dihatimu,
larimu menjauhi bayang bayang diri adalah cara yang klise,
mudah menemukan jawab atas segala penistaan diri,
tapi kenapa terus saja bercermin dikaca retak sejuta,
aku tau kini,
tak mampu lagi kau surutkan hasrat,
sebab jerat telah meliliti urat nadimu,
lalu bagaimana mesti kurancang kata,
agar kau mengerti arti sebuah misteri,
bukan untuk diperdebatkan, apalagi untuk dijadikan pemberat hidup.
Kabarkan padaku,
jika nanti telah mampu kau tepiskan bayang bayang emosi,
bila berdiriku masih dibibir pantai
kan kutitipkan pada gelombang,
semua perih,luka dan lara yang tercipta ,
dari kebohongan demi kebohongan yang terlahir dari lidahmu..
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(M)Tanah rantau, Senin malam 08 okt 2012 . 18:50.---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar