Kita berdiri didua tempat beda,
menyilang dari siku ke sisi,
membiaskan harap yang semu,
pada selentingan fakta yang mengurai sukma,
masih saja keliru menterjemahkan makna,
saat sapa berintonasi gemulai,
kitakah yang sesungguhnya dibelakang nuansa,
hingga tega menikamkan perih pada hidup yang cuma sepenggal.
Angin bertiup kemana ia suka,
melanglangbuana tak jelas datang dan perginya,
tetapi sesungguhnya ia melaksanakan fatwa,
sejalan dengan pakem sang Pemilik Kodrat,
lalu mengapa kita sepertinya lebih nisby ,
dari segala ketidakadaan karma,
jika begitulah adanya untuk apa hukum putih hitam,
siang dan malam dirancang Sang Pencipta,
maka kupesankan padamu duhai peratap malam,
datang dan pergi siapa pula yang tau,
tapi akhir adalah kepastian atas kodrat,
untuk apa semua kerak sampah dikumpulkan,
sementara kesia-siaanlah dipenghujungnya...
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / Putra fajar.------
-----Makassar sapo terulang, Minggu malam 07 Okt 2012 . 22:30.--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar