RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 20 Mei 2021

Cermin - AZAB SEORANG PENDUSTA Oleh : Tati Kartini


 

   TUMBEN, pagi-pagi sekali Mas Adi suamiku sudah bangun dan berkemas. Melihat pemandangan yang tak biasa, kucoba menyapa manja Mas Adi. "Selamat pagi, Sayang, bukankah kamu tak jadi berangkat naik gunung? Pending saja sampai musim panas, Yank, aku kuatir musim hujan pasti jalannya licin."

Sudah sebulan ini Mas Adi selalu menghabiskan waktunya menatap layar ponsel. Katanya sih sedang membicarakan rencana reunian dan berencana untuk naik gunung bersama teman-teman sekolah semasa dia SMA. Jujur aku merasa janggal melihat perilaku Mas Adi. Akhir-akhir ini dia tampak cuek dan tidak peduli kepadaku.

"Yank, begitu sibuknya kamu sampai tak peduli padaku? Rasanya aku seperti sedang dimadu," kataku lagi.

"Kamu tuh kebiasaan, jangan sembarang bicara, kata-kata itu doa!" sentak Mas Adi.

"Aku hapal sifatmu, bukankah hal ini sudah berulang kali terjadi?" Aku bertanya sekaligus mengingatkan tentang kebiasaan buruknya yang hobby berselingkuh.

"Jaga bicaramu, jangan ngeres, aku tidak punya pikiran mesum, WALLOHI!" Seperti biasa, Mas Adi berusaha meyakinkan aku dengan sumpahnya. Aku memang sering tak berdaya bila dia telah melempar sumpah atas nama Allah.

Mas Adi hapal betul kelemahanku. Sebab jauh di lubuk hati, aku hanya percaya atas kebesaran nama-Nya.

Begitulah, tanpa menghiraukan kekhawatiranku, dia pun berlalu pergi. Tuhan, ulah apa lagi yang direncanakan? Sulit untuk mempercayai Mas Adi yang terlalu sering berdusta.

***

Kecurigaanku belum menghilang, tiba-tiba sebuah pesan masuk dengan foto profil seorang wanita cantik menghiasi ponselku.

[Kak, sudah berapa lama menikah dengan mas Adi?] Kuamati foto profil wanita itu, tampaknya dia masih satu grup politik denganku.

Merasa teman satu grup, aku menjawab juga walau dengan perasaan aneh. [Empat tahun] ku tulis jawabku pendek.

[Sudah lama juga, ya?]

[Iya, ada apa sebenarnya, Dik?]

[Suamimu lagi dekat dengan seorang janda, dia admin di grup kita] ujarnya, membuat aku terkejut.

Lalu, aku langsung teringat ketika buka daftar anggota, ternyata suamiku yang baru masuk sebulan sudah diangkat menjadi admin. Dengan perasaan heran aku bertanya kepada Mas Adi.

"Yank, sejak kapan kamu jadi admin? Aneh, anggota lama aja yang sudah senior banyak kenapa harus kamu yang baru sebulan jadi anggota?"

"Gak tau juga, dia bilang aku potensial jadi admin." Mas Adi menjawab sekenanya. Aku mulai merasa ada yang tidak beres antara Mas Adi dengan Si Mey Mey admin grup tersebut.

Beberapa teman di grup mulai curiga, begitupun aku. Kukeluarkan segenap keahlian untuk menginterogasi. Hingga akhirnya Mas Adi mengakui memang dia berpacaran dengan Si Mey Mey.

Dari beberapa Informasi yang aku dapat dari temannya, ternyata Si Mey Mey sudah sembilan tahun menjanda.

Kucoba menghubungi dan mengingatkannya, tapi dia sudah gelap mata karena mendengar rayuan gombal Mas Adi yang terkenal sebagai pujangga cinta.

Dengan perasaan sakit yang tak terkira kubiarkan saja ulah mereka. Aku mengalah untuk selamanya.

Terlalu lelah merasakan ulah Mas Adi, karena bukan hanya sekali ini saja dia berkhianat.

Aku pasrah atas kehendak Illahi, biarlah mereka merasakan azabnya sendiri. Selamat tinggal Mas Adi, aku pergi jangan kaucari.

~~~Tamat

#Cermin (Cerita Mini)
AZAB SEORANG PENDUSTA
Oleh : Tati Kartini

TATI KARTINI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar