SENJA menjelang adzan maghrib tiba, dua anak si hitam tetiba keluar dari gudang kamarnya.
"Sssttt, ayo masuk lagi tugu mama kamu akan pulang sebentar lagi."ujarku sambil kembali memasukkan keduanya ke dalam kamarnya.
Terdengar adzan maghrib berkumandang aku siap di atas sajadah untuk melaksanakan perintah shalat maghrib. Sempat kulihat dari celah jendela kamarku kedua anak si hitam sudah ada di halaman, santai berdua seakan tengah menikmati kebebasan. Memang mereka baru berumur seminggu, ini hari pertama mereka bisa keluar rumah.
Dan hari pun mulai gelap. 'Sudahlah biar mereka bahagia sejenak, mereka terlihat senang, santai di halaman' begitu bisik hatiku.
Aku pun melaksanakan shalat dengan tenang. Ditengah doaku, tetiba ku dengar isakan perlahan di depan pintu kamarku yang menghadap ke halaman.
Kubuka pintu untuk memastikan. Aku terkejut melihat anakku sedang berjongkok sambil terisak.
"Ada apa nak? Innalillillahi wainnaillaihi rojiun, kenapa si hitam?."
"Keserempet mah, aku gak lihat ada si hitam." Anakku terus terisak sambil mengelus-elus kepala si hitam.
"Sudah nak, lebih baik istirahat dulu kamu masih capek. " Aku menenangkannya, dia bergeming.
Dia beranjak untuk menggali kuburnya saat itu juga, isakannya terus terdengar.
Si hitam memang kucing kesayangannya, induknya berwarna hitam legam namun dia kucing yang baik hati dan tidak nakal. Begitupun kedua anaknya, berwarna hitam legam persis seperti induknya. Kami semua menyayangi si hitam. Kedua anaknya di kubur kan tanpa setahu induknya, yang sedang pergi keluar. Entah bagaimana caranya nanti aku harus menjelaskan pada induknya, kalau kedua anaknya sudah meninggal.
'Maafkan aku ya hitam, tidak bisa membantu menjaga anakmu' Aku bergumam sendiri, air mataku pun bergulir.
~End
#Cermin (Cerita Mini)
SI HITAM
By : Tati Kartini
Jakarta, 23 Desember 2019
TATI KARTINI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar