RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 20 Mei 2021

Cerpen: KESENGSARAAN MEMBAWA NIKMAT Karya : Siamir Marulafau


 

   DI saat mentari menyinari bumi,awan menyongsong langit biru sepertinya kesibukan para petani di ladang Padang panjang, sebuah desa terkenal dengan adat kampungnya.Bak kata pepatah mengatakan 'Manusia hidup tanpa adat berarti biadab'.Ungkapan inilah membuat salah seorang teman sejawatku bernama Dodi datang ke kampung halamanku sekitar dua tahun yang lalu merasa terheran-heran dan tertegun melihat situasi kampungku.Aku pun sempat mengulurkan waktuku bercerita kepadanya tentang kampung halamanku.

"Eddy, aku heran sekalilah semenjak kita tinggal beberapa hari di kampung ini,kelihatannya orang-orang di desa ini sangat sopan-sopan dan ramah,ya Ed." kata temanku itu.

Lantas aku juga tak tinggal diam dan memberikan respon kepadanya bahwa memang begitulah Dodi,aku pun merasa terkesima melihat situasi di sini walaupun kampung ini kampungku sendiri.Tapi yang paling seru lagi, ya kebetulan yang aku kenal di sini seorang anak juragam yang kaya di kampung ini bernama Eni Laia,dia cantik dan baik hati.Dia juga seorang guru di kampung ini dan mengajar di SMP Negeri XI.

"Wah,Edy. Kalau begitu kamu punya teman di kampung ini?"

"Secara kebetulan saja itu dan memang aku sangat mengenal keluaga
perempuan itu".

Kadang-kadang bila aku ke rumah mereka, orang tuanya sangat senang padaku dan begitu juga adik-adiknya.Setahuku mereka ramah dan tidak sombong walaupun mereka kaya di kampung ini.Kata ayahku,mereka dulunya orang miskin tetapi mereka bekerja keras di ladang dengan tekun sehingga hasil ladang mereka sangat menguntungkan dan dari hasil ladang itulah orang tuanya membuat modal untuk berdagang dan lama-lama mereka menjadi kaya di daerah ini.Kemudian setelah orang tuanya naik daun, Eni Laia juga tak tinggal diam dan dia melanjutkan studinya di FKIP Padang.Beberapa tahun kemudian dia lulus dari perguruan itu dan diangkat menjadi salah seorang tenaga pengajar SMP di kampung ini.

"Oh,gitu ceritanya Eddy,menarik juga deh,".

"Iya,Dodi.Kalau mau ingin kenalan,ya, biar kuperkenalkan kamu sama keluaga mereka.Nanti kan kamu tahu bagaimana situasi dan keadaan keluarga itu"

" Hemat saya, kamu kan juga mencari jodoh, iakan?" kataku sama Dodi.

Tapi dodi berkata "Ada-ada saja kamu Eddy. Kalau begitu,tak mengapalah dan aku hanya bercanda saja."

"Oh, teringatnya,Eddy, kamu katakan bahwa orang tuanya seorang juragam dan mengapa mereka cepat sekali kaya raya di kampung ini.Kamu bilang keluarga itu adalah petani dulunya tapi kok begitu jadinya?"

"Jangan heran Dodi,nasib manusia ini kan berubah-ubah dan tidak sama, iakan?Tapi yang paling penting diingat bahwa manusia itu,siapa pun dia harus berusaha dan tidak mungkin Tuhan datang ke muka bumi ini langsung mengubah nasib seseorang jikalau dia tidak mengubahnya sendiri, iakan? Karena usaha itu sangat penting dalam diri manusia.Tanpa berusaha berarti hamba Allah ini akan terpojok dan jatuh miskin. Itulah perinsip yang selalu di pakai oleh Pak Ahmad, Bapaknya Eni Laia setahuku karena perinsip demikian selalu diberitahukan padaku dan aku juga, Dodi selalu menyimpan kata-kata itu.Aku pikir itu kan paling bagus bila kita terpkan dalam hidup kita sehari-hari."

"Apa pun yang kau katakan,Eddy adalah benar dan aku pun setuju.Itu pulalah petuah orang tua yang harus kita tanamkan dalam diri kita supaya kelak sukses dalam hidup".

"Betul sekali Dodi dan biar kamu tahu bahwa sejak kecil aku tinggal di kampung ini, aku selalu bermain ke rumah mereka dan aku tahu athu semua keadaan keluarga mereka. Dulunya, memang mereka sangat miskin tapi sekarang jangan tanya dan itulah orang-orang yang gigih. Meskipun mereka sengsara dulunya tapi membawa nikmat dan bahagia selanjutnya karena mereka sangat tekun bekerja dan gigih dalam mengerjakan apa pun yang halal di mata Allah dan bukan yang haram-haram.Kita lihat pada zaman sekarang, banyak orang kaya tapi kekayaan mereka diperoleh dengan jalan yang tidak halal dan ada juga sebahagian mereka yang kaya memperoleh kekayaan mereka dengan hasil korupsi dan apa jadinya?"

"Sepakat Eddy,benar sekali dan kisah hidup Pak Ahmad Laia itu yang kamu ceritakan bisa dijadikan panutan oleh semua orang supaya mereka tahu tentang perjuangan hidup ini dan ini baru dikatakan kaya bersih, yaitu bersih dari KKN dan hasilnya pun selalu diridoi oleh Allah SWT".

"Memang payah mendapatkan prinsip hidup Pak Ahmad ini,Dodi. Aku pun salut melihat Bapak itu.Dia sekarang menjelang usia 50 tahun dan Erni kurang lebih 30 tahun usianya, dia masih muda.Dia punya adik laki-laki bernama Hafiz Laia berumur 22 tahun dan sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Padang. Orangnya juga ganteng dan sangat ramah pada setiap orang. Aku sangat senang padanya dan kadang juga aku mengajaknya main-main di ladang untuk bercocok tanam dan sambil makan ubi bakar. Pada sore harinya, kami pulang ke rumah dan jika malam minggu, kami duduk di teras rumah mereka dan sambil main gitar dan dari situlah aku makin kenal dengan kakaknya Eni Laia,orang ramah dan tak pernah menyakiti perasaan orang lain. Pokoknya, dia selalu bergaul dengan teman-temannya. Aku juga mengenal nama di face book dan selalu memberikan komentar pada beberpa puisi yang ditulis oleh seorang penyair menuliskan puisi Penyair Dalam Lingkaran Cinta."

"Oh, mantap sekali,Eddy, aku jadi pepingin kenal dengan dia"

"Ok, Dodi, kalau tak sekarang,kapan-kapan kamu datang kemari lagi akan kuperkenalkan kamu pada keluarga mereka."

"Betul,juga ya,Eddy.Tak apalah, aku akan libur pada bulan Juni tahun depan dan aku akan kontak kamu untuk balik ke sini lagi, ya Eddy. Terserah kamu, kalau aku kapan saja ada waktu dan kuajak kamu pergi di sini lagi. Ok,Eddy,tapi teringatnya, kita akan balik ke kota besok, kan? Kita naik apa sampai ke kota karena kami kuliah pada hari Senin dan alangkah baiknya kita sudah sampai sebelum hari Senin.

"Tak usah khawatir Dodi, kita kan diantar oleh Pak Ahmad. Dia punya supir pribadi namanya Agus, dan aku sudah kontak mereka sebelumnya."

"Wah, bagus sekali,Eddy.Aku pikir kita naik becak, padahal kamu sudah mengatur segalanya. Memang kamu seorang teman yang baik dan aku benar-benar salut pada kamu.Bagaimna pun, aku tak akan melupakan budi baikmu,tapi bila kita sudah sampai ke kota,Eddy. Kita lebih baik singgah ke Swalayan untuk membeli oleh-oleh buat Pak Ahmad sekalipun bukan Tuan Ahmad yang mengantarkan kita tapi kan bisa dititipkan sama supirnya,kan?"


"Ok, terserah kamu,Dodi.Kalau memang begitu prinsipmu, ya aku hanya turut saja.Aku pikir prinsip itu sangat bagus apalagi kita diantar sampai ke kota dan wajar bila kamu membeli oleh-oleh buat mereka,, terutama buat Eni Laia, iakan?"

"Eddy, jangan kamu sepelekan aku,yaEddy, aku bisa marah".

"Lo!,yang kubilang ini kan benar, iakan?"

"Iya, tapi entahlah,Eddy. mengapa hatiku sudah mulai tersentuh pada Eni Laia. Meskipun aku belum bertemu muka hanya melalui face book saja. Makanya, aku pun menuliskan puisi buat dia bertajuk Kaulah Marwarku. Bagaimana ini,Eddy?"

"Wah, baru terbongkar ceritanya, ya Dodi. Kamu bilang tak mau tapi nyatanya kamu sudah mulai jatuh cinta kepadanya." Tapi namun demikian tak usah khwatirlah aku akan bereskan semua karena dia kan kenal padaku dan aku akan katakan kepadanya bahwa ada seorang temanku ingin berkenalan dengan anda, namanya Dodi, seorang penyair masa kini.Pokoknya, kita akan ke mari lagi pada bulan Juni sesuai dengan apa yang kamu janjikan padaku,iakan?"

"Ok, kalau begitu Eddy.Aku setuju dan segalanya bisa diatur kemudian dan yang paling penting kita harus kembali ke kota karena perkuliahan sudah mulai hari Senin. Berhubung sudah larut malam, kita lebih baik beristirahat karena besok pagi kita sudah meninggalkan kampung ini. Selamat malam."

End


#Cerpen
KESENGSARAAN MEMBAWA NIKMAT
Karya : Siamir Marulafau
sm/29112013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar