Saatnya pulang
singgahkan rasa yang penatkan sekujur jiwa
dari benturan debu jalanan dan lumpur hiruk pikuk nikmat kota
seringkali peperangan dimenangkan sisi manusiawi,
lalu seluruh tubuh rasanya terbakar saat terpaku dijalan buntu
menutupi corak ragam ketidakmampuan
apalagi sebuah kegagalan, apapun dihalalkan
giliran sisi gelap menawarkan jasa tanpa syarat didepan
masuk perangkap,
semua jalan seperti dibukakan
langsung mengarah ketujuan akhir
maka berubahlah akal, budi dan akhlak insani
kucatat itu setelah kembali dari moksa rohani
dua pertiga koloni ini mengacungkan tinju,
saat kucoba bersikap munafik,
menawarkan hati nurani,
siapa rela membelaku ?
---oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham/ putra Fajar--
---Makassar, Minggu sore , 15 July 2012. cttn harianku.-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar