Bilakah akan reda,
badai yang menyapu ratakan dataran hati ,
hingga seluruh fakta meranggaskan magna,
meski masih ada selaksa bahasa tertinggal disana,
tapi aku telah kehilangan jawab,
atas tanya yang telah kadaluarsa ,
ditepian bibir merah berwarna saga.
Dalam kalut yang tak bisa kusaput,
membiaskan pucat diwajah seribu luka,
tapi jika kau tanya, pastilah bernada datar jawabnya,
sebab hidup memang rangkaian dari berlaksa laksa nuansa,
suka atau duka yang terlukis disana, adalah warna .
Angin bertiup semaunya,
meski sesungguhnya ia mengikuti alur pakem NYA,
searah putaran mayapada,
akan kususul ketertinggalan langkah jiwa,
entah dimana bisa kutemukan lagi,
penggalan ketegaran masa lalu itu....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham/ putra fajar.-----
-----Makassar sapo terulang, Rabu pagi, 18 Okt 2012 . 09:18.---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar