'CINTA memang buta ',kata salah seorang pujangga Inggeris, tapi walaupun demikian cinta itu juga kadang membawa nikmat dan kadang juga membawa sengsara.Istilah ini tak asing lagi dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan masyarakat awam, masyarakat elit, toh cinta itu berbeda ragam dan tergantung pada yang mencintai dan yang dicintai."Cinta itu sebenarnya adalah sesuatu yang mengalir dalam lubuk perasaan yang sangat mendalam" kata seorang teman saya bernama Edison, yang kebetulan baru saja menamatkan studinya pada salah satu perguruan tinggi di USA.Dia selalu membaca banyak buku yang berhubungan ilmu Humaniora dan politik walaupun dia bukan pada jurusan sastra dan politik.Begitu sibuknya dia mempelajari ilmu Psikologi, dia menyempatkan watunya membaca buku-buku yang berhungan dengan kisah cinta dalam berbagai novel.Tapi setelah dia pulang dari USA, kami jumpa di persimpangan dan mengajakku makan di sebuah restauran terdekat di kampus saya dan aku sangat kaget jumpa dengan dia seakan-akan rasa kerinduan itu bercahaya lagi sepertinya mentari menyinari bumi, terang benderang dan betapa gembiranya aku karena kami sudah sekian tahun tak jumpa-jumpa.Dia adalah teman akrabku di waktu aku duduk di bangku kelas III SMU Khalsa beberpa tahun yang silam, dan tahu-tahu dia sudah menjadi magister di bidang ilmu Psikologi.
Setelah kami masuk di sebuah restauran pada siang hari itu, Edison bertanya padaku,"Nasrul, berapa lama kamu belajar ilmu sastra?"
Aku jawab sambil minum segelas teh. "Aku menyelesaikan studiku di bidang ilmu sastra selama 4 tahun"
"Lantas, sastra apa saja yang kamu pelajari,Rul?"
"Sastra Inggris.Itu pun hanya sampai pada level strata satu(S1)"
"Wah,hebat betul kamu,Nasrul. Aku banyak membaca karya-karya kamu di majalah Times Newyork,dan kamu banyak menceritakan tentang kisah cinta remaja pada masa sekarang.Aku juga senang membacanya,Rul.Biar anda tahu aku bercerita padamu bahwa semenjak aku berada di USA, aku melihat teman karibku juga bernama John dan Margareth.Mereka adalah sangat bersahabat pada mulanya, tapi lambat laun menjadi intim.Mereka saling mencintai.Kisah cinta mereka nyata betul aku saksikan karena mereka adalah sangat akrab denganku."
"Oh, menarik sekali Son,apa kira-kira kisahnya itu?"
"Pokoknya, serulah.Karena temanku itu hampir bunuh diri, dan teman perempuannya gila dan terpaksa di bawa ke rumah sakit gila dan sampai sekarang belum juga sembu-sembuh."
"wah! Seru bangat ya, Edison. Kalau begitu apa sih, ceritanya?"
Mendengar ini, Nasrul juga penasaran karena dia ingin mengetahui mengapa sampai perempuannya gila. Ini kisah cinta yang luar biasa sepertinya kisah cinta yang tak dapat dilupakan dan dipisahkan ibarat kulit dengan daging.
"Edison, jangan buat aku penasaran. Kita kan sambil makan dan alangkah baiknya bila kamu ceritakan padaku tentang itu semua."
"Ceritanya amat menyedihkan Rul karena John dan Margareth ini adalah sama-sama berasal dari daerah yang sama ,yakni dari daerah Mississipi,dan orang tua Margareth sangat miskin sedangkan orang tua John sangat kaya.Tapi walaupun Margareth ini miskin orang tuanya namun dia tidak patah semangat.Dia tetap berjuang dan bekerja di sebuah bar di kota New York selama beberapa tahun. Selama dia bekerja di sana, dia banyak membuahi hasil sehingga dia banyak menyimpan dolar di bank untuk biaya perkuliahannya pada masa akan datang.Dia ingin melanjutkan studinya di Universitas Washington dalam bidang ilmu Psikologi.Cerita demi cerita,ya maklum saja ya Rul,namanya orang kerja di Bar, tentu banyaklah pergaulan, dan dia kenal seorang yang kaya raya dan sangat menolongnya terutama dalam masalah keluarga.Mungkin karena Margareth cerita kepada Tuan Davison tentang keluarganya dan Margareth bisa terbantu sedikit.Tapi namanya bantuan mengalir terus menerus sementara Tuan Davidson sudah mulai menaruh perhatian pada Margareth meskipun tak ada rasa cinta dalam perasaan Margareth tapi Karena Tuan Davidson sangat pandai merayu cewek cantik belia ini, akhirnya hati Margareth luluh bagaikan deburan ombak menerpa pantai menyambut cinta Davidson meskipun Davidson sudah punya putra tunggal semata wayang bernama Jhon.Ya, namanya budaya Timur dengan Barat agaknya jauh berbeda, Nasrul, dan tidak salah bila Margareth tercicipi oleh Tuan Davidson.Sungguh malang nasib temanku,Jhon mencitai Margareth pada awal musim semi mereka pergi di sebuah taman tak begitu jauh dari kampus kami,dan di situlah mereka mengadu nasib sehidup semati.Margareth sangat simpatik bersahabat dengan Jhon dan akhirnya mereka menjadi teman yang intim tak dapat dipisahkan.
Aku pun terheran-heran dan terus berkata pada Edison,"Jadi kalau begitu bagaimana kelanjutan ceritanya. Aku sungguh tertarik mendengar kisah demikian,Son."
"Ya, tenang sajalah,silahkan habiskan dulu kopinya, kan masih banyak lagi, iakan?"
Setelah menyirup kopi Edison kembali bercerita, "Tapi, biar kamu tahu ya Nasrul, yang paling seru lagi ketika kami hampir tamat di perguruan itu.Maksudku di Universitas Washington,Jhon bercerita padaku bahwa pada akhir bulan Desember tahun depan, dia akan melanjutkan pernikahannya dengan gadis yang dicintainya,yaitu Margareth. Untuk itu, dia harus memperkenalkan Margreth kepada kedua orang tuanya, terlebih lebih kepada Bapaknya, yaitu Tuan Davidson. Niatnya itu terkabul bahwa dia harus melamar Margareth karena kedua orang tua Margareth setuju bila John ini teman hidup Margareth karena John adalah seorang yang baik budi, jujur, ganteng dan sangat ramah kepada semua orang.Tapi apa yang terjadi,Rul? Bak kata pepatah mengatakan, mujur tak dapat diraih malang tak dapat ditolak.Tahu-tahu suasana pada malam peminangan gadis belia ini menjadi malam yang sangat malang bagi temanku Jhon karena calon istrinya melarikan diri dengan tiba-tiba di saat John memperkenalkan calon istrinya kepada Bapaknya,dan Margareth sangat malu setelah bertatap pandang dengan Tuan Davidson. Apa mau dikata, John sebelumnya tak tahu bahwa ada hubungan batin antara Margareth dengan orang tuanya sendiri.Dalam perasaan Margareth,kan tidak mungkin Davidson menjadi mertuanya sementara hubungan mereka masih terjalin intim bagaikan makan buah simalakaman, maju kena mundur kena, iakan Nasrul".
"Wah!Seru bangat itu cinta,Edison. Jadi, bagaimana selanjutnya? Apakah mereka tetap juga menikah?"
"Tentu saja tidak, donk, mana mungkin mereka bersatu lagi?"
" Kasihan juga ya, sama teman kamu itu, Jhon"
"Biar kamu tahu, Nasrul.Temanku,Jhon itu sudah hampir bunuh diri dengan membeli racun tikus dan untung juga pada malam itu kuselamatkan dia.Kalau tidak, ya habislah dia.Aku juga turut prihatin, kok mereka nampaknya kurang saling terbuka antara satu dengan lainnya.Maksudku,mengapa Margareth tidak menceritakan pada John masalah hubungannya dengan Tuan Davidson pada awalnya, kan Jhon ini tak akan korban dan begitu juga Margareth.Tapi yang paling seru lagi, Rul.Tiga bulan kemudian, aku dengar khabar dari salah seorang teman perempuan Margareth bernama Sylvia mengatakan Margareth telah diopname di rumah sakit gila karena urat syarafnya terganggu.Ini juga menunjukkan bahwa dia sangat mencintai Jhon, tapi apa boleh buat. Maksud hati nak meluk gunung apa daya tangan tak sampai, iya kan Nasrul?"
"Betul sekali, Edison. Kasihaan juga pada kedua temanmu, itu ya,dan itulah kalau asmara sudah bergelora sehingga dunia kabur dan kadang tersenyum dan kadang menangis seolah-olah cintanya hanya jumpa dipersimpangan dan sangat sakit bila hal ini terjadi dalam diri kita".
"Sepakat, cinta itu buta"
"Benar,Rul. Makanya aku juga sangat berhati-hati kalau bercinta. Soalnya kalau ini terjadi dalam diriku,apa yang harus kubuat?"Aku, kemungkinan akan juga bisa bunuh diri tapi walaupun demikian kita juga orang yang taat beragama, Rul.Dalam agama Islam, seperti kamu ini Rul kan sangat pantang dan dosa besar dalam ajaran Islam,iakan? Kami juga dalam agama Nasrani sangat terlarang bunuh diri apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru, kita umat kristen harus taat beribadah kepada Tuhan dan banyak mengenang dosa-dosa masa lalu dan meminta ampun pada Tuhan penyelamat supaya masuk surga Bapak."
"Betul sekali apa yang ada katakan,Edison. Kami dalam ajaran Islam sangat tercela bunuh diri dan itu tidak akan diampuni oleh Tuhan karena bunuh diri itu adalah salah satu dosa yang paling besar dalam ajaran Islam......Ok, Edison, nampaknya sudah menunjukkan pukul 3.30 dan aku harus balik lagi ke kampus karena ada urusan yang penting.Selamat Tinggal."
End
#Cerpen
CINTAKU DI PERSIMPANGAN
Karya : Siamir Marulafau
sm/02122013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar